Anda di halaman 1dari 13

REFERAT

PERAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) DALAM


PENCEGAHAN MASUK DAN KELUARNYA PENYAKIT KARANTINA

Oleh :
Revani Windasari
Ria Siburian
Richar Tomy
Rifqy Yudiar A.

2015.04.02123
2015.04.02124
2015.04.02125
2015.04.02126

Pembimbing :
Dr. dr.

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2016

DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan........................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................... ii

Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka...................................................................................3
2.1. Definisi KKP..................................................................................................3
2.2. Sejarah Kantor Kesehatan Pelabuhan.............................................................3
2.2.1. Periode HAVEN ARTS (Dokter Pelabuhan)........................................3
2.2.2. Periode Perubahan Karantina...............................................................3
2.2.3. Periode DPKL (Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut) dan DKPU
(Dinas Kesehatan Pelabuhan Udara)....................................................4
2.2.4. Periode Kantor Kesehatan Pelabuhan..................................................4
2.2.5. Periode KKP sebagai UPT Dirjen PP & PL Depkes RI.......................4
2.3. Visi dan Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan...................................................5
2.4. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan...............................5

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus dapat meningkatan derajat kesehatan

masyarakat Indonesia yang menyangkut sumber daya yang ada serta dengan memperhatikan
tantangan global maupun spesifik lokal. Upaya pembangunan kesehatan ini tidak hanya
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap masyarakat agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan merata dapat
terwujud. Salah satu upaya tersebut adalah pembangunan kesehatan di wilayah pelabuhan.
Upaya peningkatan kesehatan tersebut tidak hanya untuk di wilayah pelabuhan, namun juga
di bandara, dan lintas batas darat negara karena wilayah tersebut merupakan pintu masuk dan
keluarnya penyakit. Mengingat begitu banyaknya penyakit, disertai dengan berbagai bentuk
penyebaran serta dampaknya, sangat dibutuhkan upaya karantina baik itu dari dan atau keluar
negeri serta suatu area ke area lain. Upaya-upaya ini disesuaikan dengan International
Health Regulation (IHR) tahun 2005 yang memberikan perhatian khusus kepada Public
Health Emergency International Consent (PHEIC).
Segala bentuk penyakit ini dikarenakan adanya penyebaran masuknya vektor penular
penyakit serta penyakit lewat pelabuhan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.356/Menkes/Per/IV/2008 telah ditetapkan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan ujung tombak Kementrian Kesehatan RI yang
berwenang mencegah dan mengendalikan vektor penularan penyakit yang masuk dan keluar
pelabuhan dengan melakukan upaya pemutusan mata rantai penularan penyakit secara
profesional menurut standar dan persyaratan yang telah ditetapkan. (Permenkes
No.356,2008).
Maka dari itu KKP ini mempunyai tugas untuk melaksanakan pencegahan penyakit
potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas darat negara (Permenkes
No.356,2008).
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui tentang
peran Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

1.2.2. Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus dari penulisan laporan kegiatan ini adalah untuk mengetahui
peran Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dalam pencegahan masuk dan keluarnya penyakit
karantina.
1.3.

Manfaat
Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah :
Bagi mahasiswa, agar dapat menambah informasi mengenai peran Kantor Kesehatan

Pelabuhan (KKP) dalam rangka mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina.
Bagi masyarakat, sebagai tambahan pengetahuan mengenai keberadaan Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) dalam rangka mencegah masuk dan keluarnya penyakit
karantina.
.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Definisi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) adalah salah satu institusi penting dalam
wilayah pelabuhan (Iskandar, 2008). Menurut Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
pencegahan

Nomor
masuk

356/Menkes/Per/IV/2008
dan

keluarnya

KKP

penyakit,

mempunyai

penyakitpotensial

tugas

melaksanakan

wabah,

surveilans

epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan


kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit
yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah
kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

