Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri
dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani
(satwa) yang bersama dengan unsur non hayati di sekitarnya secara
keseluruhan membentuk ekosistem.
Sumber daya alam merupakan

kondisi

yang

penting

dari

keberadaanmanusia. Sepanjang sejarah, manusia telah memanipulasi sumber


daya alam untuk menghasilkan bahan yang mereka butuhkan untuk
mempertahankan populasi manusia tumbuh. Seringkali eksploitasi alam telah
dilakukan dalam cara yang tidak-berkelanjutan, yang menyebabkan
keprihatinanyang meningkat, sebagai eksploitasi tidak berkelanjutan sumber
daya alam yangpada akhirnya mengancam eksistensi manusia.
Eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam juga akan
menimbulkan biaya yang jauh lebih besar ketimbang dari manfaat ekonomi
yang bisa kita ambil ketika "mother nature fights back" dalam bentuk bencana
alam dan dampak kerusakan lingkungan terhadap kelangsungan kehidupan
manusia. Apalagi saat ini dampak perubahan iklim yang semakin nyata
dengan semakin tidak jelasnya batasan antara musim penghujan dan musim
kemarau.
Kita bisa lihat akibat perubahan iklim dengan semakin seringnya
terdengar berita gagal panen petani atau rusaknya tanaman mereka akibat
iklim yang semakin tak menentu. Dampak dari perubahan iklim akibat kurang
bijaksananya kita dalam mengeksploitasi SDA (misalnya pembabatan hutan
yang tak terkendali) dan manajemen pengelolaan lingkungan hidup yang
tidak memperhatikan kaidah kesinambungan (sustainability) tentunya akan
sangat berpengaruh dalam mempercepat kehancuran alam tempat kita
berpijak.
Konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan
mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta

keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya


peningkatan kesejahteraan.
Dari sedikit uraian tersebut diatas, maka konservasi sumber daya alam
dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam yang dapat menjamin
pemanfaatannya

secara

bijaksana

dan

menjamin

kesinambungan

persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas


keanekaragamannya.
Konservasi sumber daya alam sangatlah penting bagi kehidupan dan
nilai ekonomi mengingat tandatanda kelangkaan sangatlah menyolok.
Berbagai tindakan yang sangat perlu, terkait hidup matinya manusia tidak
khususnya dengan demikian pendekatan kultur masyarakat modern maupun
tradisional perlunya ada sikap tidak difokuskan hanya pada bagian tertentu
saja yang penting yang mempuyai daya tarik, dan sumber daya alam yang
dianggap terancam. Amat penting untuk meningkatkan kesadaran dan
mengurangi ancaman terhadap sumber daya alam tersebut, tetapi jarang
berhadapan langsung dengan masalah yang lebih mendasar dalam skala yang
lebih luas yang berkaitan dengan hilangnya suber daya alam pada umumnya.
Dengan alasan tersebut kegiatankegiatan konservasi akan lebih di tingkatkan
dan lebih difokuskan pada tingkat penyelamatan ekosistem. Bagaimanapun
waktu terus berlanjut dan ekosistem yang penting terus harus (wajib ) diplih
untuk kegiatan konservasi pada saat ini. Diharapkan / dianjurkan bagi
manusia dalam upaya penyelamatan 70 % keanekaragam hayati yang ada
didunia. Dengan demikian dapat dapat dianggap ekosistem dinegaranegara
dunia mendapat perhatian. Satu pendekatan konservasi sumber daya alam
didunia menggali wilayah wilayah potensi.
Dalam mewujudkan konservasi sumberdaya alam dibutuhkan unsur-unsur
ekonomi yang mendukung pula.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana
pengaruh
masalahketidakpastian,

variabel
perpajakan,

ekonomi
kebijakan

(tingkat
harga,

bunga,
hak

penguasaan/property right,persewaan, bentuk pasar) terhadap konservasi


sumber daya alam.

