Anda di halaman 1dari 12

Metode Dasar Meditasi (Bagian 1)

Oleh Ajahn Brahm


Meditasi adalah cara untuk melepas.

Dalam meditasi Anda melepas dunia luar yang

ruwet untuk meraih kedamaian batin yang mantap. Dalam semua jenis mistisisme dan tradisi
spiritual, meditasi adalah jalan menuju pikiran yang murni dan kokoh. Pengalaman pikiran yang
murni ini, terlepas dari dunia luar, luar biasa nikmat. Ini adalah kebahagiaan yang lebih nikmat
daripada seks. Dalam berlatih meditasi, akan diperlukan kerja keras, terutama pada
permulaannya, tetapi jika Anda teguh, meditasi akan membawa Anda pada keadaan yang sangat
indah dan penuh makna. Memang sudah hukum alam bahwa tanpa perjuangan kita tidak akan
maju. Entah Anda seorang umat awam, bhikkhu, atau bhikkhuni, jika tidak berupaya Anda tidak
akan ke mana-mana. Upaya saja tidak cukup. Upaya perlu kepiawaian. Ini berarti mengarahkan
energi Anda ke hal-hal yang tepat saja dan mempertahankannya sampai tugas usai. Upaya
piawai tidaklah menghalangi atau mengganggu; malahan menghasilkan indahnya kedamaian dari
meditasi yang mendalam. Sasaran Meditasi Untuk mengetahui ke mana upaya Anda harus
diarahkan dalam meditasi, Anda harus memiliki pemahaman jernih akan sasaran meditasi.
Sasaran meditasi ini adalah kesunyian nan indah, keheningan, dan kebeningan pikiran. Jika Anda
mampu memahami sasaran tersebut, maka penerapan upaya dan cara-cara untuk mencapai
sasaran itu menjadi jauh lebih jelas. Upaya diarahkan untuk melepas, untuk mengembangkan
pikiran yang cenderung tidak melekat.
Salah satu pernyataan Buddha yang sederhana dan mendalam adalah seorang meditator
yang menggunakan pelepasan sebagai objek utama, dengan mudah mencapai samadhi
(konsentrasi), itulah, keheningan berkesadaran, sasaran dari meditasi (Samyutta Nikaya 48,9).
Meditator seperti itu mencapai keadaan sukacita batiniah ini nyaris secara otomatis. Buddha
telah mengatakan bahwa sebab-sebab utama bagi pencapaian meditasi mendalam dan peraihan
keadaan dashyat ini adalah kemampuan untuk menanggalkan, untuk melepaskan, untuk
meninggalkan. Melepas beban-beban kita selama meditasi, kita tidak boleh mengembangkan
pikiran yang mengumpulkan dan mencengkeram segala sesuatu. Alih-alih kita mesti
mengembangkan pikiran yang rela untuk melepas, untuk membuang segala beban.
Dalam keseharian, kita harus menanggung beban dari banyak tugas, seperti membawa
banyak kopor berat, tetapi semasa meditasi bagasi-bagasi semacam itu tidak diperlukan. Dalam

