Prosedur Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Melalui Jual Beli
Prosedur Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Melalui Jual Beli
55
Tahun
1993,
yaitu
Peraturan
Menteri
Negara
ayat
instansiPemerintah
(30),
yang
memerlukantanahdapatmelaksanakanpengadaantanahtersebutsecara
langsungdenganpemeganghakatastanahdanpemilikbangunan,
tanamandan/ ataubenda-benda lain yang terkaitdengantanah yang
bersangkutanatasdasarkesepakatan.
Pasal 42
(1) Bentukdanbesarnyagantikerugianditetapkanolehkeduabelahpihak
(2)
Besarnyagantirugiditetapkanberdasarkannilainyataatausebenarnyada
ritanahdan/ataubenda-benda
yang
Apabilalokasipembangunantidakmungkindipindahkan,
instansiPemerintah
yang
memerlukantanahmengajukanpermohonankepadaBupati/Walikotama
dyauntukdilakukancarapengadaantanahsesuaidengankententuanseba
gaimandimaksuddalam Bab III dan Bab IV.
Pasal 44
ApabiladikehendakisejaksemulainstansiPemerintah
yang
memerlukantanahbagipelaksanapembangunanuntukkepentinganumu
m
yang
luasnyatidaklebihdari
(satu)
hektardapatmengajukanpermohonankepadaBupati/Walikotamadyaun
tukdilakukancarapengadaantanahsesuaidenganketentuansebagaiman
adimaksuddalam Bab III dan Bab IV.
Berdasarkan ketentuan Bab V tentang Pengadaan Tanah Skala Kecil
di atas, sama sekali tidak menyinggung pelaksanaan pengadaan
tanah untuk kepentingan umum yang luasnya di bawah 1 ha melalui
jual beli sebagaimana telah diamanahkan oleh Pasal 21 Keputusan
Presiden Nomor 55 Tahun 1993, justru yang diatur adalah bagaimana
prosedur pengadaan tanah yang dilakukan secara langsung/tanpa
panitia pengadan tanah melalui pelepasan hak.
Ketidakjelasan pengaturan prosedur pelaksanaan pengadaan tanah
skala kecil tersebut di atas, tidak jauh berbeda dengan yang diatur
oleh Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 jo. Peraturan Presiden
Nomor 65 Tahun 2006.
Di dalam Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005
jo. Peraturan
atas
tanah
dengan
membuat
surat
pernyataan
(3)
kepada
pemegang
hak
melepaskan/menyerahkan hak
atas
tanah
atas tanahnya
yang
telah
didasarkan
pada
(1)
Dalam hal pemegang hak atas tanah atau yang berhak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan berbeda dengan pemilik
bangunan dan/atau pemilik tanaman dan/atau pemilik benda-benda
lain yang berkaitan dengan tanah, maka pemberian ganti rugi oleh
instansi pemerintah yang memerlukan tanah diberikan kepada
pemegang
hak
atau
yang
berhak
sesuai
dengan
peraturan
yang
dilepaskan
kepada
instansi
pemerintah
yang
bersangkutan.
(2)
tanah
pemerintah
didasarkan
yang
pada
memerlukan
musyawarah
tanah
dengan
antara
instansi
pemilik
yang
bersangkutan dan berpedoman pada ketentuan peraturan perudangundangan yang mengatur standar harga yang bersangkutan.
Pasal 59
(1)
ditetapkan
berdasarkan
musyawarah
antara
instansi
Musyawarah
berpedoman
sebagaimana
pada
NJOP
dimaksud
atau
nilai
pada
ayat
(1)
nyata/sebenarnya
dapat
dengan
prosedur
pengadaan
tanah
yang
dilakukan
secara
peraturan
perundang-undangan
yang
berkaitan
dengan
Boedi
Harsono
menegaskan
tentang
hal-hal
yang
berbagai
cara
perolehan
tanah
yang
ketentuan-
baik
untuk
keperluan
pribadi/usaha
maupun
untuk
1)