Anda di halaman 1dari 6

DRAMA : TIMUN MAS

Posted by ptkmakalah pada Juni 19, 2009


DRAMA
TIMUN EMAS
Disusun Oleh:
..
Sekolah Menengah Pertama Negeri
TIMUN EMAS
Di tengah hutan hiduplah seorang suami istri, sudah 10 tahun mereka
menikah, tetapi mereka belum juga diakruniai seorang anak dan
mereka sangat menginginkan seorang anak. Ketika sang istri seang
mencuci, dia mendengar suara aneh agar suami istri tersebut datang
ke seorang kyai di tengah hutan sebarang.
Ibu : Sudah 10 tahun kita menikah, tetapi kenapa belum juga
mendapatkan putra.
Kyai : Datanglah kepadaku bila engkau ingin mendapatkan seorang
anak, aku berada di tengah hutan sebarang itu.
Ibu : Siapa sebenarnya kau ini?
Kyai : Kau tidak perlu tahu siapa aku , nanti aku akan tahu siapa aku
sebenarnya, bila engkau datang menemui aku (Lalu ibu tersebut
pulang kerumah)
Setelah menedengar suara anaeh tersebut sang ibu langsung pulan
gkerumah dan bicara kepada sang suami.
Ibu : Pak pak kau dimana (Sambil tergesa-gesa).
Bapak : Ada apa? Kok ibu tergesa-gesa).
Ibu : Tadi waktu ibu mencuci, ibu mendengar suara aneh.
Bapak : Suara apa itu?
Ibu : Ibu juga tidak tahu tapi suara itu menyuruh kita untuk pergi ke
hutan sebrang.
Bapak : Hutan sebarang?
Ibu : Ya, katanya.
Bapak : Apa ibu yakin?

Ibu : Ya Ibu yakin Pak.


Bapak : Bailah besok kita kesana.
Ibu : Ok!
Keesokan harinya, mereka berdua pergi kehutan. Sesampainya disana
mereka bertemu dengan seseorang Kyai. Namun penampilannya agak
luar biasa.
Bapak : Asslaamualaikum.
Kyai : Waalaikumsalaam.
Ibu : Apa kyai yang memanggil kami kemari?
Kyai : Ya benar, ibu benar, benar sekali.
Ibu : Mengapa engkau panggil aku kemari, apa engkau benar-benar
ingin membantu kami untuk mendapatkan seorang anak?
Kyai : Ya
Bapak : Terima kasih Kyai., kami akan memberikan apapun yang
Kyai minta.
Kyai : Tidak, aku tidak akan meminta apapun pada kalian.
Ibu : Maksud Kyai?
Kyai : Kalian harus rajin shalat termasuk shalat malam, insyaAllah,
Allah akan memberikan kalian keturunan.
Bapak : Baiklah Kyai kami akan lakukan itu.
Setelah mereka pulang dari rumah Kyai di hutan sseberang, tiba-tiba
datanglah seorang raksasa dan mereka sangat terkejut.
Bapak : Siapa kau, jangan ganggu kami.
Buta Ijo : Aku adalah raksasa penjaga hutan ini.
Bapak : Apa maksaudmu.
Buta Ijo : Aku tahu kalian ingin sekali mendapatkan seorang anak,
aku akan membantu kalian dan kalian akan segera mendapatkan
seorang anak.
Bapak : Baiklah bila itu mau kamu.
Buta Ijo : Nanti malam aku akan mendatangimu lagi.
(Raksasa, ibu dan Bapak pergi).
Setelah Buto ijo itu pergi, maka sepasang suami istri tersebut cepatcepat pulang kerumah. Setelah malam datang, suami istri itu mulai
menunggu kedatangan si Buto Ijo.
Buto Ijo : Hai manusia!!
Ibu dan Bapak : Buto Ijo, apakah engkau benar-benar mau membantu
kami?

Buto Ijo : Apa syaratnya. Pakai BPKB gak?


