id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
Oleh:
ERI FEBRIANI
K1508010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh:
ERI FEBRIANI
K1508010
Skripsi
diajukan untuk me menuhi salah satu persyaratan me ndapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan
Pendidikan Teknik dan Kejuruan
iii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Eri Febriani. EFFECT OF REPLACEMENT SOME CLAY WITH
RICE HUSK ASH ADDITION ON DURATION OF BURNING TO
PHYSICAL AND MECHANICAL CHARACTERISTICS OF BRICK.
Research paper, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret
University of Surakarta, June 2012.
Purpose of the research is to know minimum time duration of burning in the
making of clay brick by adding rice husk ash. Duration of burning is expected to
consume shorter time than burning of usual brick, namely 4 days of 96 hours, so
that duration of brick burning of the research is varied, namely, 12 hours, 18
hours, 24 hour and 30 hours. Addition of rice husk ash is also varied, namely, 0%,
5%, 10%, 15% and 20%. After the brick had been burned based on duration
variation and ash addition, the brick is tested for physical characteristics
consisting of specific weight test, burned shrinkage test, and porosity test, and for
mechanical characteristics consisting of compression test and breaking test.
The research is a quantitative one. Standardized brick test refers to SII0021-1978. Based on the research, it was found that minimum duration of brick
burning was 18 hours with rice husk ash addition of 20% and compressive
strength of the brick was 4,238 MPa, with specific weight of 1,442 g/cm3. While
burned shrinkage (0,897%) was obtained from burning duration of 12 hours with
rice husk ash addition of 20%. Porosity (41,301%) was obtained from burning
duration of 12 hours with rice husk addition of 20%. Then, breaking strength
(0,032 N/mm2) was obtained from burning duration of 12 hours with rice husk ash
addition of 20%.
Conclusion of the research is rice husk ash addition of 20% with minimum
burning duration of 12 hours produces brick refers to SII-0021-1978 breaking
strength, namely, 4,238 MPa.
Key words: Brick, duration of burning, rice husk ash, specific weight, burned
shrinkage, porosity, compressive strength and breaking strength
vii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
# Bebaskan dirimu dari belenggu masa lalu. Hiduplah hari ini untuk menciptakan
masa depan yang lebih baik. Miliki hati, jadikan berarti. Jangan pernah
menyesali apapun yang kamu lakukan dengan keikhlasan hati, sesuatu yang
datang dari hati akan selalu berarti #
# Syukuri setiap kesulitan. Karena terkadang kesulitan mengantar kita pada hasil
yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan. Setiap masalah ada jalan
keluarnya. Kamu mungkin tak melihatnya, namun Tuhan tahu jalan keluarnya.
Yakin dan percayalah padaNya #
viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
v Sufian Putra
Terima kasih karena senantiasa memberikan perhatian dan semangat
kepadaku. Selalu ada disampingku baik disaat kubahagia tertawa maupun
saat kujatuh dan menangis.
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Yang
memberi ilmu, inspirasi dan kemuliaan, karena atas rahmat dan ridho-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul PENGARUH
PENGGANTIAN SEBAGIAN TANAH LIAT DENGAN ABU SEKAM
PADI DAN LAMA PEMBAKARAN TERHADAP KARAKTERISTIK
FISIS DAN MEKANIK BATU BATA.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan,
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Bapak Drs. Sutrisno, ST.M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Bapak Ida Nugroho Saputro, ST. M.Eng selaku Ketua Program Pendidikan
Teknik Sipil/Banguan sekaligus selaku Dosen pembimbing II, yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi
ini.Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Abdul Haris S. S.Pd., M.Pd selaku Koordinator Skripsi Pendidikan
Teknik Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Ibu Anis Rahmawati S.T.,M.T selaku Dosen pembimbing I, yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.
6. Teman-teman mahasiswa Program Teknik Bangunan angkatan tahun
2008.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis,
xi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ......................................................................................................
PERNYATAAN ........................................................................................
ii
PENGAJUAN ...........................................................................................
iii
PERSETUJUAN ........................................................................................ iv
PENGESAHAN ........................................................................................
ABSTRAK ................................................................................................
vi
MOTTO .....................................................................................................
viii
PERSEMBAHAN .....................................................................................
ix
xii
xv
xviii
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
24
27
D. Hipotesis .................................................................................
28
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
34
46
51
56
64
78
111
B. Implikasi ..................................................................................
112
C. Saran ........................................................................................
112
114
LAMPIRAN ..............................................................................................
118
xiii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
19
23
23
27
45
46
10 Grafik Output SPSS Hubungan Berat Jenis dan Variasi Abu Sekam
Padi .........................................................................................................
81
82
12 Grafik Output SPSS Hubungan Susut Bakar dan Variasi Abu Sekam
Padi .........................................................................................................
83
84
14 Grafik Output SPSS Hubungan Porositas dan Variasi Abu Sekam Padi.
85
86
16 Grafik Output SPSS Hubungan Kuat Tekan dan Variasi Abu Sekam
Padi .........................................................................................................
87
88
18 Grafik Output SPSS Hubungan Kuat Patah dan Variasi Abu Sekam
Padi .........................................................................................................
89
90
20 Grafik Output SPSS Hubungan Berat Jenis dan Lama Pembakaran .......
92
xiv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
22 Grafik Output SPSS Hubungan Susut Bakar dan Lama Pembakaran ......
94
95
97
98
26 Grafik Output SPSS Hubungan Kuat Tekan dan Lama Pembakaran ......
100
101
28 Grafik Output SPSS Hubungan Kuat Patah dan dan Lama Pembakaran..
103
104
105
106
107
33 Kesesuaian Kuat Tekan Batu Bata Uji dengan Standar SII-0021-1978 ...
109
110
xv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
16
31
52
56
57
57
58
58
59
60
19 Hubungan Berat Jenis dan Variasi Penambahan Abu Sekam Padi ...........
60
61
21 Hubungan Susut Bakar dan Variasi Penambahan Abu Sekam Padi .........
61
62
62
63
25 Hubungan Kuat Tekan dan Variasi Penambahan Abu Sekam Padi .......... 63
26 Hubungan Kuat Patah dan Lama Pembakaran ..........................................
64
27 Hubungan Kuat Patah dan Variasi Penambahan Abu Sekam Padi ...........
64
xvi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
66
32 Pengaruh Variasi Penambahan Abu Sekam Padi terhadap Susut Bakar ... 67
33 Nilai Koefisien Korelasi dan Persamaan Regresi Porositas ...................... 67
34 Pengaruh Variasi Penambahan Abu Sekam Padi terhadap Porositas .......
67
68
69
38 Pengaruh Variasi Penambahan Abu Sekam Padi terhadap Kuat Patah ....
69
70
71
72
72
73
73
74
75
76
77
xvii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
79
80
xviii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan
Halaman
32
32
33
34
34
38
38
xix
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
122
148
168
213
258
261
xx
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Sumber: http://andriakbar.blogspot.com.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
mengandung abu yang mempunyai kandungan silika yang tinggi dan selulosa
yang menghasilkan karbon ketika terdekomposisi secara termal.
Abu sekam padi merupakan hasil dari sisa pembakaran sekam padi,
Abu sekam padi merupakan salah satu bahan yang potensial digunakan di
Indonesia karena produksi yang tinggi dan penyebaran yang luas. Bila abu sekam
padi dibakar pada suhu terkontrol, abu sekam yang dihasilkan dari sisa
pembakaran mempunyai sifat campuran yang tinggi karena mengandung silika.
Selama proses perubahan sekam padi menjadi abu, pembakaran menghilangkan
zat-zat organik dan meninggalkan sisa yang kaya akan silika. Perlakuan panas
pada sekam menghasilkan perubahan struktur yang berpengaruh pada dua hal.
Yaitu tingkat aktivitas campuran dan kehalusan butiran abunya.
Penelitian tentang abu sekam sendiri sudah pernah dilakukan oleh
Masthura. (2010) yang berjudul Karakterisasi Batu Bata Dengan Campuran
Abu Sekam Padi, dari penelitian ini didapatkan hasil-hasil yakni, telah
dilakukan pembuatan batu bata lempung dengan campuran berupa abu sekam padi
yang dicetak dengan cara pemadatan, pengeringan dan dibakar pada temperatur
800oC. Setelah umur pengeringan 7 hari, dilakukan pengujian karakteristik sifat
sifat mekanik dan fisis benda uji seperti; kuat tekan, kuat patah, porositas, dan
susut bakar. Batu bata dibuat dengan variasi campuran 0%, 5%, 10%, 15%, 20%
dan 25% abu sekam padi terhadap tanah lempung, dari hasil pengujian diperoleh
hasil kuat tekan yaitu 5,68 MPa 10,97 MPa, hasil pengujian kuat patah yaitu
0,53 MPa 3,08 MPa, pengujian porositas yaitu 27,98% - 34,67% dan pengujian
susut bakar yaitu 0,34% - 1,72%. Hasil ini menunjukkan bahwa batu bata dapat
dibuat dengan memanfaatkan abu sekam padi pada campuran 5% - 20%.
Penelitian ini merupakan pengembang dari beberapa penelitianpenelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian batu bata secara umum
yaitu mengembangkan metode terbaru untuk bahan tambahan batu bata yang
dapat meningkatkan waktu pembakaran. Titik berat fokus permasalahan pada
penelitian ini adalah mempercepat proses pembakaran batu bata dengan
penambahan abu sekam padi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka
dapat ditarik beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Waktu pembakaran batu bata yang terlalu lama meningkatkan biaya produksi.
2. Limbah sekam padi yang masih berlimpah dan belum dimanfaatkan secara
maksimal.
3. Pemanfaatan limbah sekam padi menjadi abu sekam padi untuk bahan
pengganti sebagian pembuatan batu bata.
4. Belum diketahui pengaruh lama pembakaran terhadap karakteristik fisis dan
mekanik batu bata.
5. Belum diketahui prosentase optimal penggantian sebagian abu sekam padi
untuk mendapatkan lama pembakaran minimal dengan kekuatan batu bata
yang dihasilkan memenuhi standar SII-0021-1978.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah serta agar masalah yang dikaji dalam
penelitian ini menjadi terarah dan tidak melebar terlalu jauh maka dibuat batasan
masalah sebagai berikut:
1. Pengaruh penggantian sebagian abu sekam padi terhadap karakteristik
mekanik dan fisis batu bata. Sifat mekanik batu bata yang ditinjau adalah kuat
tekan, kuat patah. Sedangkan sifat fisis yang ditinjau adalah porositas, susut
bakar dan berat jenis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang masalah
tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Adakah pengaruh penggantian sebagian abu sekam padi terhadap karakteristik
fisis dan mekanik batu bata?
