BAB 2 PEMBAHASAN
common rail systems ini beberapa car makers menyebut common rail engines
dengan
bebrapa
nama.
Hampir
semua
European
automakers
telah
mengaplikasikan common rail diesels ini untuk produk mereka tidak terkecuali
untuk commercial vehicles. Beberapa Japanese manufacturers, seperti Isuzu,
Toyota, Nissan dan kini Honda, telah pula mengembangkan common rail diesel
engines, bahkan Indian companies pula telah sukses megimplementasikan
technology ini.
B4/6
60
Y74
Y75
Y76
13
80
Injektor
Pompa Pembagi
14
19
pompa primer mencapai 3.5 bar, dengan cara menekan pegas katup dan kelebihan
tekanan bahan bakar dialirkan kebagian sebelah lain dalam pompa primer.
Pembocoran bahan bakar dari pompa tekanan tinggi serta pengaliran bahan bakar
oleh katup pengatur tekanan dan nozzle dialirkan melalui pipa pengembali, dari
pipa pengembali tersebut kemudian dialirkan ke pendingin bahan bakar. Hasil dari
sirkulasi ini menyebabkan bahan bakar selalu tersedia dalam kondisi yang cukup
dingin untuk pompa tekanan tinggi.
D. Pompa pembagi
Berfungsi untuk menghisap dan mengalirkan bahan bakar ke pompa tekanan
tinggi. Pompa pembagi bahan bakar (delivery pump ) mengisap bahan bakar dari
tangki (80) melalui pemanans bahan bakar (60) dan saringan bahan bakar (70) dan
masuk kepompa kemudian terus melewati elektromagnetic katup shutoff (Y75)
terus menuju pompa tekanan tinggi ( 19 )
Tekanan bahan bakar saat motor distater sekitar 0.5 bar. Tekanan bahan bakar saat
putaran stationer tercapai sekitar 2.5 0.5 bar dan ini dicontrol oleh katup
(13/12 ) yang terdapat pada pompa pengirimnan bahan bakar (delivery pump).
bersarnaan, bahan bakar yang berada di ruang pendingin dipisah dari bahan bakar.
Air pendingin menglir ke saluran masuk (14/4) melalui pendingin bahan bakar
dan keluar lagi melalui saluran balik (14/4). Sehingga tetap menjamin tersedianya
kondisi bahan bakar yang dingin pada saat melalui pompa tekanan tinggi.
Pendinginan lewat melalui slang dari blok motor ke termostat ( 18/3 ) pada
penurunan temperatur pendinginan (18). Dari penurunan temperatur sekitar 80 oC,
termostat (18/3) membuka dan pendinginan mengalir melalui penurunan
temperatur pendinginan (18). Pendinginan diturunkan sampai sekitar 20 OC dan
kemudian mengalir keluar (18/2) ke pendinginan bahan bakar (14), selanjutnya
panas bahan bakar diredam dan terus keluar kejalur utama pendinginan. Sebagai
hasilnya temperatur bahan bakar diturunkan sekitar 40oC.
Poros pengerak (119/4) dengan poros eksentris (19/5) mendorong piston (19/9)
naik turun melawan pegas piston (19/10) pada ketiga element pompa. Kebocoran
bahan bakar dari piston (19/9) mengalir melalui saluran pengembali (119/16) dan
ke pendinginan bahan bakar terus ke tangki bahan bakar. Bahan bakar mengalir
pada katup throttle (11 9/13) seperti aliran balik. Saluran pembatas pada katup
hanya dibuat sebagai saluran ventilasi untuk jalur tekanan rendah.
Saat tekanan tinggi pengisian pada piston (19/9) didorong kebawah oleh pegas
piston (19/10). Bahan bakar dialirkan oleh pompa pembagi kesepanjang jalur
saluran pengisian (119/6), melewati plat katup (19/7) dan pegas katup (19/8)
kedalam silinder. Katup bola (19/15) mencegah saluran balik tekanan tinggi dari
penampungannya.
