PEMBAHASAN
2. Gear Pump
Pompa roda gigi mampu digunakan untuk memompa cairan yang
mempunyai viskositas rendah hingga tinggi. Pompa ini umumnya dipakai
sebagi pompa minyak pelumas. Pompa roda gigi terdiri dari roda gigi
penggerak dan roda gigi yang digerakkan. Konstruksinya bisa external
ataupun juga internal. Kebaikan pompa roda gigi adalah :
Aliran uniform
Konstruksi sederhana
Instalasi sederhana
3. Lobe Pump
Pompa lobe mempunyai dua rotor setiap lobe, baik untuk lobe dua,
tiga maupun empat masing-masing lobenya tetap mempunyai dua rotor.
Pompa tiga lobe mempunyai efisiensi lebih baik dibanding dengan dua
lobe, begitu seterusnya. Namun dari segi pembuatannya lebih sulit.
Prinsip kerja pompa lobe adalah : Kedua rotor berputar serempak dengan
arah saling berlawanan di dalam sebuah casing.
Sumbu gigi dari rotor selalu membentuk sudut 900 terhadap sumbu
gigi rotor yang lain. Jika rotor diputar dalam arah panah, seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah, maka fluida yang terkurung antara
casing dengan lobe akan dipindahkan dari sisi inlet menuju outlet.
4. Sliding Vane
5. Rotary piston
c) Pompa Tekanan Dinamis
Pompa Tekanan Dinamis Pompa ini disebut juga dengan Non Positive
Displacement Pump, pompa tekanan dinamis terdiri dari poros, sudu sudu
impeller, rymah volut, dan salura keluar. Energi mekanis dari luar diberikan
pada poros pompa untuk memutar impeller. Akibat putaran dari inpeler
menyebabkan head dari fluida menjadi lebih tinggi karena mengalami
percepatan. Ditinjau dari arah aliran yang mengalir melalui sudu sudu gerak,
maka pompa tekanan dinamis digolongkan atas tiga bagian, yaitu :
a.
b.
Pompa Slury digunakan untuk memompa fluida cair yang bercampur dengan
lumpur atau zat lain yang bersifat korosif. Untuk mengatasi hal itu, pada
pompa jenis ini dilengkapi dengan impeller yang dilapisi dengan bahan karet.
2.3 Operation Pompa
Berikut jenis pompa menurut prinsip dan cara operasinya
Sifat dari pompa desak adalah perubahan periodik pada isi dari ruangan yang
terpisah dari bagian hisap dan tekan yang dipisahkan oleh bagian dari pompa.
Kapasitas yang dihasilkan oleh pompa tekan adalah sebanding dengan kecepatan
pergerakan atau kecepatan putaran, sedangkan total head (tekanan) yang
dihasilkan oleh pompa ini tidak tergantung dari kecepatan pergerakan atau
putaran. Pompa desak di bedakan atas : oscilating pumps (pompa desak gerak
bolak balik), dengan rotary displecement pumps (pompa desak berputar). Contoh
pompa desak gerak bolak balik : piston/plunger pumps, diaphragm pumps. Contoh
pompa rotary displacement pumps : rotary pump, eccentric spiral pumps, gear
pumps, vane pumps dan lain-lain.
3.Jet pumps
Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk mengangkat cairan dari
tempat yang sangat dalam. Perubahan tekanan dari nozzle yang disebabkan oleh
aliran media yang digunakan untuk membawa cairan tersebut ke atas (prinsip
ejector). Media yang digunakan dapat berupa cairan maupun gas. Pompa ini tidak
mempunyai bagian yang bergerak dan konstruksinya sangat sederhana.
Keefektifan dan efisiensi pompa ini sangat terbatas.
Cara kerja pompa ini sangat tergantung pada aksi dari campuran antara cairan dan
gas (two phase flow)
5. Hidraulic pumps
Pompa ini menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada suatu
kolom dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang
berbentuk lain (energi tekan).
6. Elevator Pump
Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang lebih tinggi dengan
menggunakan roda timbah,archimedean screw dan peralatan sejenis.
7.Electromagnetic Pumps
Cara kerja pompa ini adalah tergantung dari kerja langsung sebuah medan magnet
padi edia ferromagnetic yang dialirkan, oleh karena itu penggunaan dari pompa
ini sangat terbatas pada cairan metal.
2.4 Perawatan Pompa
Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan
sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/ kondisi yang dapat diterima
dan diinginkan. Dari pengertian di atas jelas bahwa kegiatan perawatan itu adalah
kegiatan yang terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan
hasil/kondisi yang disepakati. Perawatan hendaknya merupakan usaha/kegiatan
yang dilakukan secara rutin/terus menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam
keadaan siap pakai.
2. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam
hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance).
4. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan, yang
didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku
petunjuk pompa tersebut. Pemeliharaan ini merupakan general overhaul yang
meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian
pompa yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum
waktu operasi yang telah ditentukan
2.5 Menghitung Daya Pompa
Head pump
Head pump adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi
pompa, atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang umumnya
dinyatakan dalam satuan panjang.
Head dihasilkan oleh sebuah impeller hampir seluruhnya tergantung pada
seputar percepatan (velocity) tetapi flow dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.
Jelas lebar dan ketinggian (area cross sectional) dari gang flow (vane) dan
diameter impeller eye adalah pertimbangan penting untuk menentukan seberapa
banyak volume air dapat melewati impeller. Faktor lain seperti bentuk vane juga
mempengaruhi kinerja impeller. Untuk merancang sebuah impeler bukan dengan
hanya mengambil ukuran dan bentuk sembarang lalu membuat beberapa sampel
dan kemudian mengujinya, tetapi dimulai dari titik awal desain yang disebut
Specific speed.
Menurut persamaan Bernoulli, ada tiga macam head (energi) fluida dari
sistem instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial.
Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
H
: Head total pompa
/
: Head tekanan
Z
: Head statis total
2
V /2g : Head kecepatan
Karena energi itu kekal maka bentuk head dapat bervariasi pada penampang yang
berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi energi (losses). Suatu fluida
yang mengalir akan berkaitan juga dengan hukum Bernoulli:
Karena a= s maka
Keterangan :
H
: Head total pompa
p/ : Head pompa karena perbedaan tekanan pada sisi isap dengan sisi tekan
: ps-pa/
2
v /2g : Head yang diakibatkan karena ada pebedaan kecepatan
: Vs-Va/2g
HST : Head statis ZS ZA
HL
: Head losses dari A ke B
a. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat
cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi isap. Head H sebuah pompa adalah pemanfaatan energi mekanik yang
dihasilkan pompa dalam menangani fluida berhubungan dengan berat fluida
dalam satuan meter (m). Hal ini tergantung pada density dari fluida yang
ditangani.
b. Head kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada saluran
tekan dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.
Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus:
Keterangan :
hk : Head kecepatan
g : Percepatan gravitasi
Vd2/2g: Kecepatan zat cair pada saluran tekan
c. Head statis total
Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan
dengan permukaan zat cair pada sisi isap. Head statis total dapat dinyatakan
dengan rumus:
Z = Zd Zs
Keterangan
Z
: Head statis total.
Zd
: Head statis pada sisi tekan.
Zs
: Head statis pada sisi isap
Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi hisap lebih rendah dari sumbu pompa
(Suction lift).
Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa
(Suction head).
Kapasitas (Q)
Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan oleh pompa
setiap satuan waktu. Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu seperti :
a. Barel per day (BPD)
b. Galon per menit (GPM)
c. Cubic meter per hour ( /hr)
Daya Poros Pompa (Break Horse Power)
Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya
adalah lebih besar dari pada daya hidrolik.
Besarnya daya poros sesungguhnya adalah sama dengan effisiensi pompa atau
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
BHP atau NP : Brake Horse Power
HHP
: Hidrolik Horse Power
p
: Efisiensi optimum pompa
Daya Penggerak (Driver)
Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi mekanis
(effisiensi transmisi).
Dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan :
Nd
:Daya Penggerak (HP)
BHP : Brake Horse Power
trans : Efisiensi transmisi dari gear box, belt, rantai atau kopling
: Faktor Cadangan
Effisiensi Pompa
Efisiensi pompa pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output
dan input atau perbandingan antara HHP Pompa dengan BHP pompa.
Keterangan :
p
: Effisiensi Pompa
h
: Effisiensi Hidrolis
v
: Effisiensi volumentri
m
: Effisiensi mekanis
Daya hidrolik pompa (HHP)
Daya hidrolik pompa adalah daya yang dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah
zat cair, parameter dalam perhitungan hidrolik pompa adalah kapasitas pompa,
total head, dan berat spesifik cairan.
Keterangan :
H
= Head pompa (m)
Q
= Kapasitas pompa (m3/s)
mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada
temperatur yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu diperhatikan dua macam
tekanan yang memegang
peranan. Pertama tekanan
yang ditentukan oleh
kondisi
lingkungan
dimana pompa dipasang
dan kedua tekanannya
ditentukan oleh keadaan aliran didalam pompa. Berhubungan dengan hal tersebut
maka bisa didefinisikan suatu head isap positif neto atau NPSH, yang dipakai
sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi hisap
pompa (ekuivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa) dikurangi dengan
tekanan uap zat cair jenuh di tempat tersebut.
Maka besarnya NPSHa yang tersedia dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Atau
Keterangan :
Hsv = Net Positive Suction Head Available (NPSHa)
Pa
= Tekanan atmosfer absolut lingkungan sekitar
Ps
= Tekanan ukur indikator pada pipa isap pada potongan s-s, dapat bernilai
positif atau negatif
Pt
= Tekanan absolut pada permukaan fluida pada tanki tertutup yang
terhubung dengan pipa isap
Pvp = Tekanan uap jenuh fluida yang akan dipompa berdasarkan temperaturnya
pada potongan s-s (jika fluida adalah lean amine, maka pvp harus
menggunakan ukuran dari bubble point method)
Hf
= Ttotal rugi rugi tekanan antara tanki dengan sisi isap pompa
v
= Kecepatan rata rata pada sisi isap pompa
Z.Zps = Jarak tinggi vertikal (head statis)
Berikut berbagai macam jenis valve dengan dengan karakteristik dan cara kerja
masing-masing:
1.
Gate Valve
Jenis ini didesain untuk membuka dan menutup aliran dengan cara tertutup
rapat dan terbuka penuh sehingga valve ini tidak cocok untuk mengatur
debit aliran karena kurang akurat dalam hal mengontrol jumlah aliran.
2.
Plug Valve
3.
Memiliki fungsi yang sama dengan gate valve yaitu dengan menutup atau
membuka aliran secara keseluruhan. Namun beberapa pengaplikasian
valve ini digunakan untuk mengontrol aliran seperti pada pengaliran gas.
Ball Valve
Jenis ini dapat dioperasikan pada fluida bertemperatur -450F hingga
-500F, ball valve merupakan tipe quick opening valve yang hanya
memerlukan 1/4 putaran dari posisi tertutup penuh ke terbuka penuh.
4.
Globe valve
Aliran dalam valve berubah arah sehingga menghasilkan friksi yang cukup
besar meskipun dalam keadaan terbuka lebar. Jenis valve ini cukup penting
bila digunakan untuk penutupan yang rapat terutama pada aliran gas.
5.
Needle Valve
Pada dasarnya, jenis ini digunakan pada instrument, gage dan meter line
service. Valve ini dapat digunakan untuk throtling dengan sangat akurat
serta dapat juga digunakan pada tekanan tinggi dan temperatur tinggi.
6.
Diaphragm Valve
Valve ini memiliki kelebihan yaitu memiliki aliran yang tenang dan fluida
akan mengalir tanpa hambatan, jenis ini sangat baik untuk flow control
dan penutupan aliran yang sangat rapat walaupun di dalam pipeline
terkandung suspended solid. Diaphragm valve cocok digunakan untuk
fluida yang korosif, viscous material, fibrous materials, sludges, solids in
suspension, gas dan udara bertekanan.
7.
Butterfly Valve
Merupakan valve untuk tekanan rendah dengan desain sangat sederhanan
yang digunakan untuk mengontrol dan mengatur aliran, untuk terbuka
penuh dan tertutup penuh hanya diperlukan 1/4 putaran.
8.
Check Valve
jenis ini didesain untuk mencehak terjadinya aliran balik, check valve
terdiri dari beberapa jenis seperti lift check, swing check dan ball check.
9.
11.
Traps Valve
Fungsi dari trap adalah untuk membuang kondensat yang berasal dari
perpipaan steam (uap) tanpa adanya steam yang ikut terbuang. Trap valve
terdiri dari tiga jenis yaitu float trap, bucket trap dan inverted bucket trap.
Ukran trap disesuaikan dengan kapasitas discharge aktual atau effective
valve area bukan berdasarkan dengan ukuran intlet dan outlet pada
sambungan pipa.
2.7 Piping
Dalam proses perencanaan piping system di area pompa ini, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, baik secara general maupun secara lebih khusus
tergantung servis fluidanya.
Secara umum yang perlu diperhatikan, tidak terbatas dengan daftar ini saja, yaitu:
1.
4.
Untuk pompa dengan nozzle yang berada di samping, maka suction yang
vertikal sangat dianjurkan
5. Jika space tidak mencukupi pemasangan 3 kali diameter pipa requirement,
pasang vertical vane di center of LR 90 Elbow. Hal ini harus dicek oleh
Mechanical Engineer atau Process Engineer dan juga Vendor.
6. Elbow 90 Deg harus dipasang antara valve dan pompa, seperti gambar
dibawah.
7. Perlu atau tidaknya Drain Valve sangat tergantung jenis fluida yang
mengalir.
8. Temporary Strainer ditempatkan pada posisi yang lebih disukai, seperti
pada gambar dibawah. Alternative, bisa ditempatkan di Valve Downstream
Flange dengan strainer mengarah ke pump atau pada pump nozzle dengan
strainer mengarah menjauhi pump. Check ke Process Engineer atau
Mechanical Engineer jika ingin memasang Strainer di Nozzle.
9. Check clearance of strainer projecting terhadap Elbow 90 Deg.
10. Gunakan Concentric Reducer di Suction yang vertical jika disetujui oleh
Process atau Mechanical Engineer. Jika tidak, gunakan exccentric bottom
flat reducer.
11. Jika Valve terletak dekat ke Pump, maka gunakan Flat Type Temporary
Strainer yang bisa diselipkan di Flanged joint Downstream end of Valve.
12. Gambar 1 sampai 5, adalah untuk End or Side Suction Pumps, sedangkan
gambar 5 adalah untuk Side Suction Pumps only.
13. Semua Discharge Line mesti dilengkapi dengan Check Valve. Jika ada
kemungkinan terjadinya Hydraulic Shock pada system, maka digunakan
Valve type Non-Slamming Type Check Valve, dan loading support mesti
di check.
14. Semua Valves disekitar pump mesti mudah di akses untuk Hand
Operation tanpa menggunakan Chain or Extend into operational
passageways.
15. Temporary Strainer type Bath Tub mesti dipertimbangkan penggunaanya
jika kemungkinan akan sulit untuk di re-alignment dengan Nozzle pompa.
16. Valve di Discharge line mesti dipasang sedekat mungkin dengan Nozzle.
17. harus disediakan daerah bebas diatas Caisson PUmp untuk kemudahan
penarikan kabel dan pompa.
18. Unutk pompa jenis reciprocating, gunakan pipe support type Clamp,
jangan type Welded demi menghindari terjadinya Fatique Fracture pada
support weld. Design mesti sedemikian sehingga pistons dapat dikeluarkan
tanpa mengganggu sistem piping.
2.8 Problem Solving pada Pompa
1. Kavitasi
a. Pengertian Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir
sehingga membentuk gelembung gelembung uap, hal ini disebabkan
tekanan di dalam pompa berkurang sampai di bawah tekanan uap
jenuhnya. Misalnya air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi
uap pada temperatur 100oC. Akan tetapi jika tekanan direndahkan maka
air akan mendidih pada temperatur yang lebih rendah. Jika tekanan
cukup rendah maka temperatur kamarpun akan mendidih. Apabila zat
cair mendidih maka akan timbul gelembung gelembung uap zat cair.
Gelembung - gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya
berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada
tekanan uap jenuh cairan.
Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan
menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk
secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung
uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan. Jika pompa mengalami
kavitasi, maka akan timbul suara berisik dan getaran. Selain itu
performa pompa akan menurun secara tiba tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik. Jika pompa dijalankan terus menerus
dalam jangka lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran
yang berkavitasi akan mengalami kerusakan. Permukaaan dinding akan
termakan sehingga menjadi berlubang lubang (bopeng). Peristiwa ini
disebut erosi kavitasi, sebagi akibat dari tumbukan antara gelembung
gelembung uap yang pecah secara terus menerus.
b. Penyebab terjadinya kavitasi :
1. NPSHA > NPSHR
2. Head total pompa terlalu besar, sehingga pompa akan bekerja
dengan kapsitas aliran yang berlebihan, dan membuat
kemungkinan kavitasi menjadi lebih besar pula.
3. Pipa isap pada pompa terlalu panjang.
4. Suhu fluida yang ditransfer terlalu tinggi.
c. Menghindari Kavitasi Kavitasi dapat dicegah atau diminimalisasi
dengan cara :
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang
dihisap harus dibuat serendah mungkin, dan pada pipa isap salah
satunya dengan diameter lebih besar untuk mengurangi agar
head isap statis menjadi rendah pula.
2. Water Hammer
Aliran fluida yang berhenti mendadak menimbulkan kenaikan
tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu pukulan dan
dinamakan gejala pukulan air (water hammer). Tekanan yang timbul
dinamakan tekanan pukulan air (water hammer pressure). Fenomena
keadaan unsteady ini dapat dikatakan sebagai perubahan energi kinetik
dan energi tekanan yang bisa menjadi positif atau negatif. Efek negatif
yang dihasilkan oleh fenomena tersebut diantaranya adalah merusak
valve, menimbulkan getaran pada pipa, menggetarkan tumpuan pipa,
menyebabkan kavitasi pada impeller pompa, dan memperpendek umur
pemakaian peralatan. Perubahan tekanan bangkitan yang terlalu besar
dapat menyebabkan pipa menjadi rusak atau pecah.
Water hammer adalah fenomena terjadinya fluktuasi tekanan yang
diakibatkan oleh penutupan valve secara tiba - tiba dan matinya pompa
secara mendadak. Hal ini akan berdampak buruk terhadap instalasi
perpipaan, terutama pipa sebagai jalur utama fluida dialirkan. Perubahan
tekanan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya dampak yang
buruk bagi sistem perpipaan, diantaranya adalah rusaknya atau pecahnya