1 TUJUAN PERCOBAAN
Dimana :
= permeabilitas magnetik
= Gaya magnetik pada m2
= Vektor satuan berarah dari m1 ke m2
Sehingga kuat medan magnetik pada suatu titik dengan jarak r dari muatannya
dapat dinyatakan sebagai :
=
Medan maget yang terukur oleh magnetometer adalah medan magnet induksi,
termasuk efek magnetisasinya, yang diberikan dengan persamaan :
=
Kemagnetan Bumi
Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan magnet
yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak di dalam inti bumi,
namun tidak berhimpit dengan pusat bumi. Medan magnet bumi ini dinyatakan
dalam besar dan arah (vektor) dimana arahnya dinyatakan dalam deklinasi
(penyimpangan
terhadap
arah
utara-selatan
geografis)
dan
inklinasi
(penyimpangan terhadap arah horizontal). Kuat medan magnet bumi yang terukur
di permukaan sebagian besar berasal dari dalam bumi (internal field) mencapai
lebih dari 90%, sedangkan sisanya adalah medan magnet dari kerak bumi yang
merupakan target dalam eksplorasi geofisika, dan medan dari luar (eksternal
field). Karena medan magnet dari dalam bumi merupakan bagian terbesar, maka
medan ini sering juga disebut sebagai medan utama yang dihasilkan oleh adanya
akitivitas dalam inti bumi bagian luar (salah satu konsep adanya medan utama
adalah dari teori dinamo).
Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field).
Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet
seperti magnetite (), titanomagnetite () dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran
adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik).
Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai
peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan
magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga
sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil
gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet
remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah
besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen
akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet
utama bumi (Telford, 1976),
Pada tabel tersebut tampak bahwa harga kerentanan magnetik suatu batuan bukan
merupakan suatu harga mutlak, tetapi berasal pada interval tertentu. Keadaan
harga tiap batuan yang saling overlape antara satu dan yang lainnya merupakan
kesulitan dalam penafsiran anomali magnetik yang dihubungkan langsung dengan
analoginya kecuali mineral pirit dan ilmenit atau magnetit.
Berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukkan oleh kerentanan magnetiknya,
batuan dan mineral dapat diklasifikasikan menjadi :
Diamagnetik
Memiliki kerentanan magnetik (k) negatif dan kecil, artinya bahwa
orientasi elektron orbital substansi ini selalu berlawanan arah dengan
medan magnet luar. Contoh : grafit, marmer, kuarsa dan garam
Paramagnetik
Memiliki harga kerentanan magnetik (k) positif dan kecil
Ferromagnetik
Memiliki harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar, yaitu sekitar
106 kali dari diamagnetik/paramagnetik. Sifat kemagnetan substansi ini
Data Awal
Data Pengukuran Lintasan Magnetik
Stasiun Waktu
TA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
TA
6:53
7:31
7:39
7:48
7:56
8:04
8:10
8:16
8:23
8:26
8:35
8:42
8:48
8:53
9:02
1:26
9:13
9:19
9:26
9:50
Koordinat
X
Y
0
0
25
0
50
0
75
0
100
0
125
0
150
0
175
0
200
0
225
0
250
0
275
0
300
0
325
0
350
0
375
0
400
0
425
0
450
0
0
0
(
(
Hasil Perhitungan
Stasiun Waktu
TA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
TA
6:53
7:31
7:39
7:48
7:56
8:04
8:10
8:16
8:23
8:26
8:35
8:42
8:48
8:53
9:02
9:06
9:13
9:19
9:26
9:50
Selisih
waktu titik
base awal
(menit)
0
38
46
55
63
71
77
83
90
93
102
109
115
120
129
133
140
146
153
177
Koordinat
X
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Anomali
0
0 24460
24578.63
24584
24710.5
24717
24647.23
24655
24592.1
24601
24514.97
24525
24590.12
24601
24426.28
24438
24157.29
24170
24408
24394.86
24422.59
24437
24407.6
24423
24476.76
24493
24221.05
24238
24531.78
24550
24656.21
24675
24821.23
24841
24815.38
24836
24603.39
24625
0
0 24485
0
118.6328
250.5028
187.2316
132.1017
54.97175
130.1243
-33.7232
-302.712
-65.1356
-37.4068
-52.3955
16.75706
-238.949
71.77966
196.2147
361.226
355.3785
143.3898
0
Lapangan
Base
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
0
400
Pengukuran Anomali
Lintasan Magnetik
-200
-300
-400
1.5 ANALISIS
Dari hasil pengukuran menggunakan survei geomagnetik, didapatkan nilai
anomali berada di antara -302.712 nT hingga 355.37 nT. Dari hasil pengukuran
koreksi pada base awal dan base akhir, perbedaan nilai medan magnetik tidak
tertalu besar, hal ini menunjukkan data pengukuran cukup akurat karena pengaruh
dari medan magnet eksternal seperti aktivitas sunspot matahari tidak terlalu besar.
Perbedaan nilai pengukuran dari medan magnetik ini dikarenakan oleh adanya
perbedaan waktu dan efek dari radiasi matahari. Koreksi T koreksi dari awal
pengukuran hingga akhir pengukuran pada masing-masing pengukuran, nilainya
tidak berbeda jauh. Dari nilai ini, dapat disimpulkan bahwa rentang waktu
pengukuran baik, karena kemampuan alat dalam mengukur cendrung konstan dan
tidak menurun terlalu besar. Jadi, pengukuran dari pukul 06:53 sampai 09:50 total
lama pengukuran sekitar 3 jam sudah termasuk tepat.
Dari hasil penguuran nilai anomali medan magnetik, harga kerentanan
magnetik yang diperoleh bukan merupakan suatu harga mutlah, melainkan berada
dalam interval tertentu. Besar nilai anomali yang terukur yaitu -302.712 nT hingga
355.37 nT. Secara garis besar, anomali ini disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnet induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan
yang besar pada megnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetnya
dan berkaitan dengan peristiwa kemagnetan yang dialami sebelumnya. Anomali
yang diperoleh dari survei merupakan gabungan dari medan magnet remanen dan
medan magnet induksi.
Dari rentang nilai yang terbaca, kemungkinan salah satu jenis mineral yang
terkandung di daerah tersebut yaitu ilmenit yang terukur dalam rentang 300-3500
nT (berdasarkan tabel harga kerentanan jenis bautan dan minerat). Dari hasil
gradik anomali, dapat diambil beberapa penginterpretasian yaitu :
Pada lintasan 175 225 m dan 300 - 350 m termasuk benda diamagnetik
karena nilai anomalinya kecil dan negatif
Penginterpretasian nilai anomali dari medan magnetik ini akan lebih baik jika
dihubungkan langsung dengan litologi dari daerah tempat dilakukannya
pengukuran .
1.6 KESIMPULAN
Koreksi hasil pengukuran lapangan dengan menggunakan survei magnetik adalah
sebagai berikut :
Stasiun Waktu
TA
6:53
1
7:31
2
7:39
3
7:48
4
7:56
5
8:04
6
8:10
T koreksi
0
24578.63
24710.5
24647.23
24592.1
24514.97
24590.12
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
TA
8:16
8:23
8:26
8:35
8:42
8:48
8:53
9:02
9:06
9:13
9:19
9:26
9:50
24426.28
24157.29
24394.86
24422.59
24407.6
24476.76
24221.05
24531.78
24656.21
24821.23
24815.38
24603.39
0
Dari hasil perolehan koreksi pengukuran lapangan, maka diperoleh data anomali
magnetik dari pengukuran survei magnetik dalam rentang -302.712 nT hingga
355.37 nT yang kemudian direpresentasikan dengan kurva anomali pengukuran
magnetik terhadap jarak mendatar. Berikut hasil kurva anomali magnetik :
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
0
400
-200
-300
-400
Pengukuran Anomali
Lintasan Magnetik
[1]
[2]
http://bu-gis.blogspot.co.id/2010/12/metoda-geomagnet.html diakses