Anda di halaman 1dari 27

QS PENGENDALIAN PENINGKATAN KINERJA KELEMBAGAAN BKM/LKM

NAMA BKM/LKM
KELURAHAN/DESA
TIM FASKEL
STATUS LAPORAN

NO

ASPEK

Visi-Misi

Struktur Organisasi

Legitimasi Pemilihan Anggota


BKM

Pengambilan Keputusan

Perempuan dlm Pengambilan


Keputusan

Mekanisme Minta Usulan


Masyarakat

Partisipasi Anggota BKM

Pertemuan BKM

Perencanaan

10

Monitoring Evaluasi

11

Dokumentasi Informasi

12

Penanganan Pengaduan
Masyarakat (PPM)

13

Penerima Manfaat Kegiatan/


Program

14

Sumber pendanaan

15

Rencana Keuangan

16

Laporan Keuangan

17

Pertanggungjawaban

18

Pengembangan kapasitas

19

Kaderisasi

20

KSM

21

Masyarakat

22

Pemerintah

23

Organisasi non-pemerintah

N PENINGKATAN KINERJA KELEMBAGAAN BKM/LKM LOKASI PENANGANAN KU


: BINTANG
: BINTANG
: 1 KOTA PANGKALPINANG
:

KISI-KISI
Hal yang hendak diukur dari indikator ini adalah (1) pemahaman pelaku mengenai visi misi;
dan (2) apakah visi misi menjadi acuan penyusunan program. Visi misi bukanlah rangkaian
kata-kata yang hanya terdapat di AD/ART BKM. Visi misi sesungguhnya menunjukkan untuk
apa BKM itu ada. Sebagai cita-cita bersama, visi misi BKM harus dipahami oleh semua
pihak yang berkepentingan terhadap BKM. Secara konkrit, visi misi mestilah menjadi acuan
dalam penyusunan program.
Hal yang hendak diukur adalah (1) apakah pelaku memahami struktur dan tupoksi BKM; (2)
kemampuan mengkaji struktur terhadap kebutuhan kerja organisasi. Struktur organisasi
mestinya mengikuti kebutuhan kerja organisasi. Seiring perkembangan peran BKM, BKM
dapat memutuskan struktur organisasi seperti apa agar kerja optimal. Sebagai organisasi
masyarakat warga, perubahan hal-hal fundamental seperti struktur organisasi seharusnya
diputuskan bersama seluruh pihak yang berkepentingan terhadap BKM/LKM

Kata kunci dari indikator ini adalah legitimasi. Minimal 70% penduduk dewasa memberikan
suara dalam pemilihan anggota BKM akan membuat BKM semakin mengakar di masyarakat
Hal yang hendak diukur adalah (1) kemandirian dalam pengambilan keputusan, lepas dari
bayang-bayang PNPM; (2) kemampuan BKM menyerap aspirasi dari masyarakat
Kata kunci dari indikator ini adalah kesetaraan peran laki-laki dan perempuan.

Hal yang hendak diukur adalah kemampuan BKM menggali aspirasi dari masyarakat.

Kata kunci dari indikator ini adalah keaktifan anggota BKM mengelola organisasi, sesuai
kapasitas dan pembagian tugas yang disepakati

Hal yang hendak diukur adalah keaktifan BKM. Organisasi yang aktif dapat diukur dari
kemampuannya mengelola pertemuan. Apalagi BKM saat ini berbentuk kepemimpinan
kolektif, dimana keputusan semestinya diambil dalam pertemuan

Kata kunci dari indikator ini adalah (1) kemampuan merencana; (2) konsistensi
perencanaan BKM/UP thd rencana masyarakat (PJM & Renta Pronangkis). Menurut ahli
manajemen, 70% keberhasilan program ditentukan oleh perencanaannya. Bekerja tanpa
rencana yang jelas akan sulit mengukur apakah berhasil atau gagal. Dalam penyusunan
program kerja BKM/UP harus merujuk pada PJM dan Renta Pronangkis.

Hal yang hendak diukur adalah kemampuan BKM melakukan monitoring evaluasi secara
partisipatif terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan. Monev tidak dilakukan untuk
mencari kesalahan, tetapi untuk mendapat pembelajaran baik dari keberhasilan maupun
kegagalan. Kalau berhasil, mengapa berhasil dan kalau gagal mengapa gagal.

Hal yang hendak diukur adalah kemampuan BKM mendokumentasikan informasi seperti
arsip, hasil-hasil kegiatan, hasil evaluasi, dokumen baseline 100-0-100 dsb.

