Laporan K3L
Laporan K3L
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas menyatakan bahwa Puskesmas merupakan Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
(UPTD)
Kesehatan
Kabupaten/Kota
yang
untuk
memeliharan
dan
meningkatkan
derajat
kesehatan
Ngrampal
Dapat menambah
pengetahuan
mengenai
manajemen
risiko,
Puskesmas Ngrampal
Melatih kemampuan dalam hal mengidentifikasi bahaya di tempat
kerja dan melaporkannya.
tentang
identifikasi
risiko
evaluasi.
Memberikan solusi alternatif pada puskesmas mengenai pelaksanaan
program keselamatan dan kesehatan kerja, terutama berkaitan dengan
pencegahan kecelakaan kerja di Puskesmas Ngrampal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Keselamatan Kerja
Keselamatan (safety) merupakan suatu keadaan terbebasnya seseorang
dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi
keselamatan merupakan suatu pendekatan keilmuan maupun pendekatan
praktis yang mempelajari faktor faktor penyebab terjadinya kecelakaan
serta berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk
memperkecil risiko terjadinya kecelakaan.
Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari
penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Risiko keselamatan
merupakan aspek aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, ketakutan, aliran listrik terpotong, luka memar, keseleo, patah
tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.Semua itu sering
dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan
mencakup tugas tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan
latihan.
2. Kesehatan Kerja
Kesehatan (Health) mempunyai makna sehat secara fisik, mental, dan
juga sehat secara sosial. Hal ini menunjukkan pengertian sejahtera (wellbeing). Kesehatan berupaya mempelajari faktor faktor yang dapat
menyebabkan manusia menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk
mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar
manusia tidak menderita sakit, bahkan menjadi lebih sehat.
Kesehatan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi kesehatan
yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi tingginya baik jasmani, rohani, maupun sosial dengan usaha
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit
umum (Undang Undang Pokok Kesehatan RI No 9 Tahun 1960 bab I
pasal 2).
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dan
Kesehatan
Kerja
menurut
World
Health
B. Sumber Bahaya
Bahaya merupakan suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi
terhadap terjadinya kejadian kecelakaan berupa cidera, penyakit, kematian,
kerusakan atau ketidakmampuan melaksanakan fungsi operasional yang telah
ditetapkan (Tarwaka, 2008). Bahaya juga termasuk kerusakan harta benda
didalamnya yaitu kerusakan lingkungan, dalam definisi bahaya ini adalah
aspek lingkungan (Kridatama, 2010).
pada
kesehatan,
diklasifikasikan
berdasarkan
beberapa
kecelakaan
yang
akibatnya
langsung
tampak
atau
10
yang
hanya
disebabkan
oleh
pekerjaan,
misalnya
pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya
karsinoma bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara
faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya bronchitis kronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya, misalnya asma.
Dalam ruang atau ditempat kerja biasanya terdapat faktor-faktor yang
menjadi sebab penyakit akibat kerja, antara lain (Perangin-Angin, 2012):
11
12
a. Seluruh
pekerja
harus
mendapatkan
pelatihan
dasar
tentang
13
Identifikasi bahaya adalah proses untuk mengenali bahaya yang ada dan
mengidentifikasi sifat-sifatnya. Secara sistematis sumber bahaya bisa
dibedakan menjadi 2 yaitu faktor bahaya (faktor fisik, kimia, biologis,
fisiologis, serta faktor psikologis) dan potensi bahaya (berasal dari
tindakan maupun kondisi yang tidak aman).
3. Identifikasi efek bahaya
Efek bahaya mencakup dampak terhadap manusia, alat kerja dan
lingkungan kerja.Asumsi yang digunakan adalah asumsi terparah yang
mungkin terjadi sebagai akibat kecelakaan, namun tetap dalam batasan
yang logis dan realistis.
4. Penilaian risiko
Komponen utama yang terdapat dalam manajemen risiko, antara lain :
a. Komunikasi dan konsultasi
Melakukan komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan
terkait dengan proses manajemen risiko secara keseluruhan.
b. Penetapan tujuan
Hal ini bertujuan untuk menentukan parameter proses termasuk kriteria
risiko yang akan dilakukan penilaian.
c. Identifikasi risiko
Mengidentifikasi dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana faktorfaktor yang ada mempengaruhi terjadinya risiko.
d. Analisis risiko
Mengidentifikasi dan mengevaluasi pengendalian yang sudah ada.,
menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi,
dan kemudian menentukan tingkatan risiko yang ada. Risiko adalah
kombinasi dari probability (kemungkinan terjadinya insiden dampak
yang mengakibatkan kecelakaan dan PAK), frequency
(keseringan
Penjelasan
terjadi
kondisi/setiap
kegiatan
yang
akan
dilakukan
14
4
3
2
Kecil kemungkinan
terjadi
kemungkinan terjadi
Suatu kejadian mungkin dapat terjadi
pada suatu kondisi yang khusus/luar
biasa/setelah bertahun-tahun
2) Keseringan (frequency)
Frekuensi
Sekali dalam setahun
Sekali dalam sebulan
Sekali dalam seminggu
Sekali sehari
Berkali-kali dalam sehari
3) Keparahan (severity)
Tingkatan
Kriteria
Nilai
1
2
3
4
5
Penjelasan
fikan
Minor
material kecil.
