Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Ukuran Partikel dan Berat Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi terhadap Sifat Kuat Sobek

(Darwin Yunus Nasution)

PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN BERAT ABU SEKAM PADI


SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP SIFAT KUAT SOBEK,
KEKERASAN DAN KETAHANAN ABRASI KOMPON
Darwin Yunus Nasution
Departemen Kimia FMIPA
Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155
Abstrak
Abu sekam padi yang mengandung silika sekitar 8090% dapat digunakan sebagai bahan pengisi dalam
pembuatan kompon karet. Abu sekam padi diperoleh dengan pirolisa sekam padi pada temperatur 350oC selama
24 jam, kemudian dipanaskan selama 48 jam pada temperatur 700oC. Abu sekam padi dihaluskan dan diayak
dengan ukuran bervariasi. Kemudian abu sekam padi dicampur dengan kompon (merupakan campuran : karet
SIR-20 100 g, seng oksida 5 g, asam stearat 2 g, CBS (N-Sikloheksil-2-benzthiazol sulphenamida) 1,1 g, dutrex
A-737 4 g, dan sulfur 2 gram) dan digiling sampai homogen dan dimasak pada suhu 170oC. Selanjutnya
dilakukan pengukuran kuat sobek kompon karet dengan menggunakan alat tensometer yang mengacu pada
standar ASTM D 624-00, pengukuran kekerasan menggunakan alat durometer berdasarkan acuan ASTM D-1415
dan pengukuran ketahanan abrasi dengan menggunakan alat akron abrasion. Hasil menunjukkan bahwa ukuran
partikel dan berat abu sekam padi sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan, ketahanan abrasi, dan nilai kuat
sobek kompon karet. Lisis dengan menggunakan spektroskopi FTIR. Jumlah penyerapan ion logam kobalt
0.6 ppm sebesar 100%.
Kata kunci: Abu Sekam Padi, Bahan Pengisi, dan Kompon Karet

PENDAHULUAN

Beras yang merupakan salah satu


bahan pangan pokok dihasilkan dari proses
penggilingan padi. Dalam proses
penggilingan padi, selain dihasilkan beras
juga dihasilkan hasil samping berupa
sekam padi yang jumlahnya cukup besar.
Disebutkan bahwa sekitar 78% dari berat
padi adalah beras dan sisanya 22% adalah
sekam. Berdasarkan hasil penelitian dan
literatur disebutkan bahwa abu mengandung
sekitar 85% - 90% senyawa silika (SiO2)
bentuk amorf (www.ricehuskash.com).
Pada proses pembuatan kompon karet
ditambahkan bahan pengisi untuk meningkatkan
kuat sobek, kekerasan, ketahanan gesek
dan sifat-sifat lainnya. Salah satu bahan
pengisi yang digunakan secara komersial
adalah jenis bahan pengisi semi-aktif
seperti clay, kaolin, silika, dan kalsium
karbonat.

Produksi beras di Indonesia cukup


besar sekitar 30,95 juta ton per tahun
(www.tempointeraktif.com) tentu saja akan
menghasilkan hasil samping berupa sekam
padi sebanyak 6.677 ton. Sekam padi ini
adalah merupakan sumber silika yang
potensial untuk digunakan sebagai bahan
pengisi dalam pembuatan kompon. Atas
dasar inilah, dilakukan penelitian penggunaan
abu sekam padi yang kaya akan silika
sebagai bahan pengisi dalam kompon yang
diharapkan dapat menggantikan bahan
pengisi seperti clay, kaolin, dan silika.
BAHAN DAN METODA
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian adalah SIR 20, sekam padi,
zinc oksida, dutrex oil A-737, asam stearat,
sulfur, dan N-Sikloheksil-2-benzthiazol
sulphenamida (CBS).

