Anda di halaman 1dari 36

Disampaikan pada :

Pelatihan Dasar Flebotomi


DPC PATELKI Lampung
2015

KMK 1087 (STANDAR K3)


KMK 432 (PEDOMAN K3)
UPAYA UNTUK MEMBERIKAN JAMINAN
KESELAMATAN DAN MENINGKATKAN DERAJAT
KESEHATAN PARA PEKERJA/BURUH DENGAN
CARA PENCEGAHAN KECELAKAAN DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA, PENGENDALIAN
BAHAYA DI TEMPAT KERJA, PROMOSI
KESEHATAN, PENGOBATAN DAN REHABILITASI

IDENTIFIKASI

TIM K3

-ALUR PROSES & CARA KERJA


-BAHAN/MEDIA/REAGEN -LIMBAH
-SPESIMEN
-EFEK KESEHATAN
-SARANA & PRASARANA -PETUGAS POTENSI TERPAPAR

PERENCANAAN

-ANALISIS SITUASI
-IDENTIFIKASI MASALAH
-ALTERNATIF RENCANA UPAYA PENANGGULANGAN

PELAKSANAAN

-SOSIALISASI
-KOORDINASI
-PROTAP PELAKSANAAN K3
PEM. KES & IMUNISASI
-KERJASAMA ANTAR PERSONIL
-LAPORAN PELAKSANAAN KOORDINASI

PENGAWASAN

-PENGAWASAN &PENGENDALIAN PELAKSANAAN K3


-PENYELIDIKAN INSIDEN
-MELAPORKAN INSIDEN
-MENCATAT INSIDEN / MASALAH K3

UPAYA
PERBAIKAN

-MENETAPKAN KEBUTUHAN TAHUN DEPAN


-MEMPERBAIKI SISTEM, PROSEDUR & MANAJEMEN

0,5-1,8%
0,1-0,3%
30%

Penularan Penyakit Infeksi


Rantai Penularan

Cara Penularan

AGENT

HOST

ENVIRONMENT

-Penerapan Kewaspadaan Standar diharapkan dapat menurunkan risiko


penularan patogen melalui darah dan cairan tubuh lain
-Penerapan ini merupakan pencegahan dan pengendalian infeksi
yang harus rutin dilaksanakan terhadap semua pasien
dan di semua fasilitas pelayanan kesehatan (FPK).

Adalah seperangkat alat yang digunakan oleh


tenaga kerja untuk melindungi seluruh /
sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.

Enak dipakai.
Tidak mengganggu kerja.
Memberikan perlindungan
efektif sesuai dengan jenis
bahaya di tempat kerja.
Harus selalu tersedia dan
siap digunakan

Kemampuan
perlindungan yang kurang
sempurna
Tidak tepat
Salah cara penggunaan
Kualitas APD

Sering APD tidak dipakai


karena kurang nyaman.
Mengganggu penampilan
dll

Sequence* for Donning PPE

*Combination of PPE will affect sequence be practical


PPE Use in Healthcare Settings

Sequence* for Removing PPE

*Combination of PPE will affect sequence be practical


PPE Use in Healthcare Settings

PPE Use in Healthcare Settings

REAGEN

KADAR

AKTIF TERHADAP
FUNGI BAKTERI

MIKOBAK
TERIUM

SPORA

LIPID
COATED
VIRUS

NON
LIPID
COATED
VIRUS

HIPOKLORIT

1-10%

+++

++

++

ETHANOL

70-80%

+++

+++

+-

ISOPROPAN
OL

70%

+++

+++

+-

IODOFORM

0,1-2%

+++

+++

+++

PENGELOLAAN LIMBAH

STANDARD PRECAUTIONS

Limbah medis
Tidak boleh :
Mencampur limbah cair dan limbah
padat
Mencampur limbah medis dan non
medis
Mencampur limbah tajam dan non
tajam

Harus dilakukan :
Memisahkan limbah cair dan padat
Bedakan warna plastik untuk limbah
medis dan non medis
Tempelkan stiker biohazard untuk
limbah medis
Sediakan wadah tahan tusuk yang
sudah diisi hipoklorit (2/3 penuh)

UNIVERSAL PRECAUTIONS

LIMBAH TAJAM
Pada lanset/jarum/siring,
tidak boleh

Mematahkan
Menekuk
Memasang kembali penutup
Memakai ulang

Jangan mengocok
Wadah benda tajam
(berusaha memuat jarum
lebih banyak)