2. Adakah pengaruh lama pembakaran terhadap karakteristik fisis dan mekanik
batu bata?
3. Berapakah prosentase optimal penggantian sebagian abu sekam padi dengan
lama pembakaran batu bata minimal untuk mencapai karakteristik fisis dan
mekanik batu bata sesuai standar SII-0021-1978?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini begitu penting karena dapat menghasilkan informasi
yang dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan penelitian baik secara
teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan bahan bangunan
pengaruh penggantian sebagian abu sekam padi terhadap karakteristik fisis
dan mekanik batu bata.
b. Memberikan informasi tentang pemanfaatan sekam padi sebagai bahan
pengganti sebagian pembuatan bahan bangunan khususnya batu bata.
c. Sebagai penelitian pengembang untuk penelitian lain yang relevan.
d. Sebagai pendukung teori-teori penelitian sebelumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi tentang pemanfaatan sekam padi menjadi abu
sekam padi yang bisa dijadikan komoditas komersial.
b. Memberikan informasi tentang abu sekam padi yang bisa mempercepat
lama pembakaran batu bata sehingga produksi batu bata lebih efisien.
c. Memberikan alternatif konstruksi bangunan yang dapat mengurangi atau
memanfaatkan limbah padi serta memperoleh bata dengan mutu yang baik
dan lama pembakaran yang minimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Tanah Liat
a. Definisi Tanah Liat
Tanah liat merupakan bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan
batu bata, dimana kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia
karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat
luas. Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari batuan yang
merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal
pertanian terutama persawahan.
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan
basah akan mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan
menjadi keras, sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada
umumnya, masyarakat memanfaatkan tanah liat atau lempung ini sebagai
bahan baku pembuatan bata dan gerabah. Berdasarkan tabel 2.1 dapat
dilihat komposisi kimia tanah liat.
Tabel 2.1. Komposisi Kimia Tanah Liat
No
Unsur Kimia
Jumlah (%)
SiO2
59,14
Al2O3
15,34
Fe2O3 + FeO
6,88
CaO
5,08
Na2O
3,84
MgO
3,49
K2O
1,13
H2O
1,15
TiO2
1,05
10 Lain lain
2,9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
butiran butiran tanah liat berkumpul menjadi butiran yang lebih besar
dan cepat mengendap, contohnya: magnesium sulfat. Deflokulan
merupakan suatu zat yang akan mempertinggi daya suspensi
(menghablur) sehingga butiran butiran tanah liat tetap melayang,
contohnya: waterglass/sodium silikat, dan sodium karbonat.
4) Penyusutan
Tanah liat untuk mengalami dua kali penyusutan, yakni susut kering
(setelah mengalami proses pengeringan) dan susut bakar (setelah
mengalami
proses
pembakaran).
Penyusutan
terjadi
karena
menguapnya air selaput pada permukaan dan air pembentuk atau air
mekanis sehingga butiran butiran tanah liat menjadi rapat. Pada
dasarnya susut bakar dapat dianggap sebagai susut keseluruhan dari
tanah liat sejak dibentuk, dikeringkan sampai dibakar. Persentase
penyusutan yang dipersyaratkan untuk jenis tanah liat earthenware
sebaiknya antara 10% - 15%. Tanah liat yang terlalu plastis pada
umumnya memiliki persentase penyusutan lebih dari 15% sehingga
mengalami resiko retak/pecah yang tinggi. Untuk mengatasinya dapat
ditambahkan pasir halus.
5) Suhu Bakar
Suhu bakar berkaitan langsung dengan suhu kematangan, yaitu kondisi
benda yang telah mencapai kematangan pada suhu tertentu secara tepat
tanpa mengalami perubahan bentuk, sehingga dapat dikatakan tanah
liat tersebut memiliki kualitas kemampuan bakar. Dalam proses
pembakaran tanah liat akan mengalami proses perubahan (ceramic
change) pada suhu sekitar 600C, dengan hilangnya air pembentuk
dari bahan benda.
6) Warna Bakar
Warna bakar tanah liat dipengaruhi oleh zat/bahan yang terikat secara
kimiawi pada kandungan tanah. Warna pada tanah liat disebabkan oleh
zat yang mengotorinya, warna abu abu sampai hitam mengandung
zat arang dan sisa sisa tumbuhan, warna merah disebabkan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
oksida besi (Fe). Perubahan warna batu bata merah dari keadaan
mentah sampai setelah dibakar biasanya sulit dipastikan. Berdasarkan
tabel 2.2 dapat dilihat perkiraan perubahan warna tanah liat mentah
setelah proses pembakaran.
Tabel 2.2. Perkiraan Perubahan Warna Tanah Liat Setelah Proses Pembakaran
Kemungkinan perubahan warna
setelah dibakar
1. Merah
Merah atau cokelat
2. Kuning tua
Kuning tua, cokelat atau merah
3. Cokelat
Merah atau cokelat
4. Putih
Putih atau putih kekuningan
5. Abu-abu ata hitam
Merah, kuning tua atau putih
6. Hijau
Merah
7. Merah, kuning, abu-abu tua
Pertama merah lalu krem, kuning
tua atau kuning kehijauan pada saat
melebur
(Hartono 1987: 24) dalam Masthura (2010)
Warna tanah liat mentah
7) Porositas
Porositas atau absorbsi adalah persentase penyerapan air oleh badan
keramik atau batu bata. Persentase porositas ditentukan oleh jenis
badan, kehalusan unsur badan, penambahan pasir, kepadatan dinding
bahan, serta suhu bakarnya. Tanah liat poros biasanya fragile, artinya
pada bentuk bentuk tertentu bila mendapatkan sentakan agak keras
akan
mudah
patah/pecah.
Tanah
liat earthenware
umumnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
mengolah,
mencetak,
mengeringkan,
membakar
pada
temperatur tinggi hingga matang dan berubah warna, serta akan mengeras
seperti batu jika didinginkan hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam
dalam air.
Batu bata adalah salah satu unsur bangunan dalam pembuatan
konstruksi bangunan yang terbuat dari tanah liat ditambah air dengan atau
tanpa bahan campuran lain melalui beberapa tahap pengerjaan, seperti
menggali,
mengolah,
mencetak,
mengeringkan,
membakar
pada
temperature tinggi hingga matang dan berubah warna, serta akan mengeras
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
seperti batu jika didinginkan hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam
dalam air. (Ramli, 2007) dalam Masthura (2010).
Batu bata mempunyai sifat-sifat fisika sebagai berikut (Van Flack,
1992) dalam Masthura (2010):
1) Merupakan senyawa logam dan non logam.
2) Senyawa ini mempunyai ikatan ionik dan/atau ikatan kovalen. Adanya
ikatan ionik ini menyebabkan bahan keramik mempunyai stabilitas
yang relatif tinggi dan tahan terhadap perubahan fisika dan kimia yang
ekstrim.
3) Pada umumnya keramik bersifat isolator. Keramik seperti batubata
lainnya bersifat isolator karena memiliki elektron bebas yang sedikit
bahkan tidak ada. Elektron-elektron ini berbagi dengan atom-atom
yang berdekatan membentuk ikatan kovalen atau perpindahan electron
valensi dari kation ke anion membentuk ikatan ion.
4) Mempunyai modulus elastisitas yang tinggi. Modulus ini menyatakan
tingkat kekakuan atau tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan
satu satuan regangan elastis. Keramik umumnya dianggap material
yang getas dan tidak ulet. Sebelum dan sesudah perpatahan, deformasi
plastis yang dialami mikrostruktur hanya sedikit bahkan tidak ada
sama sekali. Kekuatan keramik pada tegangan kompresi sangat baik,
sehingga pada perancangan barang-barang keramik diusahakan agar
pemakaian gaya bersifat kompresif. Sebaliknya kekuatan tarik keramik
tidak menyolok bahkan rendah karena pengaruh cacat permukaan.
Jika disesuaikan dengan bahan pembuatannya, secara umum batu
bata digolongkan dalam 2 jenis:
1) Batu bata tanah liat
Batu bata yang terbuat dari tanah liat ini memiliki 2 kategori utama,
yaitu bata biasa dan bata muka.
a) Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu.
Bata ini digunakan untuk dinding dan ditutup dengan semen. Bata
biasa seringkali disebut dengan bata merah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
Ini
dapat
dipahami
karena
pembuatan
batu
bata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
1) Pandangan Luar
Batu bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku,
bidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retak-retak dan
perubahan bentuk yang berkelebihan, Bentuk lain yang disengaja
karena pencetakan, diperbolehkan. Di samping syarat syarat tersebut
di atas, pembeli dan penjual dapat mengadakan perjanjian tersendiri.
2) Ukuran
Ukuran ukuran panjang, lebar dan tebal dari bata merah ditentukan
dan dinyatakan dalam perjanjian antara pembeli dan penjual
(pembuat). Standar Bata Merah di Indonesia oleh Y.D.N.I (Yayasan
Dana Normalisasi Indonesia) nomor 15-2094-1991 dalam Siswanti
Zuraida (2012), menetapkan suatu ukuran standar untuk bata merah
sebagai berikut:
a) Panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm
b) Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm
Penyimpangan terbesar, dari ukuran ukuran seperti tersebut di atas
ini ialah : untuk panjang maksimum 3%, lebar maksimum 4%, tebal
maksimum 5%, (Yahya Ibahim, 2002) dalam Masthura (2010), tetapi
antara bata bata dengan ukuran ukuran yang terbesar dan bata
dengan
ukuran
ukuran
terkecil,
selisih
maksimum
yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
4) Kadar Garam
Benda benda percobaan tidak boleh menunjukkan tanda tanda yang
menurut hasil pengujian dinyatakan membahayakan. Hasil pengujian
dinyatakan dengan kata kata :
a) Tidak membahayakan
b) Ada kemungkinan membahayakan
c) Membahayakan
5) Porositas (Penyerapan)
Menurut Yudha Romadhona (2007) dalam Masthura (2010) Penyerapan,
disyaratkan tidak melebihi dari 20%, dan berat jenis batu bata normal
berkisar antara 1,8 2,6 gr/cm3.
c. Proses Pembuatan Batu Bata
Proses pembuatan batu bata melalui beberapa tahapan, meliputi
penggalian bahan mentah, pengolahan bahan, pembentukan, pengeringan,
pembakaran, pendinginan, dan pemilihan (seleksi). Adapun tahap-tahap
pembuatan batu bata, yaitu sebagai berikut; (Suwardono, 2002) dalam
Masthura (2010).