86

Jurnal Sains Kimia


Vol. 10, No.2, 2006: 8691

Pengabuan Sekam Padi


Sekam padi dicuci dengan air dan
dikeringkan. Ditimbang 500 g sekam padi
dalam cawan, lalu dibakar pada suhu
350oC dalam tanur selama 24 jam.
Kemudian, dilanjutkan pengabuan pada
suhu 700oC selama 48 jam. Abu sekam
padi yang diperoleh didinginkan dalam
desikator.
Penggilingan dan Pengayakan Abu
Sekam Padi
Abu sekam padi yang diperoleh,
digiling (dihancurkan). Kemudian diayak
dengan ayakan ukuran 50 mesh, 100 mesh,
150 mesh, dan 200 mesh. Hasil ayakan
pada tiap mesh disimpan.
Pembuatan Kompon
Ditimbang karet SIR-20 sebanyak 100 g,
lalu digiling dengan gilingan open mill
sambil dibolak-balik sampai permukaan rol
gilingan tertutup rata oleh karet. Setelah
rata, ditambahkan seng oksida sebanyak 5 g
dan asam stearat sebanyak 2 g ke dalam
adonan SIR-20 tersebut. Kemudian
digiling sambil dibolak-balik sampai
homogen atau rata. Setelah itu dimasukkan
abu sekam padi ukuran 50 mesh sebanyak
30 g ke dalam adonan karet dan digiling
sambil dibolak-balik sampai homogen
dengan menambahkan sedikit demi sedikit
dutrex oil yang telah ditimbang sebanyak
4 g. Setelah campuran homogen, dimasukkan
CBS sebanyak 1,1 g dan sulfur sebanyak
2 g ke dalam adonan kompon tadi, dan
digiling sambil dibolak-balik sampai
homogen. Setelah homogen, kompon digulung
dan digiling kembali lalu digulung kembali
(dilakukan sebanyak 3 kali). Kemudian
kompon dibentuk menjadi lembaran (sheet)
dengan tebal 23 mm. Dilakukan prosedur
pencampuran yang sama dengan variasi
berat abu sekam padi 40 g; 50 g dan 60 g
untuk setiap ukuran partikel abu sekam
padi.

87

Pengukuran Kuat Sobek


Kompon yang telah selesai dicampur
dipotong dengan ukuran panjang 14 cm
dan lebar 14 cm, kemudian dimasukkan ke
dalam cetakan (mold) slab standard. Lalu
dimasak selama 10 menit dengan suhu
170oC. Setelah masak, slab didinginkan
pada temperatur kamar. Kemudian slab
dipotong dengan shapper yang sesuai
standar uji tipe Dumb-Bell menjadi bentuk
spesimen uji. Setelah itu, ditentukan nilai
kuat sobek dari spesimen itu dengan
menggunakan Tensometer INSTRON 5565.
Dilakukan prosedur pengujian yang sama
untuk variasi berat abu sekam padi 40 g;
50 g dan 60 g untuk setiap ukuran partikel
abu sekam padi.
Pengukuran Kekerasan
Slab kompon yang telah dimasak untuk
pengujian kuat sobek diambil sebagian
untuk diukur nilai kekerasan. Pengukuran
dengan menggunakan alat durometer yaitu
dengan menekan alat durometer pada
permukaan slab yang rata dan dibaca
nilainya pada saat jarum skala alat tersebut
berhenti. Dilakukan prosedur pengujian
yang sama untuk variasi berat abu sekam
padi 40 g; 50 g dan 60 g untuk setiap
ukuran partikel abu sekam padi.
Pengukuran Ketahanan Gesek
Kompon yang telah selesai dicampur
dipotong dan dibentuk menjadi gulungan
dengan panjang 4 cm, lebar 5 cm, dan tebal
2,5 cm. Kemudian dimasukkan ke dalam
cetakan roda standar dan dimasak selama
18 menit dengan temperatur 170oC.
Setelah masak, roda didinginkan pada
temperatur kamar. Setelah dingin, roda
tersebut dipasang ke alat Akron Abrasion
Tester yang telah diberi beban 1000 g dan
diset kemiringannya 15o dengan putaran
yang telah diset ke-0, lalu diuji abrasinya
sampai tercapai 500 putaran. Setelah
selesai, roda kompon itu digosok sampai
permukaannya halus dan ditimbang
beratnya dan dicatat sebagai berat awalnya.