meditasi, bongkarlah sebanyak mungkin bagasi. Memikirkan tugas dan pencapaian itu bagaikan
beban berat menekan Anda. Tinggalkan mereka dengan rela tanpa menoleh ke belakang. Sikap
pikiran yang cenderung pasrah akan menuntun Anda memasuki meditasi mendalam. Bahkan
selama tahap-tahap awal meditasi, lihatlah apakah Anda mampu membangkitkan energi
pelepasan kerelaan untuk membiarkan segala sesuatu berlalu. Saat Anda membiarkan hal-hal
berlalu dalam pikiran Anda, Anda akan merasa jauh lebih lega dan lebih bebas. Dalam meditasi,
pelepasan terjadi dalam tahap-tahap, selangkah demi selangkah. Meditator itu bagaikan burung
yang membubung ke angkasa dan menuju puncak. Burung tak pernah membawa-bawa kopor!
Meditator yang piawai membubung bebas dari semua beban mereka dan mendaki puncak pikiran
mereka yang menawan. Di puncak pencerapan semacam itulah meditator akan memahami, dari
pengalaman langsung mereka sendiri, makna dari apa yang kita sebut pikiran. Pada saat yang
sama mereka juga akan memahami sifat apa yang kita sebut diri, Tuhan, dunia, alam
semesta, segalanya. Di sanalah mereka menjadi tercerahkan bukan di alam pemikiranpemikiran, tetapi di puncak keheningan yang membubung dalam pikiran mereka.
Tulisan ini akan bermanfaat bagi mereka yang ingin bermeditasi untuk meringankan
beban-beban kehidupan, tetapi karena rintangan atau keengganan, tidak akan memacu meditasi
sampai ke tataran-tataran sukacita dan pencerahan. Bahkan bagi pemula sekalipun, bila
dipraktikkan dengan benar meditasi akan membangkitkan kebahagiaan yang berarti. Mungkin
Anda ingin cepat-cepat melewati tahap-tahap awal meditasi ini, tetapi berhati-hatilah jika Anda
begitu. Jika Anda melewati langkah-langkah awal ini dengan terburu-buru, jangan-jangan
persiapan Anda belum tuntas. Ini seperti mencoba membangun rumah di atas pondasi yang asalasalan bangunan menjulang dengan sangat cepat, tetapi juga bisa runtuh dengan segera!
Alangkah bijaknya jika Anda melewatkan cukup waktu untuk membuat dasar dan pondasi yang
kokoh. Kemudian, ketika Anda meneruskan ke tataran yang lebih tinggi keadaan sukacita
meditasi keadaan tersebut akan stabil.
Tahap Pertama: KESADARAN SAAT INI ketika saya mengajar meditasi, saya senang
mengawali dari tahap sederhana meletakan bagasi masa lampau dan masa depan. Mungkin Anda
pikir ini adalah hal yang mudah untuk dilakukan, tetapi tidaklah begitu. Melepas masa lalu
berarti tidak memikirkan pekerjaan Anda, keluarga Anda, komitmen Anda, tanggung jawab
Anda, suka-duka masa kanak-kanak Anda, dan sebagainya. Anda melepas seluruh pengalaman
lampau dengan menunjukkan ketidaktertarikan sama sekali terhadap pengalaman-pengalaman

tersebut.

Selama meditasi Anda menjadi seseorang yang tidak punya sejarah. Anda tidak

berpikir tentang di mana Anda tinggal, di mana Anda lahir, siapa orangtua Anda, atau seperti apa
Anda dibesarkan. Semua sejarah tersebut Anda tinggalkan. Dengan cara ini, jika Anda
bermeditasi dengan orang lain, setiap orang menjadi setara seorang meditator belaka. Tak
pandang apakah Anda seorang meditator kawakan atau hanya seorang pemula. Jika kita
menanggalkan semua sejarah itu, kita menjadi setara dan bebas. Kita membebaskan diri kita dari
berbagai tetek bengek, persepsi, dan gagasan yang membatasi kita, yang menghentikan kita dari
pengembangan kedamaian yang lahir dari pelepasan. Setiap bagian dari sejarah kita akhirnya
dilepaskan, bahkan kenangan akan apa yang baru saja terjadi. Apa pun yang telah terjadi tidak
lagi menarik minat kita, dan kita membiarkannya berlalu. Hal-hal itu tidak lagi berkecamuk
dalam pikiran kita.
Saya menggambarkan ini sebagai mengembangkan pikiran seperti sebuah kamar
berdinding empuk. Ketika pengalaman, persepsi, atau gagasan apa pun menghantam dinding
kamar, hal-hal itu tidak dipantulkan kembali.

Hal-hal itu meresap ke dalam bantalan dan

berhenti di sana. Masa lampau tidak bergema dalam kesadaran kita. Sebagian orang merasa jika
mereka merenungi masa lampau, entah bagaimana mereka dapat belajar dari masa lampau dan
memecahkan masalah mereka. Namun, ketika menatap masa lampau, kita secara terus-menerus
memandang melalui lensa-lensa yang terdistorsi. Apa pun nampaknya yang kita pikirkan, pada
kenyataannya hal itu tidak mirip sama sekali! Inilah sebabnya mengapa orang-orang berdebat
tentang kejadian-kejadian yang bahkan baru saja terjadi. Hal ini diketahui dengan baik oleh
polisi yang menyelidiki kecelakaan lalu lintas bahwa dua orang saksi mata, yang keduanya jujur
penuh, bisa memberikan laporan yang saling bertentangan mengenai suatu kecelakan. Ketika
kita menyadari betapa tak dapat diandalkannya ingatan kita, kita tidak akan mengagungagungkan masa lampau kita. Kita bisa menguburnya, sebagaimana kita mengubur orang yang
sudah tewas. Kita mengubur peti mati atau memperabukan jenazah, dan bereslah semua. Jangan
berkutat pada masa silam. Jangan membawa-bawa peti mati yang penuh dengan kenangankenangan mati. Jika Anda melakukannya, Anda akan memberatkan diri Anda dengan bebanbeban berat yang tidak benar-benar Anda miliki.
Ketika Anda membiarkan masa silam berlalu, Anda akan merasa terbebas saat ini. Begitu
pula masa depan antisipasi, rasa takut, rencana, dan harapan biarkanlah berlalu juga. Suatu
kali Buddha bersabda, Apa pun yang engkau pikir akan terjadi, hal itu selalu menjadi sesuatu

