PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri
dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani
(satwa) yang bersama dengan unsur non hayati di sekitarnya secara
keseluruhan membentuk ekosistem.
Sumber daya alam merupakan
kondisi
yang
penting
dari
secara
bijaksana
dan
menjamin
kesinambungan
variabel
perpajakan,
ekonomi
kebijakan
(tingkat
harga,
bunga,
hak
C. Tujuan
Mengetahui pengaruh variabel ekonomi dalam kaitannya dengan
konservasi sumberdaya alam.
BAB II
ISI
Beberapa variabel ekonomi yang mempengaruhi konservasi sumberdaya alam
diantaranya, tingkat bunga, preferensi waktu, pendapatan, sewa, ketidakpastian,
pajak, kebijakan harga, hak penguasaan (property Right), stabilitas ekonomi dan
bentuk pasar. Masing-masing variabel itu akan dibicarakan satu per satu pada
bagian berikut.
A. Tingkat Bunga
Tingkat bunga merupakan salah satu faktor yang paling konsisten. Tingkat
bunga digunakan dalam perencanaan pengambilan sumber daya alam yang
membuat manfaat sosial bersih (net social benefit) di masa datang
dibandingkan satu sama lain selama suatu interval waktu perencaan tertentu.
flesibilitas
dalam
perencanaan
Umumnya ketidakpastian terhadap suatu harapan meningkat dengan
semakin lamanya waktu. Semakin jauh terjadinya harapan itu dari saat
sekarang akan semakin tinggi derajat ketidakpastian tersebut.
Oleh karena ketidakpastian dipengaruhi ketidakpastian dalam harapan,
maka perencanaan SDA harus fleksibel dan dicerminkan dalam diskonto. Bila
diskonto ketidakpastian semakin tinggi berarti ada penurunan yang progresif
dalam nilai sekarang dari penerimaan bersih di masa yang akan datang.
Akibatnya pengambil keputusan akan merubah distribusi waktu penggunaan
ke arah sekarang atau deplisi, sebaliknya bila penurunan dalam diskonto
ketidakpastian akan berakibal konservasi yaitu distribusi waktu penggunaan
SDA mengarah ke masa yang akan datang.
C. Perpajakan
Dalam konservasi sumberdaya alam, pajak mempunyai peranan yang
penting. Variabel ini sering dapat digunakan dengan lebih mudah dan lebih
efektif dalam kebijakan konservasi.
Pada umumnya pajak menyebabkan harga barang sumberdaya alam turun
dan memicu timbulnya keputusan untuk konservasi dan sebaliknya bila pajak
menyebabkan harga barang sumberdaya alam naik akan menimbulkan
keputusan untuk deplisi.
Oleh karena itu, pajak tidak langsung yang memiliki sifat beban
pajaknya dapat digeserkan sebagian atau seluruhnya kepada pembeli akan
dapat meningkatkan harga barang sumberdaya alam, akan tetapi penerimaan
produsen barang sumberdaya alam tetap berkurang sebesar proporsi beban
pajak yang ditanggungnya, hal ini dapat mendorong konservasi sedangkan
pajak langsung yang mempunyai sifat beban pajaknya tidak dapat
digeserkan kepada pembeli akan cenderung lebih menimbulkan keputusan
konservasi. Sesungguhnya, ini berkaitan dengan perubahan pendapatan dalam
yaitu
dengan
pendapatan
yang
semakin
tinggi
karena
Ketidakstabilan dalam hal panenan itu dapat timbul karena cuaca yang
tidak enentu. Ketidak stabilan akan meningkat peluang ketidak pastian
dalam proses produksi sehingga akan mempengaruhi keputuusan
konservasi.
Ada empat macam akibat yang ditimbulkan oleh adanya ketidak
stabilan ekonomi:
1. Ketidakstabilan perekanomian meningkat peluang ketidakpastian
untuk sebagian besar data yang dipakai dalam perencanaan produksi.
Semakain tidak stabil perekonomian akan semakin tidak stabil
perekonomian akan semakin tinggi peluang ketidakpastian serta
semakin tinggi pula tingat deplisi sumber daya alam.
2. Ketidakstabilan perekonomian akan berakibat mempertinggi suku
bungga untuk uang yang dipinjamkan, sehingga hal ini akan
cenderung mendorong adanya deplisi.
3. Penurunan tingkat pendapatan yang terjadi selama masa deplisi dalam
suatu gelombang konjungtur cenderung mempertinggi tingkat
preferensi waktu para pemakai sumber daya alam, sehingga
mendorong deplisi.
4. Deplisi sumber daya alam dapat terjadi bila suatu depresi
perekonomian mengakibatkan berkurangnya suatu produksi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasrat yang berbeda dalam konservasi antara pihak individu dan
masyarakat. Masyarakat menghendaki pemanfaatan sumber daya alam
melalui perencanaan pemanfaatan sumber daya alam yang relative lebih lama
dan digunakannya diskonto yang rendah sehingga kesejahteraan generasi
mendatang akan terjamin . sebaliknya pengusaha individu cenderung
menginginkan jangka waktu pemanfaatan yang lebih pendek sehingga aspek
konservasi menjadi lemah .
Hambatan hambatan yang sering dijumpai dalam setiap usaha
konservasi menurut Barlowe Bias dibedakan menjadi hambatan fisik,
ekonomi, kelembagaan dan teknologi. Hambatan fisik bisa berupa perlunya
terlebih dahulu penyesuaian manusia terhadap sumber daya alam . tidak
stabilnya perekonomian ikut mendorong pengusaha menggunakan tingkat
diskonto yang tinggi dan bersifat jangka pendek.
B. Saran
Konservasi sumber daya alam harus dilakukan secara bijaksana dengan
prinsip efektif dan efisien yang akan memberikan hasil yang maksimal dan
optimal bagi penggunaannya baik untuk yang masa sekarang atau yang masa
datang.
Pengaruh variabel ekonomi terhadap konservasi sumber daya alam
seperti tingkat suku bunga, bentuk pasar, pajak, sewa, hak penguasaan,
kebijakan harga, dan berbagai ketidakpastian pasti akan memberi keuntungan
ataupun kerugian yang akan mengarahkan terhadap pelaksanaan konservasi
sumber daya alam apakah telah bestari dan bijaksana ataupun belum sehingga
akan memberikan hasil yanag maksimal terhadap proses konservasi dan
pemanfaatannya bagi umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA