Timun Mas B.ind
Timun Mas B.ind
Timun emas : (Datang tiba-tiba) sudahlah Pak, bu? Biarkan aku saja
yang dimakan buto ijo tadi, aku rela kok
Ibu : Tapi ibu tak rela nak
Bapak : Oh ya, kita minta sedikit petunjuk pada Kyai itu. Ibu
Timun emas masih tidur kan?
Ibu : Ya.
Bapak : Gimana kalau kit apegi kerumah Kyai itu?
Ibu : Oh ya. Ayo kita kesana.
Dihutan tempat Kyai itu tinggal
Bapak : Ah, Pak Kyai untung ketemu dijalan.
Ibu : Pak Kyai masih ingat kami kan?
Kyai : Oh tentu saja, lagi pula aku juga sudah tahu maksud kalian
kemari.
Bapak : Benarkah Bapak mau beri semabako pada kami?
Kyai : Ha sembako? Siapa yang bilang akau mau beri kalian
sembako? Bukankah kalian datang kemari untuk masalah Buto Ijo
dan Timun emas?
Ibu : Ya benar, gimana Kyai kami bingung?
Kyai : Begini pak, Bu. Minta pada Allah swt. Mintalah petunjuk
padaNya oh ya, ini aku beri beberapa barang. Tolong berikan pad a
Timun emas pada saat darurat.
Ibu : Terimakasih Pak Kyai
Bapak : Kalau begitu sudah dulu ya Pak Kyai, Assalaamu alaikum.
Kyai : Waalaikumsalam.
2 hari kemudia.
Buto Ijo : Hai manusia cepat serahkan Timun emas padaku!!
Bapak : Tunggu sebentar, Timun emas cepat pergi lewat pintu
belakang! (dengan nada lirih)
Ibu : Bawalah benda-benda ini! Sebarkan satu persatu kalau Buto Ijo
sudah dekat.
Timun emas : Tapi Ibu
Ibu : Sudahlah semoga Allah melindungimu nak!
Bapak : Cepatlah nak!
Timun emas : Doakan aku Ibu, Ayah semoga semog akita dapat
bertemu lagi (Pergi).
Ketika Timun emas pergi lewat pintu belakang, Buto Ijo melihatnya.
Buto Ijo marah dan mengejar Timun emas.
Buto ijo : Hai Timun emas mau kemana kau (dengan nada marah)
akan ku kejar kau!!!
Timun emas : (lari terbirit-birit) wah dia tahu! Gimana nich! Masuk
kehutanaja deh!
Buto Ijo : hei, Timun emas. Kau piker kau bisa lari dariku? Never!
Tidak akan! Ora bakal bisa!
Timun emas : (Ketika Buto Ijo sudah dekat) Wah dia datang! Aku
sebarkan biji Timun ini! (Seketika biji timun menjadi sebuah timun)
lho kok satu! Seharusnya kan dalam cerita Timunya banyak. Dah
biarin aja. Lebih baik aku lari!
Buto Ijo : Hah.. apa ini kok timuny acuma satu! Salah cerita apa ya!
Ah dari pada gak dimakan kumakan saja. Duh sudah Cuma satu pahit
lagi mendingan kukejar timun emas.
Timun emas : What!! Dia semakin dekat! Aku sebarkan jarum ini
saja! Lho kok jadi paku! Sudahlah lebih baik aku lari.
Buto Ijo : Wah padang paku! Oh ya pakai cara! Pakai sepatu anti
paku!
Timun emas : Aduh dia mendekat lagi! Aku sebarkan trasi ini! Lho
kok jadi kertas! Gimana sih! Siapa sih yang nulis naskah Dramanya!
Apa ini tulisannya! (Awas Lumpur Lapindo) Lho kok jadi begini! Ah
lebih baikku ku pajang disini! Saat nya lari!
Buto Ijo : What!! (terkejut melihat tulisan itu) Lumpur Lapindo..!
Lebih baik aku cari jalanlain.
Timun emas : Dia sudah dekat lagi! Ini yang terakhir kali semoga
bermanfaat. Bismillahirrohmannirrohim! Wauu jadi lautan!
Buto Ijo : Timun emas.! Tidak.!! Ampun Timun emas.!!
(Tenggelam).
Timun emas : Akhirnya dia mati juga. (Mengambil HP) Hallo Ibu,
Bapak. Timun emas selamat! Akau akan segera pulang. Naik Adam
Air doakan agar pesawatnya tidak jatuh!