yang berbeda. (Majjhima Nikaya 113,21). Masa depan dikenali para bijak sebagai tak pasti, tak
diketahui, dan tak terduga. Mengantisipasi masa depan seringkali sia-sia belaka, dan dalam
meditasi hal ini selalu merupakan pemborosan waktu besar-besaran. Pikiran Itu mengagumkan
dan aneh tatkala Anda bekerja dengan pikiran Anda, Anda mendapati bahwa pikiran itu begitu
aneh. Pikiran dapat melakukan hal-hal yang mengagumkan dan tak terduga. Para meditator yang
mengalami saat-saat sulit untuk mencapai kedamaian pikiran terkadang mulai berpikir, Ini dia,
lagi-lagi saatnya frustasi. Tetapi seringkali terjadi keanehan: meskipun mereka bersiap-siap
gagal, toh mereka berhasil juga mencapai tataran meditasi yang sangat damai.
Baru-baru ini saya mendengar tentang seorang pria yang baru pertama kali ikut retret
meditasi 10 hari. Setelah hari pertama, saking merasa sakitnya, dia meminta pulang saja.
Gurunya berkata, Tinggallah satu hari lagi dan rasa sakit itu akan lenyap, saya jamin. Jadi ia
tinggal sehari lagi, tetapi rasa sakit itu malah bertambah parah. Jadi sekali lagi ia ingin pulang
saja. Sang guru mengulangi petunjuknya, Sehari lagi saja dan rasa sakit itu akan pergi. Dia
pun tinggal sampai hari ketiga, tetapi rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Setiap petang selama
sembilan hari ia mendatangi gurunya dan minta izin pulang. Dan sang guru berkata, Sehari saja
lagi dan rasa sakit itu akan lenyap. Alangkah terkejutnya ia, saat mulai duduk pada hari
terakhir, rasa sakit itu lenyap dan tidak kumat lagi. Ia mampu duduk dalam waktu yang lama dan
tanpa rasa sakit sama sekali. Ia terpukau pada betapa ajaibnya pikiran ini dan betapa pikiran
mampu menghasilkan hasil tak terduga semacam itu. Jadi Anda tidak dapat mengetahui masa
depan. Masa depan bisa menjadi begitu asing, begitu aneh di luar dugaan Anda. Pengalamanpengalaman seperti yang dialami pria tersebut dapat memberikan Anda kebijaksanaan dan
keberanian untuk meninggalkan segala gagasan dan pengharapan tentang masa depan.
Kalau selama meditasi Anda berpikir, Berapa menit lagi waktunya? Berapa lama lagi
saya harus menahan ini? itu namanya berkelana ke masa depan. Rasa sakit bisa lenyap dalam
kedipan mata. Hanya saja Anda tidak dapat menduga kapan hal tersebut akan terjadi. Selama
retret, Anda mungkin merasa bahwa meditasi Anda tidak ada yang berjalan dengan baik. Tetapi
pada sesi berikutnya Anda mungkin kuat duduk bermeditasi dan segalanya menjadi begitu damai
dan lancar, Wow! pikir Anda. Sekarang saya mampu bermeditasi! Tetapi, sesi berikutnya
kembali separah yang pertama. Apa yang terjadi di sini? Guru meditasi pertama saya pernah
mengatakan sesuatu kepada saya yang waktu itu kedengaran cukup aneh. Beliau bilang bahwa
tidak ada yang namanya meditasi yang jelek. Beliau benar. Semua sesi meditasi yang Anda

sebut jelek atau bikin frustasi adalah saat Anda bekerja keras demi upah Anda. Ini seperti
seseorang yang sepanjang hari bekerja keras tetapi di penghujung hari tidak memperoleh uang.
Buat apa saya bekerja keras? pikirnya. Ia bekerja lagi sepanjang hari Selasa dan masih saja
tidak memperoleh apa-apa. Hari buruk lagi. Sepanjang Rabu dan Kamis ia bekerja, dan tetap
saja nihil hasil. Empat hari buruk berturut-turut. Lalu tibalah hari Jumat. Ia bekerja keras persis
seperti sebelumnya, dan pada akhir hari itu si bos memberinya upah. Wow! Mengapa tidak
setiap hari adalah hari gajian? Mengapa tidak setiap sesi meditasi adalah hari gajian?
Mengertikah Anda maksud kiasan itu? Selama sesi-sesi meditasi yang sulit, Anda membangun
kredit Anda, dasar-dasar keberhasilan Anda. Selama sesi meditasi yang sukar, Anda membangun
kekuatan Anda, yang menciptakan momentum bagi kedamaian.

