Anda di halaman 1dari 14

makalah gempa bumi dan mitigasinya

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya
lainnya. Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna
kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia. Di jagat raya ini masih banyak
pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa
bumi dan cara memprediksinya.
Indonesia adalah pertemuan rangkaian sirkum mediterania dan rangkaian sirkum
pasifik dengan proses peembentukan gunung yang masih berlangsung .Oleh sebab
itu ,di Indonesia banyak terjadi gempa bumi . Korban jiwa yang di timbulkan dari
gempa bumi ini mengalami peningkatan dari sekian gempa yang terjadi (gempagempa besar), hal ini disebabkan karena kurangnya wawasan dan pengetahuan
masyarakat terhadap gempa dan cara penanggulanganya, oleh karena itu kami
menyusun makalah ini unutk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap
gempa, serta cara penanggulanganya dan mitigasi yang baik dan benar.

Apa itu gempa bumi ? Apa saja faktor-faktor terjadinya gempa? Bagaimana dampak
yang ditimbulkan gempa bumi terhadap kehidupan manusia ?Bagaimana mitigasi
untuk gempa bumi?menjelaskan penyebab penyebab terjadinya gempa
bumi menganalisis akibat yang di timbulkan gempa bumimendeskripsikan cara cara menanggulangi dan mitigasi terhadap gempa bumi.

A.

Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getran yang dirasakan di permukaan bumi yang di


sebabkan oleh gelombang seismic dari sumber gempa di dalam lapisan kulit
bumi.Pusat atau sumber gempa bumi yang letaknya di dalam bumi disebut

hiposentrum. Daerah permukaan bumi ataupun di dasar laut yang merupakan


tempat pusat getaran bumi merambat disebut episentrum.
Gempa bumi adalah getaran bumi atau getaran kulit bumi secara tibatiba,bersumber pada lapisan kulit bumi (litosfer) bagian dalam, dirambatkan oleh
kulit bumi ke permukaan bumi. Gempa bumi di sebabkan adanya pelepasan energi
yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam kulit bumi secara
tiba-tiba. Gempa bumi termasuk bagian dari tenaga endogen yang merusak,
menyimpang dari sifat tenaga endogen pada umumnya, yaitu membangun tetapi
merupakan gejala sampingan tenaga endogen yaitu tektonisme dan vulkanisme.

B.

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Menurut sebab terjadinya gempa di klasifikan sebagai berikut:

1.

Gempa Vulkanisme

Gempa vulkanisme terjadi karena meletusnya gunung berapi. Kalau gunung api
akan meletus timbullah tekanan gas dari dalam sumbat kawah. Tekanan itu
menyebabkan terjadinya getaran yang di sebut gempa bumi. Gempa bumi ini hanya
terdapat di daerah sekitar gunung api yang meletus. Gempa bumi ini lebih bahaya
dari gempa bumi runtuhan.

2.

Gempa Runtuhan (guguran)

Gempa bumi runtuhan terjadi karena guguran atau runtuhan tanah atau
runtuhnya bagian atas litosfer karena sebelah dalam berongga. Daerah yang terjadi
gempa guguran adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan, pegunungan
kapur atau lubang di dalam pegunungan kapur. Kadang-kadang terdapat gua yang
terjadi karena pelarutan. Jika atap gua tersebut runtuh, maka timbullah gempa
bumi. Bahaya yang di akibatkan gempa bumi runtuhan kecil, umumnya gempa
runtuhan terjadi pada wilayah local.

3.

Gempa Tektonik

Gempa bumi tektonik di sebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan merupakan
akibat dari gerak orogenetik. Daerah yang sering kali mengalami gempa ini adalah
daerah pegunungan lipatan muda, yaitu daerah rangkaian mediterania dan

rangkaian sirkum pasifik. Bahaya gempa ini besar sekali sebab lapisan bumi dapat
mengalami lipatan patahan, retakan atau bergeser. Karena gempa ini selalu
mengakibatkan pergeseran muka bumi, maka gempa ini di sebut juga gempa
dislokasi. Dislokasi berasal dari kata Dis artinya terpisah, iocare artinya tempat. Jadi,
timbulnya getaran itu karena retakan kulit bumi atau terpisahnya kulit bumi dari
kedudukan semula..