C. Tujuan
Mengetahui pengaruh variabel ekonomi dalam kaitannya dengan
konservasi sumberdaya alam.

BAB II
ISI
Beberapa variabel ekonomi yang mempengaruhi konservasi sumberdaya alam
diantaranya, tingkat bunga, preferensi waktu, pendapatan, sewa, ketidakpastian,
pajak, kebijakan harga, hak penguasaan (property Right), stabilitas ekonomi dan
bentuk pasar. Masing-masing variabel itu akan dibicarakan satu per satu pada
bagian berikut.
A. Tingkat Bunga
Tingkat bunga merupakan salah satu faktor yang paling konsisten. Tingkat
bunga digunakan dalam perencanaan pengambilan sumber daya alam yang
membuat manfaat sosial bersih (net social benefit) di masa datang
dibandingkan satu sama lain selama suatu interval waktu perencaan tertentu.

Manfaat sosial bersih di masa datang didiskonto sehingga diketahui nilainya


sekarang (present value). Ini berarti dengan tingkat bunga positif, beberapa
manfaat sosial neto di masa datang yang sama besarnya tapi tetapi dengan
interval waktu yang berbada, nilainya akan turun dengan semakin jauhnya
jarak waktu dari saat diambilnya sauatu keputusan.
Suatu kenaikan dalam tingkat bunga akan berarti adanya suatu penurunan
yang progresif dalam nilai sekarang dari manfaat sosial neto. Progresifitas ini
bersifat proposiaonal dengan jarak waktu, dan semakin cepet menurunnya
dengan semakin jauhnya jarakwaktu. Sebagai akibat dari tingkat suku,
seorang pengelola akan mencoba mengubah distribusi waktu dari penerimaan
bersih ke arah masa kini. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mendistribusikan
biaya ke arah masa kini. Jadi suatu kenaikan tingkat suku bunga cenderung
mengubah distribusi tingkat penggunaan sumberdaya alam ke arah masa
sekarang dan ini berarti suatu tindakan diplisi. Sebaliknya, suatu penurunan
tingkat bunga akan berakibat adanya tindakan konservasi yaitu distribusi
penggunaan sumber daya alam dengan arah ke masa yang akan datang
(konservasi).
Tingkat suku bunga yang dipakai oleh perencanaan individual adalah
tingkat bunga internal ynag identik dengan tingkat buga pasar (market rate of
interest). Yang ditentukan oleh kekuatan pemerintahan dan penawaran akan
uang. Untuk perencanaan dibawah pemerintahan digunakan tingkat bunga
sosial (soaial rate of interest) yang umumnya lebih rendah dari tingkat bunga
pasar.
B. Masalah Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah sesuatu yang nyata adanya berbentuk harapan
terhadap penerimaan dan biaya yang seringkali diperkirakan dengan
probabilitas kurang dari satu. Tinggi rendahnya derajat ketidakpastian
dipengaruhi oleh ketidakpastian dalam harapan. Para pembuat keputusan akan
menerima ketidakpastian dengan beragam konsekuensi:
1. Menerima ketidakpastian seluruhnya sehingga memperkecil kemungkinan
menerima pendapatan bersih dan dalam jumlah yang lebih kecil.
2. Menerima ketidakpastian dengan melakukan hedging artinya produsen
sumberdaya alam menggeser beban ketidakpastian kepada ahlinya yaitu

para spekulan yang sudah profesional. Melalui tindakan ini, ketidakpastian


dalam penerimaan dan dalam biaya dapat diperkecil.
3. Ketidakpastian diterima dengan meningkatkan