TATALAKSANA PAPARAN INFEKSIUS

Jika terpapar bahan infeksius


1.
-

P3K
CUCI LUKA DENGAN AIR SABUN, JANGAN PAKAI ALKOHOL &DESINFEKTAN
BIARKAN DARAH MENGALIR
JANGAN DITUTUP
BILA KENA MATA, HIDUNG, MULUT &LAPISAN MUKOSA, BILAS DENGAN AIR
MENGALIR MINIMAL 10 MENIT

2. TENTUKAN RESIKO
- JENIS CAIRAN, MISAL DARAH, CAIRAN NAMPAK ADA DARAH
- JENIS PAPARAN : CEDERA PERMUKAAN, TUSUKAN YANG DALAM
3. EVALUASI POTENSI SUMBER PAPARAN
- MENILAI RESIKO INFEKSI DARI INFORMASI YANG TERSEDIA
- MENGUJI SUMBER INFEKSI, BILA MUNGKIN ; DENGAN PERSETUJUAN

4. MANAJEMEN INDIVIDU TERPAPAR HBV & HIV


POST EXPOSURE PROPHYLAXYS (PEP) untuk HBV
STATUS IMUNISASI HBV

PEP

- TIDAK ADA VAKSINASI

VAKSINASI HBV dan HBIg

- SEBELUMNYA DIVAKSINASI
(RESPON ANTI HBsAg POSITIF)

TIDAK PERLU

- SEBELUMNYA DIVAKSINASI
(TIDAK ADA RESPON)

VAKSINASI HBV dan HBIg

- RESPON ANTIBODI
TIDAK DIKETAHUI

LAKUKAN TES
JIKA RESPON ANTIBODI <10 IU/Ml
BERI VAKSINASI HBV dan HBIg

4. MANAJEMEN INDIVIDU TERPAPAR HBV & HIV


POST EXPOSURE PROPHYLAXYS (PEP) untuk HIV

Selain P3K dan evaluasi paparan dan risiko, PEP untuk


HIV termasuk konseling, tes HIV berdasarkan informed consent, dan
tergantung pada penilaian risiko - penyediaan terapi singkat (28 hari) dari
antiretroviral (ARV), dengan tindak lanjut dan dukungan.
Jika sumber infeksi diidentifikasi, penting untuk mendapatkan informasi
tentang status serologisnya, jika positif, evaluasi klinis status dan
perawatan sejarah.

POST EXPOSURE PROPHYLAXYS (PEP) untuk HIV


Pengujian dan konseling
Jika pengujian tersedia, orang terkena harus ditawarkan kesempatan
untuk diuji untuk HIV dan menerima konseling yang tepat. Kalau tidak
bersedia memiliki pilihan untuk menolak pengujian.
Melakukan tes HIV-antibodi pada awal, dan pada 6-12 minggu dan 6
bulan setelah paparan. Jika orang memproduksi antibodi HIV, harus
dirujuk untuk pengobatan, perawatan dan dukungan.
Bila mungkin, pasien sumber infeksi juga harus diuji, dengan
persetujuannya.
Konseling harus mencakup penyediaan informasi tentang pentingnya
mengikuti pengobatan, dan informasi tentang pencegahan HIV secara
umum dan di tempat kerja.

ARV untuk profilaksis pasca pajanan


Obat ARV harus dimulai sesegera mungkin, dalam waktu 72 jam dari
paparan.
Obat-obatan harus diberikan terus menerus selama 28 hari.
Tidak harus menunggu hasil tes sebelum pemberian PEP.
Jika hasil tes menunjukkan bahwa sumber infeksi negatif, profilaksis
dapat dihentikan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden


adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang
dapat dicegah pada pasien
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien.

Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah


terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi
insiden.
Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius

SASARAN
Keselamatan Pasien

Peningkatan keamanan obat


yang perlu diwaspadai

Kepastian tepat-lokasi, tepatprosedur, tepat-pasien operasi

KESELAMATAN PASIEN
1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan


keselamatan pasien

6. mendidik staf tentang keselamatan pasien


7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien

langkah
membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;

memimpin dan mendukung staf;


mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
mengembangkan sistem pelaporan;
melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;
mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai