ANGGIT WULANDARI
NIM P07124114043
ANGGIT WULANDARI
NIM P07124114043
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disusun Oleh :
ANGGIT WULANDARI
P07124114043
.......................................................
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Yogyakarta,...............
Ketua Jurusan Kebidanan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
ANGGIT WULANDARI
NIM. P07124114043
Ketua,
Tri Maryani., SST., M.Kes
NIP. 19810329 200501 2 001 (…………...…………….)
Anggota,
Niken Meilani, S.SiT.,M.Kes
NIP. 198205302006042002 (…………………………)
Anggota,
Munica Rita Hernayanti., S.SiT., M.Kes
NIP. 19800514 200212 2 001 (…………………...…….)
Yogyakarta, ...................
Ketua Jurusan Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua sumber
Tanggal :...............................
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di :...........................................
Pada tanggal :...........................................
Yang menyatakan
(........................................)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
(KTI/TA) ini. Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI/TA) ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan
pada Program Studi Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah (KTI/TA) ini terwujud atas bimbingan dan
pengarahan dari Niken Meilani S.SiT.,M.Kes selaku pembimbing utama, Munica
Rita Hernayanti S.SiT., M.Kes selaku pembimbing pendamping serta bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada
kesempatan ini menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Joko Susilo, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
2. Dr. Yuni Kusmiyati, S.ST.,M.PH selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
3. Munica Rita H, S.SiT., M.Kes selaku Ketua Prodi Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
4. Tri Maryani, S.ST., M.PH selaku Ketua Dewan Penguji
5. Kepala Puskesmas Mlati 2 Sleman selaku Kepala Lahan Penelitian
6. Orangtua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral
7. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Yogyakarta, 21 Januari 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...........................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ix
DAFTAR TABEL...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi
INTISARI............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................7
D. Ruang Lingkup..........................................................................................8
E. Manfaat Penelitian.....................................................................................8
F. Keaslian Penelitian....................................................................................9
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN..........................................................................43
A. Hasil Penelitian..........................................................................................43
B. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................................47
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................54
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................59
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
x
PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG
MEMILIKI BAYI USIA 7-12 BULAN
DI PUSKESMAS MLATI II
INTISARI
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu, bayi dan anak balita di Indonesia masih cukup
Angka Kematian Bayi (AKB). SDGs mempunyai 17 tujuan dan 169 target,
tujuan yang berhubungan dengan penurunan AKI adalah tujuan yang ketiga
yaitu dengan target penurunan AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup
sebagai pemberian makan kepada bayi hanya dengan ASI saja, tanpa makanan
atau cairan lain (termasuk susu formula) kecuali obat, vitamin, dan mineral.
Pemberian ASI Eksklusif akan memberikan kekebalan tubuh alami bagi bayi
baru lahir hingga berusia satu tahun sehingga secara tidak langsung ASI
Menurut laporan anak dunia 2011 yaitu dari 136,7 juta bayi baru lahir
dunia hanya 32,6% yang disusui secara eksklusif dalam enam bulan pertama.
Di negara industri, bayi yang tidak diberi ASI Ekslusif lebih besar
kemungkinan akan meninggal dari pada bayi yang diberi ASI Eksklusif. Di
30,2%. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi DIY tahun 2016, cakupan bayi
yang memperoleh ASI Eksklusif sebesar 73,3%. Dari lima Kabupaten di DIY
ASI eksklusif adalah 60,87%, hal tersebut masih dibawah target yang harus
target nasional hal tersebut sudah mengalami kenaikan 1,6% dari tahun
sebelumnya. Prevalensi ASI Eksklusif tertinggi pada tahun 2017 Provinsi DIY
kemudian mengalami peningkatan 4.81% pada tahun 2015 dan 4.84% pada
menargetkan cakupan ASI Eksklusif sebesar 82% akan tetapi hasil yang
target cakupan ASI Eksklusif di bawah target yaitu Puskesmas Mlati II sebesar
67,4%.
2
Cakupan pemberian ASI Eksklusif yang rendah dapat dipengaruhi oleh
Eksklusif dipengaruhi oleh gencarnya promosi susu formula, ibu harus kembali
bekerja, kurangnya kesadaran dan pengetahuan ibu tentang ASI akibat tidak
terjalinnya kontak yang baik dengan tenaga kesehatan. Selain itu faktor dari
teknik menyusui hingga frekuensi pemberian ASI yang tidak sesuai juga
menjadi pengaruh terjadinya bayi yang kurang ASI atau tidak mendapatkan
perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi 7-12 bulan di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya perilaku pemberian ASI pada ibu yang memiliki bayi usia7-12
2. Tujuan Khusus
3
b. Diketahuinya perilaku ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak. Peneliti ingin meneliti perilaku pemberian ASI pada ibu yang memiliki
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Eksklusif.
2. Manfaat Praktik
4
Diharapkan dapat menyadari pentingnya ASI eksklusif dan
F. Keaslian Penelitian
5
14,6% dengan usia 20-35 tahun sebanyak 17,1%, jenjang pendidikan
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Perilaku
a. Pengertian
dari luar). Stimulus merupakan faktor dari luar diri seseorang (faktor
belum dapat diamati orang orang lain dari luar secara jelas, masih
sudah berupa tindakan atau pihak yang dapat diamati orang lain dari
luar.
8
b. Perilaku Kesehatan
seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat
(Notoatmodjo, 2010).
sebagainya.
2
d. Domain Perilaku
adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
tingkatan.
a) Tahu (know)
3
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari
b) Memahami (comprehension)
c) Aplikasi (application)
real (sebenarnya).
d) Analisis (analysis)
e) Sintesis (synthesis)
4
f) Evaluasi (evaluation)
2) Sikap (attitude)
yakni:
segala sesuatu yang telah dipilih dan merupakan tingkat sikap yang
5
tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana
3) Perilaku
a. Pengertian
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada
6
pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi
tubuh bayi yang masih muda sebab ASI merupakan makanan yang ideal
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih dan tanpa tambahan maknanan padat seperti pisang, pepaya, bubur,
susu, biskuit dan nasi tim. Pemberian ASI dianjurkan dalam jangka
b. Kandungan ASI
Air susu ibu mengandung banyak zat serta vitamin yang beraneka
ragam yang tidak bisa terkalahkan oleh susu formula apapun, karena ASI
lemak, zat besi, laktoferin, latosim yang semua dalam takaran dan
komposisi yang pas bagi bayi. Oleh karena itu dapat dikatakan dengan
pasti, bahwa ASI lebih unggul dan tak terkalahkan oleh susu formula apa
pun (Nirwana, 2014). Komponen yang terkandung dalam ASI antara lain:
1) Protein
7
dibutuhkan oleh bakteri patogen untuk pertumbuhannya. Laktosa ASI
yang tinggi, kadar fosfat serta kapasitar buffer yang rendah, dan faktor
lainnya. Oleh karena itu kuman komensial terbanyak dalam usus bayi
lapisan pada dinding usus bayi yang baru lahir yang masih permeabel
resiko infeksi bakteri atau virus yang masuk melalui pencernaan. Jadi,
2) Mineral
dengan susu sapi. Bahkan susu sapi mengandung empat kali lebih
banyak dari pada ASI. Namun, jika bayi mengonsumsi susu sapi maka
3) Lemak
8
Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah
4) Karbohidrat
5) Vitamin
darah. Terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah
diserap (Maryunani,2012).
