Anda di halaman 1dari 11

BAB I

1.1 Latar Belakang


Mineral atau hasil tambang di alam biasanya ditemukan dalam keadaan yang tidak
murni, atau tercampur dengan senyawa lain. Untuk dapat digunakan pada proses selanjutnya.
Senyawa tersebut biasanya diperlukan dalam keadaan murni, sehingga perlu adanay
pemisahan senyawa-senyawa tersebut. Salah satu metode yang digunakan dalam proses
pemisahan itu adalah ekstraksi. Ekstraksi bertujuan untuk mengeluarkan satu komponen
campuran dari zat padat ataupun zat cair dengan bantuan suatu pelarut. Ekstraksi padat cair
(leaching) biasanya bnyak digunakan dalam industri metalurgi alumunium, cobalt, mangan,
nikel dan timah. Juga digunakan dalam industri kopi, minyak kedelai, teh dan juga dalam
pembuatan gula.
1.2 Tujuan

Mengetahui proses leaching dengan baik serta pengoperasian alat leaching


Mengukur Index bias, Massa jenis dan pH minyak hasil ekstraksi
Membandingkan hasil dengan literature

BAB II

2.1 Dasar Teori


Banyak proses biologi, inorganik dan substansi organik terjadi dalam campuran
dengan komponen yang berbeda dalam solid. Tujuannya adalah untuk memisahkan
campuran solute atau menghilangkan komponen solute yang tidak diinginkan fase solid,
solid dikontakkan dengan fase cair. Dua fase ini dikontakkan dengan intim dan solute dapat
mendifusi dari fase solid ke fase cair yang mana menyebabkan pemisahan original
komponen dalam solid. Proses ini disebut liquid-solid leaching atau leaching sederhana.
Istilah ekstraksi juga digunakan untuk mendeskripsikan unit operasi, meskipun itu juga
mengarah pada liquid-liquid. Dalam leaching ketika komponen yang tidak diinginkan
dihilangkan dari solid dengan menggunakan air, proses ini disebut washing (pencucian)
(Geankoplis, 1997: 723).
Leaching merupakan suatu metode yang tepat untuk memisahkan padatan campuran
yang terkontak dengan pelarut cair. Proses ini dilakukan untuk mengambil / mendapatkan
bagian dari padatan tersebut (lebih berharga dari padatannya) dengan larutan yang hanya
larut pada bagian yang ingin diambil. Leaching banyak digunakan pada industri metalurgi,
yaitu digunakan untuk memisahkan suatu mineral dari suatu batuan. Leaching dapat
dikerjakan secara batch, semibatch atau secara kontinyu.
Teknik operasi yang biasa digunakan untuk proses leaching adalah spraying atau
aliran liquid dan mencelup zat padat seluruhnya kedalam zat cair, atau dapat pula digunakan
beberapa tingkat tabung, solvent dialirkan dari tabung teratas kemudian mengalir ke tabung
dibawahnya. Hal ini dimaksudkan agar luas permukaan bidang kontak semakin besar,
sehingga akan meningkatkan effisiensi leaching.
Proses leaching terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Proses perubahan fasa dari solute saat terlarut ke dalam pelarut (padat-cair)
Dari bentuk padat ke dalam bentuk cair
2. Difusi dari solute melalui pelarut dalam padatan, yang keluar melalui pori-pori padatan.
Pelarutnya masuk ke pori-pori karena ada beda konsentrasi dari tinggi menuju rendah.
3. Perpindahan solute dari larutan/pelarut dalam kontaknya dengan partikel ke larutan
utama. Zat yang mau di leaching melarut ke seluruh larutan.
Standar mutu minyak kedelai:

Sifat
Bilangan asam (pH)
Bilangan penyabunan
Bilangan iod
Bilangan tak tersabunkan (%)
Bahan menguap (%)
Indeks bias
Berat jenis (g/ml)

Nilai
<3
>190
129-143
<1.2
<0.2
1.473-1.427
0.924-0.928

BAB III
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Seperangkat alat Leaching
Dirigen
Ember
Pompa hisap
Gelas ukur
Kain kasa
3.1.2 Bahan
Ethanol 96%
Air
Kacang kedelai 1 kg
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1
Rencana Kerja
Waktu