Cedera ringan,
memerlukan
perawatan
P3K,
ada
Sedang
Mayor
Bencana
15
E :
H :
M :
L :
16
bahaya
instruksi.Pengendalian
dengan
tersebut
memenuhi
diantaranya
prosedur
adalah
atau
mengurangi
17
BAB III
METODE PENGAMBILAN DATA
A. Sumber Data
Sumber data yang digunakan berupa data primer. Data primer diperoleh
langsung dari hasil observasi lingkungan dan kegiatan di Puskesmas. Selain
itu data primer lainnya diperoleh dengan melakukan wawancara kepada
petugas setempat.
B. Teknik Pengambilan Data
Data yang digunakan sebagai bahan dalam laporan ini diperoleh melalui
beberapa teknik pengambilan data yaitu:
1. Studi Pustaka
Studi kepustakaan merupakan metode penelusuran landasan teori yang
kemudian digunakan dalam mengambil keputusan penyelesaian masalah
dan pengumpulan data berdasarkan buku-buku dan sumber literatur yang
memberikan gambaran secara umum.
2. Studi Lapangan
18
BAB IV
HASIL OBSERVASI
A. Aktivitas Kegiatan di Puskesmas Ngrampal
Puskesmas Ngrampal memiliki beberapa pelayanan yang meliputi
pelayanan poli umum, poli gigi, poli KIA, poli gizi, laboratorium, instalasi
gawat darurat (IGD). Kegiatan pelayanan yang dilakukan di Puskesmas
Ngrampal dapat terlihat pada alur pelayanan di bawah ini:
Gambar 4.1. Alur Pelayanan Puskesmas Ngrampal
19
1. Pasien datang
2. Pendaftaran
Pasien menuju ke bagian loket pendaftaran dengan membawa
berkas-berkas pendaftaran. Untuk pasien baru membawa kartu identitas,
kartu keluarga, dan kartu jaminan kesehatan untuk data pembuatan rekam
medis serta kartu pendaftaran yang baru. Bila pasien sudah pernah berobat
(pasien lama) harus menunjukkan kartu berobat kepada petugas.
3. Ruang tunggu
Selanjutnya pasien menunggu di kursi yang telah disediakan hingga
pasien dipanggil oleh petugas sesuai urutan pendaftaran, kemudian pasien
diarahkan menuju kamar periksa.
4. Pemeriksaan
Pemeriksaan pasien dapat dilakukan di poli KIA, poli umum, dan poli
gigi sesuai dengan indikasi dan keluhan pasien. Setelah dilakukan
pemeriksaan, pasien akan diberikan resep obat atau juga dapat dirujuk
untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut. Rujukan dapat berupa rujukan
internal ke laboratorium ataupun poli lain di lingkungan Puskesmas
Ngrampal, dapat pula dilakukan rujukan eksternal ke rumah sakit dan
pelayanan kesehatan penunjang lainnya.
5. Ruang Obat
Pasien yang diberikan resep dari dokter ataupun petugas kesehatan
dapat mengambil obat di apotek atau ruang obat.
6. Pasien pulang
Selain pelayanan rawat jalan, Puskesmas Ngrampal juga memiliki
pelayanan IGD. Aktivitas kegiatan yang dilakukan yang berhubungan
dengan K3 di tempat tersebut yaitu:
1. Pasien datang
2. Pendaftaran
Pasien datang langsung menuju ke IGD, keluarga pasien
mendaftarkan ke bagian loket pendaftaran. Untuk pasien baru
membawa kartu identitas, kartu keluarga, dan kartu jaminan kesehatan
untuk data pembuatan rekam medis serta kartu pendaftaran yang baru.
Bila pasien sudah pernah berobat (pasien lama) harus menunjukkan
kartu berobat kepada petugas.
3. Pemeriksaan
Dokter dan perawat IGD langsung melakukan pemeriksaan dan
penanganan pasien sesuai dengan keluhan pasien. Selain pemeriksaan
20
B. HUBUNGAN
DARAH DI
menimbulkan
dan kenyamanan
21
22
2015 dengan tidak memperhatikan tempat tinggal. Pasien ini adalah pasien
yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Ngrampal.
Data yang kami peroleh menunjukkan bahwa jarak dekat dari jalan
raya meningkatkan resiko menderita hipertensi. Penelitian ini dapat
dilanjutkan dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan analisis lebih lanjut
untuk dapat melihat pengaruh kebisingan jalan raya dengan hipertensi secara
luas.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya untuk memberikan
jaminan
keselamatan
dan
meningkatkan
derajat
kesehatan
pada
23
Bahaya),
Risk
Assesment
(Penilaian
Risiko),
dan
24
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin O (2008). Fundamental Principles of Occupational Health and Safety.
Second edition. Geneva: International Labour Organization
Bennet S dan Rumondang S (1995). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta : Pustaka Binaman Pressinda.
Kementerian Kesehatan RI (2007). Pedoman manajemen K3 di Rumah Sakit.
Jakarta: Kemenkes.
Kementerian Kesehatan RI (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014. http://www.dpkes.go.id/. Diakses pada
tanggal 12 Agustus 2015.
Kridatama
(2010). Prosedur
Identifikasi
Bahaya
Penilaian
dan
25
26
27