Membangun tekanan tinggi pada pompa tekanan tinggi dilakukan oleh Piston
(19/9) saat didorong keatas oleh nok poros eksentris (19/5) dan bahan bakar
dikopresikan. Plat katup (19/7) menutup volume aliran ke saluran pengisian bahan
bakar (19/6). Jika tekanan bahan bakar naik dialam silinder yang mana berada
didalam jalur tekanan tinggi (19/3), katup bola (19/15) mdr.Dbuka dan bahan
bakar dipompakan kasaluran tekakan tinggi (19/3).
H. Rail
Merupakan penampung bahan bakar bertekanan tinggi yang dijhasilkan oleh
pompa tekanan tingggi, yang terdapat pada saluran tekanan tinggi, yang
dihubungkan pada sisi intake manifold dengan pipa-pipa injector. Rail digunakan
sebagai penyimpanan tekanan tinggi. Katup pengatur tekanan (Y74), sensor
tekanan (134/6), pipa tekanan tinggi dan pipa saluran balik menyatu dengannya.
Rail berhubungan dengan semua nozel yang siap memberikan bahan bakar
bertekanan tinggi ke nozzle. Volume pada rail dan pipa-pipanya sekitar 35 cm 3.
Dalam rail terjadi peredaman gelombang bahan bakar dimana jumlah bahan bakar
yang tersimpan sebagai peredam gelombang tekanan yang terjadi dari hasil
tekanan bahan bakar melalui pompa tekanan tinggi yang tiba-tiba, ini terjadi
selama penyemprotan bahan bakar pada nozel. Ini merubah atomnisasi bahan
bakar pada nozel di injektor dan keakuratan pengukuran jumlah penyemprotan
bahan bakar.
I. Nozzle (injector)
Berfungsi sebagai pengabut bahan bakar, sehingga bahan bakar mudah bercampur
dengan udara dan sehingga memudahkan terjadinya proses pembakaran. Besarnya
jumlah injeksi bahan bakar tergantung dari lamanya pengendalian selenoid,
lamanya membuka dan menutup jarum nozzle, aliran bahan bakar pada nozzle,
membukanya jarum nozlle dan tekanan rail.
10
11
Besarnya tekannan pada rail diatur oleh katup pengatur tekanan (Y74) dengan
membangun medan magnet (a) untuk menyesuaikan tekanan sesuai data dengan
cara pengaturan arus lisrik. Sehingga medan magnet akan menarik katup bola
menjauhi dudukannya (c). Tekanan pada rail akan berubah-berubah sebagai hasil
dari pengurangan bahan bakar saat katup bola membuka. Jumlah arus yang
diberikan dikendalikan olek kontrol unit CDI (N3/9). Pengaturan pengembalian
bahan bakar sepanjang aliran pengembalian (16/2) ke dalam tanki bahan bakar.
Saat arus listrik tidak diberikan katup pengatur tekan (Y74) tertutup, sebab
kekuatan pegas akan menekan katup bola keposisi dudukannya (posisi semula).
Saat kendaraan jalan,katup pengatur tekanan (Y74) secara terus menerus
membuka, saat kendaraan di stater, posisi katup pengatur tekan (Y74) ditahan
pada posisi menutup sebagai hasil dari tekanan pegas (b). Saat kendaraan jalan
medan magnet yang terjadi pada coil (a) akan melawan pegas (b) sehingga
menarik katup bola dan terjadi pembocoran bahan bakar.
12
L. Sensor tekanan
Sensor tekanan rail berperan untuk memberikan imfomasi tekanan rail kepada
kontrol unit motor. Tekanan pada sistim bahan bakar yang tidak tetap merobah
posisi diaphram seabagai hasilnya tahanan elektrik juga berobah dan perobahan
ini merupakan signal yang diberikan ke kontrol unit. Sensor tekanan rail (B4/6)
mengukur tekanan rail dan memberikan tegangan signal akurat ke kontrol unit
(N3/9). Katup pengatur tekanan (Y74) dikendalikan sesuai pengaturan putaran
oleh kontrol unit sampai tekanan pada rail tercapai.
Sensor ini memiliki peran untuk mendeteksi temperatur air pendingin dan
mengirimkannya ke kontrol unit. Sensor ini memiliki konstruksi rumah plastik
dengan tahanan NTC, konektor 2 pin. Pin 1 dan 2 disambungkan ke kontrol unit.