Kegiatan

Penanggung Jawab

07.00-07.05

Mengenakan APD

Semua anggota

07.05-07.20

Persiapan alat dan bahan

Riana, Ahsan

07.20-07.25

Membuka katup condenser

Rizal

07.25-07.30

Buka-tutup wadah umpan

Bayu, Ahsan

07.30-07.35

Memasukkan bahan

Bayu

07.35-07.40

Mengatur sudut sifone

Riana

07.40-07.50

Memasukkan air dingin ke wadah umpan

Rizal, Ahsan

07.50-07.55

Mengambil sampel

Bayu, Riana

07.55-08.00

Isi labu utama dengan pelarut

Riana

08.00-08.05

Membuka katup kukus

Ahsan

08.05-08.35

Mengambil ekstrak untuk analisa siklus 1

Rizal

08.40-09.10

Mengambil sampel siklus 2

Bayu

09.10-09.40

Mengambil sampel siklus 3

Riana

9.40-10.10

Mengambil sampel siklus 3

Rizal

3.2.2

Skema Kerja

Menyiapkan alat dan bahan


Memasukkan etanol ke dalam reaktor sebanyak
5L
Menambahkan air ke dalam reaktor sebanyak
15L
Membuka tutup wadah umpan
Membungkus kedelai dengan kain kasa
Memasukkan kedelai kedalam wadah umpan
Menutup tutup wadah umpan
Membuka katup aliran kondenser
Membuka katup steam
Atur katup steam hingga suhu dalam reaktor
dibawah 90o C
Ambil sampel, ukur indeks bias, massa jenis dan
pH.

BAB IV
4.1 Data pengamatan

Sampel 1
Indeks Bias
pH
Massa Jenis

: 1,3430
: 6,5
: 0.8192 g/ml

Sampel 2
Indeks Bias
pH
Massa Jenis

: 1,3445
: 6,5
: 0.83308

Sampel 3
Indeks Bias
pH
Massa Jenis

: 1,3448
: 6,5
: 0.83612 g/ml

Sampel 4
Indeks Bias
pH
Massa Jenis

: 1,3449
: 6,5
: 0.8454 g/ml

BAB V
5.1 PEMBAHASAN
Rijal Ahsan Nurfauzy (141411055)
Percobaan yang dilakukan kali ini ialah dengan mengekstraksi padatan ke fasa
cair yang dinamakan dengan proses leaching, adapun bahan yang dipakai ialah kacang
kedelai sebanyak 1 kg yang telah ditumbuk dan ekstrak yang diambil ialah minyak dari
kacang kedelah tersebut. Proses ekstraksi padat-cair (leaching) memiliki prisnip kerja
yang hamper mirip dengan distilasi dengan menguapkan solvent dan mengontakannya
langsung ke bahan yang akan diekstraksi, adapun pemanas yang digunakan ialah steam
dari boiler.
Bahan yang digunakan sebagai solvent ialah ethanol dengan konsentrasi 25%.
Proses leaching berlangsung selama 3 jam dengan mendapatkan 4 sampel yang dianalisan
nilai massa jenis, pH dan indeks bias. Kondisi operasi pada saat proses leaching
berlangsung, dengan suhu 80-85oC dengan tekanan 1-1,5 Bar. Suhu harus dijaga agar
tidak melebihi 90oC karena agar campuran air dalam ethanol tidak ikut menguap karena
dapat menghambat proses ekstraksi dan minyak yang terbentuk kurang akan memiliki
campuran yang banyak dan sulit untuk memisahkannya.
Adapun proses pemisahan yang terjadi didalam alat leaching adalah pada saaat
suhu dipanaskan dan dalam labu yang berisi ethanol 25% akan menguap dan akan naik
keatas menuju condenser dan akan terkontakan langsung dengan kacang kedelai sehingga
uap yang telah dingin tersebut akan membawa minyak dari kacang kedelai dan turun
kebawah dengan berubah fasa menjadi fasa cair, adapun kandungan dari ekstrak tersebut
ialah campuran dari air, ethanol dan minyak.
Dari hasil percobaan yang dilakukan keempat sampel dianalisis sehingga
mendapatkan nilai indeks bias, pH dan massa jenis. Sampel tersebut memiliki pH sebesar
6 bila dibandingkan dengan literature pH (<3) tersebut lebih tinggi dan berat jenis yang
lebih tinggi dari literature (0,924-0,928) dan indeks bias lebih rendah dari literature
(1,473-1,477) hal ini dapat disebabkan oleh ekstrak yang terbentuk terlalu encer dan
masih memiliki kadar ethanol tinggi serta masih memiliki kadar air didalamnya. Dan
pada saat proses penumbukan yang kurang halus sehingga pada saaat terjadi kontaknya

