Anda di halaman 1dari 5

Penghentian teapi obat

Keputusan melanjutkan atau menghentikan pengobatan harus diambil


setelah mendiskusiakn tentang risiko dan keuntungan melanjutkan atau
menghentikan terapi AED. Penghentian terapi AED harus dikelola atau
dibawah pengawasan seorang spesialis

Risiko dan keuntungan melanjutkan atau menghentikan terap i AED harus


didiskusikan ketika pasien telah bebas kejang selama sekurang-kurangnya
2 tahun.

Penghentian terapi AED harus dilakukan secara perlahan (sekurangnya 2-3


bulan) dan satu obat harus dihentikan pada satu waktu

Perhatian khusus ketika menghentikan penggunaan benzodiazepin dan


barbiturat (dapat berlangsung hingga 6 bulan bahkan lebih) karena
kemungkinan terjadinya gejala putus obat dan atau kejang kembali
kambuh.

Harus ada rencana jika kejang kembali terjadi, penegembalian dosis pada
pengurangan dosis terakhir dan pencarian saran medis lainnya.

Intervensi psikologis
-

Intervensi psikologis belum terbukti mempengaruhi frekuensi kejang dan


tidak dipergunakan sebgai terapi alternatif pada pengobatan farmakologis

Terapi psikologis (relaksasi, terapi perilaku kognitif, biofeedback) dapat


dipergunakan dengan terapi AED pada pasien ketika pengontrolan kejang
tidak adekuat dengan terapi AED yang optimal.

Terapi pelengkap
Tidak ada bukti yang mendukung atau membantah penggunaan berbagai terapi
pelengkap untuk mengurangi frekuensi kejang pada pasien epilepsi. Beberapa
aromaterapi (seperti hyssop, rosemary, sweet fennel, sage dan wormwood)
mungkin dapat memberikan efek waspada pada otak dan dapat membangkitkan
kejang.

Review
-

Orang dengan epilepsi harus rutin kontrol dan terdaftar sebagai pasien
tetap pada praktik dokter umum

Orang dengan epilepsi harus rutin kontrol dengan dokter umum mereka
namun juga tergantung pada keinginan, keadaan dan dan epilepsi
seseorang, maka kontrol dapat dilakukan kepada seorang spesialis

Jarak antar kontrol maksimal dilakukan sekali setahun tetapi frekuensi


kontrol dapat pula ditentukan oleh epilepsi pasien dan keinginan mereka.
Umumnya jaraknya antara 3 dan 12 bulan

Pengobatan harus ditinjau secara berkala untuk memastikan pasien tidak


mempertahankan dosis obat dalam waktu yang lama, yang mana
pengobatan menjadi tidak efektif atau memiliki toleransi yang buruk dan
disesuaikan juga dengan resep obat untuk pemeliharaan.

Tinjauan tahunan harus mencakup mengenai efek samping dan diskusi


rencana pengobatan untuk memastikan kesesuaian dan kepatuhan
pengobatan.

Pada saat kontrol, harus ada akses ke informasi tertulis dan visual,
layanan konseling, informasi mengenai organisasi sukarela, perawat
khusus epilepsi, pemeriksaan yang sesuai dan rujukan ke layanan tersier,
termasuk pembedahan jika diindikasikan.

Tatalaksana lebih lanjut


Rujukan untuk epilepsi komplek atau refrakter
-

Jika epilepsi tidak dapat dikontrol, ketidapastian diagnostik, atau


pengobatan yag gagal, seseorang dengan epilepsi harus dirujuk ke pusat
pelayanan tersier segera untuk penilaian lebih lanjut. Rujukan harus
dipertimbangkan ketika ada satu atau lebih kriteria berikut :

Epilepsi tidak dapat dikontrol dalam waktu 2 tahun

Terapi tidak berhasil setelah penggunaan 2 obat

Pengalaman pasien atau risiko tidak dapat menerima efek samping


dari pengobatan

Terdapat lesi unilateral

Terdapat komorbid psikologi dan/atau psikiatrik

Terdapat diagnostik yang meragukan dari sifat kejang dan atau


sindrom kejang

Regresi perilaku atau perkembangan atau ketidakmampuan dalam


mengidentifikasi sidrom epilepsi harus segera dirujuk ke pelayanan tersier

Pasien dengan sindrom yang spesifik seperti sindrom sturge-weber,


sindrom hemisfer, ensefalitis rasmussen adan hemartoma hipotalamic
harus dirijuk ke pelayanan tersier epilepsi

Komorbid psikiatri dan atau investegasi awal negatif, seharusnya tidak


menjadi kontraindikasi untuk merujuk ke pelayanan tersier.