9
c. Pemberian ASI Eksklusif
dilahirkan sampai usia enam bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan
mendapatkan tambahan cairan lain, seperti susu formula, air jeruk, air
teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI Eksklusif, bayi juga tidak
diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur nasi, nasi tim
dengan ASI saja tanpa makanan atau cairan lain termasuk susu formula
sampai usia enam bulan tanpa makanan pendamping. Pada usia enam
yang dilakukan setelah bersalin. Hal tersebut saat ini dikenal dengan
10
d. Manfaat Pemberian ASI
a) Kesehatan
baik. Oleh karena itu bayi yang mendapat ASI Eksklusif lebih
vitamin dan zat-zat penting lainnya. ASI adalah cairan hidup yang
b) Kecerdasan
c) Emosi
Pada saat disusui, bayi berada dalam dekapan ibu yang merangsang
11
2) Manfaat bagi ibu
darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan
b) Menunda kehamilan
haid, 98% tidak akan hamil pada enam bulan pertama setelah
bulan.
c) Mengecilkan rahim
12
demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali
bayi umur dua tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker
f) Lebih ekonomis
g) Praktis
ASI dapat di berikan kapan pun dan dimana saja dalam keadaan
siap minum.
(Haryono,2014).
13
3. Menyusui
a. Pengertian
kepada bayi secara optimal. Tidak ada hal yang lebih bernilai dalam
awal kehidupannya. Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi ideal untuk
optimal. Menyusui adalah proses pemberian ASI kepada bayi dari sejak
lahir sampai berusia dua tahun, secara on demand (dua sampai tiga jam)
sekali dalam kurun waktu 24 jam. Jika bayi diberikan ASI saja sampai
ibu dan anak (WHO, 2010). Proses menyusui secara alami akan membuat
bayi mendapatkan asupan gizi yag cukup dan limpahan kasih sayang dari
14
tersebut mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
2) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
pada puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat
5) Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi
berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan
bawah ibu.
6) Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan saty tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di
8) Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari di atas dan
jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu
dan areolanya.
15
10) Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan
13) Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan
ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah).
sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan
sendirinya.
16
7) Puting susu ibu terasa tidak nyeri
d. Pola Menyusui
Pada awalnya bayi akan menyusu kepada ibu dengan jadwal yang
tidak teratur. Beberapa minggu pertama bayi biasanya menyusu 8-12 kali
dalam sehari namun tak jarang pola menyusu tersebut akan berubah
setelah dua minggu atau lebih. Oleh karena itu, sebaiknya bayi disusui
ASI karena isapan bayi akan sangat berpengaruh pada produksi ASI
menyusui bayinya dua sampai tiga jam sekali dan pada malam hari
langsung. ASI yang diberikan secara langsung yaitu, dengan cara bayi
menyusu pada ibunya langsung pada payudara ibu tanpa bantuan apapun,
makan pada bayi-bayi tertentu yang dirawat dirumah sakit. Kunci sukses
17
untuk memberikan ASI secara eksklusif adalah ibu dan keluarga
mempinyai manajemen ASI yang baik. Bagi ibu yang tidak dapat
dapat melakukan manajemen ASIP atau Air Susu Perah (Widuri, 2013).
seorang ibu yang harus mengeluarkan ASI karena alasan medis, hingga
optimal yang disebut sebagai teknik “mamet”. Kunci sukses dari teknik
ini adalah kombinasi dari cara memerah ASI dan cara memijat payudara
(Widuri, 2013).
2) Menyiapkan cangkir atau gelas tertutup yang telah dicuci dengan air
mendidih
4) Menekan daerah areola ke arah dada dengan ibu jari di sekitar areola
bagian atas dan jari telunjuk pada sisi areola yang lain.
18
6) Mengulangi tekan peras lepas tekan peras
lepas. Jika pada mulanya ASI tidak teratur keluar, jangan berhenti
terasa nyeri, makan akan lebih baik jika ASI dikeluarkan dengan pompa
payudara. Pompa baik digunakan bila ASI benar-benar penuh, tetapi pada
berikut :
6) Menekan dan lepas beberapa kali, sehingga ASI akan keluar dan
19
Untuk menyimpan ASI perah ada beberapa teknik dan tips
diantarannya :
1) ASI yang diperas hanya bisa bertahan di suhu ruangan atau udara
2) ASI dapat disimpan di kulkas (4˚C) untuk lima sampai hari ke depan.
6) Jangan lupa memberi label tanggal sehingga ASI yang sudah lama
kotak pendingin tetapi bukan alternatif yang baik untuk jangka waktu
yang lama karena hanya bisa digunakan dalam waktu beberapa jam
saja.
20
1) Mengambil botol ASI dari kulkas dan kemudian meletakkan dalam
suhu ruangan atau bisa diletakkan di atas mangkok dengan air panas.
3) Menuang ASI dari botol penyimpan ke wadah gelas atau cangkir dan
menjadi susu
ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan diberikan,
tidak terlalu dingin atau dapat pula direndam dalam wadah berisi air
21
a. Faktor predisposisi
1) Pengetahuan
dari tahu, dan ini sering terjadi setelah orang melakukan pengindraan
a) Umur
b) Pendidikan
22
menyelesaikan program pendidikan formal pada saat dilakukan
c) Pekerjaan
23
memberikan ASInya, proses memerah ASI bagi ibu yang bekerja
lain yang dihadapi ibu yang bekerja yaitu harus kembali bekerja
sarana umum. Pada saat bulan kedua cuti melahirkan ibu bekerja
dapat membuat persediaan ASI karna pada saat ini produksi ASI
d) Paritas
24
Menurut Suraatmaja dalam Septiani (2017) menyatakan
2) Sikap
3) Kepercayaan
saat dia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah
4) Nilai-nilai
25
Di dalam suatu masyarakat apapaun selalu berlaku nilai-nilai
b. Faktor pendukung
c. Faktor pendorong
Akibat apabila bayi tidak diberi ASI Eksklusif yaitu bayi tidak
26
menghambat perubahan dan perkembangan kecerdasan. Adapun dampak
lain yang dapat terjadi pada bayi yaitu tidak mendapat ASI Eksklusif
B. Landasan Teori
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
ibu, dan berguna sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). Keseimbangan zat-
zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya
memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi (Harun Yahya dalam Maryunani,
2012). Menurut Haryono (2014) ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja
ASI memiliki kandungan zat yang penting yang dibutuhkan bayi, seperti:
lemak, zat besi, laktoferin, latosim yang semua dalam takaran dan komposisi
yang pas bagi bayi (Nirwana, 2014). ASI Eksklusif diharapkan dapat diberikan
sampai enam bulan. Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi
Umur terbaik untuk reproduktif sehat adalah rentang 20-35 tahun. Pada
usia ini dianggap sebagai periode emas untuk bereproduksi karena fungsi-
27
fungsi organ reproduksi dinilai sudah matang sehingga siap untuk hamil,
Menurut Isna (2008) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sandra (2010) ibu yang bekerja
dengan ibu yang tidak bekerja. Menurut Suraatmaja dalam Septiani (2017)
menyusui.
C. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi 7-
28
29
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pemberian ASI pada ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan di Puskesmas
B. Desain Penelitian
peneliti.
C. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi
usia 7-12 bulan yang masuk dalam data pasien di Puskesmas Mlati II Sleman
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2018 sampai Januari 2019.
2. Tempat penelitian
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
adalah perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 7-
29
F. Definisi Operasional Variabel
30
G. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian
(Subagyo, 2011).
H. Prosedur Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer yang diperoleh secara langsung dari responden atau subjek sebagai
Yogyakarta.
Yogyakarta.
31
e. Menyusun proposal Karya Tulis Ilmiah, Konsultasi Pembimbing serta
Sleman Yogyakarta.
wawancara
b. Melakukan wawancara dengan ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan di
Puskesmas Mlati II
I. Manajemen Data
1. Pengolahan Data
32
a. Penyuntingan (Editing)
dilapangan agar bila ada jawaban yang meragukan atau pertanyaan yang
b. Pemindahan (Transfering)
komputer.
c. Tabulasi (Tabulating)
2. Analisis Data
∑ f ×100 %
P= n
Keterangan :
33
J. Etika Penelitian
kapan saja
34
kerahasiaan identitas subjek dengan membuat inisial terhadap nama
responden.
inclusiveness)
benefits)
mendapatkan hasil dengan manfaat yang besar bagi subjek penelitian dan
K. Kelemahan Penelitian
35
Dalam melakukan penelitian terdapat kelemahan yang dialami peneliti
36
45
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Puskesmas Mlati II termasuk sebagai salah satu bangunan warisan budaya yang
menempati area Tanah Sultan dengan luas tanah 8337 m2. Radius wilayah
kerja ±5 km meliputi tiga desa yaitu desa Tlogoadi, Sumberadi, dan Tirtoadi.
yang juga dilengkapi dengan pelayanan 24 jam terbatas. Pelayanan rawat jalan
meliputi Poli Umum, Poli KIA dan KB, Poli Tumbuh Kembang, Poli Gizi, Poli
Gigi dan Psikolog sedangkan pelayanan rawat inap meliputi Instalasi Gawat
Eksklusif wilayah Puskesmas Mlati II yang dilakukan selama dua hari pada
1. Pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan
2. Karakteristik Responden
dan masuk kedalam kelompok ibu multipara sebanyak 20 orang (55,56 %).
Eksklusif (0-6 bulan) sebagian besar pada ibu yang berusia 20-35 tahun,
B. Pembahasan
48
1. Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 7-12
bulan
Berdasarkan tabel 2, perilaku ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan
yang memberikan ASI Eksklusif pada umur 0-6 bulan yaitu sebanyak 23
orang (63,89%) dan yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada umur 0-6
bulan sebanyak 13 orang (36,11 %). Dari hasil penelitian sebagian besar
perilaku ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan memberikan ASI secara
Eksklusif pada umur 0-6 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum
ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan sudah memahami akan pentingnya
Paritas
Berdasarkan tabel 3, sebagian besar umur ibu yang memiliki bayi usia
7-12 bulan pada penelitian ini yaitu 20-35 tahun sebanyak 28 orang
(77,78%). Menurut Efendi dan Makhfudli dalam Prihandini (2016), hal ini
reproduksi sehat. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
Sebagian besar ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan berpendidikan
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini yang
Sebagian besar ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan tidak bekerja
penelitian ini sadar akan pentingnya merawat anak sehingga responden lebih
Sebagian besar ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan dalam
reproduksi dan jarak antara anak saat ini dengan sebelumnya tidak terlalu
jauh.
dan paritas
Berdasarkan tabel 4, sebagian besar umur ibu yang memiliki bayi usia
7-12 bulan dan memberikan ASI secara Eksklusif pada penelitian ini yaitu
usia 20-35 tahun sebanyak 18 orang. Sesuai dengan penelitian Astuti (2013)
ibu yang berusia 20-35 tahun. Hal tersebut juga sesuai dengan teori yang
karena fungsi organ reproduksi dinilai sudah matang sehingga siap untuk
menyusui.
Sebagian besar ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan dan
memberikan ASI secara Eksklusif pada penelitian ini yaitu ibu dengan
sesuai dengan hasil penelitian Astuti (2013) yang menyebutkan bahwa ibu
hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori Sandra (2010) dan Isna
semakin mudah menerima ilmu dan semakin tinggi pula kemampuan dasar
Sebagian besar ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan dan
memberikan ASI secara Eksklusif pada penelitian ini yaitu pada ibu yang
tidak bekerja sebanyak 13 orang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Astuti (2013) yang menyebutkan bahwa ibu yang tidak bekerja dapat
memberika ASI Eksklusif. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Sandra
(2010) bahwa waktu yang dimiliki ibu yang tidak bekerja lebih banyak
dibanding dengan ibu yang bekerja sehingga pemberian ASI Eksklusif tidak
Sebagian besar ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan dan
kelompok ibu multipara sebanyak 12 orang. Hal ini tidak sesuai dengan
51
penelitian ini sesuai dengan teori Suraatmaja dalam Septiani (2017) yang
volume ASI meningkat setelah kelahiran anak pertama dan menurun setelah
BAB V
A. Kesimpulan
1. Perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 7-12
bulan sebagian besar memberikan ASI Eksklusif pada bayinya saat berusia
0-6 bulan.