Lantas, ketika telah cukup

kredit, pikiran masuk ke dalam meditasi yang baik, dan itu adalah hari gajian. Tetapi Anda harus
ingat bahwa di dalam apa yang disebut meditasi buruklah, sebagian besar pekerjaan
dirampungkan.
Masa lampau dan masa depan adalah beban dalam sebuah retret yang saya bawakan,
selama sebuah wawancara seorang wanita bertutur kepada saya bahwa ia merasa kesal sepanjang
hari kepada saya, tetapi karena dua alasan yang berbeda. Pada awal meditasinya ia mengalami
masa-masa sulit dan kesal kepada saya karena tidak segera membunyikan lonceng untuk
mengakhiri sesi itu lebih awal. Pada sesi meditasi berikutnya ia masuk ke dalam yang damai
permai dan kesal kepada saya karena membunyikan lonceng terlalu cepat. Rentang waktu semua
sesi itu sama, persis satu jam. Ketika Anda mengantisipasi masa depan dengan berpikir, Berapa
menit lagi lonceng berbunyi? Anda menyiksa diri sendiri. Jadi berhati-hatilah untuk tidak
membawa-bawa beban yang berat Masih berapa menit lagi? atau Habis ini saya ngapain?.
Jika itu yang Anda pikirakan, Anda tidak sedang memusatkan perhatian pada apa yang sedang
terjadi saat ini. Anda sedang mencari-cari masalah. Anda tidak sedang bermeditasi. Dalam
tahap meditasi ini jagalah perhatian Anda tepat pada saat ini, sampai titik di mana Anda bahkan
tidak tahu hari apa ini dan jam berapa sekarang. Pagi? Sore? entahlah! Semua yang Anda tahu
adalah momen apakah saat ini. Dengan cara ini, Anda akan tiba pada waktu vihara nan indah
ini, di mana Anda hanya bermeditasi pada saat ini. Anda tidak tahu berapa menitkah telah berlalu
atau masih berapa lama sisa waktunya. Anda bahkan tidak ingat hari apakah sekarang.
Suatu kali, sebagai seorang bhikkhu muda di Thailand, saya pernah benar-benar lupa
tahun berapakah waktu itu! Sungguh mengagumkan hidup di alam tanpa waktu, sebuah alam

yang jauh bebas ketimbang dunia yang digerakkan oleh waktu yang biasa kita tinggali. Di alam
tanpa waktu, Anda mengalami momen ini seperti halnya orang-orang bijak telah mengalami
momen ini selama ribuan tahun. Anda telah tiba pada realita saat ini. Realita saat ini itu
mengagumkan dan hebat. Ketika Anda telah melepas seluruh masa lampau dan seluruh masa
depan, itu seakan Anda sudah benar-benar hidup. Anda ada di sini. Ini adalah tahap pertama
meditasi, hanya kesadaran ini yang bertahan pada saat ini. Dengan mencapai tahap ini, Anda
telah merampungkan urusan yang besar. Anda telah melepaskan beban pertama yang dapat
menghalangi meditasi mendalam. Jadi, penting sekali terus berusaha untuk membuat tahap awal
ini menjadi kuat, kokoh, dan mantap.
Tahap Dua: Kesadaran Hening Saat Ini pada bagian awal saya menggambarkan tujuan
meditasi ini: keheningan yang indah, ketenteraman, dan kejernihan pikiran yang mengandung
pandangan cerah yang paling mapan. Anda telah melepaskan beban pertama yang dapat
menghalangi meditasi mendalam. Sekarang Anda mesti lanjut ke keheningan pikiran yang
bahkan jauh lebih indah dan murni. Keheningan artinya Tanpa Komentar. Dalam membahas
tahap kedua ini, kita perlu menjernihkan perbedaan antara mengalami kesadaran hening akan
momen saat ini dan memikirkan tentang hal itu. Perumpamaan tentang menonton pertandingan
tenis di televisi bisa membantu penjelasan. Anda bisa perhatikan bahwa ada dua pertandingan
yang berlangsung secara bersamaan: pertandingan yang Anda saksikan di layar televisi dan
pertandingan yang Anda dengar menurut penuturan komentator. Komentar-komentar itu sering
tidak apa adanya. Jika orang Australia bermain melawan orang Amerika, misalnya, penyiar
olahraga Australia agaknya menyampaikan ulasan yang sangat berbeda dengan ulasan versi
penyiar Amerika. Dalam perumpamaan ini, menonton televisi tanpa ulasan mewakili kesadaran
hening dalam meditasi dan memusatkan perhatian pada ulasan mewakili berpikir tentang
meditasi.