Pengaruh Ukuran Partikel dan Berat Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi terhadap Sifat Kuat Sobek
(Darwin Yunus Nasution)

Kemudian dilanjutkan pengujian abrasinya


sampai tercapai 1000 putaran di mana
sebelumnya skalanya telah diset ke-0
kembali. Setelah selesai, roda kompon itu
digosok lagi sampai permukaannya halus
dan ditimbang. Kemudian dilanjutkan
pengujian abrasi sampai tercapai 3000
putaran. Setelah selesai, roda tersebut
digosok sampai permukaannya halus dan
ditimbang. Selisih berat dari masingmasing tahapan pengujian 1000 putaran
dan 3000 putaran dibagi dengan berat jenis
kompon itu dan hasilnya merupakan nilai
ketahanan abrasi kompon tersebut.
Dilakukan prosedur pengujian yang sama
untuk variasi berat abu sekam padi 40 g;
50 g dan 60 g untuk setiap ukuran partikel
abu sekam padi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengukuran kuat sobek,


kekerasan, dan ketahanan abrasi dari karet
alam tervulkanisasi dengan penggunaan
abu sekam padi sebagai bahan pengisi
menunjukkan nilai yang lebih bagus
dibandingkan hasil vulkanisasi karet alam
tanpa penggunaan bahan pengisi. Hasil
pengukuran kuat sobek dengan bahan
pengisi abu sekam padi diperoleh minimum
36,11 N/mm dan maksimum 42.61 N/mm,
sedangkan pengukuran kuat sobek tanpa
bahan pengisi adalah 25.86 N/mm. Untuk
pengukuran kekerasan dengan bahan
pengisi diperoleh hasil minimum sebesar
43 shore A dan maksimum sebesar 74 shore
A, sedangkan pengukuran kekerasan tanpa
bahan pengisi adalah sebesar 35 shore A.
Kemudian untuk pengukuran ketahanan
abrasi dengan bahan pengisi abu sekam
padi diperoleh hasil minimum sebesar
2.45 cm3/3000x dan hasil maksimum sebesar
2.28 cm3/3000x, sedangkan pengukuran
ketahanan abrasi tanpa bahan pengisi
adalah 3.55 cm 3 /3000x. Untuk hasil
selengkapnya dapat dilihat dari tabel di
bawah ini.

Tabel 1. Data Pengukuran Kuat Sobek Kompon


dengan Bahan Pengisi Abu Sekam Padi
Berat
(g)
30
40
50

50
mesh
(N/mm)
40.72
41.35
42.61

60

41.97

Kuat Sobek
100
150
mesh
mesh
(N/mm) (N/mm)
38.07
37.10
39.37
39.01
41.09
40.21
40.55

200
mesh
(N/mm)
36.11
37.99
39.78

39.17

38.98

Tabel 2. Data Pengukuran Kekerasan Kompon


dengan Bahan Pengisi Abu Sekam Padi

Berat
(g)

50 mesh
(Shore
A)

30
40
50
60

43
51
60
67

Kekerasan
100
150
mesh
mesh
(Shore
(Shore
A)
A)
47
49
53
55
62
65
69
71

200
mesh
(Shore
A)
52
59
70
74

Tabel 3. Data Pengukuran Ketahanan Abrasi


Kompon dengan Bahan Pengisi Abu
Sekam Padi
Berat
(g)
30
40
50
60

Ketahanan Abrasi (cm3/3000x)


50
100
150
200
mesh
mesh
mesh
mesh
2.45
2.40
2.37
2.31
2.42
2.38
2.34
2.30
2.41
2.36
2.33
2.28
2.44
2.38
2.35
2.31

Tabel 4. Data Pengukuran Kuat Sobek, Kekerasan,


dan Ketahanan Abrasi Bahan Elastomer
Karet Alam Tervulkanisasi Tanpa Penggunaan
Bahan Pengisi
Uji
Kuat
Sobek
(N/mm)
25.86

Kekerasan
(Shore)

Ketahanan Abrasi
(cm3/3000x)

35

3.55

Untuk
pengukuran
kuat
sobek
diperoleh bahwa nilai kuat sobek
bertambah tinggi sebanding dengan
pertambahan berat abu sekam padi sampai
pada berat 50 gram. Kemudian mengalami
penurunan mulai pada saat penambahan
88

Jurnal Sains Kimia


Vol. 10, No.2, 2006: 8691

abu sekam padi sebesar 60 gram. Dari data


pengukuran kuat sobek yang terdapat pada
Tabel 1 dapat terlihat bahwa nilai kuat
sobek berbanding lurus dengan ukuran
partikel abu sekam padi. Nilai kuat sobek
maksimum diperoleh pada penggunaan abu
sekam padi sebesar 50 gram dengan ukuran
partikel 50 mesh yaitu 42.61 N/mm.
Kemudian hasil pengukuran kuat sobek
tanpa bahan pengisi diperoleh 25.86 N/mm.
Gambar 1. Grafik Kuat Sobek-Vs-Berat
45
40

Kuat Sobek (N/mm)

35
30

Abu sekam padi


50 mesh (N/mm)

25

Abu sekam padi


100 mesh (N/mm)

20

Abu sekam padi


150 mesh (N/mm)

15

Abu sekam padi


200 mesh (N/mm)

10

dikarenakan interaksi silika-silika dalam


campuran
cenderung
meningkatkan
kekakuan campuran. Dari data pengukuran
kekerasan yang terdapat pada Tabel 2
dapat terlihat bahwa nilai kekerasan
bertambah besar dengan semakin kecilnya
ukuran partikel abu sekam padi yang
digunakan. Nilai kekerasan maksimum
diperoleh pada penggunaan abu sekam
padi sebesar 60 gram dengan ukuran
partikel 200 mesh yaitu 74 shore A dan ini
cocok digunakan dalam pembuatan sol
sepatu dan conveyor belt yang umumnya
memerlukan kekerasan sekitar 60 sampai
70 shore A. Kemudian hasil pengukuran
kekerasan tanpa bahan pengisi diperoleh
35 shore A.
Gambar 3. Grafik Kekerasan-Vs-Berat

80

5
70

0
0

30

40

50

60
Kekerasan (Shore A)

Berat (g)

60

Kekerasan 50
mesh (Shore A)

50

Kekerasan 100
mesh (Shore A)

40

Kekerasan 150
mesh (Shore A)

30

Kekerasan 200
mesh (Shore A)

20

Gambar 2. Grafik Kuat Sobek-Vs-Ukuran


Partikel

10
0

44

Kuat Sobek (N/mm)

42

50

60

Abu Sekam Padi


Berat 40 gram

38

Abu Sekam Padi


Berat 50 gram

36

Gambar 4. Grafik Kekerasan-Vs-Ukuran


Partikel

Abu Sekam Padi


Berat 60 gram

34
32
50

100

150

80

200

70

Untuk pengukuran kekerasan diperoleh


bahwa nilai kekerasan semakin bertambah
sebanding dengan pertambahan berat abu
sekam padi walaupun data pengukuran kuat
sobek dan ketahanan Abrasi menunjukkan
penurunan pada saat penambahan abu
sekam padi sebesar 60 gram. Hal ini

Kekerasan (Shore A)

Ukuran Partikel (Mesh)

89

40
Berat (g)

Abu Sekam Padi


Berat 30 gram

40

30

60

Abu Sekam Padi


Berat 30 gram

50

Abu Sekam Padi


Berat 40 gram

40
30

Abu Sekam Padi


Berat 50 gram

20

Abu Sekam Padi


Berat 60 gram

10
0
50

100

150

200

Ukuran Partikel (Mesh)

Pengaruh Ukuran Partikel dan Berat Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi terhadap Sifat Kuat Sobek
(Darwin Yunus Nasution)

Untuk bertambah baik sebanding


dengan penambahan berat abu sekam padi
sampai pada berat 50 gram pengukuran
ketahanan abrasi diperoleh bahwa sifat
ketahanan abrasi. Lalu juga mengalami
penurunan mulai pada saat penambahan
abu sekam padi sebesar 60 gram. Dari data
pengukuran ketahanan abrasi yang terdapat
pada Tabel 3 sampai Tabel 6 dapat terlihat
bahwa sifat ketahanan abrasi semakin baik
dengan semakin kecilnya ukuran partikel
abu sekam padi yang digunakan. Sifat
ketahanan abrasi paling bagus diperoleh
pada penggunaan abu sekam padi sebesar
50 gram dengan ukuran partikel 200 mesh
yaitu 2.28 cm3/3000x. Kemudian hasil
pengukuran ketahanan abrasi tanpa
penggunaan bahan pengisi diperoleh hasil
3.55 cm3/3000x.
Gambar 5. Grafik Ketahanan Abrasi-Vs-Berat
4

Ketahanan Abrasi (cc/3000x)

3.5
Ketahanan Abrasi
50 mesh (Shore
A)

3
2.5

Ketahanan Abrasi
100 mesh (Shore
A)

Ketahanan Abrasi
150 mesh (Shore
A)

1.5

Ketahanan Abrasi
200 mesh (Shore
A)

1
0.5
0
0

30

40

50

60

Berat (g)

Ketahaaan Abrasi
(cc/3000x)

Gambar 6. Grafik Ketahanan Abrasi-Vs-Ukuran Partikel


2.5
2.45
2.4
2.35
2.3
2.25
2.2
2.15

Abu Sekam Padi


Berat 30 gram
Abu Sekam Padi
Berat 40 gram
Abu Sekam Padi
Berat 50 gram
50

100

150

Ukuran Partikel (mesh)

200

Abu Sekam Padi


Berat 60 gram

Dari semua data pengukuran baik kuat


sobek, kekerasan, dan ketahanan abrasi
menunjukkan penurunan sifat atau kualitas

mulai saat penggunaan abu sekam padi


sebesar 60 gram. Hal ini dikarenakan
perbandingan jumlah bagian abu sekam
padi lebih besar dari total keseluruhan
komposisi campuran, sehingga interaksi
(gaya Van der Waals dan gaya adsorpsi)
yang terjadi antara partikel karet dengan
abu sekam padi tidak seimbang lagi,
didominasi oleh partikel abu sekam padi di
mana umumnya didominasi oleh partikel
karet (Hofmann, W., 1989). Sedangkan
pemakaian ukuran partikel semakin kecil
akan menyebabkan dispersi dan homogenitas
partikel abu sekam padi lebih merata
dalam matriks karet sehingga sifat kuat
fisika dan mekanis bahan elastomer karet
alam tervulkanisasi juga lebih bagus
(Stern, H. J., 1967).
Walaupun, hasil uji kuat sobek,
kekerasan, dan ketahanan gesek pemakaian
abu sekam lebih rendah bila dibandingkan
dengan penggunaan carbon black, akan
tetapi abu sekam padi ini dapat digunakan
sebagai bahan pengisi dalam pembuatan
conveyor belt dan sol sepatu.
KESIMPULAN

Semakin kecil ukuran partikel abu


sekam padi maka semakin besar nilai
kekerasan dan ketahanan abrasi. Sebaliknya,
semakin kecil ukuran partikel abu sekam
padi, semakin kecil nilai kuat sobek
kompon karet. Selanjutnya berat abu
sekam padi yang digunakan berbanding
lurus dengan sifat kuat sobek, kekerasan
dan ketahanan abrasi. Akan tetapi mengalami
penurunan sifat mulai pada saat penggunaam
abu sekam padi sebesar 60 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro D. D. 2005. Aktivitas dan Pemodelan
Katalis Silikat dari Abu Sekam Padi untuk
Konversi Heksana. www.tekim.ft.undip.ac.
id/jreaktor. Diakses tanggal 29 November
2006.
Ascroft, K. dan Robinson, K. J. 1969. A Comparison
Study of Vulcanization of Natural Rubber
with Various Sulphur-Donor Systems. New
Delhi. India Rubber Institute Corp.

90

Jurnal Sains Kimia


Vol. 10, No.2, 2006: 8691
Bhowmick, A. K. 1982. The Effect of Carbon
Black-Vulcanization System Interction on
Natural Rubber Network Structures and
Properties. New York. RCT Corp.
Dispersible Silica Particulates and Reinforcement
of Elastomer-Rubber Matrices Therewith.
http://freepatentsonline.com/55475502.html.
Diakses tanggal 5 Desember 2006.
Dispergum 24. 1980. A High Effisient Mastication
Agent. Hamburg. DOC Publisher.
Faizal, M. Ade Ilham. 2002. Penghasilan Abu
Sekam Menggunakan Tanur Termodifikasi.
http://pkukmweb.ukm.my/jurutera/reading/j
urnal/j14-2002.html. Diakses tanggal 30
November 2006.
Hepburn, C. dan Reynold, R. J. W. 1979. Elastromers:
Criteria for Engineering Design. England.
Applied Science Publishers Limited.
Harry, L. 1985. Basic Compounding and Processing
of Rubber. New Jersey. Rubber Division
Ltd.
Hofmann, W. 1985. New Highly-Efficient Non
Blooming Accelerator Systems for Sulphur
Cure of EPDM. Kyoto. IRC Corp.
Hofmann, W. 1989. Rubber Technology Book. New
York. Hanser Publisher.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/11
/14/brk.20061114-87650.id.html. Diakses tanggal
16 Desember 2006.
India Rubber Institute. 1998. Rubber Engineering.
New Delhi. Tata McGraw-Hill Limited.
Lewis, P. M. 1984. High Temperature Resistance of
Natural Rubber. Birmingham. RCT Corp.
Lindsay, P. B. 1982. Fatique Resistence of Natural
Rubber in Compression. New York. RCT
Corp.
Ludwig, L. E. 1944. Plasticizers, Stabilizers and
Fillers. New Delhi. India Rubber World.
Method of Producing Avtive Rice Husk Ash..
www.freepatentsonline.com/5329867.html.
Diakses tanggal 30 November 2006.
Morrison, N. J. 1983. The Thermal Stability of
Monosulfide Crosslinking in Natural Rubber.
New York. RCT Corp.
Philiple, K. 1985. Rubber Processing and Production
Engineering. New York. Plenum Press.
Prasetyoko, D. 2001. Pengoptimuman Sintesa
Zeolit Beta Daripada Silika Sekam Padi.
Tesis. Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Teknologi Malaysia.
Rice Husk Ash. www.ricehuskash.com/detail.html.
Diakses tanggal 30 November 2006.
Rodrigues, C. D. S. 2006. Effects of Rice Husk Ash
on Properties of Bamboo Pulp Reinforced
Cement
Composites.
http://biblioteca.
universia.net. Diakses tanggal 29 November
2006.