solvent dan kacang kedelai, solvent tidak membawa minyak dengan maksimal karena
luas permukaan kacang kedelai yang relative kecil.

Rizal Aprian (141411056)


Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa percobaan ini
adalah mengekstraksi minyak dalam padatan kemudian dengan cara melarutkannya
dalam pelarut, proses ekstraksi padat-cair dinamakan leaching sedangkan, proses
ekstraksi cair-cair dinamakan ekstraksi.
Pada percobaan ini digunakan kedelai sebagai umpan, minyak atau ekstrak dari
kedelain kan di ambil dengan cara melarutkannya pada solut yaitu etanol/air yang
kemudian akan menguapakannya sehingga di dapatkanlah minyak /ekstrak murni dari
kacang kedelai tersebut prinsip kerja alat leaching ini adalah dengan cara pelarutan
kacang kedelai oleh etanol kemudian di bawa turun kebawah untuk didestilasi dan di
embunkan agar proses yang berlangsung terjadi secara kontinyu dan akurat.
Proses ini berlangsung selama 3 jam dan mendapat 4 sampel dalam waktu
tersebut. Proses ini yaitu dimulai dari umpan, minyaknya mulai menetes lalu melewati
sifon 60o kemudian menuju labu yang berisi campuran air-etanol. Dalam labu, uap yang
dihasilkan akan naik keatas kondenser, cairan akan turun kebawah lalu dari labu minyak
+ air + etanol keluar dari bagian bawah. Sedangkan ekstrak yang didapat akan menetes
kebagian bawah dekat steam. Setelah produk tercapai, maka hasil ekstrak dtimbang.
Pada alat leaching terdapat sifon yang berfungsi untuk memperluas bidang kontak
sehingga satu siklus saja dibutuhkan waktu satu jam unutk mendapatkan hasil ekstrak
yang optimal.
Dari hasil pengamatan ekstrak yang dihasilkan berupa campuran minyak +
alkohol berwarna kuning, indikasi kandungan alcohol dapat dihirup bau alcohol pada
ekstrak tsb. Untuk mengetahui apakah dalam ekstrak tersebut menganduk minyak
kedelai maka dianalisa indeks bias, pH, massa jenis dari ekstrak tersebut. Didapat bahwa
ekstrak yang kami peroleh hanya sedikit minyak yang dapat diambil dari proses leaching
tersebut terindikasi dari indeks bias yang tidak mencapai literature, pH = 6 lebih tinggi
dari literature dan massa jenisnya pun tidak mencapai literature. Diduga hal hal tersebut

dipicu akibat konsentrasi solvent yang encer, grinding untuk kedelai kurang halus, dan
tidak dilakukannya sirkulasi produk kembali ke umpan sehingga mengurangi kualitas
minyak yang kami peroleh.

BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan yakni mengekstraksi kacang kedelai dengan solvent
ethanol dan ekstrak yang diambil adalah minyak. Pada setiap sampel memiliki pH sebesar 6,
massa jenis dengan nilai rata-rata 1,370325 dan massa jenis . Dibandingkan dengan
literature nilai tersebut masih kurang baik karena memiliki kadar alcohol yang masih tinggi dan
masih memiliki kadar air didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

JM Coulson : JF Richardson 1980.Chemical Engineering Vol 1 & 2 Pergamon Press


Tim Dosen Pilot Plant.2013 Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia Pilot Plant.
Bandung : Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai