Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Udara merupakan campuran dari berbagai gas secara mekanis. Udara
merupakan komponen yang membentuk atmosfer bumi, yang membentuk zona
kehidupan pada permukaan bumi. Udara terdiri dari berbagai gas dalam kadar
yang tetap pada permukaan bumi, kecuali gas metana, ammonia, hidrogen sulfida,
karbon monoksida dan nitrooksida mempunyai kadar yang berbeda-beda
tergantung daerah/lokasi (Handayani, 2011). Komposisi udara normal terdiri atas
gas nitrogen 78,1 %, oksigen 20,93 %, dan karbondioksida 0,03%, sementara
selebihnya berupa gas argon, neon, kripton, xenon dan helium. Udara juga
mengandung uap air, debu, bakteri, spora dan sisa tumbuh-tumbuhan (Silitonga,
2010).
Sebagai zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan
di permukaan bumi, kualitas udara penting untuk dijaga dan dipantau secara rutin.
Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas udara terdiri dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal terjadi secara ilmiah, seperti debu yang
berterbangan akibat tiupan angin, abu/debu yang dikeluarkan akibat letusan
gunung berapi termasuk gas-gas vulkanik, proses pembusukan sampah organik,
dan kebakaran hutan. Faktor eksternal dipengaruhi oleh kegiatan manusia, seperti
hasil pembakaran bahan bakar fosil, debu dan gas-gas akibat aktivitas industri,
dan pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara. Berbagai bahan
pencemar udara antara lain: oksida karbon (karbon monoksida dan karbon
dioksida), oksida belerang (sulfur dioksida dan sulfur trioksida), oksida nitrogen
(nitrit oksida, nitrogen dioksida, dan dinitrogen oksida), komponen organik volatil
(metan, benzene, klorofluorokarbon, dan kelompok bromin), suspensi partikel
(debu tanah, karbon, asbes, logam berat, nitrat, sulfat), oksida fotokimiawi (ozon,
peroksiasil nitrat, hidrogen peroksida, formaldehid yang terbentuk di atmosfer
oleh reaksi oksigen, nitrogen oksida, dan uap hidrokarbon di bawah pengaruh
sinar matahari), substansi radioaktif (radon-222, iodine-131, strontium-90,
plutonim-239), panas, dan suara. Standar mengenai batas-batas pencemar udara
secara kuantitatif diatur dalam baku mutu udara ambien dan baku mutu emisi.

Baku mutu udara ambien mengatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau
bahan pencemar terdapat diudara namun tidak menimbulkan gangguan terhadap
makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan atau benda. Disamping baku mutu udara
ambien, juga diatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar
untuk

dikeluarkan dari

sumber

pencemaran ke

udara sehingga

tidak

mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, yang disebut dengan baku
mutu emisi (Sugiarta, 2008; Handayani, 2011).
Menurunnya kualitas udara telah menjadi masalah kesehatan masyarakat
terutama di negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor.
Kemajuan bidang industri meningkatkan jumlah alat angkutan baik darat, udara,
air yang semuanya menghasilkan polusi ke udara. Emisi yang dikeluarkan oleh
alat transportasi ini mengandung banyak zat yang pada akhirnya mempengaruhi
kondisi udara sekitar. Zat-zat yang dikeluarkan oleh emisi kendaraan dan industri
ini berupa gas karbondioksida, karbonmonoksida, hidrokarbon, sulfurdioksida,
ozone, nitrogendioksida dan juga partikel debu. Berdasarkan data BPS tahun
1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti Medan, Surabaya
dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap
konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50% (Silitonga,
2010). Pengukuran kualitas udara ambien bertujuan untuk mengetahui konsentrasi
zat pencemar yang ada di udara. Data hasil pengukuran tersebut sangat diperlukan
untuk berbagai kepentingan, diantaranya untuk mengetahui tingkat pencemaran
udara di suatu daerah atau untuk menilai keberhasilan program pengendalian
pencemaran udara yang sedang dijalankan. Untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang valid (yang representatif) , maka dari mulai pengambilan contoh udara
(sampling) sampai dengan analisis di laboratorium harus menggunakan peralatan,
prosedur dan operator (teknisi, laboran ,analis dan chemist) yang dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu sebagai kebutuhan makhluk hidup yang
mempengaruhi kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung,
pembahasan mengenai udara dan kualitasnya terutama di kota besar seperti
Palembang penting untuk diketahui.

Anda mungkin juga menyukai