Anda mesti berpikir bahwa Anda semakin mendekati kebenaran ketika Anda

mengamati tanpa komentar, tatkala Anda hanya mengalami kesadaran hening saat ini. Kadang
kita beranggapan bahwa melalui komentar dalam hati kita dapat mengetahui dunia.
Kenyataannya, omongan dalam hati sama sekali tidak tahu tentang dunia. Justru omongan dalam
hati itulah yang memutar khayalan-khayalan yang menyebabkan penderitaan. Omongan dalam
hati itulah yang menyebabkan kita marah kepada musuh-musuh kita dan menyebabkan kelekatan
yang berbahaya terhadap orang-orang yang kita kasihi. Omongan dalam hati menyebabkan
segala masalah kehidupan, membangun rasa takut dan rasa bersalah, rasa resah dan depresi.

Omongan dalam hati menciptakan ilusi-ilusi selihai aktor yang piawai mengakali penonton untuk
menciptakan kengerian atau keharuan.

Jadi jika Anda mencari kebenaran, Anda mesti

menghargai kesadaran hening saat ini dan, ketika sedang bermeditasi, anggaplah hal ini sebagai
hal yang lebih penting daripada gagasan apa pun. Apresiasi berlebihan yang kita berikan kepada
ide-ide kita sendirilah yang menjadi rintangan utama dalam mencapai kesadaran hening. Jika
kita cukup bijak untuk mengesampingkan pentingnya berpikir dan lebih menyadari pentingnya
kesadaran hening, pintu menuju keheningan batin akan terkuak.
Suatu cara yang efektif untuk mengatasi komentar dalam hati adalah mengembangkan
kesadaran saat ini yang semakin murni. Anda mengamati setiap momen dengan begitu dekatnya
sampai-sampai Anda tidak punya waktu untuk berkomentar tentang apa yang barusan terjadi.
Suatu gagasan seringkali adalah suatu opini yang barusan terjadi: Itu bagus, Itu jelas, Apa
itu tadi?. Semua komentar ini berkenaan dengan pengalaman sebelumnya.

Ketika Anda

mencatat atau membuat komentar tentang pengalaman yang telah berlalu, Anda tidak akan
memerhatikan pengalaman yang baru saja tiba. Anda bercengkerama dengan tamu lama dan
mengabaikan tamu yang baru datang. Untuk mengembangkan pengibaratan ini, bayangkan
pikiran Anda sebagai tuan rumah dalam suatu pesta, menyambut para tamu yang masuk melewati
pintu. Jika seorang tamu tiba dan Anda mulai ngobrol ke sana ke mari dengan orang itu, maka
Anda tidak melaksanakan tugas Anda untuk memberikan perhatian kepada setiap tamu yang
datang. Karena setiap tamu tiba di depan pintu setiap saat, Anda harus menyapa setiap orang dan
bergegas menyambut tamu berikutnya. Anda tidak boleh terlibat percakapan yang sangat singkat
sekalipun dengan tamu mana pun, karena ini berarti kehilangan tamu yang datang berikutnya.
Dalam meditasi, pengalaman datang satu per satu ke dalam pikiran melalui pintu-pintu
indera kita.

Jika Anda dengan sadar menyapa satu pengalaman dan mulai bercakap-cakap

dengannya, Anda akan melewatkan pengalaman berikut yang persis mengikutinya. Ketika Anda
sepenuhnya berada dalam momen setiap pengalaman, dengan setiap tamu yang datang ke dalam
pikiran Anda, dengan begitu saja Anda tidak menyediakan tempat bagi omongan dalam hati.
Anda tidak dapat mengobrol dengan diri sendiri karena Anda sepenuhnya sibuk dengan sadar
menyambut segala sesuatu yang baru tiba. Ini namanya memperhalus kesadaran saat ini menuju
tataran yang menjadikannya sebagai kesadaran hening kekinian pada setiap momen. Dengan
mengembangkan keheningan batin, Anda melepaskan beban berat lainnya. Ini seolah Anda
membawa-bawa ransel berat di punggung Anda selama 30 atau 50 tahun secara terus-menerus,