Kata kunci dari indikator ini adalah penanganan pengaduan masyarakat. PNPM
mengembangkan mekanisme PPM yang diharapkan dapat dijadikan pembelajaran bagi BKM
untuk mengembangkan kemampuan menangani masalah dan menyelesaikan konflik.
Kata kunci dari indikator ini adalah legitimasi. Selalu ingat, BKM ada untuk penanggulangan
kemiskinan/penangnan kumuh
Kata kunci dari indikator ini adalah kemandirian pendanaan, lepas dari dana PNPM/KOTAKU
untuk selanjutnya menggali dana dari masyarakat, pemerintah daerah, swasta dan pihak
peduli lainnya.
Hal yang hendak diukur adalah kemampuan BKM menyusun rencana keuangan seiring
penyusunan rencana program.
Kata kuncinya adalah akuntabilitas pengelolaan keuangan.
Kata kunci indikator ini adalah akuntabilitas dan transparansi.
Hal yang ingin diukur adalah kemampuan BKM mengidentifikasi kebutuhan pengembangan
kapasitas dirinya (anggota BKM/UP/ relawan), menyusun rencana pengembangan kapasitas
serta mencari sumber-sumber pengembangan kapasitas. Pengembangan kapasitas ini
ditujukan agar pelaku dapat menjalankan berbagai program yang telah direncanakan.
Kata kunci indikator ini adalah kaderisasi kepemimpinan. Kaderisasi ini tidak hanya soal
pemilihan anggota BKM setiap 3 tahun sekali. Lebih besar dari itu BKM terus memproduksi
orang-orang yang berperan sebagai agen perubahan sosial di wilayahnya. Dengan kata
lain, anggota BKM mereplikasi dirinya (memperbanyak orang seperti dirinya).
Kata kunci dari hubungan eksternal adalah komunikasi. Komunikasi tidak serta merta terjadi
kalau tidak diciptakan. Keberhasilan pengentasan kemiskinan sangat ditentukan
kemampuan pendampingan BKM terhadap KSM.
Kata kunci dari indikator ini adalah organisasi masyarakat warga. BKM merupakan
organisasi masyarakat warga, organisasi yang hidup dari, oleh dan untuk masyarakat.
Masyarakat merupakan pemberi mandat keberadaan BKM. Karena itu hubungan antara
pemberi mandat yang dimandati tidak boleh putus. Selain itu bagi BKM, masyarakat
merupakan sumberdaya tak terbatas.

Kata kunci dari indikator ini adalah pengakuan. BKM dan pemerintah harus bekerjasama
dalam penanganan kumuh dilokasi deliniasi
Kata kunci dari indikator ini adalah kesamaan tujuan dan sumberdaya. BKM harus
mendorong pihak-pihak non pemerintah seperti LSM, ormas, swasta, perguruan tinggi
untuk bersama-sama berkolaborasi dalam penanganan kumuh.

PENANGANAN KUMUH

KONDISI RIIL
Ya
Belum

LANGKAH-LANGKAH PENGUATAN

BKM dan Masyarakat paham bahwa Menempatkan warga


kawasan deliniasi sebagai pelaku penanganan kumuh,
Permasalahan yang ada diwilayah deliniasi menjadi acuan
dalam penanganan kumuh

BKM perlu mengkaji perlunya struktur diluar standar


Program, seperti penambahan Unit Pengaduan
Masyarakat, Unit Kaderisasi Relawan, Unit Kemitraan dll

Kroscek dengan DATA Pemilu LKM


Keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah BKM,
KSM, aparat desa/kelurahan serta warga diwilayah
kawasan deliniasi
Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan
>50%, kehadiran perempuan tidak hanya mengurusi
Konsumsi, tetapi berperan aktif dalam pengambilan
keputusan
BKM membuat beberapa mekanisme dalam menjaring
usulan warga , misalnya melalui siklus rutin Pemetaan
Swadaya, atau format usulan kegiatan. Penyampaian
Usulan bisa melalui lisan, tulisan, SMS, Rapat2
danlainsebagainya
Mendorong keaktifan seluruh anggota BKM dengan
pembagian peran, pendampingan masing masing peran
dan membuat kesepakatan hari rapat BKM yang bisa
dihadiri semua unsur.
Membuat Jadwal Pertemuan Rutin BKM bulanan dengan
menghadirkan masyarakat miskin perempuan dan ada
hasil yang dituangkan dalam berita Acara