Stimulasi nervus vagus (VNS) dan stimulasi otak dalam (DBS)


-

VNS diindikasikan untuk digunakan sebgai terapi adjuvan dalam


mengurangi frekuensi kejang pada seseorang yang sulit diobati dengan
obat anti epilepsi tetapi juga tidak dapat dilakukan operasi resective.
Termasuk kedalamnya orang dengan epilepsi yang didominasi dengan
kejang fokal (dengan atau tanpa umum sekunder) atau kejang umum.

The National Institute for Health and Care Excellence (NICE) mengatakan
bahwa bukti keefektifan DBS untuk epilepsi yang sulit diatasi masih
terbatas dan memiliki efek samping yang serius. Oleh karena itu, DBS saat
ini tidak dianjurkan.

Pembedahan
Pengenalan AED terbaru dengan toleransi yang lebih baik dan interaksi antar
obat yang lebih sedikit membuat dampak yang signifikan terhadap pengobatan
epilepsi. Namun, sejumlah pasien masih memilliki epilepsi yang sullit diobati.
Pembedahan semakin sering digunakan untuk pengobatan epilepsi fokal yang
sulit diobati.
Beberapa prosedur neurosurgical melibatkan reseksi bagian otak dan tujuannya
adalah untuk dapat bebas kejang secara keseluruhan. Prosedur yang umum
digunakan, melibatkan reseksi lobus anterior dan temporal, sekitar 70% pasien
dapat menjadi bebas kejang. Prosedur lainnya adalah paliatif dan termasuk
callosotomy, tansection subpial, VNS dan DBS.
-

Teknik modern yang digunakan untuk lokasi yang tepat dalam


menghentikan epilepsi dan pengenalan pola kejang tertentu,
meningkatkan peran pembedahan dalam terapi epilepsi yang resisten
terhadap obat.

Terapi neurosurgical memiliki keuntungan tertentu terhadap orang-orang


dengan epilepsi fokal yang refrakter

Pembedahan pada epilepsi termasuk reseksi anteromedial temporal


(paling sering pembedahan lobus medial temporal epilepsi), corpus
callosotomy (untuk sindrom epilepsi umum), hemisferektomi fungsional
dan transeksi subpial multipel.

Mengemudi
Mengemudi dapat dipengaruhi oleh epilepsi, dapat dilihat pada neurological
disorders guideline DVLA untuk lebih jelasnya

Komplikasi
-

Stigma sosial dan isu dalam pekerjaan

Masalah psikososial: cemas, depresi, dan percobaan bunuh diri lebih


sering muncul daripada populasi umum yang normal

Masalah perkembangan pada anak dengan onset kejang dini. Kognitif


tertentu dan kesulitan belajar adalah berdampak terhadap pendidikan jika
tidak diberitahu

Efek samping AED; risiko malformasi pada kandungan berhubungan


dengan penggunaan AED

Kecelakaan yang disebabkan oleh kejang sering menyebabkan cedera


seperti cedera kepla, leserasi, fraktur dan luka bakar.

Penelitian menunjukkan wanita dengan epilepsi menunjukkan peningkatan


risiko terjadinya fraktur, osteoporosis dan osteomalasia.

Peningkatan angka kematian :

SUDEP

Kematian akibat kecelakan selama kejang

Kematian akibat status epileptikus

Prognosis
-

Remisi akan sulit terjadi jika kejang persisten dalam waktu yang lama

Faktor yang mempengaruhi prognosis menjadi buruk termasuk kombinasi


kejang fokal diskognitif dan kejang tonic clonic, clustering seizures, tanda
fisik yang abnormal dan adanya kesulitan belajar

Penelitian menyebautkan kematian dini sering terjadi pada orang dengan


epilepsi daripada populasi umum. Sebagian besar terjadi kematian pada
orang dengan usia dibawah 55 tahun

Kematian dini pada epilepsi memiliki berbagai penyebab termasuk


penyalahgunaan alkohol, tenggelam, terjatuh, keracunan obat, kecelakaan
kendaraan bermotor

Penyebab lain yang signifikan dari kematian dini adalah bunuh diri.
Penelitian berdasarkan pada populasi yang bunuh diri, dilaporkan angka
bunuh diri pada orang epilepsi 3 kali lebih tinggi daripada populasi umum,
dengan peningkatan lebih lanjut pada orang epilepsi yang memiliki
komorbid psikiatri.

