ABSTRAK
Indonesia kaya akan hasil alam yang digunakan sebagai obat, baik dari tumbuhan maupun
hewan. Salah satu kekayaan alam Indonesia yang secara ilmiah memiliki khasiat adalah dari
genus mangifera. Salah satu jenis dari genus mangifera yang belum dilakukan penelitian
secara ilmiah namun secara empiris digunakan sebagai obat antidiabetes adalah Tandui (M.
rufocostata Rosterm.). Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran farmakognostik secara
kualitatif dan kuantitatif bagian daun dan kulit batang Tandui (M. rufocostata Rosterm.). Uji
secara kualitatif meliputi pemeriksaan morfologi, anatomi dan organoleptik serta menentukan
identifikasi senyawa kimia yang terkandung dalam daun dan kulit batang Tandui (M.
rufocostata Rosterm.) melalui uji reaksi dan profil kromatografi lapis tipis (KLT). Uji secara
kuantitatif meliputi penetapan susut pengeringan, kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak
larut asam, kadar abu larut air, kadar sari larut air, dan kadar sari larut etanol. Uji identifikasi
kimia pada daun menunjukkan hasil positif terhadap tannin, fenol, flavonoid dan steroid.
Sedangkan pada kulit batang Tandui (M. rufocostata Rosterm.) menunjukkan hasil positif
terhadap lignin, tannin, fenol, flavonoid dan steroid. Uji secara kuantitatif daun dan kulit
batang Tandui (M. rufocostata Rosterm.) secara berturut-turut yaitu, susut pengeringan
9,83;7%, kadar air 9,44;7,88%, kadar abu total 7,44;6,55%, kadar abu tidak larut dalam asam
1,1;0,89%, kadar abu larut air 1,33;0,78%, kadar sari larut air 25%;69,67%, kadar sari larut
etanol 55;30%.
Kata Kunci : studi farmakognostik, Tandui, Mangifera rufocostata Rosterm.
ABSTRACT
Indonesia hae many natural products used as a medicine, both from plants and animals.
One of Indonesia's natural products that is scientifically beneficial is the genus of mangifera.
One type of mangifera genus that has not been scientifically but empirically used as an
antidiabetic drug is Tandui (M. rufocostata Rosterm.). This study aims to obtain qualitative
and quantitative pharmacognostic features of Tandui (M. rufocostata Rosterm.) leaf and
cortex section. Qualitative tests include morphological examination, anatomy and
organoleptics and determine the identification of chemical compounds contained in Tandui
(M. rufocostata Rosterm.) leaf and cortex by reaction test and thin layer chromatography
(TLC). The quantitative test includes determination of drying shrinkage, moisture content,
total ash content, acid soluble ash content, water soluble ash content, water soluble extract,
and ethanol soluble concentration. Chemical identification tests on the leaves showed
positive results on tannins, phenols, flavonoids and steroids. As for the cortex of Tandui (M.
rufocostata Rosterm.) showed positive results on lignin, tannin, phenol, flavonoids and
steroids. Quantitative test of leaf and cortex of Tandui (M. rufocostata Rosterm.)
respectively, driying shrinkage 9,83,7%, water content 9,44,7,88%, total ash content 7,44,6,
55%, ash content insoluble in acid 1.1, 0,89%, water soluble ash level 1.33, 0,78%, water
soluble content 25%, 69,67%, ethanol soluble concentration 55; 30 %.
Keyword : Pharmakognostic study, Tandui, Mangifera rufocostata Rosterm.
LATAR BELAKANG
Indonesia kaya akan hasil alam yang digunakan sebagai obat, baik dari tumbuhan maupun
hewan. Salah satu kekayaan alam Indonesia yang secara ilmiah memiliki khasiat adalah dari
genus mangifera. Salah satu jenis dari genus mangifera yang belum dilakukan penelitian
secara ilmiah namun secara empiris digunakan sebagai obat antidiabetes adalah Tandui (M.
rufocostata Rosterm.). Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran farmakognostik secara
kualitatif dan kuantitatif bagian daun dan kulit batang Tandui (M. rufocostata Rosterm.)
sehingga memberi informasi mengenai karakteristik farmakognostik dari tumbuhan Tandui
(M. rufocostata Rosterm.) serta dapat digunakan sebagai landasan ilmiah untuk penelitian-
penelitian selanjutnya salah satunya sebagai acuan penetapan standarisasi tumbuhan Tandui
(M. rufocostata Rosterm.).
TUJUAN
• Untuk memperoleh gambaran farmakognostik secara kualitatif meliputi: pemeriksaan morfologi,
anatomi dan organoleptik dari tumbuhan tandui serta menentukan golongan senyawa kimia yang
terkandung dalam kulit batang dan daun tandui melalui uji reaksi dan kromatografi lapis tipis (KLT).
• Untuk memperoleh gambaran farmakognostik secara kuantitatif meliputi: penetapan susut pengeringan,
bobot jenis, kadar abu, kadar abu tidak larut asam, kadar abu larut air, kadar sari larut air dan kadar sari
larut etanol yang terkandung dalam kulit batang dan daun tandui (M. ruficostata Rosterm.).
METODE PENELITIAN
Sampel Kulit
Sampel Daun
Batang
Pemeriksaan
Morfologi
Pengambilan
Sampel
Pemeriksaan
Pencucian
Anatomi Simplisia
Perajangan
Pemeriksaan
Simplisia Kering Organoleptik
Simplisia
Penyerbukan
Pengayakan
Identifikasi
Senyawa Kimia Serbuk Simplisia Uji Parameter Non
Serbuk Simplisia Kering Spesifik
Ekstrak Kental
Penyiapan Plat
KLT
Analisis Data
Optimasi
Eluen
Penjenuhan
Eluen
Penotolan dan
Identifikasi Bercak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan morfologi daun dan kulit batang Tandui (M. rufocostata Rosterm.)
Pada daun Tandui segar diketahui adanya epidermis atas, palisade, jaringan bunga karang,
berkas pembuluh, epidermis bawah stomata tipe parasitic dan berkas pembuluh. Adapun
pada serbuk daun Tandui diketahui adanya Epidermis atas, Hablur Kristal oksalat
berbentuk pasir,
Pada kulit batang Tandui segar diketahui adanya epidermis, sel batu berbentuk bulat, dan
serabut. Adapun pada serbuk kulit batang Tandui diketahui adanya hablur kalsium oksalat
Hasil pemeriksaan organoleptis daun dan kulit batang Tandui (M. rufocostata Rosterm.)
Daun segar memiliki warna hijau tua, bau khas dan rasa yang pahit. sedangkan dalam bentuk
simplisia memiliki warna coklat, tidak berbau dan rasa agak kelat.
Kulit Batang segar memiliki warna coklat kehitaman, tidak berbau dan rasa pahit sedangkan
dalam bentuk simplisa memiliki .warna coklat, tidak berbau dan rasa agak kelat.
Hasil uji reaksi simplisia daun dan kulit batang Tandui (M. rufocostata Rosterm.)
Berdasarkan uji identifikasi senyawa kimia daun Tandui mengandung tanin, fenol, flavonoid
dan saponin. Adapun uji identifikasi senyawa kimia kulit batang Tandui diketahui
Keteranagan : *)Noda disemprot dengan menggunakan H2SO4 10% dan dipanaskan di dalam oven pada suhu
105°C. H = Hijau, HM = Hijau Muda, HK = Hijau Kekuningan, CM = Coklat
Muda, TB = Tidak berwarna, λ = Panjang gelombang
Gambar 4. Kromatogram KLT daun Tandui Fase gerak = n-heksana : etil asetat (6:4), Fase Diam =
silika gel GF254 a. Deteksi dengan Visibel b. Deteksi dengan UV 254 nm b. Deteksi dengan
UV366 nm c. Disemprot H2SO4 dan dipanaskan
Gambar 5. Kromatogram KLT kulit batang Tandui Fase gerak = etil asetat : kloroform (4:6), Fase
Diam = silika gel GF254 a. Deteksi dengan Visibel b. Deteksi dengan UV 254 nm b. Deteksi
dengan UV366 nm c. Disemprot H2SO4 dan dipanaskan
Hasil uji Kuantitatif simplisia daun dan kulit batang Tandui (M. rufocostata Rosterm.)
Uji Kuantitatif Daun Kulit batang Ketetapan
(%) (%) Depkes RI 1995
(%)
Susust Pengeringan 9,83 7 < 10
Kadar Air 9,44 7,88 < 10
Kadar Abu Total 7,45 6,55 < 12
Kadar Abu Tidak 1,1 0,89 <2
Larut Asam
Kadar Abu Larut 1,33 0,78 <2
Asam
Kadar Sari Larut Air 25,33 69,67 > 10
Kadar Sari Larut 55 30,67 >7
Etanol
KESIMPULAN
1. Berdasarkan uji kualitatif daun Tandui memiliki warna hijau tua dengan tangkai bulat
ujung daun berbentuk runcing, pengkal daun berbentuk tumpul dan tulang menyirip.
Adapun kulit kayu Tandui berupa kulit tebal dengan tekstur keras dan kasar dengan warna
coklat kehitaman. Secara mikroskopik pada daun Tandui memiliki stomata tipe parasitik.
Selain itu pada serbuk juga memperlihatkan adanya epidermis atas, hablur kristal oksalat
berbentuk pasir,. Sedangkan pada kulit batang Tandui secara mikroskopik terdapat
epidermis, sel batu berbentuk bulat dan serabut. Selain itu pada serbuk juga
memperlihatkan adanya hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, serabut serta sel batu
berbentuk bulat. Berdasarkan uji identifikasi senyawa kimia daun Tandui mengandung
tanin, fenol, flavonoid dan saponin. Adapun uji identifikasi senyawa kimia kulit batang
2. Berdasarkan uji kuantitatif daun dan kulit batang Tandui berturut-turut yaitu, susut
pengeringan 9,83;7%, kadar air 9,44;7,88%, kadar abu total 7,44;6,55%, kadar abu tidak
larut dalam asam 1,1;0,89%, kadar abu larut air 1,33;0,78%, kadar sari larut air
UCAPAN TERIMAKASIH
Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.