NTC maksudnya adalah Negative Temperature Coefficient, dengan kata lain jika
temperatur air pendingin naik tahanannya menjadi turun. Konektor kabel
dimasukan ke rumah sensor kemudian didalamnya terdapat O-ring sebagai
perapat. Bagian ini dilengkapi pula oleh kawat pengunci. Tahanan NTC menyatu
13
dengan sensor temperatur air yang merobah tahanan elektriknya akibat perubahan
temperatur air.
O. Crankshaft sensor
Putaran poros engkol dan putaran motor dideteksi berdasarkan hubungan dengan
gigi yang bolong. antara sensor poros engkol (L5) gigi increment pada fly wheel
di las menjadi satu. Ketika poros engkol berputar, terjadi perubahan tegangan
yang dibangkitkan pada sensor poros engkol (L5) oleh gigi increment. Ketika ini
telah dilakukan, permukaan gigi yang paling depan membangkitkan pulsa
tegangan positip dan pada permukaan gigi bagian lakang membangkitkan pulsa
tegangan negatif. Jarak dari positip ke negatif sama dengan lebarnya gigi
increment. Dua gap gigi yang hilang tidak membangkitkan puIsa tegangan pada
sensor poros engkol. Hal ini kemudian dianalisa oleh kontrol unit sebagai TDC
silinder no. 1
14
15
Pendeteksian posisi poros nok maksudnya adalah mendeteksi segmen pada poros
nok, kontrol unit (N3/9) mengetahui posisi TDC silinder dari signal yang
diberikan oleh sensor Hafl poros engkol (B6/1). Waktu penyemprotan nozel
disinkronkan antara signal dari sensor hall poros nok (B6/1) dengan signal sensor
poros engkol (L5). Sensor hall poros nok (B6/1) telah diberi signal tegangan 11 14 V ("high"). Jika segment (g) Sproket gear poros nok berhadapan dengan sensor
hall poros nok, signal tegangan drop 0 V ( low). Signal 0 V ini digunakan untuk
mengetahui TDC pengapian pada silinder No. 1. Jika tidak ada signal yang
diterima dari sensor hall poros engkol ( B6/1) TDC pengapian pada silinder no.1
tergantung penentuannya secara acak oleh kontroI unit (N3/9). Jarak antara sensor
hall poros nok dengan segmen sproket poros nok exhaust tidak dapat dirubah.
Q. Pressure sensor
Sensor ini terletak pada bagian engine compartemen yang dihubungkan dengan
slang vacuum ke saluran intake manifold (pembagi pengisian udara). Bagian ini
berperan untuk mendeteksi intake manifold dan mengirim signalnya ke kontrol
unit. Apabila tekanan pada intake manifol berubah, maka membran akan merubah
nilai tahanan pada piezo resistor yang terdapat pada intake manifold akan
16
berubah. Informasi ini digunakan oleh kontrol unit sebaga informasi awal sesuai
tekanan pada intake manifold yang akan digunakan sebagai pembatas jumlah
penyemprotan saat beban penuh, EGR, menghitung jumlah masa udara,
membentuk nilai pengganti jika sensor HFM ada kesalahan atau kerusakan.
R. Rpm sensor
Sensor ini berperan untuk membangkitan TNA signal dari signal sensor poros
engkol dan dikirim semua kontrol unit yang membutuhkannya. Gelombang kotak
(square-wave signal) dengan secara terus menerus on/off ratio, maksimum sekitar
20 mA Motor. 611 6 pulsa/ I kali putaran motor
4. Sistim Kontrol
Sistem injeksi bahan bakar common rail memiliki sistim yang hampir sama
dengan sistim injeksi elektronis pada motor bensin yang dikenal dengan sebutan
Electronic Fuel Injection (EFI), volume penyemprotan bahan bakar dikontrol
secara elektronis, basis dari sistem ini mengalami banyak pengembangan dan juga
banyak dipakai pada berbagai merek kendaraan, baik kendaraan keluaran Eropa,
Jepang maupun Amerika.
Bekerjanya injektor penyemprot bahan bakar diatur oleh sebuah Electronic
Control Unit (ECU), kadang-kadang disebut ECM (Electronic Control Module),
17
perangkat pengontrol elektronis ini menerima beberapa masukan dari sensorsensor antara lain sensor volume dan suhu udara yang masuk ke silinder motor,
suhu air pendingin, beban dan putaran motor, posisi katup gas dan lain-lain
sehingga volume penyemprotan bahan bakar bisa disesuaikan secara tepat
berdasarkan berbagai masukan/input yang diterima oleh ECU tersebut.
Control Unit
ECU pada sistim injeksi common rail memiliki fungsi sebagai control modul
untuk mengontrol dan mengendalikan sistim injeksi sesuai dengan input signal
berupa Suplai bahan bakar, engontrol jumiah penyernprotan bahan bakar,
mengontrol emisi gas buang, mengontrol tekanan intake manifold, mengedalikan
cruise control ( hanya transmisi otomatis, mematikan compresor A/C, memonitor
signal input dan output, mem eri ksa pluasibelitasnya danmenyimpan memory
kesalahan, membentuk nilai penganti jika salah satu signal hilang ( Emergency
Running), mendiagnosa ( memory kesalahan yang tersimpan )
18
Kontrol unit CDI ( N3/9 ) diberikan tegangan listrik (sirkuit 87 tanpa sekring
melalui sekring dan relai modul ( K40/4). Dia mendeteksi input signal dan
mengendalikan output pada semua kondisi pengoperasian. Dalam operasinya
control uni menerima masukan berupa signal-signal baik dari sensor-sensor dan
mengolahnya, kemudian memberikan perintah kepada actuator.
data-data
dikirimkan
19
berhubungan dengan kondisi engine baik sensor air flow sensor (B2/5), tekanan
rail (B4/6), temperatur air pendingin (B11/4), temperatur udara masuk (B17),
tekanan udara intake manifold (B28), pedal gas (B37), minyak pelumas (B40),
poros engkol (L5) dan beberapa kontrol unit seperti busi pijar
(N14/2), transmisi otomatis (N15/3), tempmatic AC (N19/1), automatic AC
(N22), ASR/SPS (N47-1), ABS (N47-7), DAS (N54-1), EIS (N73) dan switch
pedal kopling (S40/3). Masukan tersebut kemudian diolah dan dihitung oleh
control unit kemudian hasilnya akan berupa signal perintah pada masing-masing
actuator untuk memerintahkan besarnya penyemprotan bahan bakar pada injector.
20
21
(N3/9) mendeteksi posisi TDC pengapian silinder No. 1 melalui sensor hall poros
nok (B6/1) mengsikronkan saat penyemprotkan bahan bakar dan juga waktu
penyernprotannya.
Sensor posisi poros engkol (L5) mendeteksi putaran motor dari gigi increment,
ditambah dengan signal untuk memproses permintaan jumlah aliran bahan bakar
saat start yang diberikan oleh sensor temperatur air pendingin (B11/4) ke kontrol
unit motor (N3/9), dan terus mengendalikan nozel (Y76).
Katup elektrik shutoff (Y75) tidak memberikan arus listrik yang menghasil bahan
bakar dapat dipompakan kepompa tekanan tinggi. tekanan pada rail dibangkitkan
oleh pompa tekananan tinggi yang dideteksi oleh sensor tekananan (B4/6) pada
rail dan diberikan ke kontrol unit (N3/9). Kontrol unit (N3/9) mengatur tekanan
rail melalui katup pengatur tekanan (Y74). Jumlah aliran bahan bakar saat stater
dikontrol oleh pengatur jumlah aliran bahan bakar sampai putaran motor sampai
600 rpm, pengatur jumlah aliran bahan bakar dimatikan. Hal ini tidak
memungkinkan untuk pengendalian putaran motor dari pedal gas sampai putaran
motor melebihi 600 rpm. Jika temperatur air pendingin naik (tinggi), jumlah
aliran bahan bakar yang diberikan dikurangi oleh kontrol unit (N3/9) nozzle
(injektor Y76)
22
atau kompresos A/C berkerja. Sensor posisi poros engkol (L5) dan sensor hall
porosnok memberikan signal ke kontrol unit (N3/9).
23
Unit ini berperan mengurangi sentakan pada kendaraan selama perpindahan beban
atau perpindahan gigi. Fungsi. Kontrol unit (N3/9) mendeteksi ketidakrataan
puran motor; misalnya saat perpindahan gigi transmisi yang diterima dari sensor
pisisi poros engkol (L5/6). Ketidakrataan atau sentakan ini di hilangkan
semaksimal mungkin dengan cara pengaturan jumlah penyemprotan bahan bakar
pada semua silinder.
AA.
Unit ini berperan dalam membatasi putaran motor. Kontrol unit (N3/9)
menentukan putaran motor dari informasi yang diberikan oleh sensor posisi poros
engkol (L5) dan pembatasan putaran ini yang dikendalikannya adalah injektor
( nozzle), besarnya pembatasan putaran motor dibatasi pada rpm 4200 4600.
24
Selain itu dilengkapi pula pengaman Drive train pada model dengan manual
transmisi dengan jalan mengatur jumlah penyemprotan bahan bakar dikurangi saat
kendaraan pada posisi kerja ( operasi ) ini digunakan untuk melindungi motor dan
drive train aliran daya pada saat
kopling dilepaskan, ketika pedal kopling dilepas, ketika pedal kopling dilepas dan
kecepatan kendaraan kurang dari 10 km/jam, fungsi pembatas kecepatan
kendaraan dikendaliakn oleh kontrol unit dan putaran motor dibatasi pada 3500
rpm.
AB.
throttle)
Unit ini terutama berperan untuk mengurangi jumlah asap yang dikeluarkan pada
saat kondisi kerja pada katup gas (throttle valve) terbuka penuh. Ketika motor
kondisi kerja dengan katup gas terbuka penuh, kontrol unit (N3/9) membatasi
jumlah bahan bakar yang disemprotkan melalui sensor tekanan rail (B4/6), katup
pengatur tekanan (Y74) dan injector ( nozzle). Pengurangan jumlah asap ini
dilakukan pada saat akselarasi dan ketika dikendarai pada kecepatan yang rata.
Meskipun terjadi kesalahan pada komponen dan bagian sistim yang lain, jumlah
bahan bakar yang disemprotkan pada posisi katup gas terbuka penuh semakin di
kurangi dengan bekerjasama dengan unit lain yaitu EGR, dan pengatur tambahan
tekanan pengisian.
25
AC.
Unit ini berperan dalam mengaanggu pengendalian injector (nozzle) atau tidak
ada penyernprotan. Sehingga fungsi control unit adalah menentukan posisi katup
gas dari imformasi yang diberikan oleh sensor pedal gas (B37) dan putaran motor
dari sensor posisi poros engkol (L5). Injektor (nozzle) Y76 tidak diaktifkan saat
mode Inertia fuel shutoff pada putaran motor lebih dari 1500 rpm dan pedal gas
tidak dilepas.
AD.
26
Penyemprotan nozel di non aktifkan oleh kontrol unit CDI ( N3/9 mematikan
motor darurat ( Emergency) Jika ada kesalahan yang dideteksi pada sistim injeksi
bahan bakar, motor dimatikan Melalui katup listrik shutoff (Y75 )
AE.
Pengajuan penyemprotan
Bagian ini memiliki peran dalam mengurangi bunyi dan polusi emisi gas buang.
Jumlah bahan bakar yang disemprotkan yang dibutuhkan oleh motor dibagi lagi
dengan jumlah pengajuan penyernprotan dan jurnlah penyemtrotan utama. Fungsi
pengendalian stater. Stater dikendalikan dengan pengajuan penyernprotan oleh
kontrol unit berdasarkan urutan penyemprotannya, dengan berdasarkan impormasi
data yang dikalkulasi. Berdasarkan informasi adari stater yang selanjutnya
dikendalikan pada penyemprotan utama, temperatur air pendingin, putaran motor,
sistim tegangan listrik, dan waktu penyernprotan.