dan selama itu Anda harus menempuh perjalanan bermil-mil yang melelahkan. Sekarang Anda
sudah punya keberanian dan menemukan kebijaksanaan untuk menaruh ransel itu di tanah
barang sekejap. Anda merasa amat sangat lega, begitu enteng, dan begitu terbebas, sekarang
Anda tak terbebani. Teknik lain yang bermanfaat untuk mengembangkan keheningan batin
adalah mengenali jeda-jeda di antara pemikiran-pemikiran, atau di antara masa-masa percakapan
dalam hati. Amatilah baik-baik dengan kesadaran yang tajam ketika satu pemikiran berakhir dan
sebelum pemikiran lainnya mulai muncul itu dia! Itulah kesadaran hening! Pada awalnya itu
mungkin hanya sementara saja, tetapi selama Anda mengenali keheningan fana itu, Anda
menjadi terbiasa dengannya. Dan kalau Anda terbiasa dengannya, keheningan itu akan lebih
awet. Anda mulai menikmati keheningan, begitu pada akhirnya Anda menemukannya, dan itulah
sebabnya mengapa keheningan itu bertumbuh. Namun ingat, keheningan itu pemalu. Jika
keheningan mendengar Anda membicarakannya, ia akan menghilang seketika! Keheningan Itu
Menyenangkan Sungguh hebat jika kita semua mampu melepaskan percakapan dalam hati dan
tinggal dalam kesadaran hening momen saat ini dalam waktu yang cukup lama untuk menyadari
betapa menyenangkannya hal itu. Keheningan itu jauh lebih produktif akan kebijaksanaan dan
kejernihan ketimbang berpikir. Ketika kita menyadari hal ini, keheningan menjadi jauh lebih
menarik dan penting. Pikiran akan cenderung ke arah ini, terus mencari-carinya, sampai ke titik
di mana pikiran akan terlibat dalam proses berpikir hanya jika benar-benar perlu., hanya jika ada
maksud baginya. Begitu kita menyadari bahwa kebanyakan pemikiran kita tidaklah bernilai,
tidak membawa kita ke mana-mana dan hanya menyebabkan sakit kepala, dengan senang hati
dan mudahnya kita melepaskan banyak waktu dalam keheningan batin. Tahap kedua dari
meditasi ini, makanya, adalah kesadaran hening saat ini. Kita bisa jadi melewatkan banyak waktu
untuk mengembangkan dua tahap pertama ini, karena jika kita mampu meraih titik ini, kita
benar-benar sudah menempuh jalan yang panjang dalam meditasi kita. Di dalam kesadaran
hening saat ini saja, kita mengalami begitu banyak kedamaian, sukacita, dan kebijaksanaan
sebagai hasilnya. Tahap Tiga: Kesadaran Hening Saat Ini Pada Napas Jika kita ingin melangkah
lebih jauh, alih-alih dengan hening menyadari apa pun yang datang ke dalam pikiran, kita
memilih kesadaran hening saat ini terhadap satu hal saja. Satu hal ini bisa berupa pengalaman
bernapas, gagasan tentang cinta kasih (metta), lingkaran berwarna yang divisualisasikan dalam
pikiran (kasina), atau beberapa titik kesadaran lainnya yang tidak lazim. Di sini saya akan
menguraikan tentang kesadaran hening saat ini pada napas. Kemanunggalanan Versus

