MANAJEMEN FARMASI
TUGAS
Disusun Oleh:
Muhammad Ghazali Rachman
NIM SF14055
proses
yang
terkontrol
untuk
keadaan, menetapkan hasil akhir dan menilai biaya serta keuntungan yang
berkaitan dengan penentuan keputusan.
Studi kelayakan dilakukan untuk mendukung proses pengambilan
keputusan, berdasarkan analisis cost-benefit, untuk melihat keberlang sungan
bisnis atau perusahaan dalam hal ini adalah apotek. Studi kelayakan
dilakukan sebelum rencana bisnis dilaksanakan (saat membuat rencana
pembuatan apotek) dan pada saat pertimbangan pengambilan keputusan.
Proses Pembuatan Studi Kelayakan
Tahapan atau proses dalam membuat sebuah studi kelayakan
pendirian apotek, dapat terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap penemuan gagasan
(ide), penelitian lapangan, evaluasi data, pembuatan rencana dan pelaksanaan
rencana kerja.
Langkah berikutnya adalah melakukan penelitian lapangan. Datadata yang dibutuhkan antara lain :
a. Ilmiah : melalui analisa data-data bisnis mengenai kondisi lingkungan
eksternal yang ada di sekitar lokasi yang ditetapkan seperti :
1) Nilai strategi sebuah lokasi
2) Data kelas konsumen
3) Peraturan yang berlaku di daerah tersebut
4) Tingkat persaingan yang ada saat ini
b. Non ilmiah yaitu : melalui intuisi (intuition) atau feeling yang diperoleh
setelah melihat lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya.
3. Tata cara pemberian izin apotek yaitu :
a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota dengan contoh Formulir MoDEL APT-1.
b. Dengan Formulir APT-2 Kepala Dinkes Kab/Kota selambat-lambatnya 6
hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis
kepada BPOM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan
apotek untuk melakukan kegiatan.
c. Tim Dinkes Kab/Kota atau BPOM selambat-lambatnya 6 hari kerja setelah
permintaan bantuan teknis dari KaDinkes Kab/Kota melaporkan hasil
pemeriksaan setempat denganmenggunakan contoh formulir.
d. Dalam hal pemriksaan sebagaimana dimaksud dalam poin (2) dan (3) tidak
dilaksanakan, Apoteker pemohonan dapat membuat surat pernyataan siap
melakukan kegiatan kepada Kepala Dinkes Kab/Kota setempat dengan
tembusan kepada kepala Dinkes Propinsi Dengan Menggunakan contoh
formulir Model APT-4.
(CPD)
dan
mampu
memberikan
pelantihan
yang
berkesinambungan
d. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan
diri, baik melalui pelatihan, seminar, workshop, pendidikan berkelanjutan
atau mandi.
sumpah
apoteker,
standar
profesi,
(standar
No
Jumla
h (Box)
Jumlah
Harga
satuan
Sub total
(Rp)
1.
3
200.000
600.000
2.
4
200.000
800.000
3.
5
10.000
50.000
4.
13
20.000
260.000
5.
11
50.000
550.000
6.
11
50.000
550.000
7.
5
30.000
150.000
8.
3
50.000
150.000
9.
1
100.000
100.000
10.
1
190.000
190.000
11
1
190.000
190.000
Total
3.590.000
a. Persen terhadap total dana
600.000
x 100 =16,71
% = 3.590 .000
%=
800.000
x 100 =22,28
3.590 .000
%=
50.000
x 100 =1,39
3.590 .000
%=
260.000
x 100 =7,24
3.590 .000
%=
550.000
x 100 =15,32
3.590 .000
%=
550.000
x 100 =15,32
3.590 .000
%=
150.000
x 100 =4,17
3.590 .000
harga
Kategori
kumulatif
kumulatif
obat
(Rp)
600.000
1.400.000
1.450.000
1.710.000
2.260.000
2.810.000
2.960.000
3.110.000
3.210.000
3.400.000
3.590.000
16,71 %
38,99 %
40,38 %
47,62 %
62,94 %
78,26 %
82,43 %
86,6 %
89,38 %
94,67 %
99,96%
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
C
%=
150.000
x 100 =4,17
3.590 .000
%=
100.000
x 100 =2,78
3.590 .000
%=
190.000
x 100 =5,29
3.590 .000
%=
190.000
x 100 =5,29
3.590 .000
untuk
meningkatkan
pengetahuan,
pemahaman,