BKM/LKM Mesti memahami Profil 100-0-100 dan


Mendorong penyusunan Agenda kerja BKM, UP dan
Masyarakat dikawasan deliniasi dalam rangka menumbuh
kenali permasalahan yang ada diwilayah penaganan
kumuh
BKM, UP, Masyarakat miskin, aparat kelurahan melakukan
monitoring dan evaluasi atas kegiatan yang sudah
dilakukan (misalnya mengevaluasi tingkat kehadiran
masyarakat miskin, perempuan, evaluasi hasil Pemetaan,
keaktifan anggota, kekosongan UP, kinerja pembukuan,
pembangunan fisik dll
BKM memiliki Dokumen AD, PJM, Hasil Pemilu, Kriteria
Miskin, daftar nama warga miskin, Kegiatan Fisik, kinerja
pembukuan, album Foto kegiatan, pencatatan usulan
kegiatan, proposal, lpj, baseline 100-0-100 pencatatan
pengaduan dll disusun dengan rapi oleh sekretariat
minimal 5 tahun terakhir
BKM mampu menyelesaiakan semua pengaduan (baik
dari masyarakat, pemeriksaan BPKP, Audit lainnya)
dengan cara apapun (misalnya rapat, kelapangan,
penjelasan dll)
BKM mengukur jumlah penerima manfaat dari awal
berdirinya BKM hingga sekarang sudah berapa persen
BKM perlu menjalin kemitraan dengan pemerintah
kelurahan (musrenbang), Program Daerah seperti SATAM
EMAS, CSR dll
Perlunya menyusun RAPB BOP dan Rencana Anggaran
nangkis
Laporan keuangan sesuai prosedur dan tidak ada temuan
baik administrasi maupun keuangan
Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban BKM minimal
melalui RWT atau kegiatan lainnya
BKM memiliki agenda Penguatan kapasitas baik dari dana
BLM maupun dari sumber lain

BKM perlu memiliki daftar Relawan/agen sosisialisasi ,


dan rekrut Relawan /KSM secara rutin tahunan

BKM dan KSM mengembangkan komunikasi multi arah


untuk membicarakan masalah masyarakat

BKM dan masyarakat mengembangkan komunikasi multi


arah untuk membicarakan masalah masyarakat

Ada program bersama untuk menyelesaikan persoalan


kumuh di desa/kelurahan, misalnya melalui Musrenbang,
atau program daerah lainnya
Ada program bersama di wilayah BKM, misalnya melalui
kemitraan atau kerjasama lintas sektor

TARGET
PENDAMPINGAN

STATUS
BELUM

SELESAI

OUTPUT PENDAMPINGAN

QS PENGENDALIAN PENINGKATAN KINERJA KELEMBAGAAN BKM/LKM


NAMA BKM/LKM
KELURAHAN/DESA
TIM FASKEL
STATUS LAPORAN

NO

ASPEK

Visi-Misi

Struktur Organisasi

Legitimasi Pemilihan
Anggota BKM

Pengambilan Keputusan

Perempuan dlm
Pengambilan Keputusan

Mekanisme Minta
Usulan Masyarakat

Partisipasi Anggota BKM

Pertemuan BKM

Perencanaan

10

Monitoring Evaluasi

11

Dokumentasi Informasi

12

Penanganan Pengaduan
Masyarakat (PPM)

13

Penerima Manfaat
Kegiatan/ Program

14

Sumber pendanaan

15

Rencana Keuangan

16

Laporan Keuangan

17

Pertanggungjawaban

18

Pengembangan
kapasitas

19

Kaderisasi

20

KSM

21

Masyarakat

22

Pemerintah

23

Organisasi nonpemerintah

ALIAN PENINGKATAN KINERJA KELEMBAGAAN BKM/LKM LOKASI PENANGANAN


: AN-NUR
: PARIT LALANG
: 1 KOTA PANGKALPINANG
:

KISI-KISI
Hal yang hendak diukur dari indikator ini adalah (1) pemahaman pelaku mengenai visi misi;
dan (2) apakah visi misi menjadi acuan penyusunan program. Visi misi bukanlah rangkaian
kata-kata yang hanya terdapat di AD/ART BKM. Visi misi sesungguhnya menunjukkan untuk
apa BKM itu ada. Sebagai cita-cita bersama, visi misi BKM harus dipahami oleh semua pihak
yang berkepentingan terhadap BKM. Secara konkrit, visi misi mestilah menjadi acuan dalam
penyusunan program.
Hal yang hendak diukur adalah (1) apakah pelaku memahami struktur dan tupoksi BKM; (2)
kemampuan mengkaji struktur terhadap kebutuhan kerja organisasi. Struktur organisasi
mestinya mengikuti kebutuhan kerja organisasi. Seiring perkembangan peran BKM, BKM
dapat memutuskan struktur organisasi seperti apa agar kerja optimal. Sebagai organisasi
masyarakat warga, perubahan hal-hal fundamental seperti struktur organisasi seharusnya
diputuskan bersama seluruh pihak yang berkepentingan terhadap BKM/LKM

