Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( S AP)

ANGINA PECTORIS

8 Juni 2016
Program Studi Ilmu Keperawatan Profesi Ners UB
STIKES Jombang
STIKES Banyuwangi
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ANGINA PECTORIS
DI RUANG 5 CVCU RSSA MALANG
Telah disahkan pada tanggal...............................
Mahasiswa,

------------------------

Pembimbing Lahan
Institusi

Pembimbing

-------------------------------

---------------------------

Kepala Ruangan,
5 RSSA Malang

-------------------------------

SATUAN ACARA PENYULUHAN


( S AP)

Tema

: Angina Pectoris

Penyuluh

: PSIK Profesi Ners UB, STIKES Jombang, STIKES


Banyuwangi

Sasaran

: Keluarga pasien

Hari / Tanggal

: Kamis, 10 Juni 2016

Tempat

: Di ruang 5

Waktu

: 10.00 WIB

A. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta
penyuluhan

mampu

memahami

dan

mengaplikasikan

cara

mengidentifikasi gejala angina pectoris.

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu :
1. Menjelaskan definisi dari angina pectoris
2. Menyebutkan penyebab angina pectoris.
3. Menyebutkan jenis dari angina pectoris.
4. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi angina pectoris.
5. Menjelaskan teknik pengobatan angina pectoris secara farmakologis
dan non farmakologis

B. Pokok Bahasan
1. Definisi dari angina pectoris.
2. Penyebab angina pectoris.
3. Jenis dari angina pectoris.
4. Factor yang mempengaruhi angina pectoris.
5. Teknik pengobatan angina pectoris secara farmakologis dan non
farmakologis.

C. Pengorganisasian
SAP & Presentator
PPT
Leaflet & Moderator

: PSIK Profesi Ners UB


: STIKES Banyuwangi
: STIKES Jombang

D. Metode
1. Presentasi
2. Diskusi tanya jawab
E. Media Penyuluhan
1. LCD
2. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No
1

Tahap

Waktu

Pembukaan 5

menit

Isi

15
menit

Penutup

10
menit

G. Evaluasi

Kegiatan Penyuluhan
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud dan tujuan
Menyampaikan pokok bahasan

Kegiatan Audien

Menjawab salam
Memperhatikan

Memperhatikan
Memperhatikan

Menjelaskan tentang :
Memperhatikan
Definisi dari angina pectoris Memperhatikan
Penyebab angina pectoris
Memperhatikan
Jenis dari angina pectoris
Bertanya
Factor yang mempengaruhi Menjawab
angina pectoris
Memperhatikan
Teknik pengobatan angina Memperhatikan
pectoris secara farmakologis Bertanya
dan non farmakologis.
Menjawab
Memberikan
kesempatan
peserta untuk bertanya.
Menjawab pertanyaan peserta.
Memberikan kesimpulan dan Mendengarkan
saran
Ucapan terimakasih
Memperhatikan
Memberikan salam
Menjawab salam

1. Evaluasi Struktural

Membuat SAP

Kontrak waktu

Menyiapkan peralatan

2. Evaluasi Proses

Peserta
-

Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai.

Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama


proses penyuluhan

Peserta mengajukan pertanyaan kepada penyuluh

Peserta memberi feedback kepada penyuluh

Peserta

penyuluhan

80%

dapat

mempraktekkan

kembali

manajemen nyeri: teknik nafas dalam

Penyuluh
-

Bisa menjelaskan materi penyuluhan dengan bahasa yang


sederhana dan mudah dimengerti peserta penyuluhan

Bisa menjawab pertanyaan peserta penyuluhan

Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.

MATERI ANGINA PECTORIS

A. Pengertian
Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang
khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke
lengan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas
dan segera hilang bila aktivitas dihentikan. Merupakan kompleks gejala tanpa
kelainan morfologik permanen miokardium yang disebabkan oleh insufisiensi
relatif yang sementara di pembuluh darah koroner.
B. Patofisiologi
Mekanisme

timbulnya

angina

pektoris

didasarkan

pada

ketidakadekuatansuplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena


kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner).
Tidak diketahuisecara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak
ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis

merupakan

penyakit

arteri

koroner

yang

paling

seringditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhanoksigen


juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehatmaka arteri koroner
berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun
apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempitakibat ateriosklerosis
dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan
oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplaidarah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi NO
(nitratOksid) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif.
Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan
timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke
miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang
begitunampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta
dipicudengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang.
Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energimereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan
pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel

jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot
kembalifosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak
menghasilkan asamlaktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri
angina pektorismereda. Dengan demikian, angina pektoris merupakan suatu
keadaan yang berlangsung singkat.
C. Faktor-faktor Risiko
Yang tidak dapat diubah
1.
2.
3.
4.
5.

Usia
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Ras
Yang dapat diubah

Mayor :
1.
2.
3.
4.
5.

Peningkatan lipid serum


Hipertensi
Merokok
Gangguan toleransi glukosa
Diet tinggi lemak jenuh,kolesterol dan kalor

Minor
1. Gaya hidup yang kurang bergerak
2. Stress psikologik
3. Tipe kepribadian
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri
menjadisempit. Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan
masuk ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan
ateromatersebut. Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot
jantung (miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari
arterikoroner. Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi
iskemi

(berkurangnya

pasokan

darah)

pada

otot

jantung

sehingga

menyebabkankerusakan jantung. Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah


penyakit arterikoroner.Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina
dan serangan jantung (infark miokardial).

D. Jenis Angina
1. Stable Angina Pectoris
Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tak dapat dipenuhi
karena terdapat stenosis menetap arteri koroner yang disebabkan oleh
proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada timbul bila melakukan suatu
pekerjaan. sesuai dengan berat ringannya pencetus dibagi atas beberapa
tingkatan :
1. Selalu timbul sesudah latihan berat.
2. Timbul sesudah latihan sedang ( jalan cepat 1/2 km)
3. Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m)
4. Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan biasa) .
Terapi
1. Menghilangkan faktor pemberat
2. Mengurangi faktor resiko
3. Sewaktu serangan dapat dipakai
4. Penghambat Beta
5. Antagonis kalsium
6. Kombinasi
2. Unstable Angina Pectoris
Disebabkam primer oleh kontraksi otot poles pembuluh koroner
sehingga mengakibatkan iskeia miokard. patogenesis spasme tersebut
hingga kini belum diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang
berlebihan (Histamin, Katekolamin Prostagglandin). Selain dari spame
pembuluh koroner juga disebut peranan dari agregasi trobosit. penderita ini
mengalami nyeri dada terutama waktu istirahat, sehingga terbangun pada
waktu menjelang subuh. Manifestasi paling sering dari spasme pembuluh
koroner ialah variant (prinzmental).
Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri dada biasanya normal saja.
Pada waktu serangan didapati segmen ST elevasi. Jangan dilakukan uji
latihan fisik pada penderita ini oleh karena dapat mencetuskan aritmia

yang berbahaya. Dengan cara pemeriksaan teknik nuklir kita dapat melihat
adanya iskemia saja ataupun sudah terjadi infark.
Terapi
1. Nitrogliserin subligual dosis tinggi.
2. Untuk frokfikaksis dapat dipakai pasta nitrogliserin, nitrat dosis tinggi
ataupun antagonis kalsium.
3. Bila terdapat bersama aterosklerosis berat, maka diberikan kombinasi
nitrat, antagonis kalsium dan penghambat Beta.
4. Percutanous Transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau coronary
by Pass Graff Surgery (CBGS)
3. Angina prinzmetal
Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan
padakenyataannya sering timbul pada waktu beristirahat atau tidur. Pada
angina prinzmetal terjadi spasme arteri koroner yang menimbulkan iskemi
jantung di bagian hilir. Kadang-kadang tempat spasme berkaitan dengan
arterosklerosis.
E. Diagnosis
Diagnosis seringkali berdasarkan keluhan nyeri dada yang mempunyai
cirikhas sebagai berikut :
1. Letak
Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum atau di
bawahsternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar
kelengan kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan
kanan. Nyeri dada juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah epigastrium,
leher,rahang, gigi, bahu.
2. Kualitas
Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau
sepertidi peras atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh perasaan tidak