flesibilitas

dalam

perencanaan
Umumnya ketidakpastian terhadap suatu harapan meningkat dengan
semakin lamanya waktu. Semakin jauh terjadinya harapan itu dari saat
sekarang akan semakin tinggi derajat ketidakpastian tersebut.
Oleh karena ketidakpastian dipengaruhi ketidakpastian dalam harapan,
maka perencanaan SDA harus fleksibel dan dicerminkan dalam diskonto. Bila
diskonto ketidakpastian semakin tinggi berarti ada penurunan yang progresif
dalam nilai sekarang dari penerimaan bersih di masa yang akan datang.
Akibatnya pengambil keputusan akan merubah distribusi waktu penggunaan
ke arah sekarang atau deplisi, sebaliknya bila penurunan dalam diskonto
ketidakpastian akan berakibal konservasi yaitu distribusi waktu penggunaan
SDA mengarah ke masa yang akan datang.
C. Perpajakan
Dalam konservasi sumberdaya alam, pajak mempunyai peranan yang
penting. Variabel ini sering dapat digunakan dengan lebih mudah dan lebih
efektif dalam kebijakan konservasi.
Pada umumnya pajak menyebabkan harga barang sumberdaya alam turun
dan memicu timbulnya keputusan untuk konservasi dan sebaliknya bila pajak
menyebabkan harga barang sumberdaya alam naik akan menimbulkan
keputusan untuk deplisi.
Oleh karena itu, pajak tidak langsung yang memiliki sifat beban
pajaknya dapat digeserkan sebagian atau seluruhnya kepada pembeli akan
dapat meningkatkan harga barang sumberdaya alam, akan tetapi penerimaan
produsen barang sumberdaya alam tetap berkurang sebesar proporsi beban
pajak yang ditanggungnya, hal ini dapat mendorong konservasi sedangkan
pajak langsung yang mempunyai sifat beban pajaknya tidak dapat
digeserkan kepada pembeli akan cenderung lebih menimbulkan keputusan
konservasi. Sesungguhnya, ini berkaitan dengan perubahan pendapatan dalam

jangka pendek akan cenderung mendorong konservasi, sedangkan bila


kebijakan itu berakibat menaikkan pendapatan dalam jangka pendek akan
cenderung menimbulkan keputusan deplisi.
D. Pengaruh Kebijakan Harga
Perubahan harga barang baik input maupun output dapat mempengaruhi
keputusan konservasi secara merata sepanjang periode perencanaan dan
pengaruhnya tidak meningkat dengan berkembangnya waktu seperti halnya
pada perubahan tingkat bunga dan ketidakpastian.
Perubahan harga yang merata pengaruhnya sepanjang periode
perencanaan tidak akan memberikan dorongan untuk mengubah distribusi
waktu tingkat penggunaan sumberdaya alam ke arah deplisi atau
konservasi.Suatu kenaikan harga produk diharapkan akan semakin tinggi
dengan berkembangnya waktu, hal ini akan mendorong perencana untuk
menggeser penggunaan sumberdaya alam kemasa yang akan datang yang
berarti adanya konservasi, sebaliknya bila ada harapan harga barang/produk
untuk menurun dengan menggunakan asumsi yang sama akan mengakibatkan
adanya deplisi.
Perubahan harga barang input maupun output mempengaruhi konservasi :
1. Bila kenaikan harga produk diharapkan semakin tinggi dengan
berkembangnya waktu akan mendorong konservasi
2. Bila harapan harga produk menurun dengan berkembangnya waktu
mendorong deplisi
3. Bila harga faktor produksi (input) berubah naik di masa sekarang akan
mendorong deplisi
4. Bila harga faktor produksi (input) berubah naik di masa yang akan
datang mendorong konservasi.
E. Hak Penugasan (Property Right)
Penguasaan merupakan kumpulan hak untuk mengawasi dan
menggunakan SDA oleh seseorang atau sekelompok orang. Penguasaan
dilakukan oleh organisasi publik (negara), pemilik, pemakai, kreditur,
pekerja dang sebagainya. Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan
berkaitan dengan property right ini, yaitu tentang dan ketidakpastian,
ketidakstabilan dan ketdakseimbangan hak tersebut.
Hak penguasaan yang jelas hanya berlaku bagi sumber daya alam
yang sudah dikuasai saja. Setiap pemakai sumber daya alam berusaha

untuk melindungi diri mereka terhaddap yang lai dengan mengusahakan


pemilikan melalui penangkapan atau pengambilan secepat mungkin.
Penundaan dalam pemanfaatkan atau penggunaan akan berarti adanya
ketidak pastian. Apabila ketidak besar, aka bagi pengambil keputusan
perorangan akan cenderung untuk segera mengambil sumber daya alam
itu berasrti bersifat deplisi, namun apabila hak penguasaan itu jelas, maka
tindakan deplisi terhadap SDA itu tidak ekonomis lagi.
Disamping ketidak pastian, ketidakstabilan dalam hak penguasaan
akan mempengaruhi pengguanaan SDA. Apabila hak penguasaan itu
kurang aman atau tidak stabil, maka akan mendorong timbulnya rasa
ketidakpastian dan selanjutnya akan timbul tindakan deplisi.
Selanjutnya ketidakseimbangan dalam hak penguasaan dan
penggunaan adalah bila hak tersebut mengakibatkan distribusi penerimaan
dan biaya di antara anggta masyarakat sedemikian rupa sehingaa
pengambil keputusan tidak tertarik untuk memasukkanya dalam
perhitungan. Jadi dengan adanya ketidakseimbangan dalam hak
penguasaan itu maka akan cenderung ada deplisi SDA.
F. Persewaan
Persewaan menunjukkan hubungan antara pemilik dan penyewa
atau pemakai sumber daya alam yang berupa penyerahan hak penguasaan
dari pemilik kepada pemakai. Pemilikan atas suatu sumber daya alam
merupakan dasar bagi hak untuk menggunakan sumber daya alam
tersebut, sehingga membedakan antara pemilik dan pemakai sumber daya
alam, sesungguhnya hampir tidak mungkin.
Dalam hak milik, hak penguasaan mencakup hak untuk
mendapatkan sumber daya alam dan hak untuk mendapatkan posisi utama
dalam hal pembagian hasil dari penggunaan sumber daya alam tersebut.
Dalam hak memakai, penguasaan dibatasi pada hak-hak yang diserahkan
oleh pemilik sumber daya alam dalam batas waktu tertentu.
Persewaan mempengaruhi keputusan konservasi terutama melalui
ketidakstabilan keadaan, pembebanan penerimaan dan biaya terhadap
pemilik maupun penyewa/pemakai, harga sewa, serta perubahanperubahan hasil dari ketidaksempurnaan pasar.

Ketidakstabilan dalam persewaan dapat timbul dari adanya


kebiasaan dan adat istiadat yang mempengaruhi pengambil keputusan
mengenai hak penguasaan (property right). Adat istiadat dan kebiasaan
sulit diterapkan disuatu daerah yang semula tidak memiliki adat istiadat
tersebut oleh karena itu sebaiknya diusahakan adanya suatu kontrak sewa
menyewa yang lebih lama jangka waktunya. Dengan kontrak sewa jangka
panjang kemungkinan diadakannya konservasi terhadap sumber daya
alam menjadi lebih tinggi, dan sebaliknya kontrak sewa jangka pendek
akan mendorong timbulnya deplisi sumber daya alam oleh penyewa.
Pembagian hasil dan beban biaya antara pemilik dan penyewa,
harga sewa yang tetap juga mempengaruhi konservasi. Bila biaya yang
diharapkan seluruhnya ditanggung oleh penyewa, maka ia tidak akan
mengubah rencana penggunaan sumber daya alam ke arah konservasi
sebab penyewa bukanlah pemilik aslinya. Sedangkan harga sewa yang
tetap jugan mempengaruhi keputusan konservasi karena sifatnya yang
regresif

yaitu

dengan

pendapatan

yang

semakin

tinggi

karena

perkembangan harga, persentase sewa semakin rendah, sehingga penyewa


akan cenderung mengadakan konservasi.
G. Bentuk Pasar
Bentuk pasar bukan merupakan institusi atau kelembagaan yang
timbul karena adanya lembaga pemilikan. Dalam pasar yang bersifat
persaingan sempurna harga tidak dipengaruhi oleh produsen sehingga
ketergantungan dalam penerimaan dapat diabaikan dalam kaitannya
keputusan konservasi karena akan memusatkan perhatian pada keterkaitan
antar masa penggunaan lewat biaya produksi saja. Dalam pasar monopoli,
keterkaitan antar tingkat penggunaan melalui penerimaan pada masa yang
berbeda akan mempengaruhi keputusan konservasi. Pada umumnya,
dengan suatu anggapan yang terbatas, tingkat penggunaan sumber daya
alam dalam pasar monopoli lebih sedikit daripada dalam pasar persaingan
sempurna.
H. Ketidakstailan ekonomi
Ketidak stabilan ekonomi selalu dihadapi oleh perusahaan atau
industri kerena memang merupakan bagian dari proses produsi.

Ketidakstabilan dalam hal panenan itu dapat timbul karena cuaca yang
tidak enentu. Ketidak stabilan akan meningkat peluang ketidak pastian
dalam proses produksi sehingga akan mempengaruhi keputuusan
konservasi.
Ada empat macam akibat yang ditimbulkan oleh adanya ketidak
stabilan ekonomi:
1. Ketidakstabilan perekanomian meningkat peluang ketidakpastian
untuk sebagian besar data yang dipakai dalam perencanaan produksi.
Semakain tidak stabil perekonomian akan semakin tidak stabil
perekonomian akan semakin tinggi peluang ketidakpastian serta
semakin tinggi pula tingat deplisi sumber daya alam.
2. Ketidakstabilan perekonomian akan berakibat mempertinggi suku
bungga untuk uang yang dipinjamkan, sehingga hal ini akan
cenderung mendorong adanya deplisi.
3. Penurunan tingkat pendapatan yang terjadi selama masa deplisi dalam
suatu gelombang konjungtur cenderung mempertinggi tingkat
preferensi waktu para pemakai sumber daya alam, sehingga
mendorong deplisi.
4. Deplisi sumber daya alam dapat terjadi bila suatu depresi
perekonomian mengakibatkan berkurangnya suatu produksi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasrat yang berbeda dalam konservasi antara pihak individu dan
masyarakat. Masyarakat menghendaki pemanfaatan sumber daya alam
melalui perencanaan pemanfaatan sumber daya alam yang relative lebih lama
dan digunakannya diskonto yang rendah sehingga kesejahteraan generasi
mendatang akan terjamin . sebaliknya pengusaha individu cenderung
menginginkan jangka waktu pemanfaatan yang lebih pendek sehingga aspek
konservasi menjadi lemah .
Hambatan hambatan yang sering dijumpai dalam setiap usaha
konservasi menurut Barlowe Bias dibedakan menjadi hambatan fisik,
ekonomi, kelembagaan dan teknologi. Hambatan fisik bisa berupa perlunya
terlebih dahulu penyesuaian manusia terhadap sumber daya alam . tidak
stabilnya perekonomian ikut mendorong pengusaha menggunakan tingkat
diskonto yang tinggi dan bersifat jangka pendek.

B. Saran
Konservasi sumber daya alam harus dilakukan secara bijaksana dengan
prinsip efektif dan efisien yang akan memberikan hasil yang maksimal dan
optimal bagi penggunaannya baik untuk yang masa sekarang atau yang masa
datang.
Pengaruh variabel ekonomi terhadap konservasi sumber daya alam
seperti tingkat suku bunga, bentuk pasar, pajak, sewa, hak penguasaan,
kebijakan harga, dan berbagai ketidakpastian pasti akan memberi keuntungan
ataupun kerugian yang akan mengarahkan terhadap pelaksanaan konservasi
sumber daya alam apakah telah bestari dan bijaksana ataupun belum sehingga
akan memberikan hasil yanag maksimal terhadap proses konservasi dan
pemanfaatannya bagi umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pengaruh Variabel Ekonomi Terhadap Konservasi SDA.


http://hmjiespuinjkt.blogspot.co.id/2012/12/pengaruh-variabel-ekonomiterhadap.html (Diakses Pada 25 September 2016)
Suparmoko, M. 1997. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Suatu
Pendekatan Teoritis) Edisi Ketiga. Yogyakarta: PT. BPFEUniversitas
Gajah Mada.
Baso, Arif. 2014. Modul Pembelajaran Ekonomi Sumberdaya Perikanan Program
Pasca Sarjana Ilmu Perikanan. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai

  • 2
    2
    Dokumen5 halaman
    2
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • ASI EKSKLUSIF
    ASI EKSKLUSIF
    Dokumen68 halaman
    ASI EKSKLUSIF
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Ekoreg
    Ekoreg
    Dokumen3 halaman
    Ekoreg
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Ekoreg
    Ekoreg
    Dokumen3 halaman
    Ekoreg
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Letak Geografis
    Letak Geografis
    Dokumen14 halaman
    Letak Geografis
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Stake Holder
    Stake Holder
    Dokumen4 halaman
    Stake Holder
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • KULON PROGO SEJARAH DAN IDENTITAS
    KULON PROGO SEJARAH DAN IDENTITAS
    Dokumen169 halaman
    KULON PROGO SEJARAH DAN IDENTITAS
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • KULON PROGO SEJARAH DAN IDENTITAS
    KULON PROGO SEJARAH DAN IDENTITAS
    Dokumen169 halaman
    KULON PROGO SEJARAH DAN IDENTITAS
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Sem
    Sem
    Dokumen3 halaman
    Sem
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Barang Normal
    Barang Normal
    Dokumen15 halaman
    Barang Normal
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Bab2
    Bab2
    Dokumen6 halaman
    Bab2
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Persediaan
    Manajemen Persediaan
    Dokumen5 halaman
    Manajemen Persediaan
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Amandemen 1
    Amandemen 1
    Dokumen3 halaman
    Amandemen 1
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Direktur Utama
    Direktur Utama
    Dokumen1 halaman
    Direktur Utama
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Panca Sila
    Panca Sila
    Dokumen13 halaman
    Panca Sila
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Morfologi Gulma Pada Tanaman Jagung
    Morfologi Gulma Pada Tanaman Jagung
    Dokumen11 halaman
    Morfologi Gulma Pada Tanaman Jagung
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Unsur
    Unsur
    Dokumen3 halaman
    Unsur
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ekonomika
    BAB I Ekonomika
    Dokumen8 halaman
    BAB I Ekonomika
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ekonomika
    BAB I Ekonomika
    Dokumen8 halaman
    BAB I Ekonomika
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Penerimaan Usahatani
    Penerimaan Usahatani
    Dokumen8 halaman
    Penerimaan Usahatani
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Cambia de Emisora
    Cambia de Emisora
    Dokumen1 halaman
    Cambia de Emisora
    Stephanía Palomino Melgar
    Belum ada peringkat
  • Penerimaan Usahatani
    Penerimaan Usahatani
    Dokumen8 halaman
    Penerimaan Usahatani
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Penerimaan Usahatani
    Penerimaan Usahatani
    Dokumen8 halaman
    Penerimaan Usahatani
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Kegagalan Pasar
    Kegagalan Pasar
    Dokumen9 halaman
    Kegagalan Pasar
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat
  • Kegagalan Pasar
    Kegagalan Pasar
    Dokumen9 halaman
    Kegagalan Pasar
    Atika Wulansari
    Belum ada peringkat