Kata kunci dari indikator ini adalah legitimasi. Minimal 70% penduduk dewasa memberikan
suara dalam pemilihan anggota BKM akan membuat BKM semakin mengakar di masyarakat
Hal yang hendak diukur adalah (1) kemandirian dalam pengambilan keputusan, lepas dari
bayang-bayang PNPM; (2) kemampuan BKM menyerap aspirasi dari masyarakat
Kata kunci dari indikator ini adalah kesetaraan peran laki-laki dan perempuan.

Hal yang hendak diukur adalah kemampuan BKM menggali aspirasi dari masyarakat.

Kata kunci dari indikator ini adalah keaktifan anggota BKM mengelola organisasi, sesuai
kapasitas dan pembagian tugas yang disepakati
Hal yang hendak diukur adalah keaktifan BKM. Organisasi yang aktif dapat diukur dari
kemampuannya mengelola pertemuan. Apalagi BKM saat ini berbentuk kepemimpinan
kolektif, dimana keputusan semestinya diambil dalam pertemuan
Kata kunci dari indikator ini adalah (1) kemampuan merencana; (2) konsistensi perencanaan
BKM/UP thd rencana masyarakat (PJM & Renta Pronangkis). Menurut ahli manajemen, 70%
keberhasilan program ditentukan oleh perencanaannya. Bekerja tanpa rencana yang jelas
akan sulit mengukur apakah berhasil atau gagal. Dalam penyusunan program kerja BKM/UP
harus merujuk pada PJM dan Renta Pronangkis.

Hal yang hendak diukur adalah kemampuan BKM melakukan monitoring evaluasi secara
partisipatif terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan. Monev tidak dilakukan untuk
mencari kesalahan, tetapi untuk mendapat pembelajaran baik dari keberhasilan maupun
kegagalan. Kalau berhasil, mengapa berhasil dan kalau gagal mengapa gagal.

Hal yang hendak diukur adalah kemampuan BKM mendokumentasikan informasi seperti
arsip, hasil-hasil kegiatan, hasil evaluasi, dsb.

Kata kunci dari indikator ini adalah penanganan pengaduan masyarakat. PNPM
mengembangkan mekanisme PPM yang diharapkan dapat dijadikan pembelajaran bagi BKM
untuk mengembangkan kemampuan menangani masalah dan menyelesaikan konflik.
Kata kunci dari indikator ini adalah legitimasi. Selalu ingat, BKM ada untuk penanggulangan
kemiskinan
Kata kunci dari indikator ini adalah kemandirian pendanaan, lepas dari dana PNPM untuk
selanjutnya menggali dana dari masyarakat, pemerintah daerah, swasta dan pihak peduli
lainnya.
Hal yang hendak diukur adalah kemampuan BKM menyusun rencana keuangan seiring
penyusunan rencana program.
Kata kuncinya adalah akuntabilitas pengelolaan keuangan.
Kata kunci indikator ini adalah akuntabilitas dan transparansi.
Hal yang ingin diukur adalah kemampuan BKM mengidentifikasi kebutuhan pengembangan
kapasitas dirinya (anggota BKM/UP/ relawan), menyusun rencana pengembangan kapasitas
serta mencari sumber-sumber pengembangan kapasitas. Pengembangan kapasitas ini
ditujukan agar pelaku dapat menjalankan berbagai program yang telah direncanakan.
Kata kunci indikator ini adalah kaderisasi kepemimpinan. Kaderisasi ini tidak hanya soal
pemilihan anggota BKM setiap 3 tahun sekali. Lebih besar dari itu BKM terus memproduksi
orang-orang yang berperan sebagai agen perubahan sosial di wilayahnya. Dengan kata lain,
anggota BKM mereplikasi dirinya (memperbanyak orang seperti dirinya).
Kata kunci dari hubungan eksternal adalah komunikasi. Komunikasi tidak serta merta terjadi
kalau tidak diciptakan. Keberhasilan pengentasan kemiskinan sangat ditentukan
kemampuan pendampingan BKM terhadap KSM.
Kata kunci dari indikator ini adalah organisasi masyarakat warga. BKM merupakan
organisasi masyarakat warga, organisasi yang hidup dari, oleh dan untuk masyarakat.
Masyarakat merupakan pemberi mandat keberadaan BKM. Karena itu hubungan antara
pemberi mandat yang dimandati tidak boleh putus. Selain itu bagi BKM, masyarakat
merupakan sumberdaya tak terbatas.
Kata kunci dari indikator ini adalah pengakuan. BKM dan pemerintah harus bekerjasama
menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
Kata kunci dari indikator ini adalah kesamaan tujuan dan sumberdaya. BKM harus
mendorong pihak-pihak non pemerintah seperti LSM, ormas, swasta, perguruan tinggi
untuk bersama-sama menanggulangi kemiskinan.

ASI PENANGANAN KUMUH

KONDISI RIIL

LANGKAH-LANGKAH PENGUATAN

BKM dan Masyarakat paham bahwa Menempatkan warga miskin


sebagai pelaku penanggulangan kemiskinan, Permasalahan warga
miskin menjadi acuan dalam penanggulangan kemiskinan, BLM hanya
untuk warga miskin

BKM perlu mengkaji perlunya struktur diluar standar Program, seperti


penambahan Unit Pengaduan Masyarakat, Unit Kaderisasi Relawan,
Unit Kemitraan dll

Kroscek dengan DATA Pemilu LKM


Keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah BKM, KSM, Warga
miskin
Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan >50%,
kehadiran perempuan tidak hanya mengurusi Konsumsi, tetapi
berperan aktif dalam pengambilan keputusan
BKM membuat beberapa mekanisme dalam menjaring usulan warga
miskin, misalnya melalui siklus rutin Pemetaan Swadaya, atau format
usulan kegiatan. Penyampaian Usulan bisa melalui lisan, tulisan, SMS,
Rapat2 danlainsebagainya
Mendorong keaktifan seluruh anggota BKM dengan pembagian peran,
pendampingan masing masing peran dan membuat kesepakatan hari
rapat BKM yang bisa dihadiri semua unsur.
Membuat Jadwal Pertemuan Rutin BKM bulanan dengan menghadirkan
masyarakat miskin perempuan dan ada hasil yang dituangkan dalam
berita Acara

Mendorong penyusunan Agenda kerja BKM, UP dan Masyarakat miskin


berdasarkan PJM

TARGET
PENDAMPINGAN

BKM, UP, Masyarakat miskin, aparat kelurahan melakukan monitoring


dan evaluasi atas kegiatan yang sudah dilakukan (misalnya
mengevaluasi tingkat kehadiran masyarakat miskin, perempuan,
evaluasi hasil Pemetaan, keaktifan anggota, kekosongan UP, kinerja
pembukuan, pembangunan fisik dll
BKM memiliki Dokumen AD, PJM, Hasil Pemilu, Kriteria Miskin, daftar
nama warga miskin, Kegiatan Fisik, kinerja pembukuan, album Foto
kegiatan, pencatatan usulan kegiatan, proposal, lpj, pencatatan
pengaduan dll disusun dengan rapi oleh sekretariat minimal 5 tahun
terakhir
BKM mampu menyelesaiakan semua pengaduan (baik dari
masyarakat, pemeriksaan BPKP, Audit lainnya) dengan cara apapun
(misalnya rapat, kelapangan, penjelasan dll)
BKM mengukur jumlah penerima manfaat dari awal berdirinya BKM
hingga sekarang sudah berapa persen
BKM perlu menjalin kemitraan dengan pemerintah kelurahan
(musrenbang), Program Daerah seperti SATAM EMAS, CSR dll
Perlunya menyusun RAPB BOP dan Rencana Anggaran nangkis
Laporan keuangan sesuai prosedur dan tidak ada temuan baik
administrasi maupun keuangan
Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban BKM minimal melalui RWT
atau kegiatan lainnya
BKM memiliki agenda Penguatan kapasitas baik dari dana BLM
maupun dari sumber lain

BKM perlu memiliki daftar Relawan, dan rekrut Relawan /KSM secara
rutin tahunan

BKM dan KSM mengembangkan komunikasi multi arah untuk


membicarakan masalah masyarakat

BKM dan masyarakat mengembangkan komunikasi multi arah untuk


membicarakan masalah masyarakat
Ada program bersama untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan di
desa/kelurahan, misalnya melalui Musrenbang, atau program daerah
lainnya
Ada program bersama di wilayah BKM, misalnya melalui kemitraan
atau kerjasama lintas sektor

STATUS
BELUM

SELESAI

OUTPUT PENDAMPINGAN

Anda mungkin juga menyukai