1) Penggalian Bahan Mentah
Penggalian bahan mentah batu bata merah sebaiknya dicarikan tanah
yang tidak terlalu plastis, melainkan tanah yang mengandung sedikit
pasir untuk menghindari penyusutan. Penggalian tanah dilakukan
dengan menggunakan alat tradisional, berupa cangkul. Penggalian
dilakukan pada tanah lapisan paling atas kira-kira setebal 40 50 cm,
sebelumnya tanah dibersihkan dari akar pohon, plastik, daun, dan
sebagainya agar tidak ikut terbawa. Kemudian menggali sampai ke
bawah sedalam 1,5 2,5 meter atau tergantung kondisi tanah. Tanah
yang sudah digali dikumpulkan dan disimpan pada tempat yang
terlindungi. Semakin lama tanah liat disimpan, maka akan semakin
baik karena menjadi lapuk. Tahap tersebut dimaksudkan untuk
membusukkan organisme yang ada dalam tanah liat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Pekerjaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
bahwa
partikel
tanah
liat
sebelum dibakar
butir-butir
mempunyai
satu
batas,
seperti
yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
yang berarti bahwa terdapat energi minimum yang dibutuhkan
untuk pergerakan atom atau ion dalam mencapai energi yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
a. Air cukup banyak dan kontinyu sepanjang tahun. Kadar air untuk tanah
liat kira kira 30%.
b. Air harus tidak sadah tidak mengandung garam yang larut di dalam air,
seperti garam dapur.
c. Air cukup bersih, tidak mengandung bibit penyakit.
4. Abu Sekam Padi
Sekam padi merupakan salah satu limbah dari produk pertanian.
Sekam padi atau kulit padi adalah bagian terluar dari butir padi yang menjadi
hasil sampingan saaat proses penggilingan padi dilakukan sekitar 20 % dari
bobot padi adalah sekam padi dan kurang lebih 15 % dari komposisi sekam
adalah abu sekam padi yang dihasilkan saat sekam tersebut dibakar. Sekam
padi mengandung abu yang mempunyai kandungan silica yang tinggi dan
selulosa yang menghasilkan karbon ketika terdekomposisi secara termal.
Dalam proses penanganan pascapanen dan pengolahan hasil pertanian
akan dihasilkan produk utama, produk samping dan sisa atau limbah. Pada
tanaman padi produk utamanya adalah beras, produk samping berupa menir
dan bekatul dan limbah padi berupa jerami dan sekam. Proses penghancuran
limbah secara alami berlangsung secara lambat sehingga tidak saja
mengganggu estetika, tetapi dapat menimbulkan dampak polusi yang
mencemari lingkungan dan kesehatan manusia.
Limbah dapat diproses menjadi produk industri, energi, bahan
bangunan, farmasi dan bahan kimia. Pada saat ini limbah padi sudah banyak
dimanfaatkan misalnya saja jerami untuk media tumbuh jamur merang, sekam
untuk membakar tembikar, abu gosok, alas kandang dan campuran pada
pembuatan batu bata. Namun demikian, pemanfaatan limbah masih perlu
ditingkatkan lagi untuk memberi nilai tambah dan daya guna sehingga lebih
bermanfaat bagi manusia. Pada gambar 2.3 dapat dilihat contoh sekam padi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
butiran abunya. Berdasarkan tabel 2.4 dapat dilihat komposisi kimia abu
sekam padi.
SiO2
Jumlah
(dalam % berat kering)
86,90 97,30
K2O
0,58 2,50
Na2O
0,01 1,75
CaO
0,20 1,50
MgO
0,12 1,96
Fe2O3
0,01 0,54
P2O5
0,20 2,85
SO3
0,10 1,13
No
Komponen
9 Cl
0,01 0,42
(Sumber: Rina Wardany) dalam Masthura (2010)
yang
dilakukan
oleh
Masthura
(2010),
yang
berjudul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
MPa 3,08 MPa, pengujian porositas yaitu 27,98% - 34,67% dan pengujian
susut bakar yaitu 0,34% - 1,72%. Hasil ini menunjukkan bahwa batu bata
dapat dibuat dengan memanfaatkan abu sekam padi pada campuran 5% - 20%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Khairul Lakum C (2010). Penelitian ini
berjudul Pe manfaatan Abu Sekam Padi Sebagai Campuran Untuk
Peningkatan Kekuatan Beton, dari penelitian ini didapatkan hasil hasil
yakni, dalam penelitian ini, abu sekam padi digunakan sebagai pengganti
sebagian semen dalam pembuatan beton. Kadar abu sekam padi yang
dipergunakan adalah 5%,10%,15%,20%, dan 25% dari jumlah semen. Benda
uji dibuat dengan komposisi campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil, untuk
pembuatan beton normal, dan penambahan abu sekam padi untuk pembuatan
beton dengan campuran abu sekam padi. Pengujian yang dilakukan terhadap
beton, meliputi pengujian kuat tekan, porositas, dan penyerapan air, dan dari
hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan abu sekam padi dengan kadar
5% dan 10% dari jumlah semen, akan dapat meningkatkan kuat tekan beton
sebesar 28,48% dan 47,25%, dari kuat tekan beton normal. Selain itu
pemanfaatan abu sekam padi dengan kadar 5% dan 10% pada pembuatan
beton, juga akan memperkecil porositas dan penyerapan air oleh beton, dari
hasil penelitian penyerapan air berkurang 1,6% dan 2,42% dari beton
normal.dan porositas beton berkurang sebesar 2,65% dan 6,22% dari beton
normal.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Christiawan dan Seno Darmanto (2008),
dengan judul Perlakuan Bahan Bata Merah Berserat Abu Sekam Padi.
Melalui penelitian tersebut diketahui bahwa penambahan serat alam (abu
sekam padi) pada pada campuran cenderung meningkatkan produksi bata
sehubungan kenaikan volume campuran. Bata berserat alam mempunyai
massa relatif lebih rendah dibandingkan dengan bata tanah liat murni. Di sisi
lain kenaikan kadar serat alam dalam spesimen bata akan meningkatkan
penyusutan bata yang ditandai dengan dimensi spesimen yang berkurang. Dan
kuat tekan bata dengan pengisi serat alam abu sekam padi cenderung menurun
dibandingkan dengan kuat tekan spesimen bata tanah liat murni.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
4. Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian tentang abu sekam sendiri sudah
pernah dilakukan oleh. Muntohar, A, S. dan B. Hantoro (2001) dalam Ridwan
Hadi Rianto (2007). Penelitian ini berjudul Pengaruh Abu Sekam
Terhadap Proses Stabilisasi Tanah Le mpung, dari penelitian ini
didapatkan hasil-hasil yakni, abu sekam dapat mengurangi kembang susut dari
tanah lempung dengan melihat penurunan indeks plastis-nya dari 41,25%
menjadi 0,96% pada kadar abu sekam 12-12,5 %, Potensi kembang susutnya
sendiri menurun dari 19,23 % menjadi 0,019 %, nilai CBR tanah meningkat
dari 3,03% menjadi 16,3% pada kadar abu sekam 6-12.5%, friksi internalnya
meningkat dari 5,36 menjadi 23,85, kohesi tanahnya meningkat dari 54.32
kN/m2 menjadi 157,19 kN/m2, peningkatan parameter geser akibat CBR
menjadi 4.131 kN/m2 dari yang sebelumnya 391,12 kN/m2, pada kadar abu
sekam 6-10%, penurunan konsolidasi mengecil, yaitu dari 0,03 menjadi 0,006.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Herina, F. S. (2000) dalam Ridwan Hadi
Rianto (2007) yang berjudul Kajian Pemanfaatan Abu Sekam Padi
Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah Fondasi Ekspansif Untuk Bangunan
Sederhana. Dari penelitian ini didapatkan hasil-hasil sebagai berikut:
a. Abu sekam padi yang mengandung silikat tinggi dapat bersifat sementasi
jika dicampur dengan kapur dan air, dengan memeksimalkan sifat ini
diharapkan abu sekam dapat mengendalikan ketidak stabilan tanah
ekspansif
dengan
mengikat
mineral
penyebab
ekspansinya
(montmorillonite).
b. Komposisi campuran 5% abu sekam + kapur dan 95% tanah asli
memberikan kadar air optimum 27,42%, dan berat isi 0,55 gr/cm3
c. Melalui tahapan campuran yang benar komposisi 5% bahan stabilisator
mampu meningkatkan kestabilan dan daya dukung fondasi.
d. Campuran dengan komposisi 15% bahan stabilisator menunjukkan hasil
yang sedikit berbeda dengan komposisi 5%.
e. Hasil maksimal kajian hanya dapat diperoleh setelah melewati 2 musim
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
C. Kerangka Berpikir
X1
Y
X2
Gambar 2.5. Paradigma Penelitian
Keterangan:
X1
X2
D. Hipotesis
1. Penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh terhadap karakteristik
mekanik dan fisis batu bata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Bulan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Jenis Kegiatan
1. Persiapan penelitian
2. Penulisan proposal skripsi
3. Seminar proposal
4. Revisi proposal
5. Perijinan penelitian
6. Pelaksanaan penelitian
7. Analisis data
8. Penulisan laporan/skripsi
9. Pelaksanaan ujian skripsi dan
revisi
Gambar 3.1. Alokasi Waktu Kegiatan Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Jumlah
Sampel
5%
10%
18 buah 18 buah
18 buah 18 buah
18 buah 18 buah
18 buah 18 buah
Total Sampel
15%
18 buah
18 buah
18 buah
18 buah
20%
18 buah
18 buah
18 buah
18 buah
90 buah
90 buah
90 buah
90 buah
360 buah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
penelitian. Analisa data adalah cara untuk mengolah angka, menguji hipotesis,
dan untuk memperoleh kesimpulan.
a. Hasil Uji Kuat Tekan Batu Bata dengan Penggantian Sebagian Abu
Sekam Padi
Untuk data uji kuat tekan batu bata dengan penggantian sebagian abu
sekam padi, peneliti menyajikan dalam bentuk analisis data statistik.