2.2. Sejarah Kantor Kesehatan Pelabuhan


2.2.1. Periode HAVEN ARTS (Dokter Pelabuhan)
Pada periode ini, Indonesia masih hidup dalam zaman kolonial Belanda. Regulasi
yang diberlakukan adalah Quarantine Ordonanti (Staatsblad Nomor 277 tahun 1911).
Penanganan kesehatan di pelabuhan dilaksanakan oleh Haven Arts (Dokter Pelabuhan)
dibawah Haven Master (Syahbandar). Saat itu di Indonesia hanya ada 2 Haven Arts, yaitu di
Pulau Rubiah di Sabang dan Pulau Onrust di Teluk Jakarta.
2.2.2. Periode Pelabuhan Karantina
Pada masa kemerdekaan, sekitar tahun 1949-1950 pemerintah Republik Indonesia
membentuk 5 Pelabuhan Karantina, yaitu Pelabuhan Karantina Kelas I Tanjung Priok dan
Sabang, Pelabuhan Karantina Kelas II Surabaya dan Semarang serta Pelabuhan Karantina
Kelas III Cilacap. Inilah periode peran resmi pemerintah Republik Indonesia dalam kesehatan
pelabuhan dimulai.
Pada tahun 1956 Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 53 tahyb 1959 tentang
Penyakit Karantina. Perkembangan selanjutnya, untuk memenuhi amanat pasal 4 dan 6 sub 3
Undang-undang tentang pokok-pokok Kesehatan (UU no 9 tahun 1960, lembaran Negara
tahun 1960 no 131), terlahirlah Undang-Undang no 1 tahun 1962 tentang karantina laut dan
Undang-undang No 2 tahun 1962 tentang Karantina udara.
2.2.3. Periode DKPL (Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut) dan DKPU (Dinas Keshatan
Pelabuhan Udara)

Pada 1970, terbit SK Menkes No.1025/DD/Menkes, tentang

pembentukan dinas

kesehatan pelabuhan laut (DKPL) sebanyak 60 DKPL dan Dinas Keshatan Pelabuhan Udara
(DKPU) sebanyak 12 DKPU. Baik DKPL maupun DKPU non eselon, kegiata DKPL dan
DKPU baik teknis maupun administratif meski satu kota dijalankan secara terpisah.
2.2.4. Periode Kantor Kesehatan pelabuhan
SK Menkes No 147/Menkes/IV/78, DKPL dan DKPU dilebur menjadi kantor
kesehatn pelabuhan dan pembinaan teknisnya berada dibawah bidang Desenban kantor
wilayah Depkes dimana pimpinan KKP adalah eselon III B. Berdasarkan SK Menkes No
147/Menkes/IV/78 KKP terdiri atas :
a.
b.

10 KKP kelas A
34 KKP kelas B
SK Menkes 630/Menkes/SK/SII/85, menggantikan SK Menkes 147 (Eselon KKP

sama IIIB), jumlah KKP menjadi 46 yang terdiri atas :


a. 10 KKP kelas A
b. 36 KKP kelas B (ditambah Dili dan Bengkulu)
2.2.5. Periode KKP sebagai UPT Dirjen PP dan PL Depkes RI
Sejak penerapan Undang Undang otonomi daerah, otoritas kesehatan ditingkat
provinsi yang bernama kanwil Depkes harus dilebur kedalam struktur dinas kesehatan
provinsi. Pertauran pemerintah tentang pembagian kewenangan mengamanatkan bahwa
kekarantinaan sebagai wewenang pemerintah pusat.
Tahun 2004 terbit SK Menkes No 265/Menkes/SK/III/2004 tentang Organisasi dan Tata
Kerja KKP yang baru. KKP digolongkan menjadi :
a. KKP kelas 1 (eselon IIB) : 2 KKP
b. KKP kelas 2 (eselon IIIA) : 14 KKP
c. KKP kelas 3 (eselon IIIB) : 29 KKP
Pada tahun 2007 dilakukan revisi terhadap SK Menkes No 265/Menkes/SK/III/2004
tentang organisasi dan tata kerja KKP melalui peraturan menteri kesehatan No
167/menkes/PER/II/2007. Dengan terbitnya Permenkes ini, maka bertambah lah 3 KKP baru,
yaitu KKP kelas III Gorontalo, KKP kelas III Ternate, dan KKP kelas III Sabang.
Pada tahun 2008 dilakukan lagi revisi sekaligus mencabut Permenkes 265 tahun 2004
dengan Permenkes 356/Menkes/PER/IV/2008. Sejak berlakunya peraturan ini maka di
lingkungan Kementrian Kesehatan terdapat 7 KKP kelas I, 21 KKP kelas II, dan 20 KKP
kelas III.
2.3.