2. Karakteristik responden sebagian besar ibu yang memiliki bayi usia 7-12
3. Perilaku pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 7-12
pada ibu yang berusia 20-35 tahun, pendidikan menengah (SMA/ SMK/
B. Saran
pembentukan group whatsapp atau kelompok tatap muka bagi ibu yang
Diharapkan kepada ibu untuk tetap optimis dan mengikuti kelas ibu
bermanfaat.
46
47
Daftar Pustaka
Abdullah, Giri Inayah dan Dian Ayubi, 2013, Determinan Perilaku Pemberian
ASI Eksklusif pada Ibu Pekerja, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,
Vol. 7, no.7: 298-303.
Arifiati, N, 2017, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
pada Bayi di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Cilegon, Jurnal
IKAKESMADA: 129-135
Astuti, Isroni, 2013, Determinan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui,
Jurnal Poltekkes Kemenkes Jakarta I: Jurnal Health Quality, Vol. 14, no.
1: 60-68.
Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
_________, 2010, Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, p.40.
Dinkes Kabupatan Sleman, 2018, Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun
2017, Sleman.
Dinkes Provinsi DIY, 2018, Profil Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta Tahun
2017, Yogyakarta.
Dra. Hj. Ermalena,2017,Indikator Kesehatan SDGs di Indonesia.
Haryono R, Setianingsih, S. 2014. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah Hati Anda.
Yogyakarta: Gosyen Publising.
https://pkmmlati2.slemankab.go.id/profil/
Isna, Hikmawati, 2008, Faktor-Faktor Resiko Kegagalan Pemberian ASI Selama
Dua Bulan (Studi Kasus pada bayi Umur 3-6 Bulan Di Kabupaten
Banyumas, Tesis Universitas Diponegoro Semarang.
Lestari, Desfi, Reni Zuraida dan TA Larasti, 2013, Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan, Medical Journal of
Lampung University, Vol.2, no. 4: 88-99.
Maryunani, Anik, 2012,Inisiasi Menyusu Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen
Laktasi, Jakarta: TIM.
Mubarak, 2007,Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan, Jogjakarta: Graha Ilmu.
Nirwana A.B, 2014,ASI dan Susu Formula Kandungan dan Manfaat ASI dan
Susu Formula, Yogyakarta; Nuha Medika.
Notoatmodjo,S, 2010,Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
____________, 2012,Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Oktora, R, 2013, Gambaran Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja di Desa
Serua Indah Kecamatan Jombang Tangerang Selatan, Jurnal Kesehatan
Reproduksi, Vol. 4, no.1: 30-40.
Prihandini, Shandra Riestya, 2016, Usia Reproduksi Tidak Sehat dan Jarak
Kehamilan yang Terlalu Dekat Meningkatkan Kejadian Abortus di Rumah
Sakit Tentara Dokter Soedjono Magelang, Jurnal Kebidanan, Vol. 5, no. 9:
47-57.
Sandra, Fikawati, 2010, Kajian Implementasi Dan Kebijakan Air Susu Ibu
Eksklusif Dan Inisiasi Menyusu Dini Di Indonesia, Makara Kesehatan Vol
14, No1, Juni 2010:17-24.
Septiani, Hanulan, Artha Budi dan Karbito, 2017, Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif Oleh Ibu Menyusui yang
Bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan, Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan,
Vol. 2, no. 2: 159-174.
Subagyo, P Joko, 2011,Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta:
Aneka Cipta.
Suyono dan Hariyanto, 2012,Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT
Rosdakarya Remaja.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Widuri, H, 2013,Cara Mengolah ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja, Yogyakarta:
Gosyen Publising.
World Health Organization (WHO), 2017, Care of The Preterm and Low-Birth-
Weight Newborn World Prematurity Day - “ Let Them Thrive”: 1–5.
48