Teknik modern untuk lokalisasi akurat debit epilepsi dan pengakuan dari pola
kejang tertentu telah meningkatkan peran operasi dalam pengelolaan epilepsi
yang resistan terhadap obat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Isi Mapri Ayu
    Daftar Isi Mapri Ayu
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Mapri Ayu
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Case Neuropati
    Case Neuropati
    Dokumen37 halaman
    Case Neuropati
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • CRS Epilepsi Grandmal Ec Trauma
    CRS Epilepsi Grandmal Ec Trauma
    Dokumen30 halaman
    CRS Epilepsi Grandmal Ec Trauma
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Demensia 1
    Demensia 1
    Dokumen29 halaman
    Demensia 1
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • TUMOR PALPEBRA
    TUMOR PALPEBRA
    Dokumen17 halaman
    TUMOR PALPEBRA
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Konseling Pra Konsepsi 1
    Konseling Pra Konsepsi 1
    Dokumen12 halaman
    Konseling Pra Konsepsi 1
    ayu sri mega astuti
    100% (1)
  • BST Konjungtivitis
    BST Konjungtivitis
    Dokumen5 halaman
    BST Konjungtivitis
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Maprii
    Maprii
    Dokumen20 halaman
    Maprii
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Refrat
    Refrat
    Dokumen46 halaman
    Refrat
    Keket Katerine
    100% (1)
  • Referat Radiologi
    Referat Radiologi
    Dokumen8 halaman
    Referat Radiologi
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • CTG - New
    CTG - New
    Dokumen18 halaman
    CTG - New
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen1 halaman
    Bab 2
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Tatalaksana Sindrom Croup
    Tatalaksana Sindrom Croup
    Dokumen2 halaman
    Tatalaksana Sindrom Croup
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • 3T dan 4T
    3T dan 4T
    Dokumen19 halaman
    3T dan 4T
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • IDENTIFIKASI SANITASI
    IDENTIFIKASI SANITASI
    Dokumen49 halaman
    IDENTIFIKASI SANITASI
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Sistem Rujukan Saja
    Sistem Rujukan Saja
    Dokumen13 halaman
    Sistem Rujukan Saja
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • CSS Bell's Palsy
    CSS Bell's Palsy
    Dokumen35 halaman
    CSS Bell's Palsy
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • SISTEM RUJUKAN KESEHATAN
    SISTEM RUJUKAN KESEHATAN
    Dokumen13 halaman
    SISTEM RUJUKAN KESEHATAN
    Amelia Kharismayanti
    Belum ada peringkat
  • Presentasi
    Presentasi
    Dokumen41 halaman
    Presentasi
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Presentasi
    Presentasi
    Dokumen41 halaman
    Presentasi
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • SISTEM RUJUKAN KESEHATAN
    SISTEM RUJUKAN KESEHATAN
    Dokumen13 halaman
    SISTEM RUJUKAN KESEHATAN
    Amelia Kharismayanti
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Liang Telinga & Fungsi Serumen
    Anatomi Liang Telinga & Fungsi Serumen
    Dokumen15 halaman
    Anatomi Liang Telinga & Fungsi Serumen
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen22 halaman
    Bab I
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Slide Presentasi N. Vii
    Slide Presentasi N. Vii
    Dokumen22 halaman
    Slide Presentasi N. Vii
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Bedah
    Bedah
    Dokumen1 halaman
    Bedah
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Dokumen10 halaman
    Bab 1 Pendahuluan
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Strabismus
    BAB 3 Strabismus
    Dokumen1 halaman
    BAB 3 Strabismus
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Femur
    Fraktur Femur
    Dokumen15 halaman
    Fraktur Femur
    ayu sri mega astuti
    Belum ada peringkat