Visi dan Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan

Adapun visi kantor keshatan pelabuhan (KKP) adalah pelabuhan sehat 2014 dalam
rangka mewujudkan masyarakat pelabuhan sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Sedangkan misi dari KKP yaitu:
1.

Meningkatkan surveilans epidemiologi, penanggulangan KLB, wabah di pelabuhan,

2.

alat angkut dan muatannya.


Meningkatkan upaya pengendalian faktor resiko penyakit PHEIC dan penyakit

3.

menular potensial wabah.


Meningkatkan upaya pencarian, pencegahan dan pengobatan kasus penderita penyakit

4.

karantina dan penyakit menular potensial wabah.


Meningkatkan pengawasan keluar masuk obat, makanan, minuman, alat kesehatan,

5.

dan barang berharga (OMKABA)


Meningkatkan advokasi dan jejaring kerja / kemitraan.

2.4.

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan


Kantor Kesahatan Pelabuhan (KKP) mempunyai tugas untuk melaksanakan

pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans


epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan, pengawasan OMKABA (obat, makanan, kosmetik, dan bahan berbahaya), serta
pengaman terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur
biologi, kimia, dan pengaman radiasi dilingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara

(Permenkes

356/Menkes/PER/IV/2008).

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, KKP menyelenggarakan fungsi, yaitu :


1.

Pelaksanaan kekarantinaan;

2.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan

3.

Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas


negara

4.

Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan


penyakit yang muncul kembali.

5.

Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia

6.

Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang


berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan International.

7.

Pelaksanaan, fasilitasi, adan advokasi kesiapsiagaan dan penaggulangan kejadian luar


biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji.

8.

Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,


pelabuhan, dan lintas batas negara.

9.

Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat


kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan
dokumen kesehatan OMKABA impor.

10. Pelaksanaan pengawasan alat angkut dan muatannya.


11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan
lintas batas negara
12. Pelaksanaan jejaring infomasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
dan lintas batas negara.
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan, dan
lintas batas negara
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans
epidemiologi.
15. Pelaksanaan pelatihan tehnis dibidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara.
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP
Berdasarkan pada beban kerja dibandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara,
KKP diklasifikasikan ke dalam 3 kelas, yaitu:
1.

KKP Kelas I
Susunan Organisasi KKP Kelas I, terdiri dari
a) Bagian Tata Usaha
b) Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
c) Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan
d) Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
e) Instalasi
f) Wilayah Kerja
g) Kelompok Jabatan Fungsional

2.

KKP Kelas II
Susunan Organisasi KKP Kelas II, terdiri dari
a) Subbagian Tata Usaha
b) Seksi Pengendalian Karantina Dan Surveilans Epidemiologi
c) Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan
d) Seksi Upaya Kesehatan Dan Lintas Wilayah

e) Instalasi
f) Wilayah Kerja
g) Kelompok Jabatan Fungsional
3.

KKP Kelas III


Susunan organisasi KKP Kelas III, terdiri dari
a) Subbagian Tata Usaha
b) Seksi Pengendalian Karantina Dan Surveilans Epidemiologi
c) Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan Dan Kesehatan Lintas Wilayah
d) Instalasi
e) Wilayah Kerja
f) Kelompok Jabatan Fungsional
Berdasarkan permenkes RI No.356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

kantor Kesehatan pelabuhan, masing-masing bagian/bidang mempunyai tugas sebagai


berikut:
1.

