Masyarakat
Minggu, 15 Maret 2015
HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN K3
BAB I
PENDAHULUAN
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam perusahaan memang belum
terlaksana dengan baik secara menyeluruh. Meskipun program K3 tersebut telah memiliki dasar
hukum yang kuat dalam Undang-Undang. Karena, kecelakaan kerja merupakan kejadian yang
tidak terduga sebelumnya dan tidak diketahui kapan terjadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Mengapa masih ada perusahaan yang belum memberikan pelayanan K3 yang baik
terhadap karyawannya?
2. Bagaimana pelaksanaan K3 yang baik yang seharusnya diberikan oleh perusahaan kepada
karyawannya?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, penulisan ini bertujuan
untuk:
1. Memberikan gambaran mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang benar
dalam suatu perusahaan.
2. Memberi tahu alasan atau hambatan yang biasanya ada dalam perusahaan yang
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) nya masih kurang.
PEMBAHASAN
Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil mempunyai fasilitas
untuk berproduksi dan juga menguji hasil yang diproduksi dari perusahaan tersebut dan efek dari
pekerjaan tersebut sangat erat kaitannya dengan tenaga kerja. Tetapi efisiensi dan efektifitas kerja
tidak tergantung pada jumlah tenaga kerja yang banyak, melainkan dari mutu tenaga kerja
tersebut.
Keselamatan Kerja telah diatur dalam Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatn
kerja dalam pasal 3 ayat (1) dan pasal 9 ayat (3)
Sedangkan mengenai Kesehatan Kerja telah diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 Bagian 6 tentang Kesehatan Kerja, Pada pasal 23 yang berisi:
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
Jadi, keselamatan dan kesehetan kerja harus diselenggarakan dalam setiap perusahaan. Karena
kecelakaan dan penyakit datang secara tidak terduga dan tanpa diharapkan.
Tidak sedikit dari perusahaan yang masih belum memberikan pelayanan K3 yang baik dan benar
terhadap karyawannya. Padahal hal tersebut sangat penting untuk masa depan perusahaan juga.
Hal ini dapat disebabkan karena faktor berikut:
Hampir di banyak perusahaan yang ada, program K3 tidak pernah dibahas dalam rapat-rapat
yang diselenggarakan perusahaan tersebut. perusahaan hanya terlalu fokus pada produksi
perusahaan sedangkan program K3 tersebut sangat dibelakangkan. Jika sudah terjadi kecelakaan,
barulah perusahaan akan mengingat mengenai K3 tersebut. Namun tetap perusahaan tidak
memprioritaskan program K3 dalam pengoperasiannya.
Pengetahuan mengenai K3 oleh karyawan ataupun pihak perusahaan terkadang masih rendah.
Baik pengetahuan mengenai cara penerapan K3 yang benar, dampak apabila perusahaan tidak
menerapkan K3 tersebut, dan sebagainya. Hal inilah yang membuat perusahaan masih kurang
dalam memberikan pelayanan K3 untuk karyawannya.
Untuk memberikan pelayanan K3 yang benar tentu diperlukan berbagai modal untuk
melaksanakannya terhadap para karyawan. Terkadang kondisi keuangan perusahaan tersebut
tidak mendukung karena kurangnya modal untuk meningkatkan kualitas pelayanan K3 sehingga
penerapan K3 pun tidak maksimal.
4. Pengawasan pemerintah yang lemah mengenai penerapan K3
Peraturan K3 memang sudah memiliki undang-undang yang sah dimata hukum. Namun,
pemerintah sendiri masih kurang dalam hal mengawasi berjalannya peraturan hukum tersebut.
Pemerintah hanya menganggap semuanya akan berjalan lancer bila sudah memiliki hukum yang
kuat. Padahal dalam kenyataannya, penerapan K3 masih sangat kurang meskipun telah memiliki
Undang-Undang yang kuat.
Itulah penyebab masih adanya perusahaan yang belum bisa melaksanakan program K3 dengan
baik dan benar.
Mungkin di setiap perusahaan ada program K3, namun tidak semua perusahaan
menjalankan program K3 tersebut dengan baik dan benar karena disebabkan oleh beberapa
faktor. Sebenarnya, penerapan K3 yang baik dan benar itu mudah, yaitu:
Perusahaan harus selalu memelihara kondisi peralatan agar selalu dalam kondisi yang baik.
Karena apabila ada yang salah dalam peralatan-peralatan kerja karyawan, bisa memberikan
dampak yang buruk terhadap karyawan tersebut.
Hal ini berguna untuk mengetahui mana peralatan-peralatan yang mengalami kerusakan agar
dapat diperbaiki dan tidak memberikan bahaya pada karyawannya.
Kebersihan lingkungan perusahaan tentu akan menjaga kesehatan para karyawannya. Karena
lingkungan yang kotor akan membawa penyakit.
Fasilitas-fasilitas disini seperti kantin, karena setiap karyawan tentu membutuhkan makan saat
jam istirahat mereka sehingga mereka memerlukan kantin untuk tempat mereka beristirahat
setelah bekerja.
5. Perencanaan program K3 yang terkoordinasi
Biasanya, hampir banyak dari perusahaan yang program K3 nya kurang terkoordinasi di seluruh
bagian-bagian perusahaan sehingga penerapan program K3 tidak terlaksana dengan baik.
