Anda di halaman 1dari 4

Bukan hanya angan-angan

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:



Sesungguhnya ilmu hanyalah [diperoleh] dengan taallum (menuntut ilmu)

dan sikap hilm (tenang) dapat diperoleh dengan tahallum (berusaha/memaksakan diri
untuk bersikap tenang).

Barangsiapa yang (berusaha) mencari kebaikan, maka ia akan diberi

dan barangsiapa yang (berusaha) menjaga diri dari kejahatan maka ia akan
dipelihara.
(HR. Al-Khathib dalam Tarikh-nya 9/127, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu.
Lihat Silsilah Ash-Shahihah, karya Al-Albani, 1/342; dikutip dari asysyariah)
Berkata muaadz ibn Jabal dikala dimintai wasiat ketika sakarat:



Sesungguhnya ilmu dan imaan, pasti akan didapatkan bagi orang yang mengharapkan
keduanya dan berusaha keras untuk mendapatkan keduanya. (dikatakan perawi: beliau
mengucapkan tiga kali)
[Atsar riwayat Ahmad, dihasankan Syaikh Muqbil]

Faidah
1. Ilmu, hanya bisa diperoleh dengan MENUNTUT ILMU. sebagai bantahan adanya
ilmu kasyf (yaitu ilmu yang diyakini kaum shufiyyah, yang dpaat diperoleh dengan
meditasi dsb)
2. ilmu barulah dapat menghiasi pemiliknya, jika ia BERUSAHA
MENGAMALKANnya. Bukankah sikap hilm itu adalah ILMU yang kita pelajari dari
akhlaq Rasuulullaah? Akan tetapi ILMU tersebut baru akan menghiasi pemiliknya
jika ia berusaha mengamalkan ilmunya.
3. untuk mendapatkan kebaikan, maka kita harus jujur mengharapkannya dan
BERUSAHA KERAS untuk meraihnya. ilmu adalah sesuatu hal yang mulia, yang

dimana Allah meninggikan sebagian hambaNya atas yang lain. maka hanyalah
diperoleh dengan kemauan yang keras serta usaha yang gigih.
4. Demikian pula, untuk dapat menjadikan ilmu kita bermanfaat, hendaknya ketika
kita menuntut ilmu, kita niatkan untuk mengamalkannya. Karena barangsiapa yang
jujur dengan niatnya tersebut, pastilah ia akan berusaha untuk mewujudkan apa yang
ia niatkan. Maka orang yang benar dalam menuntut ilmu dapat terlihat dari
CERMINAN AMALnya.
5. Mendapatkan kebaikan, dan menjauhi keburukan; diperoleh dengan NIAT YANG
JUJUR, dan USAHA KERAS yang mewujudkannya.. bukan hanya diperoleh dengan
angan-angan..
6. Hal ini sebagai bantahan terhadap orang yang menginginkan kebaikan, tapi tidak
mau berusaha menempuhnya.. atau menginginkan agar dijauhkan dari keburukan, tapi
tidak mau berusaha menjauhinya..
Seperti perkataan sebagaian orang (ketika dinasehati dari perbuatan maksiat), maka
jawabannya: aku belum dapat hidayah.. ia hendak menghindar dari perbuatan
jeleknya, dan menisbatkan kejelekannya tersebut kepada Allah! nauudzubillah!
- bukankah ia sendiri yang menceburkan dirinya kedalam maksiat? apakah Allah
memaksanya dalam melakukan hal tersebut?
- ia sendiri yang berkata aku belum dapat hidayah lantas mengapa ia tidak
mengusahakan hidayah tersebut ada pada dirinya? apakah ketika ia berkata rezekiku
lagi tersendat kemudian ia berdiam diri saja? apakah uang turun dengan sendirinya
dari langit, tanpa disertai usaha? maka demikian juga hidayah! Dan tidaklah seseorang
mendapatkan kebaikan kecuali dengan taufiqNya.
Demikian juga seseorang yang mengharap-harap untuk menjadi seorang yang baik..
hendaknya bukan hanya angan-angan semata.. tapi wujudkanlah, dengan mulai dari
sekarang, dan mulai menuntut ilmu..
7. Maka ketika kita berdoa kepada Allah, untuk meminta kebaikan atau dijaga dari
keburukan.. hendaknya mengiringi doa yang dipanjatkan tersebut dengan niat yang
jujur, serta usaha untuk mewujudkan doa tersebut seraya bertawakkal kepadaNy..
maka Allah akan memudahkannya untuk memperoleh apa yang didoakannya
tersebut..
ketika kita berdoa:

ALLAHUMMA INNI AS`ALUKAL JANNAH, WA MAA QORROBA ILAIHAA
MIN QOULIN AU `AMALIN
Ya Allah, sungguh aku memohon surga kepada-Mu dan semua yang mendekatkan
diriku kepadanya dari perkataan atau perbuatan.


WA A`UUDZU BIKA MINANN NAARI WA MAA QORROBA ILAIHAA MIN
QOULIN AU `AMALIN
Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan semua yang mendekatkan diriku
kepadanya dari perkataan dan perbuatan.
(HR Ibn Majah 2/1264 dan dishahihkan syaikh al Albani rahimahullah dlm Shahih
Sunan Ibn Majah)
Maka kita niatkan ketika kita berdoa tersebut dengan niat yang jujur (bukan hanya
sebatas kata-kata).. kemudian berusaha mewujudkannya..
Dan usaha yang pertama kali kita tempuh (untuk mewujudkannya) adalah
MENUNTUT ILMU.. karena Rasuulullaah shallallaahu alayhi wa sallam bersabda:

Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menuntunnya
menuju surga
(HR Muslim)
karena dengan menuntut ilmu, kita dapat mengenal JALAN yang menghantarkan kita
SURGA, dan kita dapat mengenal JALAN yang dapat menghantarkan kita ke
NERAKA.. Yang kemudian, setelah kita mengetahuinya, maka kita MENEMPUH
jalan keselamatan (bukan hanya sekedar tahu saja)..
Ini juga sebagai bantahan, terhadap mereka yang berangan-angan dimasukkan
kedalam kesurga, atau dijauhkan dari neraka sedangkan mereka tidak mengetahui
(TIDAK BERILMU bahkan TIDAK MAU untuk MENUNTUT ILMU) tentang jalanjalan kebaikan dan jalan-jalan keburukan..
ini juga sebagai tamparan yang keras, bagi mereka yang MENDASARI AMALNYA
TANPA ILMU.. mereka menginginkan kebaikan, tapi tidak mendasari niat baiknya
tersebut dengan ilmu.. sehingga mereka mengamalkan sesuatu yang menyelisihi
syariat, lantas mereka menganggap sedang membela syariat (atau menganggap
sedang berbuat baik)..
maka kita berlindung kepada Allaah, dari tiga jenis kebodohan:
- kebodohan, jauhnya seseorang dari ilmu (bahkan tidak mau peduli dan ridha berada
diatas kebodohan)
- kebodohan seseorang yang beramal tanpa ilmu.. yaitu karena semangat butanya,
maka ia terburu-buru dalam mengamalkan sesuatu tanpa didahului untuk mencari tahu
ilmunya..

- kebodohan seseorang yang sudah berilmu, yang mana ilmu yang dimilikinya tidak
nampak dalam dirinya..
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai