Anda di halaman 1dari 7

1

1.1

1.2

BUCK CONVERTER

TUJUAN
1.

Praktikan dapat memahami prinsip dasar Buck Converter.

2.

Praktikan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil praktikum.

DASAR TEORI
Pengubah daya DC-DC (DC-DC Converter) tipe peralihan atau dikenal juga dengan

sebutan DC Chopper dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang


bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban. Daya masukan dari proses DC-DC
tersebut adalah berasal dari sumber daya DC yang biasanya memiliki tegangan masukan yang
tetap. Pada dasarnya, penghasilan tegangan keluaran DC yang ingin dicapai adalah dengan cara
pengaturan lamanya waktu penghubungan antara sisi keluaran dan sisi masukan pada rangkaian
yang sama. Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain
adalah switch (solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO.
Secara umum ada dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu penaikan tegangan dimana
tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan masukan, dan penurunan tegangan
dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan masukan.
Buck chopper adalah konverter daya yang digunakan untuk merubah suatu tegangan dc
masukan (Va) ke tegangan keluaran dc yang lebih kecil (Vs). Seperti halnya tranformator pada
tegangan AC. Gambar 3 .1 adalah blok diagram dari buck converter yang berfungsi sebagai
penurun tegangan dan Gambar 3 .2 merupakan skematik pada buck converter.
Supply dc
voltage

Buck
Konverter

PWM
Gambar 3.1 Blok Diagram Buck Konverter

Gambar 3.2 Skematik Rangkaian Buck Converter

Load

Cara kerja rangkaian dapat dibagi menjadi dua mode. Mode 1 dimulai pada saat mosfet
Q1 di-on-kan pada t=0, arus masukan, yang meningkat, mengalir melalui filter induktor L, filter
kapasitor C dan beban resistor R. Mode 2 dimulai pada saat transistor Q1 di-off-kan pada t=t1.
Dioda freewheeling Dm terhubung karena energi yang tersimpan pada induktor dan arus induktor
tetap mengalir melalui L,C, beban dan dioda Dm. Arus induktor turun sampai mosfet Q1 di-onkan kembali pada siklus berikutnya. Rangkaian ekuivalen untuk kerja mode-mode ditunjukan
pada Gambar 3 .3 saat mode on dan Gambar 3 .4. Bentuk gelombang untuk arus dan tegangan
dapat dilihat pada Gambar 3 .5 dan Gambar 3 .6. Untuk arus tetap yang mengalir pada induktor
L, bergantung pada frekuensi pensakelaran, induktansi filter dan kapasitansi, arus induktor dapat
menjadi tidak kontinyu.

Gambar 3.3 Mosfet On Kondisi Mode 1

Gambar 3.4 Mosfet Off Kondisi Mode 2

Tegangan yang melalui induktor L, pada umumnya

Dengan mengasumsikan arus induktor naik secara linier dari I1 ke I2 pada waktu t1.

Atau

Dan arus induktor turun secara linier dari I2 ke I1 pada waktu t2

Atau

Dimana I adalah arus riple puncak ke puncak induktor L. Dengan menyamakan nilai I pada
persamaan menghasilkan,

Subtitusi t1=kT dan t2=(1-k)T menghasilkan tegangan keluaran rata-rata

Dengan mengasumsikan bahwa rangkaian tidak mengalami rugi-rugi,

dan arus masukan rata-rata,

Periode pensaklaran T dapat dinyatakan sebagai berikut,

Yang memberikan arus ripple puncak ke puncak,

Atau

Dengan hukum arus kirchhoff, kita dapat menuliskan arus inductor

Gambar 3.5 Tegangan dan Arus dari Buck Converter

Gambar 3.6 Bentuk Gelombang Arus Induktor

Bila kita asumsikan bahwa arus ripple beban io sangat kecil dan bisa diabaikan, CL ii = .
Arus kapasitor rata rata yang mengalir selama t/2+t/2=T/2 adalah,