Buto Ijo : wah syaratnya mudah. Tanpa uang muka, tanpa jaminan
BPKB dan tanpa angsuran. Syaratnya hanya satu. Kalau anakmu nanti
laki-laki boleh kau ambil. Tapi kalau anakmu perempuan, dalam 10
tahun kamu harus menyerahkkan adaku.
Ibu : Baiklah Buto Ijo, aku terima syarat itu.
Bapak : Tapi
Ibu : Baiklah Buto Ijo
Pada malam harinya suami istri tersebut tak bisa tidur, karena mereka
senang sebentar lagi mereka akan mendapatkan seorang anak.
Setahun kemudian istri petani itu melahirkan seorang anak.
Sayangnya yang dilahirkan adalah anak perempuan. Anak itu
diberinama Timun Emas.
IBu : Wah anak kita cantik sekali ya Pak?
Bapak : Iya? Tapi yang aku pikirkan adalah besok 10 tahun lagi.
Ibu : Iya, Pak ya Gimana nih?
Bapak : Aku juga agk tahu bu
Bapak : Baiklah Kyai akan lakukan itu.
Setelah 10 tahun Timun Emas menjadi seorang anak yang sangat
cantik dan baik hati. Orang tuanyapun jadi iba melihatnya. Apakah
nanti dia akan diambil Buto ijo?
Timun emas : Ibu, Timun emas pergi keladang ya, mau ambil tomat
dan jagung.
Bapak : Ya hati-hati ya nak (Timun emas pergi).
Ibu : Pak gimana tentang anak kita? Sudah 10 tahun aku bermimpi
Timun emas dikejar-kejar Buto Ijo.
Bapak : Sudahlah bu tengan saja.
Di Hutan
Timun emas : Na Na Na Na
Kyai : Hai cucuku kemarilah.
Timun emas : Ada apa Kek?
Kyai : Sampaikan pada ibumu. Bila ingin bantuan datanglah padaku.
Timun emas : Memangnya ada apa kek?
Kyai : Sudahlah kau tak perlu tahu. Sekarang kamu pulang
Timun emas : Ya baik Kek..
Di Rumah
Timun emas : Ibu ibu. Ibu.

Ibu : Ada apa nak?


Timun emas : Timun emas tadi bertemu seorang kakek , katanya kalau
ibu minta bantuan ibu disuruh menemuninya.
Ibu : Oh Kyai itu (berbicara lirih).
Timun emas : memangnya ibu punya masalah apa?
Ibu : Tida ada. Cumamasalah ladang.
Timun emas : Oh gitu.
Selang beberapa hari kemudian. Buto Ijo datang kerumah suami istri
tersebut. Buto ijo datang untuk menagih janji.
Buto Ijo : Hai manusia. Aku datang untuk menagih janji. Mana si
anak perempuanmu yang bernama Timun emas itu. Waktunya sudah
habis bersama kalian.
Ibu : Pak, dia datang bagaimana ini?
Bapak : Anak kami belum siap untuk dibawa. 5 hari lagi datanglah
kemabali
Buto Ijo : Ok, 5 hari lagi. I will come here. Aku akan datang kesini.
Tepai kalian. Kalau tidak istrimu akan jadi santapanku (pergi).
Timun emas : Siapa itu bu? (bangun dari tidurnya)
Ibu : Timun emas anakku ibu dan Bapak ingin bicara denganmu.
Timun emas : Tentang apa?
Bapak : Begini anakku, sebenarnya Bapak dan Ibu telah berjanji
kepada Buto Ijo, untuk menyerahkan kamu kepadanya setelah 10
tahun.
Ibu : Maafkan kami anakku
Timun emas : Tidak Ibu, ibu dan Bapak tidak bersalah. Mungkin ini
memang sudah takdir Timun emas untuk ikut raksasa itu.
Ibu : Tapi Timun emas. Ibu tak rela menyerahkanmu pada dia.
Bapak : Sudahlah bu lebih baik kita istirahat dulu.
Setelah lima hari kemudian Buto Ijo itu datang lagi
Buto Ijo : Sekaang akau mau menagih ajnjimu manusia.
Ibu : Maaf Pak To, eh Buto, si Timun emas belum selesai
menyiapkan bekalnya (Buto Ijo pun marah)
Buto Ijo : Aaghh bekal apa lagi? (dengan nada keras)
Bapak : Maaf Buto ijo, anakku masih belum bisa naik motor. Soalnya
aku bisa bonceng dia sebab motorku hanya cukup untuk aku saja
(pergi).
Ibu : Biklah ini pak?

Timun emas : (Datang tiba-tiba) sudahlah Pak, bu? Biarkan aku saja
yang dimakan buto ijo tadi, aku rela kok
Ibu : Tapi ibu tak rela nak
Bapak : Oh ya, kita minta sedikit petunjuk pada Kyai itu. Ibu
Timun emas masih tidur kan?
Ibu : Ya.
Bapak : Gimana kalau kit apegi kerumah Kyai itu?
Ibu : Oh ya. Ayo kita kesana.
Dihutan tempat Kyai itu tinggal
Bapak : Ah, Pak Kyai untung ketemu dijalan.
Ibu : Pak Kyai masih ingat kami kan?
Kyai : Oh tentu saja, lagi pula aku juga sudah tahu maksud kalian
kemari.
Bapak : Benarkah Bapak mau beri semabako pada kami?
Kyai : Ha sembako? Siapa yang bilang akau mau beri kalian
sembako? Bukankah kalian datang kemari untuk masalah Buto Ijo
dan Timun emas?
Ibu : Ya benar, gimana Kyai kami bingung?
Kyai : Begini pak, Bu. Minta pada Allah swt. Mintalah petunjuk
padaNya oh ya, ini aku beri beberapa barang. Tolong berikan pad a
Timun emas pada saat darurat.
Ibu : Terimakasih Pak Kyai
Bapak : Kalau begitu sudah dulu ya Pak Kyai, Assalaamu alaikum.
Kyai : Waalaikumsalam.
2 hari kemudia.
Buto Ijo : Hai manusia cepat serahkan Timun emas padaku!!
Bapak : Tunggu sebentar, Timun emas cepat pergi lewat pintu
belakang! (dengan nada lirih)
Ibu : Bawalah benda-benda ini! Sebarkan satu persatu kalau Buto Ijo
sudah dekat.
Timun emas : Tapi Ibu
Ibu : Sudahlah semoga Allah melindungimu nak!
Bapak : Cepatlah nak!
Timun emas : Doakan aku Ibu, Ayah semoga semog akita dapat
bertemu lagi (Pergi).
Ketika Timun emas pergi lewat pintu belakang, Buto Ijo melihatnya.
Buto Ijo marah dan mengejar Timun emas.

Buto ijo : Hai Timun emas mau kemana kau (dengan nada marah)
akan ku kejar kau!!!
Timun emas : (lari terbirit-birit) wah dia tahu! Gimana nich! Masuk
kehutanaja deh!
Buto Ijo : hei, Timun emas. Kau piker kau bisa lari dariku? Never!
Tidak akan! Ora bakal bisa!
Timun emas : (Ketika Buto Ijo sudah dekat) Wah dia datang! Aku
sebarkan biji Timun ini! (Seketika biji timun menjadi sebuah timun)
lho kok satu! Seharusnya kan dalam cerita Timunya banyak. Dah
biarin aja. Lebih baik aku lari!
Buto Ijo : Hah.. apa ini kok timuny acuma satu! Salah cerita apa ya!
Ah dari pada gak dimakan kumakan saja. Duh sudah Cuma satu pahit
lagi mendingan kukejar timun emas.
Timun emas : What!! Dia semakin dekat! Aku sebarkan jarum ini
saja! Lho kok jadi paku! Sudahlah lebih baik aku lari.
Buto Ijo : Wah padang paku! Oh ya pakai cara! Pakai sepatu anti
paku!
Timun emas : Aduh dia mendekat lagi! Aku sebarkan trasi ini! Lho
kok jadi kertas! Gimana sih! Siapa sih yang nulis naskah Dramanya!
Apa ini tulisannya! (Awas Lumpur Lapindo) Lho kok jadi begini! Ah
lebih baikku ku pajang disini! Saat nya lari!
Buto Ijo : What!! (terkejut melihat tulisan itu) Lumpur Lapindo..!
Lebih baik aku cari jalanlain.
Timun emas : Dia sudah dekat lagi! Ini yang terakhir kali semoga
bermanfaat. Bismillahirrohmannirrohim! Wauu jadi lautan!
Buto Ijo : Timun emas.! Tidak.!! Ampun Timun emas.!!
(Tenggelam).
Timun emas : Akhirnya dia mati juga. (Mengambil HP) Hallo Ibu,
Bapak. Timun emas selamat! Akau akan segera pulang. Naik Adam
Air doakan agar pesawatnya tidak jatuh!

Anda mungkin juga menyukai