Apabila ada yang mengalami kecelakaan, tentu perusahaan harus meninjak lanjuti mengenai hal
tersebut. Baik dari segi tanggung jawab terhadap karyawan tersebut, juga mencari tahu apa
penyebab kecelakaan tersebut terjadi agar tidak terulang kepada karyawannya yang lain.
Hal ini disebabkan perusahaan tidak melakukan pemeliharaan dan pemeriksaan berkala terhadap
peralatan-peralatan yang ada di perusahaan tersebut. Karena bisa saja peralatan tersebut rusak.
Jika tidak diterapkan K3, tentu karyawanlah yang menjadi korbannya hingga mengalami cidera,
bahkan yang terparah bisa mengakibatkan kematian.
2. Menimbulkan penyakit
Kurangnya kebersihan lingkungan perusahaan karena tidak terawatnya lingkungan tersebut, bisa
menjadi sarang penyakit. Sehingga kesehatan karyawan pun terancam.
3. Memberikan kerugian
Apabila banyak tenaga kerja yang mengalami kecelakaan, tentu perusahaan akan mengalami
kerugian karena perusahaan harus menanggung biaya kecelakaan dari karyawan tersebut.
Ditambah dengan berkurangnya karyawan yang ada diperusahaan tersebut.
Karena K3 yang tidak diterapkan hingga menimbulkan kecelakaan, tentu proses kerja di
perusahaan tersebut akan terganggu dan terhambat. Karena berkurangnya karyawan yang bekerja
di perusahaan tersebut sehingga proses kerja menjadi lebih lambat dari biasanya.
1. Hambatan makro
Di tingkat nasional (makro) ditemui banyak faktor yang merupakan kendala yang
menyebabkan kurang berhasilnya program keselamatan kerja antara lain :
a. Pemerintah
Masih dirasakan adanya kekurangan dalam masalah pembinaan (formal & non formal),
bimbingan (pelayanan informasi, standar, code of pratice), pengawasan (peraturan, pemantauan /
monitoring serta sangsi terhadap pelanggaran), serta bidang-bidang pengendalian bahaya.
b. Teknologi
Adanya kesenjangan sosial budaya dalam bentuk rendahnya disiplin dan kesadaran
masyarakat terhadap masalah keselamatan kerja, kebijakan asuransi yang tidak berorientasi pada
pengendalian bahaya, perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya mengerti terhadap bahaya-
bahaya yang terdapat pada industri dengan teknologi canggih serta adanya budaya santai dan
tidak peduli dari masyarakat atau dengan kata lain belum ada budaya mengutamakan
keselamatan di dalam masyarakat / pekerja
2. Hambatan mikro
Masalah yang bersifat mikro yang terjadi di perusahaan antara lain terdiri dari :
Kesadaran, dukungan dan keterlibatan manajemen operasi terhadap usaha pengendalian bahaya
dirasakan masih sangat kurang. Keadaan ini akan membudaya mulai dari lapis bawah sehingga
banyak para karyawan memilki kesadaran keselamatan yang rendah, disamping itu pengetahuan
mereka terhadap bidang rekayasa dan manajemen keselamatan kerja juga sangat terbatas.
Ditambah lagi anggapan bahwa K3 adalah cost center yang padahal sebenarnya justru
sebaliknya.
Hal ini juga disebabkan karena kurangnya pengembangan SDM di bidang K3 atau
kurang dikembangkannya perkembangan dunia pendidikan di bidang ini.
Masih kurangnya standard-standard dan code practice di bidang keselamatan kerja serta
penyebaran informasi di bidang pengendalian bahaya industri yang masih terbatas akan
menambah memperbesar resiko yang dihadapi.
BAB III
A. Kesimpulan
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat diperlukan karena menyangkut
perusahaan dan karyawannya. Penerapan K3 ini juga memiliki prosedur yang benar yang harus
di ikuti sesuai dengan aturan perundang-undangannya. Karena apabila K3 tidak terlaksana, tentu
akan memberikan dampak buruk terhadap perusahaan dan karyawannya sendiri.
B. Saran
Untuk perusahaan yang belum menerapkan K3 atau penerapan K3 nya masih rendah, sebaiknya
ditingkatkan. Mengingat penerapan K3 sangat dibutuhkan dalam perusahaan demi kelanjutan
perusahaan juga di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://herdyantismi.wordpress.com/2013/11/26/penerapan-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-
yang-baik-dalam-perusahaan/, Di Akses tanggal 12 Desember 2014
http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/03/hambatan-dalam-penerapan-k3-dan.html, Di Akses
tanggal 12 Desember 2014
http://www.academia.edu/7440354/Sistem_dan_Mekanisme_Pengelolaan_Keselamatan_dan_Ke
sehatan_Kerja_pada_Pelaksanaan_Proyek_Konstruksi, Di Akses tanggal 12 Desember 2014
Poskan Komentar
Arsip Blog
2015 (12)
o Maret (12)
Interaksi Antar spesies
Komunikasi Kelompok
Karangan Ilmiah
3R Pemukiman
andrian yusman
Lihat profil lengkapku