Mematikan pengajuan penyemprotan bahan bakar. Pengajuan penyemprotan
dimatikan menurut urutan penyernprotan jika pengajuan penyemprotan sudah
melebihi waktunya, puran motor terlalu cepat (> 4900 rpm), tidak cukupnya
jumlah pengajuan penyemprotan, tidak cukupnya jumlah penyernprotan bahan
bakar utama, tiada cukupnya tekanan bahan bakar pada rail jika kunci kontak
dimatikan. Jumlah pengajuan penyemprotan dihitung berdasarkan pada putaran
motor, tekanan udara (atmosphere), temperatur air pendingin, temperatur udara
masuk, tekanan pada rail, temperatur air, temperatur udara dan tekanan atmosphir
dibutuhkan untuk mengkoreksi jumlah pengajuan penyemprotan. Jumlah
27
AF.
Penyemprotan utama
28
Pengendalian start pada penyernprotan utama tergantung pada putaran motor dan
jumlah bahan bakar, kemudian hal ini ditambah lagi dengan informasi-informasi
dari temperatur air pendingin, temperatur udara masuk, tekanan udara
(atmosphere), penyernprotan pendahuluan YES / NO. Waktu pengaktipan
merupakan saat yang penting dalam penghitungan waktu pengendalian pada
penyemprotan utama adalah, apakah pengajuan penyernprotan telah dilakukan
atau tidak.
Mematikan penyemprotan utama berdasarkan waktu kerja pada saat putaran motor
terlalu cepat (> 5200 rpm), tidak cukupnya jumlah penyemprotan utama, tidak
cukupnya tekanan bahan bakar pada Rail, jika motor dimatikan, pengaturan
jumlah eksternal (ASR) dan Inertia fuel mati. Penghitungan jumlah penyemprotan
utarna dihitung berdasarkan pada putaran motor, tekanan atmosphir, temperatur
air pendingin, temperatur udara masuk, dan tekanan penambahan udara.
Temperatur air pendingin, temperatur udara dan tekanan udara (atmosphire )
dibutuhkan sebagai koreksi untuk jumlah penyemprotan utama. Jika jumlah
penyemprotan turun dibawah minimum tergantung tekanan pada rail, tidak ada
pengajuan penyemprotan yang diberikan. Dalam kasus ini, hanya penyemprotan
utama yang diambil. Jika jumlah penyernprotan utama masih kurang dari jurnlah
minimum, maka tidak ada penyemprotan utama atau pengajuan penyemprotan
penyemprotan diberikan (inertia fuel dimatikan )
29
AG.
Berperan untuk mengurangi jumlah bahan bakar yang disemprotkan. Jika sebuah
signal dikirimkan ke kontrol unit (N3/9) oleh kontrol-kontrol unit atau komponenkomponen sensor yang lain, maka pengaturan jurnlah eksternal diaktifkan. Signal
dapat dikirimkan melalui CAN data BUS sepanjang jalur kabel ke kontrol unit
(N3/9). Beberapa kontrol unit yang bekerja diantaranya kontrol unit airbag (N2/2),
kontrol unit ETC (N15), kontrol unit ASR/SPS (N47-1), kontrol unit ABS (N477), switch pedal kopling (S40/3).
AH.
Cruise control
Fungsi dari cruise kontrol menyatu didalam kontrol unit motor. Ini dapat
diaktifkan melalui switch cruise kontrol mulai dari kecepatan diatas 40 km/jam.
Signal dari switch cruise kontrol diterima oleh kontrol unit EIS dan diteruskan
melalui jalur CAN data bus ke kontrol unit motor. Kontrol unit motor menerima
informasi-informasi melalui CAN data bus untuk mengaktifkan cruise kontrol.
Beberapa signal yang dibutuhkan oleh unit ini adalah signal kecepatan kendaraan
dari kontrol unit ASR/ETS, signal posisi P/N dari kontrol unit ETC, signal dari
switch lampu rem.
30
Kontrol unit motor diberikan suplai tegangan listrik oleh relai modul dan sekring.
Kontrol unit motor mengendalikan injektor Y76 dan katup pengatur tekanan
(Y74) dan dibandingkan ke posisi pedal gas. Cruise kontrol sistim dapat
dimatikan oleh switch cruise kontrol, mengoperasikan pedal rem, memindahkan
posisi tuas transmisi ke posisi "N.
31
AJ.