91

Sopyan, I. 2000. Kimia Polimer. Kebalen. Pradnya


Paramita.
Spillane, J. J. 1989. Komoditi Karet dan Perannya
dalam Perekonomian Indonesia. Cetakan
pertama. Yogyakarta. Kanisius.
Stern, H. J. 1967. Rubber Natural and Synthetic.
Second edition. New York. Palmerton
Publishing Corp.
Thomas, A. G. 1982. Measurement of Tensile
Strength of Natural Rubber Vulcanization at
Elevated Temperature. New York. RCT
Corp.
Tim Penulis PS. 1999. Karet Strategi Pemasaran
Tahun 2000 Budidaya dan Pengolahan.
Bogor. Penebar Swadaya.
Vulcanization. http://en.wikipedia.org/wiki/vulcanization.
Diakses tanggal 5 Desember 2006.

JURNAL

SAINS KIMIA
(JOURNAL OF CHEMICAL SCIENCE)
Volume: 10, 2006

ISSN: 1410 5152

AUTHORS-CO AUTHOR INDEX

Agusnar, Harry, 35, 67, 80


Alfian, Zul, 46
Bangun, Hakim, 10
Barus, Diana, 4
Christiani S., Evi, 4
Daniel, 10
Dawolo, Asteria K., 10
Faisal, Hendri, 67
Ginting, Mimpin, 51
Kaban, Jamaran, 10
Lumban Raja, Saur, 58
Misdawati, 78

Nasution, Darwin Yunus, 27, 86


Nasution, Emma Zaidar, 17, 40
Pasaribu, Albert, 73
Sebayang, Firman, 20
Sembiring, Manis, 4
Siregar, Irman Marzuki, 35
Sitepu, Mimpin, 4
Sihotang, Herlince, 51
Sihombing, Junifa Layla, 62
Sudiati, 4
Suryanto, Dwi, 31
Zuhra, Cut Fatimah, 1

JURNAL

SAINS KIMIA
(JOURNAL OF CHEMICAL SCIENCE)
Volume: 10, 2006

ISSN: 1410 5152

INDEX OF SUBJECT

Abu Sekam Padi, 86


Adsorpsi, 35
Alginat, 10
Amidasi, 76
Analisis, 46
Anverene, 73
Asam Benzoat, 27
Asam Lemak, 1
Asam Lemak Bebas, 46
Ayam Broiler, 67
Bahan Bakar, 62
Bahan Pengisi, 86
Briket Arang, 62
Bromelin, 20
Cangkang Kemiri, 62
Crude Palm Olein, 46
Degradasi, 27
Difusi, 10
Dry Ice Acetone, 58
Ekstraksi, 1, 51
Etanolisis, 1
Fotokatalitik, 27
Ganoderma, 31
Gliserolisis, 51
Growth Inhibition, 31
Hidrolisa, 40
Imobilisasi, 20
Isolasi, 20