Adapun analisis data yang dipakai adalah uji normalitas dan linearitas.
Persamaan kuat tekan : E.P.Popov (1995) dalam Masthura (2010).
P
= P/A
(1)
dengan:
= Tekanan (Pa)
P = Beban maksimum (N)
A = Luas bidang permukaan (m2)
b. Hasil Uji Kuat Patah Batu Bata dengan Penggantian Sebagian Abu
Sekam Padi
Untuk data uji kuat patah batu bata dengan penggantian sebagian abu
sekam padi, peneliti menyajikan dalam bentuk analisis data statistik.
Adapun data yang dipakai adalah analisis regresi.
Kekuatan patah sampel berbentuk balok dihitung dengan persamaan
berikut: (ASTM C. 170-90) dalam Masthura (2010).
P
Bs =
(2)
dengan :
Bs
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Massa Basah
Porositas(%) =
.
dengan:
Mk
Massa Kering
100%
(3)
Mb
= Massa basah benda uji, setelah direndam dalam air selama 2x24
jam (gram)
Vb
air
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Susut Bakar(%) =
, .,g
dengan:
100%
(4)
lo
li
(5)
Dimana:
D. Rancangan Penelitian
Penelitian
yang
digunakan
jenis
penelitian
kuantitatif
yaitu
ataupun dari sumber lain yang ada hubungannya dengan permasalahan yang
akan diteliti.
2. Tahap Penelitian
Tahapan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
a. Tahap Pertama
Disebut sebagai tahap persiapan dan penyediaan bahan. Pada tahap ini
seluruh bahan dan peralatan yang akan digunakan dipersiapkan terlebih
dahulu agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.
1) Pemilihan Bahan
a) Tanah liat
Jenis tanah liat yang digunakan adalah tanah liat alluvial yang
terdapat di daerah persawahan.
b) Abu Sekam Padi
Abu Sekam yang digunakan adalah dari sekam padi yang dibakar.
c) Air
Air yang digunakan adalah air yang harus memenuhi syarat
syarat sebagai berikut:
(1) Air cukup banyak dan kontinyu sepanjang tahun. Kadar air
untuk tanah liat kira kira 30%.
(2) Air harus tidak sadah tidak mengandung garam yang larut di
dalam air, seperti garam dapur.
(3) Air cukup bersih, tidak mengandung bibit penyakit.
2) Persiapan Alat
a) Timbangan
Timbangan yang di gunakan dalam penelitian ini yakni timbangan
digital merk METLER TOLEDO kapasitas 16 kg, ketelitian
sampai 0,01 gram, digunakan untuk mengukur berat material.
b) Oven
Oven yang dilengkapi dengan pengaturan suhu.
c) Cetakan benda uji
Untuk mencetak benda uji yang berbentuk persegi berfungsi
sebagai mal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
(c) Timbangan
(d) Cawan alumunium
(e) Desikator
(3) Langkah kerja
(a) Bersihkan dan keringkan cawan, kemudian ditimbangn dan
catat beratnya (W1)
(b) Masukkan contoh tanah ke dalam cawan dan ditutup,
kemudian ditimbang (W2)
(c) Dalam keadaan terbuka, cawan beserta tanah dimasukkan
ke dalam oven selama 16-24 jam.
(d) Cawan dengan tanah kering diambil dari dalam oven dan
didinginkan.
(e) Cawan dan tanah kering ditimbang (W3)
(f) Kadar air =
:.
x 100% (6)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
(k) Cawan
(3) Langkah kerja
(a) Piknometer dibersihkan kemudian ditimbang (W1)
(b) Contoh tanah dihancurkan dalam cawan porcelain dengan
menggunakan pastel, kemudian dikeringkan dalam oven
(c) Ambil tanah kering dari oven dan dinginkan.
(d) Masukkan tanah ke dalam piknometer sebanyak 10 gr.
Tutup piknometer tersebut dan timbang. (W2)
(e) Isikan air kurang lebih 10 cc ke dalam piknometer (sampai
tanah terendam seluruhnya). Biarkan 2-10 jam.
(f) Tambahkan air destilasi sampai kira-kira atau 2/3
piknometer.
(g) Piknometer dipanaskan selama 10 menit dengan sekali-kali
dimiringkan untuk membantu keluarnya udara, kemudian
didinginkan.
(h) Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan
ditutup. Bagian luar piknometer dikeringkan.
(i) Piknometer berisi air dan tanah tersebut ditimbang (W3).
Air dalam piknometer diukur suhunya dengan thermometer
(tC)
(j) Piknometer dikosongkan dan dibersihkan, kemudian diisi
penuh dengan air destialsi bebas udara dan ditutup.
Kemudian ditimbang (W4).
(k) Berat jenis (tC) =
(l) Berat
Rt)
Rt)
jenis
t
(27,5C)
ll () )
ll (
, )
( :.
.. (7)
Berat
jenis
(tC)
... (8)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
(2) Alat dan bahan
(a) Tanah liat (lempung) yang lolos saringan no 4 dengan berat
100 gr
(b) Alat cassagrande
(c) Graving tool (alat pembarut)
(d) Cawan porcelain
(e) Pastel berkepala karet
(f) Spatel
(g) Saringan no 4
(h) Air destilasi
(i) Cawan
(j) Timbangan digital dengan ketelitian 0,001 gr
(3) Langkah kerja
(a) Masukkan tanah pada pada cawan porcelain (100 gr)
campur dengan air destilasi ( 15 20 cc). Aduk sampai
merata dengan alat spatel.
(b) Taruhlah hasil adukan tersebut dalam cassagrande.
Lakukan 30 40 kali pukulan. Ratakan adukan dalam
mangkuk cassagrande sampai didapat ketebalan 1 cm.
(c) Dengan alat graving tool, buat garis lurus pada tengah
mangkuk sehingga tanah terbagi menjadi dua bagian.
(d) Ambil sebagian tanah dari mangkuk dengan menggunakan
spatel. Periksa kadar air tanah tersebut.
(e) Ambil sisa tanah dalam mangkuk dan kembalikan ke
cawan porcelain.
(f) Ulangi poin-poin di atas sampai diperoleh 3 atau 4 data
hubungan kadar air dengan jumlah pukulan antara 15 35
pukulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
(g) Batas plastis (%) =
(h) Indeks plastisitas
cca cga
cc
x 100% .. (9)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
dilakukan
secara
perlahan
lahan
dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Persiapan bahan
Pemeriksaan bahan
Tanah Liat :
Tahap 1
Air:
a. Kadar air
b. Berat jenis
c. Batas cair
d. Batas plastis dan
indeks plastisitas
a) Tidak berwarna
b) Tidak berbau
Tahap 2
Pencampuran abu sekam padi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%
Pengujian:
1. Berat Jenis
2. Porositas
3. Susut bakar
4. Kuat tekan
5. Kuat patah
Analisa data
Kesimpulan
Gambar 3.2. Alur Penelitian
commit to user
Tahap 5
Tahap 6
Tahap 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Hi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
2. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggantian
sebagian abu sekam padi terhadap karakteristik mekanik dan fisis batu
bata yang akan di uji dengan menggunakan persamaan regresi dan harus
dicari terlebih dahulu persamaan garis regresinya.
Analisa korelasi dan regresi banyak digunakan untuk mencari
hubungan atau pengaruh dari dua variabel atau lebih, dimana salah satu
variabelnya merupakan dependent variabel dan yang lain merupakan
independent variabel. Untuk menghitung pengaruh penggantian sebagian
abu sekam padi terhadap karakteristik mekanik dan fisis batu bata
menggunakan persamaan garis regresi, yaitu dengan menggunakan
program SPSS 19 dengan metode Curve Estimation. Pengambilan
keputusan yaitu jika signifikansi (Sig.) < 0,05 maka data dinyatakan
signifikan dan jika signifikansi (Sign.) > 0,05 maka data dinyatakan tidak
signifikan. Taraf kesalahan (level of signifikan) yakni menaksir parameter
populasi yang menggunakan data berdasarkan satu nilai dari rata rata
atau sampel (point estimate) mempunyai resiko kesalahan yang lebih
tinggi disbanding dengan menggunakan data berdasarkan nilai intervalnya
rata rata data sampel (interval estimate). Jadi dalam penelitian ini
menggunakan taraf kesalahan/signifikasi 0,05 (5%). (Sugiyono, 2010).
Apabila nilai signifikasi pada uji regresi tidak signifikan, maka dapat
disimpulkan bahwa antara variabel x tidak memiliki berpengaruh
signifikan atau variabel x tidak memiliki kontribusi terhadap y. Selain itu
pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebagai berikut:
(C. Trihendradi, 2011)
Ho
Hi
= ada pengaruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
Hi
= ada pengaruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
untuk mencapai karakteristik mekanik dan fisis batu bata sesuai standar
dihitung dengan mendefinisikan persamaan regresi, yaitu dengan
menggunakan program SPSS 19 metode Regresi Linear beberapa variabel
Independent. Persentase optimal diperoleh dengan menurunkan persamaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Pemeriksaan Bahan
a. Kadar Air Tanah Liat
Hasil pemeriksaan kadar air rata rata tanah liat adalah 14,60%, untuk
selengkapnya ada pada lampiran II.
b. Berat Jenis Tanah Liat
Hasil pemeriksaan berat jenis rata rata tanah liat diperoleh berat jenis
sebesar 2,715 gr/cm3, untuk selengkapnya ada pada lampiran II.
c. Batas Cair Tanah Liat
Hasil pemeriksaan batas cair (liquid limit) diperoleh batas cair sebesar
52,494%, untuk selengkapnya ada pada lampiran II.
d. Batas Plastis dan Indeks Plastisitas
Hasil pemeriksaan batas plastis (plastic limit) dan indeks plastisitas
diperoleh batas plastis sebesar 27,60%, untuk selengkapnya ada pada
lampiran II. Sedangkan indeks plastisitasnya adalah 24,894%. Berdasarkan
tabel 4.1 dapat dinyatakan nilai indeks plastisitas dan macam tanah, serta
dapat disimpulkan bahwa jenis tanah liat dalam pengujian ini adalah
lempung dengan plastisitas tinggi.