Unit ini bertugas menambah moment yang keluar dari motor. Fungsinya adalah
ketika turbocharging berkerja, energi aliran dari gas buang (C) digunakan untuk
mengerakan turbocharger (110). Turbocharger mengalirkan udara bersih ke
saluran masuk melalui pemompaan udara awal kesaluaran keluar, kepipa
penambahan udara terus keintercooler dan ke pipa pembagi penambahan udara ke
masing-masing silinder pada motor.
AK.
Bertugas mengatur tekanan udara tambahan saat kondisi kerja pada motor.
Tekanan udara tambahan diatur oleh kontrol unit (N3/9). Fungsinya untuk
mengatur tekanan tambahan sesuai data pada kontrol unit dan sensor tekanan.
Tekanan tambahan diatur vacuum transduser (Y31/5) yang di kendalikan oleh
kontrol unit dengan arus listrik yang bervariasi dan diberikan untuk mengatur
vacuum kepada unit vacuum pengatur katup tekanan tambahan.
32
AL.
AM.
Bertugas menurunkan unsure-unsur Nox, HC, dan CO. Sistim pengaturan emisi
gas buang dibagi kedalam Exhaust gas recirculation(EGR), pengatur tekanan
tambahan udara, mematikan saluran masuk dan denox catalitic converter.
33
AN.
Kontrol unit (N319) mengatur jumlah bahan bakar jika sistim EGR bekerja pada
beban menegah bersama massa udara, berdasarkan input signal yang diberikan
oleh sensor HFM (airflow sensor - B2/5 ). Banyaknya jumlah gas buang yang
disirkulasikan diatur setiap kondisi kerja motor sehingga memungkinkan dicapai
penurunan NOx yang maksimum. Flap vakum transduser pengatur tekanan / EGR
34
sehingga,
kevakuman
pada
flap
vakum
transduser
pengatur
tekanan/EGR naik, katup EGR (101) semuanya dibuka dan kemudian (sekitar
setengah langkah katup EGR) katup pengatur tekanan (103) semakin ditutup.
AO.
Catalytic converter terdiri dari rumah stainless steel, expanded meting (anyaman
saringan) dan lapisan keramik monolith sesuai dengan aturan aturan catalytic
sebenarnya. keramik monolith adalah body keramik yang terdiri dari beberapa
ribu bagian-bagian kecil. keramik dibuat magnesiumaluminium silicate yang
tahan terhadap temperatur tinggi. Monolith sangat sensitif terhadap tekanan dan
35
oleh karena itu ditambahkan saringan dari anyamaman jerami di dalam rumah
stainless steel. Lapisan dalam katalis yang efektif digunakan pada unsur lapisan
yang terbuat dari platinum. Platinum membuat reaksi oksidasi hidrokarbon (HC)
dan karbonmonokside (CO). Tambahan sebagai reaksi oksidasi unsur nitrogen
(Nox) berkurang. Bahan metal yang sedikit jumlahnya pada catalitic converter,
bervarasi antara 4.5 5 gram tergantung dari ukuran dan kontruksinya.
AP.
Busi pijar
AQ.
Pengontrol starter
36
Kondis! saat starter ON Sistim DAS tidak diaktifkan dan plutaran motor = 0 dan
kunci kontak pada posisi start.
Kondisisaat stater OFF kunci kontak tidak diposisi start (pengoperasian start
berakhir ). atau putaran motor telah dicapai atau putaran motor maksimum telah
terlewati (untuk melindungi motor stater ). Sekiranya starter di ulang ini butuh
waktu 1.5 detik untuk menunggu pemblokiran setelah kunci kontak dimatikan ini
dilakukan untuk mencegah berputarnya pinion motor starter dengan ring gear play
wheel untuk melindungi ring gear (fly wheel ). Tindakan keamanan diambil
sekiranya ada kesalahan jika motor stater tidak ada signal (sirkuit 50 tidak
terhubung), yang disebabkan oleh kesalahan mekanis, penyernprotan bahan bakar
diaktifkan untuk mencegah motor di starter. Kecuali dari kecepatan > 2.4 km/jam
penyemprotan bahan bakar diaktifkan walaupun tanpa start signal saat kendaraan
dihidupkan dengan didorong.
37
Daftar Pustaka
38