4.

Ledakan Nuklir

Gempa ini terjadi di sebabkan oleh peledakan nuklir. Pada umumnya peristiwa ini
terjadi pada Negara-negara yang sedang perang atau yang melakukan percobaan
hasil rakitnya. Kekuatan gempa ini tergantung dari kekuatan dari hantaman nuklir
tersebut.

C. Proses Perambatan Gempa Bumi


Proses perambatan gempa bumi melalui tiga cara macam yaiyu:

1.

Getaanran Longitudinal (Merapat-merenggang)

Yaitu getaran yang berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi.
Kecepatan getaran ini besar sekali yakni 7-14 km/jam.. Getaran ini datang paling
awal dan merupakan getaran pendahuluan yang pertama. Itulah sebabnya di sebut
juga getaran primer. Getaran ini belum menimbulkan kerusakan.

2.

Getaran Tranversal (naik turun)

Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui bagian dalam bumi.
Kecepatan getaran ini antara 4-7km/jam.Getaran ini datang setelah getaran
longitudinal, dan merupakan getaran pendahuluan kedua. Itulah disebut getaran
sekunder (s). Getaran ini belum menimbulkan kerusakan.

3.

Getaran Gelombang Panjang

Getaran ini berasal dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi.
Kecepatan getaran ini antara 3,8 - 3,9 km/jam. Getaran ini dating paling ahir, tetapi
merupakan getaran pokok. Getaran inilah yang menimbulkan kerusakan.

D.

Akibat Yang Ditimbulkan Gempa

1.

Dampak fisik

Bangunan roboh KebakaranJatuhnya korban jiwaTanah lonsor akibat


goncanganpermukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putusBanjir akibat
rusaknya tanggulGempa dasar laut menyebabkan
tsunamiKemiskinan KelaparanMenimbulkan penyakitBila pada skla yang
besar(menimbulkan tsunami yang besar) dapat Melumpuhkan politik, system
ekonomi dll

BAB III
MITIGASI BENCANA GEMPA
A.

Mitigasi Struktural
Antara lain sebagai berikut :

Harus di bangun dengan konstruksi tanah getaran atau gempa khususnya di daerah
rawan gempa. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar atau kualitas
bangunan Pembangunan fasilitas umum dengan kewalitas tinggiPerkuatan
bangunan vital yang telah adaZonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan
pegunungan lahan Rencan penampatan pemukiman unrtuk mengurangi tingkat
kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumiPendidikan dan penyuluhan kepada
masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara cara penyelamatkan diri jika
terjadi gempa bumiIkut serta dalam perlatihan program, upaya penyalamatan,
kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, perlatihan pemadam kebakaran
dan pertolongan pertama.Persiapan alat pemadam kebakaran, dan peralatan
penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.Rencan kontijusi /
sedaruratan untuk melatih anggota pelage dalam menghadapi gempa
bumiMembentuk kelompok aksi penyelamatan bencana dengan perlatihan
pemadaman kebakaran dan pertolongan pertamaPersiapan alat kebakaran,
peralatan penggalian dan alat perlindungan masyarakat lainnya

Adapun secara rinci mitigasi bencana gempa tersebut antara lain:

1.