Sifat
Macam tanah
Kohesif
Non plastis
Plastisitas rendah
Plastisitas sedang
Plastisitas tinggi
Pasir
Lanau
Lempung berlanau
Lempung
Non kohesif
Kohesif sebagian
Kohesif
Kohesif
51
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
Tabel 4.2. Hasil Uji Rata rata Berat Jenis Batu Bata
Lama
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
Variabel uji
Variasi
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Tabel 4.3. Hasil Uji Rata rata Susut Bakar Batu Bata
Variabel uji
Variasi
0%
5%
12 jam
10%
15%
20%
0%
5%
18 jam
10%
15%
20%
0%
5%
24 jam
10%
15%
20%
0%
5%
30 jam
10%
15%
20%
Lama
commit to user
Susut bakar
rata-rata (%)
1,319
1,062
1,050
0,982
0,897
1,323
1,145
1,067
1,057
0,980
1,393
1,314
1,312
1,310
1,050
1,499
1,461
1,387
1,383
1,216
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
commit to user
Porositas
Rata-Rata (%)
37,958
37,251
36,355
39,969
41,301
35,801
35,292
33,619
34,624
37,591
34,874
33,512
33,166
33,424
35,989
34,592
33,723
33,481
40,950
44,583
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Tabel 4.5. Hasil Uji Rata rata Kuat Tekan Batu Bata
Variabel uji
Lama
Variasi
0%
5%
12 jam
10%
15%
20%
0%
5%
18 jam
10%
15%
20%
0%
5%
24 jam
10%
15%
20%
0%
5%
30 jam
10%
15%
20%
Kuat Tekan
Rata-Rata (MPa)
3,752
5,427
4,417
4,328
4,238
4,047
5,566
4,830
4,346
4,241
4,208
5,223
4,764
4,259
4,160
4,309
4,951
4,400
4,247
4,051
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Tabel 4.6. Hasil Uji Kuat Patah Rata rata Batu Bata
Variabel uji
Lama
Variasi
0%
5%
12 jam
10%
15%
20%
0%
5%
18 jam
10%
15%
20%
0%
5%
24 jam
10%
15%
20%
0%
5%
30 jam
10%
15%
20%
B.
Kuat Patah
(N/mm2)
0,069
0,135
0,117
0,115
0,032
0,170
0,283
0,225
0,222
0,204
0,171
0,202
0,194
0,110
0,098
0,173
0,201
0,166
0,108
0,095
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dipakai untuk menguji apakah data hasil penelitian yang
didapatkan mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data
menggunakan program SPSS 19, yaitu dengan menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov dan Asymp Sig. (2-tailed).
Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas:
Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika signifikansi < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Hasil pengujian normalitas berat jenis batu bata terlihat pada tabel 4.7
berikut, untuk hasil selengkapnya ada pada lampiran IV.
Berat Jenis
Asymp.
KolmogorovSig. (2Smirnov
tailed)
0,845
0,474
0,697
0,716
0,821
0,511
0,406
0,997
0,679
0,746
0,821
0,510
1,119
0,164
0,489
0,971
0,453
0,987
Signifikansi Distribusi
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Hasil pengujian normalitas susut bakar batu bata terlihat pada tabel 4.8
berikut, untuk hasil selengkapnya ada pada lampiran IV.
Susut Bakar
Asymp.
KolmogorovSig. (2Smirnov
tailed)
1,125
0,159
1,333
0,057
1,126
0,158
1,281
0,075
1,019
0,251
1,307
0,066
1,180
0,123
1,323
0,060
1,334
0,057
Signifikansi
Distribusi
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
Hasil pengujian normalitas porositas batu bata terlihat pada tabel 4.9
berikut, untuk hasil selengkapnya ada pada lampiran IV.
Porositas
Kolmogorov- Asymp. Sig. Signifikansi
Smirnov
(2-tailed)
0,937
0,343
> 0,05
0,933
0,349
> 0,05
0,861
0,449
> 0,05
0.805
0,536
> 0,05
0,705
0,703
> 0,05
0,588
0,879
> 0,05
1,096
0,181
> 0,05
0,887
0,411
> 0,05
0,637
0,813
> 0,05
Distribusi
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Hasil pengujian normalitas kuat tekan batu bata terlihat pada tabel 4.10
berikut, untuk hasil selengkapnya ada pada lampiran IV.
Kuat Tekan
Asymp.
KolmogorovSig. (2Smirnov
tailed)
0,707
0,699
0,753
0,623
0,663
0,771
0,819
0,514
0,741
0,643
0,518
0,952
0,567
0,905
0,813
0,523
0,660
0,777
Signifikansi
Distribusi
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Hasil pengujian normalitas kuat patah batu bata terlihat pada tabel 4.11
berikut, untuk hasil selengkapnya ada pada lampiran IV.
Kuat Patah
Asymp.
KolmogorovSig. (2Smirnov
tailed)
0,504
0,961
1,350
0,052
0,954
0,323
0,641
0,805
0,773
0,588
1,041
0,228
0,761
0,609
1,247
0,089
1,032
0,237
Signifikansi
Distribusi
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
> 0,05
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Sign.
df1
df2
Fhitung
Ftabel
Linear
0%
5%
10%
15%
20%
0,062>0,05
0,141>0,05
0,400>0,05
0,002<0,05
0,003<0,05
1
1
1
1
1
22
22
22
22
22
3,855
2,337
0,736
13,040
10,878
4,30
4,30
4,30
4,30
4,30
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Sign.
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
0,018<0,05
0,000<0,05
0,000<0,05
0,000<0,05
df1 df2
1
1
1
1
28
28
28
28
Fhitung
6,361
30,711
20,601
34,316
Ftabel Linear
4,20
4,20
4,20
4,20
Ya
Ya
Ya
Ya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Tabel 4.14. Hubungan Susut Bakar Batu Bata dan Lama Pembakaran
Variasi
Sign.
0%
5%
10%
15%
20%
0,569>0,05
0,029<0,05
0,093>0,05
0,009<0,05
0,028<0,05
22
22
22
22
22
0,334
5,454
3,076
8,256
5,539
Ftabel
Linear
4,30
4,30
4,30
4,30
4,30
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tabel 4.15. Hubungan Susut Bakar Batu Bata dan Variasi Penggantian
Sebagian Abu Sekam Padi
Lama
Sign.
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
0,130>0,05
0,104>0,05
0,109>0,05
0,183>0,05
df1 df2
1
1
1
1
28
28
28
28
Fhitung
Ftabel
Linear
2,429
2,824
2,741
1,865
4,20
4,20
4,20
4,20
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Sign.
0%
5%
10%
15%
20%
0,233>0,05
0,431>0,05
0,019<0,05
0,003<0,05
0,025<0,05
df1 df2
1
1
1
2
2
22
22
22
21
21
Fhitung
Ftabel
Linear
1,501
0,644
6,368
8,065
4,432
4,30
4,30
4,30
3,47
3,47
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Sign.
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
0,206>0,05
0,751>0,05
0,796>0,05
0,000<0,05
28
28
28
28
1,679
0,102
0,068
37,307
4,20
4,20
4,20
4,20
Linear
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Sign.
0%
5%
10%
15%
20%
0,182>0,05
0,523>0,05
0,810>0,05
0,786>0,05
0,563>0,05
12
14
17
16
15
2,002
0,429
0,060
0,076
0,351
Ftabel
Linear
4,75
4,60
4,45
4,49
4,54
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tabel 4.19. Hubungan Kuat Tekan dan Variasi Penggantian Sebagian Abu
Sekam Padi
Lama
Sign.
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
0,885>0,05
0,438>0,05
0,274>0,05
0,264>0,05
22
18
17
19
0,021
0,630
1,279
1,327
Ftabel
Linear
4,30
4,41
4,45
4,38
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Sign.
df1 df2
0%
5%
10%
15%
20%
0,033<0,05
0,573>0,05
0,564>0,05
0,397>0,05
0,482>0,05
1
1
1
1
1
14
14
12
14
14
Fhitung
Ftabel
Linear
5,601
0,334
0,352
0,765
0,522
4,60
4,60
4,75
4,60
4,60
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Sign.
df1 df2
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
0,000>0,05
0,989>0,05
0,040<0,05
0,013<0,05
2
1
1
1
19
18
16
16
Fhitung
Ftabel
Linear
17,198
0,000
4,999
7,811
3,52
4,41
4,49
4,49
Ya
Tidak
Ya
Ya
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggantian
sebagian abu sekam padi terhadap karakterisik fisis dan mekanik batu bata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
a. Berat Jenis
Hipotesis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggantian
sebagian abu sekam padi terhadap berat jenis batu bata. Berdasarkan tabel
4.23 dapat dilihat nilai koefisien dan persamaan regresi untuk berat jenis
batu bata serta pada tabel 4.24 dapat dilihat pengaruh variasi penggantian
abu sekam padi terhadap berat jenis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Tabel 4.23. Nilai Koefisien Korelasi dan Persamaan Regresi Berat Jenis
Lama
R
12 jam
0,430
18 jam
0,723
24 jam
0,651
30 jam
0,742
*(Sugiono, 2010:184)
Persamaan Regresi
y = 1,556 0,026 x
y = 1,551 0,035 x
y = 1,547 0,043 x
y = 1,529 0,043 x
Tingkat Hubungan*
Berpengaruh Sedang
Berpengaruh Kuat
Berpengaruh Kuat
Berpengaruh Kuat
b. Susut Bakar
Hipotesis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggantian
sebagian abu sekam padi terhadap susut bakar batu bata. Berdasarkan tabel
4.25 dapat dilihat nilai koefisien dan persamaan regresi untuk susut bakar
batu bata serta pada tabel 4.26 dapat dilihat pengaruh variasi penggantian
abu sekam padi terhadap susut bakar.
Tabel 4.25. Nilai Koefisien Korelasi dan Persamaan Regresi Susut Bakar
Lama
R
12 jam
0,283
18 jam
0,303
24 jam
0,298
30 jam
0,249
*(Sugiono, 2010:184)
Persamaan Regresi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
commit to user
Tingkat Hubungan*
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Rendah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
c. Porositas
Hipotesis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggantian
sebagian abu sekam padi terhadap porositas batu bata. Berdasarkan tabel
4.27 dapat dilihat nilai koefisien dan persamaan regresi untuk porositas
batu bata serta pada tabel 4.28 dapat dilihat pengaruh variasi penggantian
abu sekam padi terhadap porositas.