enak didada karena pasien tidak dapat menjelaskan dengan baik, lebih-lebih jika pendidikan
pasien kurang.
3. Hubungan dengan aktivitas
Nyeri

dada

pada

angina

pektoris

biasanya

timbul

pada

saat

melakukanaktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang


berjalanmendaki atau naik tangga. Pada kasus yang berat aktivitas ringan seperti
mandiatau menggosok gigi, makan terlalu kenyang, emosi, sudah dapat
menimbulkannyeri dada. Nyeri dada tersebut segera hilang bila pasien
menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu istirahat
atau pada waktutidur malam.
4. Lamanya serangan
Lamanya

nyeri dada biasanya

berlangsung 1-5 menit, kadang-

kadang perasaan tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri
dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan
infark miokard akut dan bukan angina pektoris biasa. Pada angina pektoris dapat
timbulkeluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang-kadang nyeri
dadadisertai keringat dingin.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Elektrokardiogram (EKG)
Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina
seringmasih normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien
pernahmendapat

infark

miokard

di

masa

lampau.

Kadang-kadang

menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina; dapat
pulamenunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada
saatserangan angina, EKG akan menunjukkan depresi segmen ST dan gelombang T
dapat menjadi negatif.
2. Foto rontgen dada

Foto rontgen dada seringmenunjukkan bentuk jantung yang normal;


pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang
tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.
Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium tidak begitu penting
dalam diagnosis angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan
diagnosis infark jantung akutsering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT
atau LDH. Enzim tersebut akanmeningkat kadarnya pada infark jantung akut
sedangkan pada angina kadarnyamasih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti
kolesterol, HDL, LDL, trigliseridadan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan
untuk mencari faktor risiko sepertihiperlipidemia dan/atau diabetes mellitus
G. Pencegahan
Dalam kebanyakan kasus, pencegahan terbaik adalah mencegah sesuatu yang
menyebabkan serangan angina. Jika sudah diberikan obat darah tinggi oleh dokter,
kepatuhan adalah suatu keharusan dan harus menjadi prioritas. Banyak
professional kesehatan (termasuk dokter, ahli gizi dan perawat) dapat memberikan
saran berharga pada diet yang tepat, mengontrol berat badan, kadar kolesterol
darah, dan tekanan darah. Secara umum, mayoritas dari mereka untuk
meminimalkan episode angina dengan mengambil tindakan pencegahan yang
diperlukan dan menggunakan obat jika dianjurkan dan perlu.
Berikut adalah beberapa tindakan pencegahan angina:

Berhenti merokok.

Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas.

Mengkonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat.

Olahraga teratur terbukti efektif mencegah angina.

Hindari stres yang tidak perlu dan belajar teknik relaksasi.

Kurangi konsumsi alkohol.

Jangan menambahkan garam pada makanan

H. Penatalaksanaan
1. Terapi non-farmakologis
Terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan mengontrol emosi,
mengurangikerja yang berat dimana membutuhkan banyak oksigen dalam
aktivitasnya, mengurangikonsumsi makanan berlemak, dan istirahat yang cukup.
Disarankan untuk mengubahgaya hidup antara lain menghentikan konsumsi rokok, menjaga
berat badan ideal,mengatur pola makan, melakukan olah raga ringan secara teratur;
jika memilikiriwayat diabetes tetap melakukan pengobatan diabetes secara teratur;
danmelakukan kontrol terhadap kadar serum lipid.
Untuk pasien dengan gejala angina yang tidak dapat lagi diatasi denganterapi
obat, pasien dengan stenosis arteri koroner kiri lebih besar dari 50% denganatau
tanpa gejala, pasien dengan penyakit di tiga pembuluh darah dengandisfungsi
ventrikel kiri jantung, pasien dengan angina tidak stabil, dan pasiendengan postinfark miokard dengan lanjutan angina atau iskemik lebih parah,dapat dilakukan
revaskularisasi, yang dilakukan dengan prosedur yang disebut coronary artery bypass
grafting (CABG) dan percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA).
2. Terapi farmakologis meliputi:
Nitrat Organik
Obat