Keragaman Memilih untuk mematok perhatian kita pada satu hal berarti melepas keragaman dan
berpindah ke lawannya, kemanunggalan. Tatkala pikiran mulai menyatu dan perhatian bertahan
pada satu hal saja, pengalaman kedamaian, sukacita, dan kekuatan meningkat secara signifikan
(bermakna). Di sini kita menemukan bahwa keragaman berarti juga sebagai beban. Ini seperti
memiliki enam pesawat telepon di atas meja Anda. Membuang keragaman dan hanya
memperkenankan satu pesawat telepon (saluran pribadi, begitulah) di meja Anda merupakan
kelegaan tersendiri yang membangkitkan sukacita. Pemahaman bahwa keragaman merupakan
beban berat adalah penting sekali sekali agar kita mampu fokus pada pernapasan. Kesabaran
Tekun Adalah Jalan Tercepat Jika Anda telah mengembangkan kesadaran hening saat ini dengan
cermat dan seksama selama periode yang panjang, Anda akan mendapati bahwa cukup mudah
untuk mengalihkan kesadaran itu pada napas dan mengikuti napas dari momen ke momen tanpa
tercela. Ini karena dua rintangan pada meditasi pernapasan telah teratasi. Yang pertama dari dua
rintangan itu adalah kecenderungan pikiran untuk melayang ke masa lalu atau masa depan, dan
rintangan kedua adalah percakapan dalam hati. Inilah sebabnya mengapa saya mengajarkan dua
tahap persiapan akan kesadaran saat ini dan kesadaran hening saat ini sebagai suatu persiapan
yang kokoh untuk meditasi pernapasan yang lebih mendalam. Sering terjadi para meditator
memulai meditasi pernapasan ketika pikiran mereka masih melompat-lompat di antara masa
lampau dan masa depan dan ketika kesadaran mereka masih hanyut oleh ulasan-ulasan dalam
hati. Tanpa persiapan yang baik mereka merasa meditasi pernapasan itu sulit, bahkan mustahil,
dan menyerah putus asa. Mereka menyerah karena mereka tidak mulai di tempat yang benar.
Mereka tidak melakukan upaya persiapan sebelum mengambil napas sebagai fokus perhatian
mereka. Akan tetapi, jika pikiran mereka telah dipersiapkan baik-baik dengan menunaikan dua
tahap pertama tersebut, maka ketika Anda beralih pada napas, dengan mudah Anda mampu
mempertahankan perhatian Anda pada napas. Jika Anda menemui kesulitan untuk memerhatikan
napas Anda, ini adalah tAnda bahwa Anda telah terburu-buru melewatkan dua tahap pertama.
Kembalilah ke latihan persiapan. Kesabaran tekun adalah jalan tercepat. Tak Masalah di Mana
Anda Mengawasi Napas Ketika Anda fokus pada napas, Anda berfokus pada pengalaman
bernapas yang terjadi saat ini. Anda mengalami apa yang dikerjakan oleh napas, apakah napas
masuk, napas keluar, atau di antaranya. Sebagian guru mengatakan untuk mengawasi napaspada
ujung hidung, sebagian guru lain bilang untuk mengamati napas pada perut, dan beberapa
lainnya bilang untuk pindah ke sana ke mari. Melalui pengalaman, saya telah menemukan bahwa

tak masalah di mana Anda mengawasi napas. Sesungguhnya yang terbaik adalah tidak
menempatkan napas di mana pun. Jika Anda menempatkan napas di ujung hidung Anda, maka
hal itu menjadi kesadaran hidung bukan kesadaran napas, dan jika Anda meletakkannya di
perut Anda maka hal itu menjadi kesadaran perut. Tanya diri Anda sendiri saat ini, Apakah
saya sedang menarik napas atau sedang menghembuskan napas? Bagaimana saya tahu? Itulah!
Pengalaman memberitahu Anda apa yang Anda perhatikan. Abaikan soal di mana pengalaman itu
berlokasi. Fokus saja pada pengalaman itu sendiri. Kecenderungan untuk Mengendalikan Napas
Masalah umum yang terjadi pada tahap ini adalah kecenderungan untuk mengendalikan napas
dan ini membuat napas menjadi tidak nyaman. Untuk mengatasi kesulitan ini, bayangkanlah
Anda sebagai seorang penumpang di dalam sebuah mobil yang melihat melalui jendela napas
Anda. Anda bukan sopir ataupun sopir cadangannya. Jadi berhentilah memberikan perintah,
biarkanlah, dan nikmati saja perjalanan Anda. Biarkan napas melakukan pernapasan dan tonton
saja. Ketika Anda mampu menyadari napas masuk atau keluar kira-kira seratus pernapasan
berturut-turut, tanpa terlewati sekali pun, berarti Anda telah mencapai apa yang saya sebut
sebagai tahap ketiga dari meditasi ini, yang meliputi perhatian yang terus-menerus pada napas.
Hal ini lagi-lagi lebih damai dan menyenangkan ketimbang tahap sebelumnya. Untuk pergi lebih
dalam, bidikan Anda berikutnya adalah perhatian sinambung penuh pada napas. Tahap Empat:
Perhatian Sinambung Penuh Pada Napas Tahap keempat terjadi ketika perhatian Anda meluas ke
perhatian setiap momen tunggal pernapasan. Anda menyadari penarikan napas persis saat itu
juga, ketika sensasi perdana penarikan napas muncul. Lalu Anda mengamati saat sensasi-sensasi
tersebut berkembang secara bertahap melalui seluruh rangkaian satu tarikan napas, tidak
kehilangan satu momen pun dalam penarikan napas tersebut. Ketika penarikan napas tersebut
selesai, Anda menyadari momen itu. Anda melihat dalam pikiran Anda pergerakan terakhir dari
penarikan napas tersebut. Kemudian Anda melihat momen berikutnya sebagai sebuah jeda
antarnapas, lalu lebih banyak momen jeda lagi sampai penghembusan napas dimulai. Anda
menyadari momen pertama penghembusan napas dan setiap sensasi yang mengikutinya ketika
penghembusan napas berlangsung, sampai penghembusan napas itu menghilang ketika fungsinya
selesai. Semua ini dilangsungkan dalam keheningan dan pada momen saat ini. Menyingkir dari
Jalan Anda mengalami setiap bagian dari masing-masing penarikan dan penghembusan napas
secara sinambung selama ratusan napas berturut-turut. Itulah sebabnya tahap ini disebut
perhatian sinambung penuh pada napas. Anda tidak bisa mencapai tahap ini dengan paksa,

melalui genggaman atau cengkeraman. Anda hanya dapat meraih derajat keheningan ini dengan
melepas segala sesuatu di segenap alam semesta, kecuali pengalaman pernapasan sejenak yang
berlangsung diam-diam ini. Sesungguhnya Anda tidak mencapai tahap ini, tetapi pikiranlah
yang mencapainya. Pikiran melakukan pekerjaannya sendiri. Pikiran mengenali tahap ini sebagai
tempat yang sangat damai dan menyenangkan untuk ditinggali, sendirian saja bersama napas.
Inilah di mana pelaku, bagian utama dari ego kita, mulai sirna. Dalam tahap meditasi ini kita
menemukan bahwa kemajuan terjadi tanpa susah payah. Kita hanya perlu menyingkir dari jalan,
membiarkannya berlalu, dan menonton semuanya terjadi. Pikiran secara otomatis akan mendaki,
jika saja kita membiarkannya, menuju pada kemanunggalan yang sangat sederhana, damai, dan
nikmat dengan menyendiri bersama satu hal, hanya bersama napas di setiap momen. Inilah
kemanunggalan pikiran, kemanunggalan dalam momen, kemanunggalan dalam keheningan.
Permulaan Napas yang Indah Tahap keempat adalah apa yang saya juluki papan lontar
meditasi, karena dari sini kita bisa menyelam menuju keadaan sukacita. Ketika kita sekedar
mempertahankan kemanunggalan kesadaran ini tanpa mencampurinya, napas akan mulai
menghilang. Napas tampak mengabur saat pikiran terpusat, alih-alih pada apa yang ada di pusat
pengalaman bernapas, yang merupakan kedamaian, kebebasan, dan kebahagiaan yang luar biasa.
Pada tahap ini saya memperkenalkan istilah napas yang indah. Di sini pikiran mengenali
bahwa napas damai ini luar biasa indahnya. Kita terus-menerus menyadari napas yang indah ini,
momen demi momen, tanpa rehat dalam rantai pengalaman. Kita hanya meyadari napas yang
indah ini, tanpa usaha, dan untuk waktu yang lama. Sekarang, sebagaimana hendak saya jelaskan
lebih lanjut dalam bagian berikutnya, ketika napas lenyap, yang tertinggal hanyalah yang
indah. Keindahan nirwujud menjadi objek tunggal pikiran. Pikiran sekarang mengambil pikiran
sebagai objeknya sendiri. Kita tak lagi menyadari napas, tubuh, gagasan, suara, atau dunia luar.
Semua yang kita sadari hanya keindahan, kedamaian, sukacita, kelegaan, atau apa pun yang
disebut oleh persepsi kita nantinya. Kita hanya mengalami keindahan, secara kesinambungan,
tanpa susah payah, tanpa ada sesuatu yang menjadi indah! Kita telah lama meninggalkan
percakapan dalam hati, menanggalkan penggambaran dan penghakiman. Di sini pikiran
sedemikian heningnya sampai-sampai tak dapat berkata apa pun. Kita baru mulai mengalami
rekahan dini sukacita dalam pikiran. Sukacita itu akan berkembang, tumbuh, dan menjadi sangat
kokoh dan kuat. Dan setelah itu kita bisa memasuki keadaan-keadaan meditasi yang disebut
jhana. Saya telah menguraikan empat tahap pertama meditasi. Setiap tahap mesti dikembangkan

dengan baik sebelum melaju ke tahap berikutnya. Luangkan cukup waktu dalam empat tahap
permulaan ini, buatlah tahap-tahap tersebut mantap dan stabil sebelum melanjutkan. Anda harus
mampu dengan mudah mempertahankan tahap keempat, perhatian sinambung penuh pada napas,
selama setiap momen napas tanpa terputus sekali pun selama dua atau tiga ratus napas berturutturut. Saya tidak bilang bahwa Anda harus menghitung napas selama tahap ini; saya hanya
memberikan indikasi kisaran jangka waktu yang mampu kita lewatkan dalam tahap keempat
sebelum melangkah lebih jauh. Dalam meditasi, seperti yang saya sampaikan di awal, kesabaran
tekun adalah jalan tercepat. (Bersambung ke bagian 2)

Anda mungkin juga menyukai