Mitigasi sebelum gempa terjadi

Merencanakan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya mencakup


perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya tahu apa
yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi bila situasi darurat terjadi.

a. Prinsip rencana siaga untuk rumah tangga

Rencana darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh
seluruh anggota keluarga. Bencana adalah situasi yang sangat mencekam sehingga
mudah mencetus kebingungan. Rencana darurat yang baik hanya berisi beberapa
rincian saja yang mudah dilaksanakan. Tentukan jalan melarikan diri, Pastikan Anda
dan keluarga tahu jalan yang paling aman untuk keluar dari rumah saat gempa. Jika
Anda berencana meninggalkan daerah atau desa, rencanakan beberapa jalan
dengan memperhitungkan kemungkinan beberapa jalan yang putus atau tertutup
akibat gempa.Tentukan tempat bertemu, Dalam keadaan anggota keluarga
terpencar,misalnya ibu di rumah, ayah di tempat kerja, sementara anak-anak di
sekolah saat gempa terjadi, tentukan tempat bertemu. Yang pertama semestinya
lokasi yang aman dan dekat rumah. Tempat ini biasanya menjadi tempat anggota
keluarga bertemu pada keadaan darurat. Tempat kedua dapat berupa bangunan
atau taman di luar desa, digunakan dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa
kembali ke rumah. Setiap orang mestinya tahu tempat tersebut.

b. Prinsip rencana siaga untuk sekolah


Sama dengan prinsip rencana siaga di rumah tangga. Gedung sekolah perlu
diperiksa ketahanannya terhadap gempa bumi. Sebaiknya sekolah dibangun
berdasarkan standar bangunan tahan gempa. Anak-anak sekolah perlu sering dilatih
untuk melakukan tindakan penyelamatan diri bila terjadi gempa, misalnya sekurang
kurangnya 2 kali dalam setahun.

c. Menyiapkan rumah tahan gempa

Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan tentang perbaikan dan penguatan rumah
seperti serambi, pintu kaca geser, garasi, dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian
rumah yang tahan gempa sebagai titik atau ruang berlindung Periksa apakah
fondasi rumah Anda kokohJika mempunyai saluran air panas dan gas, pastikan
tertanam dengan kuat. Gunakan sambungan pipa yang lentur.Letakkan barang yang
besar dan berat di bagian bawah rak dan pastikan rak tertempel mati pada
tembokSimpan barang pecah-belah di bagian bawah rak atau lemari yang berlaci
dan dapat dikunciGantungkan benda berat seperti gambar, lukisan, dan cermin jauh
dari tempat tidur, sofa atau kursi dimana orang dudukSegera perbaiki kabel-kabel
yang rusak dan sambungan gas yang bocorPerbaiki keretakan-keretakan pada atap
dan fondasi rumah, dan pastikan hal itu bukan karena kerusakan strukturPasang
pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari kebocoran air dan gasSimpan racun
serangga atau bahan yang berbahaya dan mudah terbakar di tempat aman,
terkunci serta jauh dari jangkauan anak-anakHiasan gantung dan lampu diikat kuat
agar tidak jatuh pada saat gempa.Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di
dekat tempat-tempat tertentu sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari
atasMenyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempak tidur Anda dan
gunakan segera ketika terjadi gempa

2. Mitigasi saat terjadi gempa bumi

a. Bila Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan. Hindari jendela dan
bagian rumah yang terbuat dari kaca. Gunakan bangku, meja atau perlengkapan
rumah tangga yang kuat sebagai perlindungan.

b. Tetap di sana namun bersiap untuk pindah. Tunggu sampai goncangan berhenti
dan aman untuk bergerak.

c. Menjauhlah dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah tangga
yang mungkin akan jatuh. Tetap di dalam untuk menghindari terkena pecahan kaca
atau bagian-bagian bangunan.

d. Jika malam hari dan Anda di tempat tidur. Cari tempat yang aman yang kuat dan
tunggu gempa berhenti. Jika gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan
carilah tempat yang aman. Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat

tempat tidur. Saat gempa malam hari, alat murah ini sangat berguna untuk
menerangi jalan mencari tempat aman, terutama bila listrik padam akibat gempa.
Lilin dan lampu gas sangat berbahaya, dan sebaiknya tidak digunakan.

e. Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang dan
mintalah yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat
yang terbuka, jauh dari pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan
kemungkinan gempa susulan.

f. Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi dan
jaringan listrik. Hindari rekahan akibat gempa yang bisa sangat berbahaya.

g. Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah
dari jembatan, jembatan layang atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu
lintas. Jangan berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik.

h. Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh
waspadalah dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa.

i. Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak
beberapa ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang
beberapa menit atau jam setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat.

3. Mitigasi setelah gempa bumi berlangsung


Saat Anda dan keluarga terlepas dari ancaman akibat gempa awal

a. Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang terluka
atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan
pertolongan pertama jika memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang
luka serius karena justru bisa memperparah luka.

b. Periksa keamanan. Periksa hal-hal berikut setelah gempa

Api atau ancaman kebakaran. Kebocoran gas tutup saluran gas jika diduga bocor
dari adanya bau dan jangan dibuka sebelum diperbaiki oleh ahlinya.Kerusakan
saluran listrik matikan meteran listrik.Kerusakan kabel listrik menjauhlah dari
kabel listrik sekalipun meteran telah dimatikan.Barang-barang yang jatuh di dalam
lemari (saat Anda membukanya).Periksa pesawat telepon pastikan telepon pada
tempatnya

c. Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang,
baju lengan panjang, sepatu yang kuat, dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini
akan melindungi Anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.

d. Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu hamil, ibu
menyusui dan orang cacat mungkin perlu bantuan tambahan. Mereka yang jumlah
anggota keluarganya besar juga memerlukan bantuan tambahan pada keadaan
darurat.

e. Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk


pecahan gelas, kaca, dan obat-obatan yang tumpah.

f. Waspada dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan lebih lemah dari
gempa utama. Namun, beberapa dapat cukup kuat untuk merobohkan bangunan
yang sudah goyah akibat gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan.
Kembali ke rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan keadaan
aman.

Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek api, lilin, kompor gas atau
obor. Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang mengancam
jiwa.Nyalakan radio untuk informasi, laporan kerusakan atau keperluan relawan di
daerah Anda.Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat

B.

Mitigasi Non Struktural

Mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan memperkenalkan atau


menerapkan asuransi bencana di daerah yang rawan sehingga masyarakat tidak

harus menunggu bantuan pemerintah atau donatur saat harus melakukan


pemulihan pascabencana dan masyarakat dapat kembali melakukan berbagai
aktivitas sosial dan ekonomi lebih segera.
Melihat pentingnya upaya mitigasi bencana alam tersebut, tampaknya harus
segera dilakukan oleh semua pihak yang diprakarsai oleh departemen sosial.
Mitigasi gempa tersebut harus dilakukan secara terpadu, terus-menerus, dan
dilakukan semua pihak, sehingga kerugian cacat fisik, jiwa dan harta benda,dapat
diminimalkan. Berbagai kejadian mengenaskan yang terjadi dalam bencana gempa
tersebut adalah merupakan pengalaman berharga. Seringkali penyesalan itu
terulang lagi hanya karena tidak ada inisiatif untuk memulai mitigasi bencana yang
sangat penting ini

A.

Lokasi gempa

Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat
yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei
2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut
berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan
bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter.
Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007 LS dan 110,286 BT pada
kedalaman 17,1 km. Sedangkan menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di
koordinat 8,26 LS dan 110,31 BT pada kedalaman 33 km.itu di release sesaat
setelah terjadi gempa. Setelah data dari berbagai Stasiun yang dipunyai jejaring
BMG dan dilakukan perhitungan, update terakhir BMG menentukan pusat gempa
berada di 8.03 LS dan 110,32 BT(update ke tiga) pada kedalaman 11,3 Km dan
kekuatan 5.9 SR Mb (Magnitude Body) atau setara 6.3 SR Mw (Magnitude
Moment).USGS memberikan koordinat 7,977 LS dan 110,318 BT pada kedalaman
35 km. Hasil yang berbeda tersebut dikarenakan metode dan peralatan yang
digunakan berbeda-beda.
Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya
Yogyakarta, 115 km selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan
440 km timur-tenggara Jakarta. Walaupun hiposenter gempa berada di laut, tetapi
tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Semarang,
Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran juga sempat dirasakan sejumlah kota
di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek, Magetan, Pacitan,
Blitar dan Surabaya.

B.

Gempa susulan

70% rumah di kecamatan Jetis rata dengan tanah Gempa susulan terjadi
beberapa kali seperti pada pukul 06:10 WIB, 08:15 WIB dan 11:22 WIB. Gempa
Bumi tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang roboh,
rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak
lokasi di Bantul yang belum teraliri listrik. Gempa Bumi juga mengakibatkan
Bandara Adi Sutjipto ditutup sehubungan dengan gangguan komunikasi, kerusakan
bangunan dan keretakan pada landas pacu, sehingga untuk sementara transportasi
udara dialihkan ke Bandara Achmad Yani Semarang dan Bandara Adisumarmo Solo.

C. Gedung-gedung yang rusak parah

1. Mall Saphir Square mengalami kerusakan parah di lantai empat dan lima. Tembok
depan Mall lantai tersebut roboh hingga berlubang, kanopi teras Mall ambruk dan
menimpa teras Mall yang sebagian ikut roboh.

2. Mall Ambarukmo Plaza, yang saat itu belum lama dibuka, mengalami kerusakan
tak terlalu parah. Beberapa bagian tembok terlihat retak-retak dan terkelupas.

3. GOR Among Rogo mengalami kerusakan parah. Atap GOR roboh dan hanya
tersisa tembok di sisi-sisinya.

4. STIE Kerja Sama di Jl. Parangtritis rusak sangat parah.

5. ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km.6,5 kerusakan sangat
parah.

D. Situs kuno dan lokasi wisata yang rusak.

1. Candi Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah dan ditutup


sementara untuk diteliti lagi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang dialami candi
prambanan kebanyakan adalah runtuhnya bagian-bagian gunungan candi dan
rusaknya beberapa batuan yang menyusun candi

2. Makam Imogiri juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa kuburan
di Imogiri amblas, lantai-lantai retak dan amblas, sebagian tembok dan bangunan
makam yang runtuh, juga hiasan-hiasan seperti keramik yang pecah.

3. Salah satu bangsal di Kraton Yogyakarta, yaitu bangsal Trajumas yang menjadi
simbol keadilan ambruk.

4. Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari lokasi gempa tak mengalami
kerusakan berarti

5. Obyek Wisata Kasongan mengalami kerusakan parah saperti Gapura Kasongan


yang patah di kiri dan kanan gapura dan ruko-ruko kerajinan keramik yang sebagian
besar rusak berat bahkan roboh.

E. Sebab dan peristiwa sejenis


Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng
Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta berada di posisi Ring of fire
menjadikan Indonesia kerap kali diterpa bencana gempa Bumi dan letusan gunung
berapi. Sebelumnya gempa terjadi di Sumatra pada 28 Maret 2005 menewaskan
361 orang serta gempa Bumi dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 yang
menewaskan 129.498 orang dan 37.606 lainnya hilang.
Meskipun pada saat bersamaan Gunung Merapi yang juga berada di sekitar daerah
tersebut sedang meletus, namun para pakar menyatakan kedua peristiwa ini tidak
saling berhubungan sebagai sebuah sebab-akibat. Peningkatan aktivitas di gunung
api tersebut tidak berhubungan dengan kejadian gempa. Hal ini ditunjukkan oleh
tidak terdapatnya anomali aktivitas yang mencolok sesaat setelah gempa.

F.

Penanganan dan bantuan

Setelah peristiwa tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera


memerintahkan Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Soeyanto untuk mengerahkan
pasukan di sekitar Yogyakarta dan sekitarnya untuk melakukan langkah cepat
tanggap darurat. Rombongan presiden sendiri langsung terbang pada sorenya dan
menginap malam itu juga di Yogyakarta.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan beberapa negara sudah menyatakan
komitmen bantuan antara lain Jepang, Inggris, Malaysia, Singapura, Prancis serta
UNICEF.
Berbagai negara telah menawarkan bantuan, di antaranya adalah Britania Raya
menyumbang sebanyak 5,6 juta dolar AS, Australia 3 juta dolar Australia, RRC 2 juta
dolar AS, Amerika Serikat 2,5 juta dollar AS, Uni Eropa 3 juta euro, Kanada 2 juta
dolar Kanada dan Belanda 1 juta euro. Sementara Jepang dan UNICEF menawarkan
berbagai bantuan langsung. Palang Merah Internasional, Bulan Sabit Merah, OXFAM
dan UNICEF telah memberikan sejumlah tenda dan perbekalan darurat kepada para
korban. Jepang, Singapura dan Malaysia diinformasikan akan mengirimkan tim ke
wilayah bencana. Sementara itu dari Vatikan, Paus Benediktus XVI, Sabtu, 27 Mei
saat sedang mengadakan lawatan ke Polandia, menyampaikan duka cita mendalam
kepada korban gempa Bumi di Yogyakarta dan meminta agar regu penyelamat terus
melakukan upaya pertolongan. Pernyataan duka cita disampaikan Paus melalui
telegram kepada Sekretarisnya Kardinal Angelo Sodano. Dari dalam negeri Palang
Merah Indonesia memberikan respon yang cepat melalui cabang-cabangnya di
tingkat kota/kabupaten terdekat. Mereka melakukan tindakan-tindakan pertolongan
darurat; salah satunya dengan mendirikan Rumah Sakit Lapangan di Lapangan Dwi
Windu di Bantul. Tidak kalah pentingnya adalah dinamika dan empati masyarakat
Yogyakarta yang membantu ke wilayah bencana. Bantuan ini terus berlangsung
sampai tahap rehabilitasi dan rekontruksi dicanangkan. Sebagian besar sivitas
akademika berbagai universitas juga mendirikan posko bantuan kemanusiaan. Pusat
studi berbagai universitas terlibat dalam dinamika penanggulangan bencana ini.
Antara lain Pusat Studi Mitigasi Bencana ITB Bandung, Pusat Studi Manajemen
Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Pusat Studi Bencana Alam UGM, CEEDED
Universitas Islam Indonesia.

A.

Kesimpulan

Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi


pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya vulkanik, tektonik, runtuhan dan nuklir. Akibat yang di
timbulkan gempa bumi yakni menimbulkan kerusakan bangunan, sarana dan
prasarana umum seperti jalan raya dan lain lain. Upaya penanggulangan yang
dapat kita lakukan yakni dengan membuat bangunan yang sesuai standar /
membuat bangunan tahan gempa terutama di daerah rawan gempa.
Mitigasi saat terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah hindari
kepanikan, jika ada di dalam ruangan berlindung di bawah kolong meja, dan jika
diluar ruangan jauhi tiang listrik dan pohon.

B.

Saran

Sebaiknya pengetahuan mitigasi tentang bencana gempa bumi ditanamkan


sejak kecil denga tujuan untuk menciptakan generasi yang tanggap bencana serta
berguna bagi nusa dan bangsa

Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi; Tips penanganan jika terjadi gempa bumi.
Harmoni. Jogjakarta.

Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan Pariwira.
Yogyakarta.

Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan


Penanggulangannya. Penerbit Erlangga. Jakarta.

http://nidaririn.blogspot.com/

http://sheilahalizaplh.blogspot.com/p/mitigasi-bencana-saat-terjadi-gempabumi.htmlhttp://mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi-bencana_23.html

Anda mungkin juga menyukai