Anda di halaman 1dari 16

Business Law

Penyusunan surat perjanjian


M-9

Tony Soebijono

Penyusunan surat perjanjian


Surat otentik cara pembuatan atau terjadinya akta tersebut
dilakukan oleh dan atau dihadapan pejabat pegawai umum
(seperti Notaris, Hakim, Panitera, Juru Sita, Pegawai
Pencatat Sipil).
surat otentik adalah akta notaris, vonis, surat berita acara
sidang, proses Verbal penyitaan, surat perkawinan,
kelahiran, kematian, dsb
Surat di bawah tangan cara pembuatan atau terjadinya
tidak dilakukan oleh dan atau dihadapan pejabat pegawai
umum, tetapi cukup oleh pihak yang berkepentingan saja.
surat di bawah tangan contohnya adalah surat perjanjian sewa
menyewa rumah, surat perjanjian jual beli dsb.

Tony Soebijono

Teknis Merancang Perjanjian (Kontrak):


- Asas-asas Hukum Perjanjian HKB
02
- Pola Umum Perjanjian HKB 02
- Unsur-unsur Perjanjian HKB 02
- Penyusunan Redaksional Perjanjian
bahasa hukum

Tony Soebijono

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


penyusunan perjanjian
1.
2.
3.
4.
5.

Kesepakatan membuat perjanjian


Pembuatan draft perjanjian
Tahap pengkajian
Negosiasi perjanjian
Penandatanganan perjanjian

Tony Soebijono

1. KESEPAKATAN MEMBUAT
PERJANJIAN (DEALING)
Sebelum perjanjian dibuat dan ditandatangani, didahului
dengan kesepakatan para pihak yang akan terlibat sebagai
pihak dalam perjanjian.
Contoh dalam perjanjian utang piutang, disepakati terlebih
dahulu mengenai :
1. Jumlah/besarnya pinjaman
2. Jangka Waktu Pinjaman
3. Besarnya Bunga
4. Jaminan
5. Cara Pengembalian Pinjaman
6. Denda.

Tony Soebijono

2. PEMBUATAN DRAFT PERJANJIAN


(CONTRACT DRAFTING)

1. Gunakan kalimat yang sistematis (systematic), ringkas/


singkat/ padat (concise), jelas (clear) dan tegas (defined)
sehingga mudah dimengerti oleh orang lain.
2. Hindari kalimat/ kata yang dapat ditafsirkan ganda (specific
legal meaning)
3. Perhatikan kesalahan penulisan dan penempatan tanda
baca (conscientious writing).
4. Bayangkan resiko yang dapat terjadi apabila perjanjian
telah dilaksanakan. Dengan membayangkan kemungkinan
resiko kelak kita dapat melakukan upaya perlindungan/
proteksi bila terjadi suatu hal yang mungkin terjadi.

Tony Soebijono

3. TAHAP PENGKAJIAN

(CONTRACT REVIEW)

Setelah draft perjanjian selesai dibuat, biasanya para pihak


tidak langsung menandatangani perjanjian tersebut akan
tetapi draft tersebut dipelajari, apakah sudah sesuai
dengan keinginan dari masing-masing pihak sesuai dengan
kesepakatan sebelumnya.
Setelah pihak lainnya mempelajari, kemungkinan akan ada
komentar yang dapat berisi koreksi, penambahan atau
pengurangan dan lain sebagainya.
Koreksi, penambahan atau pengurangan tersebut disampaikan
kepada pihak pembuat draft.

Tony Soebijono

4. NEGOSIASI PERJANJIAN

(CONTRACT

NEGOTIATION)

Pada tahap ini biasanya para pihak berusaha untuk


memproteksi diri masing-masing dengan argumentasinya.
Apabila terjadi dead-lock dalam negosiasi sebaiknya dicari
solusi dengan cara win-win solution.
Tahap ini tidak berlaku pada perjanjian standar (standard
Contract), karena pada perjanjian standar, pihak lain hanya
mempunyai pilihan sepakat/tidak (take it or leave it) seperti
Perjanjian Pertanggungan Asuransi (polis), Perjanjian
Leasing dan sebagainya.

Tony Soebijono

5. PENANDATANGANAN

(CONTRACT SIGNING)

Setelah draft disetujui para pihak, maka perjanjian


ditandatangani. Tempat penandatanganan Perjanjian dapat
dilakukan ditempat salah satu pihak atau ditempat yang
netral.
Hal-hal yang sering kita hadapai dalam praktek :
Mengapa perjanjian harus diberi materai ?
Dimana materai ditempel?
Bagaimana apabila perjanjian tidak dibubuhi/lupa dibubuhi
materai?

Tony Soebijono

Materai
Dalam Undang-undang No.13 tahun 1985 tentang Bea Materai
disebutkan: surat perjanjian yang dibuat dengan tujuan
untuk digunakan sebagai alat pembuktian perdata
dikenakan atas dokumen tersebut bea meterei.
Tidak adanya materai dalam suatu surat perjanjian tidak
berarti perbuatan hukumnya tidak sah, melainkan HANYA
tidak memenuhi persyaratan sebagai alat pembuktian.
Sedangkan perbuatan hukumnya sendiri tetap sah karena
sah atau tidaknya suatu perjanjian itu bukan ada tidaknya
materai, tetapi ditentukan oleh Pasal 1320 KUHPerdata.
Bila suatu surat yang dari semula tidak diberi meterei dan
akan dipergunakan sebagai alat bukti di pengadilan maka
permeteraian dapat dilakukan belakangan.

Tony Soebijono

10

Menyusun Kerangka Perjanjian:


-

Para Pihak
Pernyataan kehendak
Pasal-pasal yang umum
Pasal-pasal Khusus/Spesifik
Penyelesaian perselisihan
Penutup / LAIN-LAIN
Tandatangan para pihak +
saksi (bila ada)
- Bea Meterai Perjanjian

Surat perjanjian tidak otentik.


Artinya surat itu tidak disahkan oleh pihak yang berwenang.
Surat perjanjian ini biasa disebut surat perjanjian dibawah
tangan.
Dari segi ini Surat
1. Surat perjanjian
2. Surat perjanjian
3. Surat perjanjian
4. Surat perjanjian
5. Surat perjanjian
6. Surat perjanjian

perjanjian dibagi menjadi :


Jual Beli.
Sewa Beli.
Sewa Menyewa.
Kerja Borongan.
Utang Piutang.
kerja Sama.

Bagian bagian / Unsur unsur Surat perjanjian Jual Beli :


1. Judul Surat perjanjian Jual beli.
2. Indentitas penjual dan pembeli yang meliputi ;
- Nama
- Pekerjaan
- Alamat,dsb yang dianggap perlu
3. Isi perjanjian. Biasanya isi perjanjian diwujudkan dalam bentuk pasal pasal yang
menyangkut :
a. Segala macam keterangan barang.
b. Hak dan kewajiban kedua belah pihak.
c. Harga yang disepakati.
d. Waktu penyerahan dan pembayaran.
e. Kewajiban lanjutan setelah terjadi proses jual beli.
f. Keterangan tentang beban beban.
g. Keterangan pihak pihak yang menanggung ongkos balik nama,matrai,pajak,dsb.
h. Keterangan jika terjadi perselisihan.
i. Keterangan tentang jumlah perjanjian yang dibuat.
j. Keterangan tentang ketentuan ketentuan tambahan lain.
4.
5.
6.
7.

Tempat dan tanggal pembuatan.


Tanda tangan pihak terkait dan nama lengkap.
Tanda tangan dan nama lengkap saksi.
Tanda tangan dan nama lengkap pejabat yang mengesahkan.

Surat Kuasa.
Adalah surat yang berisi kewenangan kuasa untuk melakukan sesuatu atas nama
orang yang memberikan kuasa. Surat ini biasanya diberikan kepada orang
yang dipercaya untuk menyelesaikan urusan pemberi kuasa karena dia tidak
dapat melakukan sendiri.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat kuasa :
1. Pemberian dan penerima surat kuasa harus dewasa,sehat rohani,dan jasmani.
2. Diberikan kepada orang yang benar benar dipercaya.
3. Untuk perorangan surat kuasa tidak perlu diberi nomor surat.
4. Untuk satu instansi surat kuasa ditulis diatas kertas segel atau dibubui
materai.
5. Ditanda tangani pemberi dan penerima kuasa.
Bagian bagian surat kuasa :
- Judul Judulnya yaitu Surat Kuasa .
- Indentitas pemberi kuasa.
Alamat pemberi kuasa.
- Indentitas yang diberi kuasa / penerima.
Alamat yang diberi kuasa / penerima kuasa.
Keperluan / tujuan pemberian kuasa / bentuk wewenang.
Tanggal, bulan,dan tahun penulisan surat.
- Nama dan tanda tangan penerima dan pemberi kuasa.
Pencantuman tanggal,bulan dan tahun penulisan surat sangat bermanfaat.
Pencantuman ini berfungsi untuk :
- Memberitahu penerima kapan surat itu dikirim.
- Memudahkan penelusuran jika terjadi keterlambatan dalam menjawab surat.
- Memudahkan pengarsipan.

Selesai

TUGAS

1.
2.
3.
4.

Bentuk kelompok (2 org)


Buat perjanjian (pilih)
Perjanjian jual - beli
Perjanjian sewa menyewa
Perjanjian perburuhan
Perjanjian tukar menukar

Anda mungkin juga menyukai