Persamaan Regresi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
y = 29,303 + 2,271 x
Tingkat Hubungan*
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Sangat Rendah
Berpengaruh Sangat Rendah
Berpengaruh Kuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
d. Kuat Tekan
Hipotesis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggantian
sebagian abu sekam padi terhadap kuat tekan batu bata. Berdasarkan tabel
4.29 dapat dilihat nilai koefisien dan persamaan regresi untuk kuat tekan
batu bata serta pada tabel 4.30 dapat dilihat pengaruh variasi penggantian
abu sekam padi terhadap kuat tekan.
Tabel 4.29. Nilai Koefisien Korelasi dan Persamaan Regresi Kuat Tekan
Lama
R
12 jam
0,032
18 jam
0,184
24 jam
0,265
30 jam
0,255
*(Sugiono, 2010:184)
Persamaan Regresi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tingkat Hubungan*
Berpengaruh Sangat Rendah
Berpengaruh Sangat Rendah
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Rendah
e. Kuat Patah
Hipotesis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggantian
sebagian abu sekam padi terhadap kuat patah batu bata. Berdasarkan tabel
4.31 dapat dilihat nilai koefisien dan persamaan regresi untuk kuat patah
batu bata serta pada tabel 4.32 dapat dilihat pengaruh variasi penggantian
abu sekam padi terhadap kuat patah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Tabel 4.31. Nilai Koefisien Korelasi dan Persamaan Regresi Kuat Patah
Lama
R
Persamaan Regresi
12 jam 0,802 y = 0,19 + 0,112x 0,20x2
18 jam 0,000
Tidak ada
24 jam 0,488
y = 0,228 0,025 x
30 jam 0,573
y = 0,218 0,024 x
*(Sugiono, 2010:184)
Tingkat Hubungan*
Berpengaruh Sangat Kuat
Berpengaruh Sangat Rendah
Berpengaruh Sedang
Berpengaruh Sedang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
a. Berat Jenis
Hipotesis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh lama pembakaran
terhadap berat jenis batu bata. Berdasarkan tabel 4.33 dapat dilihat nilai
koefisien dan persamaan regresi untuk berat jenis batu bata serta pada
tabel 4.34 dapat dilihat pengaruh lama pembakaran terhadap berat jenis.
Tabel 4.33. Nilai Koefisien Korelasi dan Persamaan Regresi Berat Jenis
Variasi
0%
5%
R
0,386
0,310
Persamaan Regresi
Tidak ada
Tidak ada
10%
0,179
Tidak ada
15%
0,610
20%
0,575
*(Sugiono, 2010:184)
y = 1,495 0,040 x
y = 1,464 0,041 x
Tingkat Hubungan*
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Sangat
Rendah
Berpengaruh Kuat
Berpengaruh Sedang
Sign.
0%
5%
10%
15%
20%
0,062>0,05
0,141>0,05
0,400>0,05
0,002<0,05
0,003<0,05
df1 df2
1
1
1
1
1
22
22
22
22
22
F
hitung
3,855
2,337
0,736
13,040
10,878
F
tabel
4,30
4,30
4,30
4,30
4,30
Tingkat
Pengaruh
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Signifikan
b. Susut Bakar
Hipotesis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh lama pembakaran
terhadap susut bakar batu bata. Berdasarkan tabel 4.35 dapat dilihat nilai
koefisien dan persamaan regresi untuk susut bakar batu bata serta pada
tabel 4.36 dapat dilihat pengaruh lama pembakaran terhadap susut bakar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Tabel 4.35. Nilai Koefisien Korelasi dan Persamaan Regresi Susut Bakar
Variasi
Persamaan Regresi
0%
0,122
Tidak ada
Tingkat Hubungan*
Berpengaruh Sangat
Rendah
Berpengaruh Sedang
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Sedang
Berpengaruh Sedang
5%
0,446 y = 0,903 + 0,137 x
10%
0,351
Tidak ada
15%
0,522 y = 0,819 + 0,146 x
20%
0,448 y = 0,779 + 0,103 x
*(Sugiono, 2010:184)
Sign.
0%
5%
10%
15%
20%
0,569>0,05
0,029<0,05
0,093>0,05
0,009<0,05
0,028<0,05
df1 df2
1
1
1
1
1
22
22
22
22
22
F
hitung
0,334
5,454
3,076
8,256
5,539
F
tabel
4,30
4,30
4,30
4,30
4,30
Tingkat
Pengaruh
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Signifikan
c. Porositas
Hipotesis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh lama pembakaran
terhadap porositas batu bata. Berdasarkan tabel 4.37 dapat dilihat nilai
koefisien dan persamaan regresi untuk porositas batu bata serta pada tabel
4.38 dapat dilihat pengaruh lama pembakaran terhadap porositas.
R
0,253
Persamaan Regresi
Tidak ada
5%
0,167
Tidak ada
10%
0,473
y = 41,424 2,408 x
15%
0,659 y = 52,895 15,915 x + 3,218 x2
20%
0,545 y = 53,185 14,555 x + 3,076 x2
*(Sugiono, 2010:184)
commit to user
Tingkat Hubungan*
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Sangat
Rendah
Berpengaruh Sedang
Berpengaruh Kuat
Berpengaruh Sedang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Sign.
df1 df2
0%
5%
10%
15%
20%
0,233>0,05
0,431>0,05
0,019<0,05
0,003<0,05
0,025<0,05
1
1
1
2
2
22
22
22
21
21
F
hitung
1,501
0,644
6,368
8,065
4,432
F
tabel
4,30
4,30
4,30
3,47
3,47
Tingkat
Pengaruh
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
d. Kuat Tekan
Hipotesis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh lama pembakaran
terhadap kuat tekan batu bata. Berdasarkan tabel 4.39 dapat dilihat nilai
koefisien dan persamaan regresi untuk kuat tekan batu bata serta pada
tabel 4.40 dapat dilihat pengaruh lama pembakaran terhadap kuat tekan.
Tabel 4.39. Nilai Koefisien Korelasi dan Persamaan Regresi Kuat Tekan
Variasi
R
0%
0,378
5%
0,173
10%
0,055
15%
0,071
20%
0,152
*(Sugiono, 2010:184)
Persamaan Regresi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tingkat Hubungan*
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Sangat Rendah
Berpengaruh Sangat Rendah
Berpengaruh Sangat Rendah
Berpengaruh Sangat Rendah
Sign.
0%
5%
10%
15%
20%
0,182>0,05
0,523>0,05
0,810>0,05
0,786>0,05
0,563>0,05
df1 df2
1
1
1
1
1
12
14
17
16
15
F
hitung
2,002
0,429
0,060
0,076
0,351
F
tabel
4,75
4,60
4,45
4,49
4,54
commit to user
Tingkat
Pengaruh
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
e. Kuat Patah
Hipotesis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh lama pembakaran
terhadap kuat patah batu bata. Berdasarkan tabel 4.41 dapat dilihat nilai
koefisien dan persamaan regresi untuk kuat patah batu bata serta pada
tabel 4.42 dapat dilihat pengaruh lama pembakaran terhadap kuat patah.
Tabel 4.41. Nilai Koefisien Korelasi dan Persamaan Regresi Kuat Patah
Variasi
R
Persamaan Regresi
0%
0,535 y = 0,062 + 0,033 x
5%
0,152
Tidak ada
10%
0,170
Tidak ada
15%
0,228
Tidak ada
20%
0,190
Tidak ada
*(Sugiono, 2010:184)
Tingkat Hubungan*
Berpengaruh Sedang
Berpengaruh Sangat Rendah
Berpengaruh Sangat Rendah
Berpengaruh Rendah
Berpengaruh Sangat Rendah
Sign.
0%
5%
10%
15%
20%
0,033<0,05
0,573>0,05
0,564>0,05
0,397>0,05
0,482>0,05
df1 df2
1
1
1
1
1
14
14
12
14
14
F
hitung
5,601
0,334
0,352
0,765
0,522
F
tabel
4,60
4,60
4,75
4,60
4,60
Tingkat
Pengaruh
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
dari hipotesis 1 yakni pengaruh variasi penggantian sebagian abu sekam padi
terhadap karakteristik batu bata.
a. Berat Jenis
Berdasarkan tabel 4.43 dapat dilihat prosentase optimal penggantian
sebagian abu sekam padi dengan lama pembakaran batu bata minimal
untuk mencapai berat jenis batu bata sesuai standar SII 1978.
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
Abu Sekam
Padi
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
Berat Jenis
(gr/cm3)
1,557
1,478
1,463
1,448
1,442
1,517
1,467
1,455
1,424
1,362
1,498
1,455
1,435
1,383
1,319
1,480
1,438
1,429
1,329
1,318
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
b. Susut Bakar
Berdasarkan tabel 4.44 dapat dilihat prosentase optimal penggantian
sebagian abu sekam padi dengan lama pembakaran batu bata minimal
untuk mencapai susut bakar batu bata sesuai standar SII 1978.
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
Abu Sekam
Padi
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
Susut Bakar
(%)
1,319
1,062
1,050
0,982
0,897
1,323
1,145
1,067
1,057
0,980
1,393
1,314
1,312
1,310
1,050
1,499
1,461
1,387
1,383
1,216
commit to user
10% - 15%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
c. Porositas
Berdasarkan tabel 4.45 dapat dilihat prosentase optimal penggantian
sebagian abu sekam padi dengan lama pembakaran batu bata minimal
untuk mencapai porositas batu bata sesuai standar SII 1978.
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
Abu Sekam
Padi
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
Porositas (%)
37,958
37,251
36,355
39,969
41,301
35,801
35,292
33,619
34,624
37,591
34,874
33,512
33,166
33,424
35,989
34,592
33,723
33,481
40,950
44,583
5% - 10%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
d. Kuat Tekan
Berdasarkan tabel 4.46 dapat dilihat prosentase optimal penggantian
sebagian abu sekam padi dengan lama pembakaran batu bata minimal
untuk mencapai kuat tekan batu bata sesuai standar SII 1978.
