Anda di halaman 1dari 11

Minyak Pelumas

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Perakian Dan Instalasi Mesin
yang dibina oleh Bapak YOTO

Oleh
CATUR PUTRO PAMUNGKAS
140512506350

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN
8 Oktober 2015

1.1.Latar Belakang
Sumber daya alam merupakan karunia tuhan yang diberikan kepada seluruh umat
manusia melalui alam. Manusia hanya perlu mengambil dan mengolahnya untuk
kelangsungan kehidupan di dunia. Salah satunya adalah minyak bumi, minyak bumi tercipta
dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup. Mereka terbentuk dalam waktu yang sangat lama
dan melalui proses yang sangat panjang yakni sekitar 300-350 juta tahun. Dari hasil
pengolahan minyak bumi salah satunya adalah Minyak Pelumas atau yang biasa kita sebut
Oli.
Minyak pelumas sangatlah penting dalam dunia permesinan maupun otomotif serta
kehidupan se hari-hari. Minyak pelumas merupakan salah satu substansi pendukung
operasional mesin yang sangat vital. Pemilihan, penggunaan dan penggantian mnyak pelumas
menentukan kelangsungan operasional mesin. Oleh karena itu pengetahuan tentang minyak
pelumas harus benar-benar diperhatikan dan di perdalam terutama oleh mahasiswa teknik
yang dalam bidang permesinan serta otomotif yang menggunakan minyak pelumas sebagai
kelangsungan praktek praktek nya. Dengan latar belakang inilah makalah ini disusun sebagai
tugas mata kuliah Perakitan Dan Instalasi Mesin.
1.2.Rumusan Masalah
Makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana fungsi minyak pelumas dalam sebuah mesin?
b. Bagaimana cara memilih minyak pelumas yang cocok dengan fungsi dan
kegunaannya?
1.3.Tujuan
Makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan proses produksi minyak pelumas.
b. Mendeskripsikan macam-macam jenis minyak pelumas.

2.Pembahasan
2.1.Pengertian Minyak Pelumas
Minyak pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara
dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan

pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya minyak pelumas
terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Pada dasarnya yang menjadi tugas
pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi keausan sebagai kontak langsung antara
permukaan logam yang satu dengan permukaan logam yang lain terus menerus bergerak.
Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam terlumasi akan mengurangi besar tenaga
yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan
berkurang.
2.2.JenisJenis Minyak Pelumas
Menurut bahan dasar pembuatnya, minyak pelumas digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Mineral oil
Mineral Oil merupakan minyak pelumas dengan basis base oil tanpa adanya zat aditif
tambahan, sehingga sifat-sifat nya masih kurang efektif untuk pelumasan.
b. Syntethic oil
Syntethic oil adalah pelumas dengan bahan dasar base oil dan tambahan zat-zat aditif
untuk memperbaiki sifat-sifat dari minyak pelumas tersebut. Zat aditif ini bermacam-macam
jenisnya, misal untuk meningkatkan viskositas minyak pelumas, menambah kandungan
deterjen, meningkatkan harga TBN dan sebagainya. Karena itu jika diinginkan menambah zat
aditif pada minyak pelumas maka harus diperhatikan dulu karakteristik minyak pelumas
tersebut, misal kekentalan minyak kurang, maka dapat ditambahkan aditif untuk kekentalan,
tapi yang perlu diperhatikan penambahan aditif ini tidak dapat memperbaiki kualitas minyak
pelumas seperti pada kondisi baru.
Zat Additive pada Minyak Pelumas
Untuk menaikkan kualitas minyak pelumas dapat menggunakan cara dengan
menambahkan additive. Penambahan additive dan meningkatkan kualitas dari pelumas,
antara lain :
a. Detergent
Menaikan kualitas detergent dalam membersihkan deposit-deposit yng terdapat pada
komponen engine, selain itu mencegah timbulnya deposit yang terjadi.

b. Dispersants
Mengumpulkan kontaminasi yang terdapat pada pelumas yang kemudian di akan di
saring dalam filter.
c. Anti-wear/Extreme Pressure Agents
Memberikan lapisan film yang kuat pada komponen metal yang bergesekan. Lapisan
film itu dapat bertahan dalam kondisi panas extreme dan tekanan tinggi agar memberikan
proteksi aman dari kerusakan.
d. Friction Modifiers
Pelumas sebagai bahan slip agar mengurangi gesekan. Dengan mengurangi ini losess
engine engine akan turun sehingga menaikan fuel efficiency.
e. Lubricity Agent
Menurunkan gesekan dan memperbaiki pelumas.
f. Antioxidants
Memperbaiki pelumas dari organic compounds karena perlakuan panas.
g. Rust/Corrosion Inhibitors:
Sebagai mencegah korosi dan karat pada komponen engine akibat adanya air, kadar
asam dalam pelumas pada saat engine beroperasi.
h. Ashless Demulsifiers
Zat kimia yang berfungsi membuang kadar air akibat kelembaban yang berubah.
i. Pour Point Depressants
Agar pelumas dapat bekerja dalam kondisi temperature rendah.
j. Antifoam Agents
Memperlambat terjadinya deformasi pelumas akibat kerja dari engine.
k. Seal Conditioners

Swell the elastomeric engine seals to prevent fluid leakage.


l. Metal Deactivators
film pada komponen metal untuk mencegah deposit yang terjadi pada komponen
metal.
m. Viscosity Modifiers
Memperbaiki kualitas viskositas pelumas akibat perubahan temperature, kerja engine
dan mempertahankan efektifitas pelumas. Menjaga komponen engine pada saat extreme
temperature.
Dengan menambah additive biaya operasional mesin akan turun karena pemakian pelumas
yang hemat serta dapat memelihara engine agar tidak cepat rusak.
Beberapa jenis minyak pelumas yang di kelompok kan berdasarkan fungsi dan
kegunaan nya adalah:
a. Engine Oil, Jenis pelumas setiap mesin tidaklah sama tergantung jenis bahan bakar yang
digunakan dan tipe dari mesin tersebut
b. Hydraulic Oil, Biasanya yang dipilih dari hydraulic oil adalah viskositas yang tinggi
c. Gear Oil, Biasanya yang dipilih dari gear oil adalah yang memiliki pour point yang rendah,
mengingat gesekan rentan menimbulkan panas
d. Refrigerant Compressor Oil, Pemilihan minyak ini harus didasarkan pada tipe refrigeran
yang digunakan
e. Air Compressor Oil, Biasanya yang dipilih dari air compressor oil adalah yang berbahan
dasar sintetic karena daya tahan terhadap tekanannya lebih tinggi
f. Grease, Biasanya yang dipilih yang memiliki karakteristik anti air yang baik
2.3.Karakteristik Minyak Pelumas
Beberapa karakteristik dari minyak pelumas yang utama adalah sebagai berikut :
a. Viskositas ( viscocity ) dan Index Viskositas
Viskositas adalah sifat kekentalan yang dimiliki oleh minyak pelumas yang berguna untuk
menahan laju alirannya atau antara minyak dan permukaan, makin kental minyak maka laju