Kappa Karagenan, 20
Kitin, 80
Kitin Protein, 67
Kitosan, 10, 35, 80
Koefisien Serapan, 4
Kompon Karet, 86
Kromatografi Kolom, 51
Kromatografi FT-IR, 51
Limbah Padat, 17
Litiasi, 58
Membran, 10, 80
Minyak Sawit Mentah, 17
N-Ftaloyl Kitosan, 76
NMR, 73
Pakan Ikan, 40
Pakan Ternak, 67
Papan Komposit, 4
Pelarut Kering, 58
Pelet, 40
Pemucatan, 17
Perisai Radiasi, 4
Pharmacological, 73
Plocamium cartilagium, 73
Serat Ijuk, 4
Spektrofotometri Serapan Atom, 35
TiO2, 27
Zat Aditif, 67

JURNAL

SAINS KIMIA
(JOURNAL OF CHEMICAL SCIENCE)
Volume: 10, 2006

ISSN: 1410 5152

Daftar Isi
Volume 10 Nomor 1

Etanolisis Minyak Dedak Padi yang Diekstraksi Secara Perendaman


Cut Fatimah Zuhra ..................................................................................

13

Modifikasi Serat Ijuk dengan Radiasi Sinar- Suatu Studi untuk Perisai Radiasi
Nuklir
Mimpin Sitepu ..........................................................................................

49

Pembuatan Membran Kompleks Polielektrolit Alginat Kitosan


Jamaran Kaban ........................................................................................

1016

Studi Minyak Sawit Mentah yang Terdapat pada Limbah Padat sebagai Akibat
Proses Pemucatan
Emma Zaidar Nasution ...........................................................................

1719

Pengujian Stabilitas Enzim Bromelin yang Diisolasi dari Bonggol Nanas Serta
Imobilisasi Menggunakan Kappa Karagenan
Firman Sebayang......................................................................................

2026

Pengaruh Waktu Irradiasi dan Laju Alir terhadap Degradasi Fotokatalitik Larutan
Asam Benzoat dengan Titanium Dioksida (TiO2) sebagai Katalis
Darwin Yunus Nasution...........................................................................

2730

Uji Bioaktivitas Penghambatan Ekstrak Metanol Ganoderma spp. terhadap


Pertumbuhan Bakteri dan Jamur
Dwi Suryanto ............................................................................................

3134

Kegunaan Kitosan sebagai Penyerap terhadap Unsur Kobalt (Co2+) Menggunakan


Metode Spektrofotometri Serapan Atom
Harry Agusnar..........................................................................................

3539

Studi Pembuatan Pakan Ikan dari Campuran Ampas Tahu, Ampas Ikan, Darah Sapi
Potong, dan Daun Keladi yang Disesuaikan dengan Standar Mutu Pakan Ikan
Emma Zaidar Nasution ...........................................................................

4045

Volume 10 Nomor 2

Perbandingan Hasil Analisis Beberapa Parameter Mutu pada Crude Palm Olein
yang Diperoleh dari Pencampuran CPO dan RBD Palm Olein terhadap Teoretis
Zul Alfian ..................................................................................................

4650

Pembuatan Monogliserida Melalui Gliserolisis Minyak Inti Sawit Menggunakan


Katalis Natrium Metoksida
Herlince Sihotang .....................................................................................

5157

Sintesis Senyawa Bis (1,2 Difenilfosfino) Etana dalam Pelarut Dietileter Kering
Saur Lumban Raja...................................................................................

5861

Studi Pembuatan Briket Arang dari Cangkang Kemiri dengan Variasi Ukuran
Partikel Arang dan Konsentrasi Perekat
Junifa Layla Sihombing...........................................................................

6266

Pengaruh Penambahan Kitin Protein sebagai Zat Aditif pada Makanan Ternak
untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ayam Broiler
Hendri Faisal ............................................................................................

6772

Isolation of Anverene from The Antarctic Peninsula Red Algae (Plocamium


cartilaginium)
Albert Pasaribu ........................................................................................

7375

Sintesis Senyawa N-Ftaloyl Kitosan Melalui Reaksi Amidasi antara Kitosan


dengan Ftalat Anhidrida
Misdawati ..................................................................................................

7679

Penggunaan Membran Kitin dan Turunannya dari Tulang Rawan Cumi-Cumi untuk
Menurunkan Kadar Logam Co
Harry Agusnar..........................................................................................

8085

Pengaruh Ukuran Partikel dan Berat Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi
terhadap Sifat Kuat Sobek, Kekerasan dan Ketahanan Abrasi Kompon
Darwin Yunus Nasution...........................................................................

8691

Anda mungkin juga menyukai