Bagian tata usaha mempunyai tugas: melaksanakan koordinasi dan penyusunan


program, pengelolaan informasi, evaluasi, pelaporan, urusan tata usaha, keuangan,
penyelenggara pelatihan, kepegawaian, serta perlengkapan dan rumah tangga. Bagian
tata usaha terdiri dari:
a. Subbagian program dan laporan
Subbagian program dan laporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi dan program, evaluasi, laporan, serta informasi.
b. Subbagian keuangan dan umum
Subbagian keuangan dan umum mempunyai tugas melakukan urusan akuntansi,
verifikasi, serta mobilisasi dana, tata usaha, kepegawaian, perlengkapan dan rumah
tangga, serta penyiapan penyelenggara pelatihan.
Bagian pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi mempunyai tugas

melaksanakan perencanaan dan evaluasi serta penyusunan pelaporandi bidang karantina,


surveilans epidemiologi penyakit dan penyakit potensial wabah serta Penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, pengawasan alat angkut dan muatannya, lalu lintas
OMKABA, jejaring kerja, kemitraan, kajian, serta pengembangan teknologi, pendidikan dan
pelatihan bidang kekarantinaan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara.

Bidang Pengendalian Karantina dan Survelians Epidemiologi mempunyai fungsi:


a. Kekarantinaan surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah serta penyakit
baru dan penyakit yang muncul kembali.
b. Kesiapsiagaan, pengkajian, serta advokasi

penanggulangan

KLB

dan

bencana/pasca bencana bidang kesehatan.


c. Pengawasan lalulintas OMKABA ekspor dan impor serta alat angkut, termausk
muatannya.
d. Kajian dan diseminasi informasi kekarantinaan diwilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas negara.
e. Pedidikan dan pelatihan bidang kekarantinaan.
f. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan dibidang kekarantinaan.
g. Pelaksanaan pengembangan teknologi bidang kekarantinaan diwilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
h. Penyusunan laporan bidang pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi.
Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi terdiri dari 2 seksi,
yakni:
a. Seksi Pengendalian KarantinaSeksi ini bertugas untuk melakukan peyiapan bahan
perencanaan,

pemantauan

pelaksanaan

pemeriksaan

evaluasi,
dan

penyusunan

sertifikasi

laporan,

dan

koordinasi

OMKABA ekspor dan

impor,

pengembangan, pengawasan dan tindakan kekarantinaan terhadap kapal, pesawat


udara, dan alat transportasi lainnya, penerbitan dokumen kesehatan kapal laut,
pesawat udara, dan alat transportasi lainnya, pengankutan orang skait, jenazah,
kajian, pengembangan teknologi, serta pendidikan dan pelatihan dibidang
kekarantinaan.
b. Seksi Surveilans Epidemiologi
Seksi ini bertugas melakukan penyiapan bahan perencanan, pemantauan, evaluasi,
penyusunan

laporan,

nasional/internasional,

dan
serta

koordinasi

pelaksanaan

kesiap-siagaan,

sureilans

pengkajian

epidemiologi

advokasi

dan

penanggulangan KLB, bencana/pasca bencana bidang kesehatan.


2.

Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan


Tugas dari bidang ini adalah melaksanakan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi

serta penyusunan laporan di bidang Pengendalian Vektor dan binatang penular penyakit,
pembinaan sanitasi lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan pengembangan
teknologi, serta pendidikan dan pelatihan bidang Pengendalian Risiko Lingkungan di wilayah
kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara.

Adapun fungsi dari bidang ini adalah:


a. Pengawasan penyediaan air bersih dan air minum,

serta

pengamanan

makanan/minuman
b. Hygiene dan sanitasi lingkungan gedung/bangunan
c. Pengawasan pencemaran udara, air dan tanah
d. Pemeriksaan dan pengawasan higiene dan sanitasi kapal/pesawat/alat transportasi
lainnya di lingkungan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat Negara
e. Pemberantasan serangga penular penyakit,tikus dan pinjal di lingkungan bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara
f. Kajian dan pengembangan teknologi di bidang pengendalian risiko lingkungan
bandara, pelabuhan dan lintas batas darat Negara.
g. Pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian
pelabuhan, dan lintas batas darat Negara
h. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan

risiko lingkungan

di bidang

bandara,

pengendalian risiko

lingkungan bandara, pelabuhan, lintas batas darat Negara


i. Penyusunan laporan di bidang pengendalian risiko lingkungan

Bidang pengendalian risiko lingkungan terdiri dari:


a. Seksi pengendalian vektor dan binatang penular penyakit
b. Seksi sanitasi dan dampak risiko lingkungan
(1)Seksi Pengendalian Vektor dan Binatang Penular Penyakit
Seksi ini mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan,
evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan pemberantasan serangga
penular penyakit, tikus dan pinjal, pengamanan pestisida, kajian dan diseminasi
informasi, pengembangan jejaring kerja, kemitraan dan teknologi serta pendidikan
dan pelatihan bidang pengendalian vektor dan binatang penular penyakit di
lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
(2)Seksi Sanitasi dan Dampak Risiko Lingkungan
Seksi

ini

mempunyai

tugas

melakukan

penyiapan

bahan,

perencanaan,

pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan pengawasan


penyediaan air bersih dan air minum, serta pengamanan makanan dan minuman,
hygiene dan sanitasi kapal laut dan pesawat, hygiene dan sanitasi gedung/bangunan,
pengawasan pencemaran udara, air, tanah, kajian dan diseminasi informasi,
pengembangan jejaring kerja, kemitraan dan teknologi serta pendidikan dan pelatihan
bidang sanitasi lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

Kemitraan dan teknologi serta pendidikan pelatihan bidang sanitasi lingkungan


bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
3.

Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah mempunyai tugas melaksanakan


perencanaandan

evaluasi

serta

penyusunan

laporan

di

bidang

pelayanan

kesehatanterbatas, kesehatan haji, kesehatan kerja, kesehatan matra, vaksinasi


internasional. Pengembangan jejaring kerja, kemitraan, kajian dan tekonologi, serta
pendidikan dan pelatihan bidang upaya kesehatan labuhandi wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara
Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah mempunyai fungsi :
a. Pelayanan kesehatan terbatas, rujukan dan gawat darurat medic di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara
b. Pemeriksaan kesehatan haji, kesehatan kerja, kesehatan matra diwilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan luintas batas darat negara
c. Pengujian kesehatan nahkoda/pilot dan anak buah kapal/pesawat udara
sertapenjamah makanan.
d. Vaksinasi dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional
e. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di wilayah kerja bandara, pelabuhan
lintas batas darat negara
f. Pengawasan pengankutan orang sakit dan jenazah di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara, serta ketersediaan obat-obatan/peralatan
P3K di kapal/pesawat udara/ alat transportasi lainnya.
g. Kajian dan pengembangan teknologi serta pelatihan teknis bidang upaya kesehatan
dan lintas wilayah
h. Penyusunan laporan di bidang upaya kesehatan dan lintas wilayah.
Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah terdiri dari:
a. Seksi Pencegahan dan Pelayanan Kesehatan. Seksi Pencegahan dan Pelayanan
Kesehatan

mempunyai

tugas

melakukan

penyiapan

bahan

perencanaan,

pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelayanan pengujian


kesehatan nahkoda, anak buah kapal dan penjamah makanan, pengawasan
persediaan obat/P3K di kapal/pesawat udara/alat transportasi lainnya, kajian
ergonomic, advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja, pengembangan jejaring kerja,
kemitraan dan teknologi, serta pelatihan teknis bidang kesehatan kerja diwilayah
kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

b. Seksi Kesehatan Matra dan Lintas Wilayah. Seksi Kesehatan Matra dan Lintas
Wilayah

mempunyai

tugaas

melakukan

penyiapan

bahan

perencanaan,

pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan vaksinasi


internasional (ICV), pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah, kesehatan
matra, kesehatan haji, perpindahan penduduk, penanggulangan bencana, pelayanan
kesehatan terbatas, rujukan gawat darurat medik, pengembangan jejaring kerja,
kemitraan, dan teknologi, serta pelatihan teknis bidang kesehatan matra di wilayah
kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

Anda mungkin juga menyukai