aliran dekat permukaan akan makin lambat atau gaya geser antara minyak dan permukaan
makin besar. Ukuran kekentalan minyak pelumas digunakan satuan Redwood seconds,
derajat Engler, Saybolt Universal Seconds, dan centi Stokes ( cSt ). Biasanya viskositas
minyak pelumas dihitung tiap 100 0C dan 40 0C. Klasifikasi viskositas dibagi dalam 2
sistem, yaitu :
a. Untuk industri dengan istilah Oil Viscosity Grade
b. Untuk automotive dengan istilah SAE (Society of Automobile Engineers)
Tabel Viskositas menurut Grade SAE
Index viskositas adalah angka yang menunjukan kemampuan minyak untuk bertahan/
mempertahankan kekentalannya terhadap perubahan temperatur yang diderita oleh minyak
pelumas. Makin tinggi nilai index viskositas minyak, makin stabil tingkat kekentalannya
terhadap perubahan temperature dan juga sebaliknya.
b. Berat Jenis / Density
Diukur pada temperature 15 0C dengan satuan kg/l . Makin kental minyak pelumas
makin tinggi berat jenisnya . Besarnya berat jenis pelumas < 1,0 kg/l.
c. Flash point dan pour point
Diukur dalam 0C, flash point (titik siap terbakar) rata-rata diatas 2000C, pour point
untuk kondisi rata-rata Indonesia kurang diperhatikan karena temperatur udara cukup tinggi.
Kalau flash point terlalu rendah dapat jadi masalah dengan banyaknya pelumas yang ikut
terbakar (terbuang) dan adanya bahaya kebakaran. Batasan nilai flash point minyak pelumas
pada pemeriksaan laboratorium/test

dibawah

1800C, maka minyak disarankan untuk

diganti.
d. Total Base Number ( TBN )
Merupakan angka kadar basa yang dinyatakan dalam mgr KOH/gram. Angka TBN
merupakan ukuran kemampuan minyak pelumas untuk menetralisir asam kuat (sulfat) yang
terjadi dari proses pembakaran dalam silinder. Bahan aditif yang biasa digunakan untuk
memperbaiki TBN antara lain senyawa Calsium (Ca), Barium (Ba) atau Magnesium (Mg).
Selain itu pelumas harus memiliki angka TBN yang baik agar tidak terjadi kehilangan angka
TBN awal.
e. Total Acid Number ( TAN )

Parameter ini menunjukan tingkat keasaman organic yang dimiliki minyak pelumas
tersebut. Besaran ini dapat dipakai sebagai ukuran tingkat oksidasi dari minyak pelumas.
TAN untuk minyak pelumas mesin diesel dipilih yang sekecil kecilnya.
f. Detergency dan Dispersancy
Detergency dimaksud adalah kemampuan minyak pelumas untuk membersihkan
dinding dari kotoran yang timbul dari hasil pembakaran . Sedangkan dispersan adalah
kemampuan minyak pelumas untuk mengurai atau memisahkan kotoran hasil pembakaran
menjadi butiran bebas, dengan maksud agar tidak terjadi pengumpalan (jelaga) yang dapat
merusak mesin. Dispersan umumnya digunakan untuk minyak pelumas diesel putaran tinggi.
g. Demulsibility
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk memisahkan diri dari air. Batasan
kandungan air dalam minyak pelumas maksimal adalah 0,2 % volume. Umumnya digunakan
pada minyak pelumas diesel putaran sedang atau atas dasar permintaan dari pabrikan mesin.
h. Oxidation Stability
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk melindungi diri dari proses kerusakannya
dini akibat terjadinya reaksi kimia antara oksigen dan komponen minyak yang menimbulkan
kotoran dan asam.
i. Wear Control
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk mempertahankan komposisi kimianya jika
digunakan dalam jangka waktu yang panjang dan pada temperatur yang tinggi agar tidak
berubah menjadi sludge atau polimer yang dapat mengurangi kemampuan minyak itu
sendiri.
j. Anti Foaming
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk tidak membentuk busa dan sekaligus dapat
memisahkan diri dari udara atau mengurangi tingkat oksidasi minyak. Karena dengan
timbulnya busa dalam minyak sangat mempengaruhi kualitas pelumasan dan dapat
membahayakan bagian mesin khususnya bearing.
k. Spreadability

Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk menyebar kedaerah-daerah yang sering


terjadi gesekan atau butuh pelumasan. Kemampuan minyak pelumas ini penting terutama
untuk pelumasan silinder.
2.4.Proses produksi minyak pelumas
Sebelum memproduksi satu jenis oli, kita harus meracik dulu formulasi dasarnya.
Formula dasar ini kita bangun melalui uji laboratorium dan lapangan. Proses ini dilakukan
sebelum diproduksi secara massal. Dalam tahap pengujian yang dimaksud, Oil harus
memenuhi syarat teknis seperti memenuhi standar SAE. Juga memenuhi standard API
(American Petroleum Institute) yang ditetapkan berdasarkan uji additive yang dilakukan
produsen pembuat additive di negara asalnya. Yang tidak kalah penting adalah melakukan uji
friksi agar memenuhi standar JASO (Japanese Automotive Standards Organization) yang
ditetapkan. Untuk bagian uji friksi pihak PT Federal Karyatama melakukannya di Jepang.
Jika resepnya sudah di tangan, tinggal dilakukan proses produksi. Material pertama yang
harus ada adalah base oil. Untuk Federal Oil, digunakan base oil terbaik dengan kadar sulfur
sangat rendah yaitu kurang dari 0,3 persen.

Proses polimer membutuhkan alat berukuran besar.

Langkah lanjutan adalah base oil ini dicampur dengan polimer untuk mendapatkan nilai SAE
lewat proses blending.

SAE adalah klasifikasi oli menurut viskositasnya, seperti 10W-30 atau 20W-40.
Sedikit berbeda, proses blending base oil dan polimer yang dilakukan oleh PT Federal
Karyatama menggunakan tangki berbentuk tabung berukuran besar. Hal ini dilakukan karena
polimer yang digunakan Federal Oil berbeda dengan produsen kebanyakan. "Kita
menggunakan polimer yang berbeda. Material dasarnya lebih besar sehingga butuh alat yang
lebih besar pula. Polimer yang kita pakai ini memiliki keunggulan lebih liat," jelas Priyo

Dalam tangki besar ini base oil dan additive dimasak.

Setelah itu, oli hasil blanding base oil dan polimer dicampur dengan additives package.
Proses pencampuran ini dilakukan di suhu yang sangat tinggi. "Kami mengistilahkannya
dimasak," kekeh pria ramah ini. "Karena semua serba otomatis, pada proses ini hanya sedikit
sekali operatornya. Tenaga manusia hanya untuk mengontrol semuanya berjalan sesuai
prosedur," yakin Priyo sambil menunjukan tangki-tangki berukuran besar sebagai tempat
untuk memasak oli-olinya.

Di tangki ini oli yang sudah matang didinginkan sebelum masuk dalam botol

Setelah matang, oli harus didinginkan terlebih dahulu sebelum proses pengemasan.
3.Penutup
3.1.Kesimpulan
Makalah ini mempunyai kesimpulan sebagai berikut:
a. Fungsi minyak pelumas antara lain mencegah atau mengurangi keausan sebagai
kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam yang
lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam
terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan
panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang.
b. Beberapa jenis minyak pelumas yang di kelompok kan berdasarkan fungsi dan
kegunaan nya adalah: Engine Oil, Hydraulic Oil, Gear Oil, Refrigerant Compressor
Oil, Air Compressor Oil, Grease oil.
3.2.Saran
Malah ini mempunyai saran sebagai berikut:
a. Jangan asal memilih suatu minyak pelumas karena pada dasarnya minyak pelumas
diciptakan berdasarkan fungsi dan kegunaannya.
b. Sebelum memilih suatu jenis minyak pelumas alangkah lebih baiknya bacalah dulu
uraian tentang jenis-jenis minyak pelumas yang saya tulis di atas.

Dartar rujukan
Minyak pelumas, sumber : http://marinepowerplant.blogspot.co.id/2013/10/minyakpelumas.html.
Fungsi minyak pelumas, sumber : http://jenduku.blogspot.co.id/2012/04/fungsi-minyakpelumas.html.
Proses produksi minyak pelumas, sumber :
http://motor.otomotifnet.com/read/2013/02/22/338731/33/12/Melihat-Proses-Pembuatan-Olibag1-Dimulai-Dari-Meracik-dan-Memasak.

Anda mungkin juga menyukai