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
Abu Sekam
Padi
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
Kuat Tekan
(Mpa)
3,752
5,427
4,417
4,328
4,238
4,047
5,566
4,830
4,346
4,241
4,208
5,223
4,764
4,259
4,160
4,309
4,951
4,400
4,247
4,051
commit to user
>2,5 MPa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
e. Kuat Patah
Berdasarkan tabel 4.47 dapat dilihat prosentase optimal penggantian
sebagian abu sekam padi dengan lama pembakaran batu bata minimal
untuk kuat patah.
12 jam
18 jam
24 jam
30 jam
Abu Sekam
Padi
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
0%
5%
10%
15%
20%
Kuat Patah
(N/mm2)
0,069
0,135
0,117
0,115
0,032
0,170
0,283
0,225
0,222
0,204
0,171
0,202
0,194
0,110
0,098
0,173
0,201
0,166
0,108
0,095
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
lebih kasar dari tekstur tanah liat. Hasil pemeriksaan kadar air rata rata
tanah liat adalah 14,60%, untuk hasil selengkapnya ada pada lampiran II.
Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang
berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat,
memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga berkemampuan
menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya:
tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga
kemampuan menahan air lebih sedikit pula.
( http://dasar2ilmutanah.blogspot.com)
b. Pengujian Berat Jenis Tanah Liat
Hasil pemeriksaan berat jenis rata rata tanah liat diperoleh berat jenis
sebesar 2,715 gr/cm3, untuk hasil selengkapnya ada pada lampiran II.
Menurut Sri Sumarni (2009) berdasarkan tabel 4.48 dapat dilihat nilai
nilai berat jenis dari berbagai jenis tanah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Sifat
Macam tanah
Non plastis
Plastisitas rendah
Plastisitas sedang
Plastisitas tinggi
Pasir
Lanau
Lempung berlanau
Lempung
commit to user
Kohesif
Non kohesif
Kohesif sebagian
Kohesif
Kohesif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
Variasi
Variasi
Variasi
Variasi
Gambar 4.1. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Berat Jenis dan Variasi Abu
Sekam Padi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata rata hasil uji
berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat kecenderungan perubahan berat jenis
pervariasi penggantian sebagian abu sekam padi untuk tiap lama
pembakaran.
hubungan antara variasi penggantian dan berat jenis
1.6
1.55
1.5
1.45
1.4
1.35
1.3
0%
5%
10%
15%
20%
25%
Gambar 4.2. Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Abu Sekam Padi dan Berat
Jenis
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa semakin banyak penggantian
sebagian abu sekam padi menyebabkan berat jenis batu bata semakin
kecil. Hal tersebut karena penggantian sebagian tanah liat oleh abu
menyebabkan massanya menjadi berkurang karena berat jenis tanah liat
2,715 lebih besar daripada berat jenis abu sekam padi yakni 1,66.
b. Susut Bakar Batu Bata
Hasil analitis statistik inferensial untuk hipotesis pertama diperoleh
bahwa secara umum penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh
tidak signifikan terhadap susut bakar batu bata dengan tingkat hubungan
pada semua variasi lama pembakaran berpengaruh rendah. Persamaan
regresi tidak diperoleh karena data tidak memenuhi syarat regresi linear
dan regresi nonlinear (kuadratik), dapat dilihat pada gambar 4.3 yakni
hasil output pada SPSS 19.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Susut bakar 12 jam
Variasi
Variasi
Variasi
Variasi
Gambar 4.3. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Susut Bakar dan Variasi Abu
Sekam Padi
Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata rata hasil uji
berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat kecenderungan perubahan susut
bakar pervariasi penggantian sebagian abu sekam padi untuk tiap lama
pembakaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
hubungan antara variasi penggantian dan susut bakar
1.7
1.5
1.3
1.1
0.9
0.7
0.5
0%
5%
10%
15%
20%
25%
Gambar 4.4. Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Abu Sekam Padi dan Susut
Bakar
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa pada penggantian sebagian abu
lebih banyak ternyata menurunkan susut bakarnya. Penurunan prosentase
susut bakar yang berarti kenaikan dimensi batu bata terjadi pada
penggantian sebagian abu 20%, hal ini disebabkan oleh kandungan SiO2
yang terdapat pada abu dan tanah liat mengalami perubahan susunan
maksimal sehingga butir-butir tanah liat dan abu mengalami pemuaian.
Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan dimensi sampel yang
mengakibatkan penurunan susut bakar.
c. Porositas Batu Bata
Hasil analitis statistik inferensial untuk hipotesis pertama diperoleh
bahwa pada lama pembakaran 12 jam, 18 jam, dan 24 jam penggantian
sebagian abu sekam padi berpengaruh tidak signifikan dan untuk lama
pembakaran 30 jam penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh
secara signifikan terhadap porositas batu bata dengan tingkat hubungan
pada lama pembakaran 12 jam berpengaruh rendah, lama pembakaran 18
jam dan 24 jam berpengaruh sangat rendah, dan pada lama pembakaran 30
jam berpengaruh kuat. Persamaan regresi yang diperoleh berupa
persamaan linear pada lama pembakaran 30 jam, sedangkan untuk lama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
Porositas 12 jam
Porositas 18 jam
Variasi
Variasi
Porositas 24 jam
Porositas 30 jam
Variasi
Variasi
Gambar 4.5. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Porositas dan Variasi Abu
Sekam Padi
Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata rata hasil uji
berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat kecenderungan perubahan porositas
pervariasi penggantian sebagian abu sekam padi untuk tiap lama
pembakaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
hubungan antara variasi penggantian dan porositas
50
45
40
35
30
0%
5%
10%
15%
20%
porositas 12 jam
porositas 18 jam
porositas 24 jam
porositas 30 jam
25%
Gambar 4.6. Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Abu Sekam Padi dan
Porositas
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa pada variasi penggantian
sebagian abu tertentu akan menurunkan porositas batu bata, namun setelah
melewati batas optimum akan menaikkan porositasnya.
Porositas terjadi akibat daya ikat yang sedikit pada tanah liat, itu
berarti terdapat rongga rongga yang besar. Semakin besar daya ikatnya,
porositas akan semakin kecil. Pada lama pembakaran 12 jam, 18 jam, 24
jam dan 30 jam porositas mengalami penurunan pada penggantian
sebagian abu 10%. Hal tersebut disebabkan oleh susunan SiO2 yang
terdapat pada tanah liat dan abu mencapai kestabilan susunan maksimal,
yang berarti penggabungan partikel semakin rapat karena pori-pori dapat
terisi penuh.
d. Kuat Tekan Batu Bata
Hasil analitis statistik inferensial untuk hipotesis pertama diperoleh
bahwa secara umum penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh
tidak signifikan terhadap kuat tekan batu bata dengan tingkat hubungan
pada lama pembakaran 12 jam dan 18 jam berpengaruh sangat rendah,
sedangkan pada lama pembakaran 24 jam dan 30 jam berpengaruh rendah.
Persamaan regresi tidak diperoleh karena data tidak memenuhi syarat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
regresi linear dan regresi nonlinear (kuadratik), dapat dilihat pada gambar
4.7 yakni hasil output pada SPSS 19.
Variasi
Variasi
Variasi
Variasi
Gambar 4.7. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Kuat Tekan dan Variasi Abu
Sekam Padi
Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata rata hasil uji
berdasarkan gambar 4.8 dapat dilihat kecenderungan perubahan kuat tekan
pervariasi penggantian sebagian abu sekam padi untuk tiap lama
pembakaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
hubungan antara variasi penggantian dan kuat tekan
6
5.5
5
4.5
4
3.5
3
0%
5%
10%
15%
20%
25%
Gambar 4.8. Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Abu Sekam Padi dan Kuat
Tekan
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa pada variasi penggantian
sebagian abu sekam padi tertentu akan menaikkan kuat tekan batu bata,
namun setelah melewati batas optimum akan menurunkan kuat tekannya.
Pada lama pembakaran 12 jam, 18 jam, 24 jam dan 30 jam kuat tekan
mengalami peningkatan yang signifikan pada penggantian sebagian abu
sekam padi 5% dengan kuat tekan maksimal yakni 5,566 Mpa pada lama
pembakaran 18 jam. Namun melewati batas penggantian sebagian
tersebut, kuat tekan mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan
penggantian
sebagian
abu
yang semakin
banyak
menyebabkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
Variasi
Variasi
Variasi
Variasi
Gambar 4.9. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Kuat Patah dan Variasi Abu
Sekam Padi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata rata hasil uji
berdasarkan gambar 4.10 dapat dilihat kecenderungan perubahan kuat
patah pervariasi penggantian sebagian abu sekam padi untuk tiap lama
pembakaran.
5%
10%
15%
20%
25%
Gambar 4.10. Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Abu Sekam Padi dan Kuat
Patah
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa pada variasi penggantian
sebagian abu sekam padi tertentu akan menaikkan kuat patah batu bata,
namun setelah melewati batas optimum akan menurunkan kuat patahnya.
Pada lama pembakaran 12 jam, 18 jam, 24 jam dan 30 jam kuat patah
mengalami peningkatan pada penggantian sebagian abu 5% dengan kuat
patah maksimal yakni 0,283 N/mm2 pada lama pembakaran 18 jam.
Namun melewati batas penggantian sebagian tersebut, kuat patah
mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan penggantian sebagian abu
yang semakin banyak menyebabkan ketidakseimbangan bahan penyusun
batu bata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
Berat jenis 0%
Berat jenis 5%
Lama
Lama
Lama
Lama
Lama
Gambar 4.11. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Berat Jenis dan Lama
Pembakaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata rata hasil uji
berdasarkan gambar 4.12 dapat dilihat kecenderungan perubahan berat
jenis perlama pembakaran untuk tiap variasi penggantian sebagian abu
sekam padi.
1.6
1.55
1.5
berat jenis 0%
1.45
berat jenis 5%
1.4
1.35
1.3
0
1012
18 20 24
30
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
Susut bakar 5%
Lama
Lama
Lama
Lama
Susut bakar 20%
Lama
Gambar 4.13. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Susut Bakar dan Lama
Pembakaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata rata hasil uji
berdasarkan gambar 4.14 dapat dilihat kecenderungan perubahan susut
bakar perlama pembakaran untuk tiap variasi penggantian sebagian abu
sekam padi.
susut bakar 0%
susut bakar 5%
susut bakar 10%
susut bakar 15%
susut bakar 20%
0
1012
1820 24
30
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
Porositas 0%
Porositas 5%
Lama
Lama
Porositas 10%
Porositas 15%
Lama
Lama
Porositas 20%
Lama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata rata hasil uji
berdasarkan gambar 4.16 dapat dilihat kecenderungan perubahan porositas
perlama pembakaran untuk tiap variasi penggantian sebagian abu sekam
padi.
porositas (%)
45
porositas 0%
40
porositas 5%
35
porositas 10%
30
porositas 15%
porositas 20%
25
0
1012
1820
24
30
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
rendah, pada variasi abu sekam padi 5%, 10%, 15% dan 20% berpengaruh
sangat rendah. Persamaan regresi tidak ada karena tingkat pengaruh tidak
signifikan pada semua variasi abu sekam padi, dapat dilihat pada gambar
4.17 yakni hasil output pada SPSS 19.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
Kuat Tekan 0%
Kuat Tekan 5%
Lama
Lama
Lama
Lama
Kuat Tekan 20%
Lama
Gambar 4.17. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Kuat Tekan dan Lama
Pembakaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata rata hasil uji
berdasarkan gambar 4.18 dapat dilihat kecenderungan perubahan kuat
tekan perlama pembakaran untuk tiap variasi penggantian sebagian abu
sekam padi.
5.5
5
kuat tekan 0%
4.5
kuat tekan 5%
3.5
3
0
1012
1820
24
30
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
pori tanah menjadi padat oleh abu sehingga kekuatan bata mengalami
kenaikan, namun ketika pembakaran 24 jam dan 30 jam abu terbakar habis
sehingga tercipta rongga rongga kosong diantara partikel partikel tanah
yang mengakibatkan kuat tekan menurun.
e. Kuat Patah Batu Bata
Hasil analitis statistik inferensial untuk hipotesis kedua diperoleh
bahwa pada variasi penggantian sebagian abu sekam padi 0% lama
pembakaran berpengaruh secara signifikan, sedangkan
pada variasi
penggantian sebagian abu sekam padi 5%, 10%, 15% dan 20%, lama
pembakaran berpengaruh tidak signifikan terhadap kuat patah batu bata
dengan tingkat hubungan pada variasi abu sekam padi 0% berpengaruh
sedang, pada variasi abu sekam padi 5%, 10% dan 20% berpengaruh
sangat rendah, pada variasi abu sekam padi 15% berpengaruh rendah.
Persamaan regresi yang diperoleh berupa persamaan linear pada semua
variasi abu sekam padi, dapat dilihat pada gambar 4.19 yakni hasil output
pada SPSS 19.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
Kuat patah 0%
Kuat patah 5%
Lama
Lama
Lama
Lama
Lama
Gambar 4.19. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Kuat Patah dan Lama
Pembakaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata rata hasil uji
berdasarkan gambar 4.20 dapat dilihat kecenderungan perubahan kuat
patah perlama pembakaran untuk tiap variasi penggantian sebagian abu
sekam padi.
kuat patah
0.25
0.2
kuat patah 0%
0.15
kuat patah 5%
0.1
0.05
0
0
10 12
1820
24
30
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
Berat Jenis
Berat Jenis
3
2.5
5 10 15 20 0
12 jam
5 10 15 20 0
18 jam
5 10 15 20 0
24 jam
5 10 15 20
30 jam
Gambar 4.11. Kesesuaian Berat Jenis Batu Bata Uji dengan Standar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
struktur yang semakin kecil, jika beban strukturnya kecil maka komponen
yang struktural lebih kecil/sederhana. Berat jenis yang rendah akan
mendapatkan berat struktur yang ringan serta beban gempa yang kecil,
secara umum struktur lebih aman terhadap gempa.
b. Susut Bakar Batu Bata
Berdasarkan gambar 4.12 dapat dilihat bahwa pada semua prosentase
penggantian sebagian abu sekam padi dan semua variasi lama pembakaran
didapatkan susut bakar dibawah standar SII-0021-1978 dengan ketentuan
susut bakar maksimal yaitu 10% - 15% Daryanto (1994) dalam Siswanti
Zuraida (2012).
0
0
12 jam
10 15 20 0
18 jam
10 15 20 0
24 jam
10 15 20 0
10 15 20
30 jam
Gambar 4.12. Kesesuaian Susut Bakar Batu Bata Uji dengan Standar
SII-0021-1978
Susut bakar adalah perubahan dimensi atau volume bahan yang telah
dibakar. Salah satu parameter yang menunjukkan terjadinya penyusutan
karena adanya perubahan mikrostruktur (butir atau batas butir). Setelah
proses pembakaran suatu benda akan mengalami perubahan panjang.
Dalam hal ini lempung akan mengalami penyusutan karena air dalam
lempung menguap. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pada lama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
Porositas (%)
Porositas (%)
50
45
40
35
30
25
Standar Porositas
Maksimal
5%-10%
20
15
10
5
0
0
12 jam
10 15 20 0
10 15 20 0
18 jam
24 jam
10 15 20 0
10 15 20
30 jam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
Kuat Tekan (Mpa)
3
2
1
0
0
12 jam
10 15 20 0
18 jam
10 15 20 0
24 jam
10 15 20 0
10 15 20
30 jam
Gambar 4.14. Kesesuaian Kuat Tekan Batu Bata Uji dengan Standar
SII-0021-1978
Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa pada semua variasi lama
pembakaran mendapatkan kuat tekan > 2,5 MPa (sesuai dengan SII-00211978). Pada lama pembakaran 18 jam terlihat kuat tekan optimal
dibandingkan dengan lama pembakaran 12 jam, 24 jam, dan 30 jam.
Ketika pada lama pembakaran 12 jam dengan penggantian sebagian abu
sekam padi sebanyak 20% batu bata sudah bisa digunakan karena kuat
tekannya sudah memenuhi standar SII-0021-1978. Hal ini dikarenakan abu
sekam padi yang digunakan dalam pencampuran batu bata mengandung
senyawa silica-alumina aktif yang dapat bereaksi dengan kalsium
hidroksida pada suhu kamar dan adanya air pada kadar tertentu dapat
membentuk senyawa stabil yang mempunyai sifat mengikatnya.
e. Kuat Patah Batu Bata
Penggantian sebagian abu sekam padi yang optimal diharapkan dapat
mempercepat lama pembakaran batu bata. Berdasarkan gambar 4.15 dapat
dilihat hubungan kuat patah dengan penggantian sebagian abu sekam padi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
Kuat Patah N/mm2
5 10 15 20 0
12 jam
5 10 15 20 0
18 jam
5 10 15 20 0
24 jam
5 10 15 20
30 jam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh pada karakteristik fisis dan
mekanik batu bata. Semua pengujian kuat tekan batu bata memenuhi standar
mutu bata SII-0021-1978. Pada pengujian berat jenis dan susut bakar bahan uji
memenuhi standar. Kecuali pada pengujian porositas tidak memenuhi sesuai
standar SII-0021-1978.
2. Penggantian sebagian abu sekam padi dapat mempercepat proses pembakaran
batu bata. Proses pembakaran tradisional yang biasanya memerlukan lama
pembakaran 96 jam tanpa penggantian sebagian abu sekam padi dapat
direduksi menjadi 12 jam dengan penggantian sebagian abu sekam padi.
3. Penggantian sebagian abu sekam padi yang optimal untuk mencapai
karakteristik fisis dan mekanik batu bata yang sesuai standar dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Kuat Tekan
Lama pembakaran minimal untuk memperoleh kuat tekan sesuai standar
SII-0021-1978 batu bata yaitu pada lama pembakaran 12 jam dan
diperoleh kuat tekan 4,238 MPa dengan penggantian sebagian abu sekam
padi sebesar 20%.
b. Kuat patah
Pada hasil pengujian untuk kuat patah diperoleh hasil pengujian sebagai
berikut:
1) Pada lama pembakaran 12 jam memerlukan penggantian sebagian abu
sebesar 20% diperoleh kuat patah sebesar 0,135 N/mm2.
2) Pada lama pembakaran 18 jam memerlukan penggantian sebagian abu
sebesar 20% diperoleh kuat patah sebesar 0,283 N/mm2.
111
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan implikasi
sebagai berikut:
1. Abu sekam padi bisa digunakan untuk bahan pengganti sebagian pada
pembuatan batu bata tradisional.
2. Penggantian sebagian abu sekam padi bisa mempercepat lama pembakaran
pada batu bata.
3. Kelemahan dari metode pembakaran batu bata tradisional adalah panas
pembakaran yang kurang merata dan tidak stabil. Bisa terjadi sebagian batu
bata terbakar dengan baik namun sebagian yang lain tidak mendapat panas
yang baik, sehingga banyak batu bata yang rusak pada bagian tepi tungku
pembakaran karena kurangnya pemanasan.
C. Saran
1. Pada hasil penelitian pada porositas didapatkan nilai yang sangat tinggi (diatas
rata rata standar SII-0021-1978), jadi untuk penelitian selanjutnya bisa
menggunakan variasi penambahan abu sekam padi menjadi berbeda dari yang
digunakan pada penelitian ini.
2. Pada hasil penelitian pada kuat tekan didapatkan kuat tekan yang tinggi (>2,5
MPa) dengan prosentase penambahan abu sekam padi 20% pada semua variasi
lama pembakaran, jadi untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan variasi
lama pembakaran kurang dari 12 jam. Bisa digunakan 8 jam, 10 jam, 12 jam
dan maksimal 18 jam.
3. Proses pendinginan jangan dilakukan secara cepat, tanah liat mengalami
perubahan volume yang seringkali sangat mendadak. Pendinginan mendadak
menyebabkan satu permukaan akan lebih panas daripada permukaan lain,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
sehingga pada saat satu volume berubah volume yang lain belum berubah.
Faktor inilah yang menyebabkan tanah liat yang dibakar menjadi pecah. Oleh
karena itu, sebaiknya proses pendinginan harus dilakukan selambat dan
semerata mungkin untuk mencegah pecahnya batu bata.
4. Standar batu bata pada penelitian ini masih mengacu pada SII-0021-1978
karena standar batu bata yang baru belum mengalami revisi, untuk peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengacu pada standar batu bata yang baru.
5. Pada penelitian ini menggunakan tungku pembakaran yang masih tradisional,
untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan tungku pembakaran
yang permanen/modern supaya pada proses pembakaran batu bata akan
mendapatkan panas yang merata.
commit to user