Tegangan kapasitor dinyatakan dengan,

Dan tegangan ripple puncak ke puncak kapasitor adalah

Dengan mensubtitusikan nilai I dari persamaan menghasilkan,

Atau

Regulator buck hanya memerlukan sebuah mosfet, sangat sederhana, dan memiliki efisiensi yang
tinggi dari 90%. di/dt atau arus beban dibatsasi oleh induktor L. Namun demikain, arus masukan
tidak kontinyu dan filter masukan biasanya dibutuhkan. Regulator buck memiliki satu polaritas
tegangan keluaran dan arus keluaran yang unidirectional dan memerlukan rangkaian pelindung
untuk kemungkinan adanya hubung singkat pada bila arus yang mengalir pada dioda.

Gambar 3.7 Skematik rangkaian snubber

Rangkaian Snubber ini digunakan untuk meredam (meminimalkan) adanya spike


tegangan ata arus pada kondisi switching ON / OFF. Untuk perhitungan desain rangkaian
snubber adalah sebagai berikut :
Untuk Ion = Io

D = duty cycle

Voff = V in
T=

Untuk pemasangan resistor snubber maka digunakan nilai setengah (1/2) dari nilai perhitungan
resistansi snubber
1.3

RANGKAIAN PERCOBAAN

1.4

DESAIN RANGKAIAN
Vin-min = 15 Volt

Io = 0.5 A

Vin-max = 18 Volt

Frekuensi Pensaklaran = 50.500 Hz

Vo = 10 Volt

Duty Cycle :
D

Vo
Vin - min

10
100% 66,67%
15

Vo
Vin - max

10
100% 55%
18

Nilai arus rata rata induktor dimana R adalah resistansi beban :


iL

Vo
Io
R

iL

10
20

Vo 10

20
Io
0.5

i L 0 .5 A

Nilai Induktor :
Vo V f
1
* Vin _ max Vo *
V
f
in _ max V f

* 1
i
L

dimana : iL ( ripple arus yang diharapkan)


dan Vf = 0,7 Volt (tegangan barrier diode)
pada modul ini, rangkaian didesain tanpa memperhitungkan riple
L 85.10 6 H

Nilai Kapasitor output :


C

Ic rms D .T
Vo

Dimana :
C adalah nilai kapasitor
Irms adalah arus rms kapasitor
Vo adalah ripple tegangan
D adalah duty cycle
T adalah periode
ID peak = Io/D = 0.5/0.5 = 1 ampere
ID rms = ID peak x D = 0.707 ampere
Ic rms = ( ID rms2 Io2)
= (0.7072-0.52)
= 0.25 ampere
Vo 0,013% * Vo
0,00013 * Vo
0,00013 * 10
0,0013

0.25 0.5 .40.10 6


0.0013

C 3846 F

1.5

1.6

ALAT DAN BAHAN


1.

Modul Buck Converter

2.

Power Supply DC

3.

Amperemeter digital

4.

Amperemeter analog

5.

Multitester digital

6.

Osiloskop

LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Buat rangkaian seperti pada gambar rangkaian, atur tegangan input 18 volt frekwensi
switching=50,5 kHz, danatur duty cycle sesuai table, kemudian ukur tegangan output,
arus output danarus input.
3. Amati bentuk pulsa PWM dan tegangan output dengan osiloskop.Gambar di kertas
millimeter.
4. Amati tegangan VDS (drain-source) dan VGS (gate-source)
5. Bandingkan hasil pengukuran untuk beberapa data.
6. Tentukan prosentasi perbedaan hasil pengukuran dengan teori.

1.7

DATA PENGUKURAN

Vin (Volt)

Iin

Duty Cycle

Vo (exp)

Vo(cal)

Io

(A)

D(%)

(volt)

(Volt)

(A)

(%)

18

20

18

30

18

40

18

45

18

50

18

60

Anda mungkin juga menyukai