golongan

nitrat

merupakan

lini

(pilihan)pertama

dalam

pengobatanangina pectoris. Mekanisme kerja obat golongan nitrat dimulai


ketikametabolisme obat pertama kali melepaskan ion nitrit (NO2). Di dalam sel, NO2
diubah menjadi nitrat oksida (NO) yang kemudian mengaktivasi guanilat
siklase,terjadi peningkatan konsentrasi guanosin monofosfat siklik (cGMP)
intraseluler pada sel otot polos vaskular sehingga terjadi relaksasi otot polos,
termasuk arteridan vena. Nitrat organik menurunkan kerja jantung melalui efek
dilatasi pembuluhdarah sistemik. Venodilatasi menyebabkan penurunan aliran
darah balik ke jantung, sehingga tekanan akhir diastolik ventrikel (beban hulu)

dan volumeventrikel menurun. Beban hulu yang menurun juga memperbaiki


perfusi subendokard. Vasodilatasi menyebabkan penurunan resistensi perifer
sehinggategangan dinding ventrikel sewaktu sistole (beban hilir )berkurang.
Akibatnya,kerja jantung dan konsumsi oksigen menjadi berkurang.

B bloker
Memiliki mekanisme kerja mengurangi kebutuhan oksigen jantung

dengancara mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard.

Calcium antagonist
Obat antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah

denganmenghambat masuknya ion kalsium melewati slow channel yang terdapat


padamembran sel (sarkolema) pada otot polos jantung, dan pembuluh darah koroner dan
perifer sehingga terjadinya relaksasi..Obat antagonis kalsium menjadi obat terpilih
terutama bila :
1. Beta bloker merupakan kontra indikasi, misalnya pada gagal jantung,
sick sinus syndrome, blok AV derajat 2 atau lebih (untuk keadaan-keadaan
inisebaiknya dipilih nifedipin), penyakit paru obstruktif, penyakit
vaskular perifer atau diabetes melitus yang berat..
2. Penderita tidak dapat mentoleransi efek samping beta bloker.Pada
penangan angina tidak stabil, obat antagonis kalsium biasanya
digunakanuntuk kombinasi dengan golongan nitrat bila hasil pengobatan
dengan nitratkurang memuaskan.

Antipletelet dan antikoagulan


Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan

antikoagulan. Cairns dkk 1985 melakukan penelitian terhadap penderita angina


tak stabil selama lebih dari 2 tahun, ternyata aspirin dapat menurunkan mortalitas
dan insidens infark miokard yang tidak fatal pada penderita angina tidak stabil.
Pemberian heparin i.v juga efeknya sama dan sering diberikan daripada aspirin
untuk jangka pendek dengan tujuan menstabilkan keadaan penderita sebelum

arteriografi. Terdapat obat-obatan pada angina pektoris tak stabil secara praktis
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Heparin i.v dan aspirin dapat dianjurkan sebagai pengobatan rutin selama
fase akut maupun sesudahnya
Pada penderita yang keadaannya cenderung tidak stabil dan belum
mendapat pengobatan, beta-bloker merupakan pilihan utama bila tidak ada
kontra indikasi. Tidak ada pemberian kombinasi beta-bloker dengan caantagonis diberikan sekaligus pada permulaan pengobatan.
Pada penderita yang tetap tidak stabil dengan pemberian beta-bloker dapat
ditambah dengan nifedipin.
Pengobatan tunggal dengan nifedipin tidak dianjurkan

DAFTAR PUSTAKA
Djohan, T.B.A. 2004. Patofisiologi Dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung
Koroner. Fakultas Kedokteran Sumatera Utara. Diakses tanggal 27 Februari 2012.
Katzung, B.G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi Pertama. Salemba:
Jakarta.
Corwin, E.J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Ahli Bahasa Pendit, B.U. Editor
Endah, P. Jakarta: EGC.
Setiawati, A. dan Suyatna. 2005. Obat Anti Angina. Farmakologi dan Terapi Edisi
keempat. Jakarta: Penerbit Bagian Farmakologi FKUI.

Anda mungkin juga menyukai