Anda di halaman 1dari 10

1.

1 TUJUAN PERCOBAAN

Mengoreksi data hasil pengukuran lapangan dari suatu lintasan survei


magnetik

Menggambarkan profil lintasan hasil pengukuran magnetik

1.2 TEORI DASAR


Penggunaan metode magnetik di dalam prospeksi atau eksplorasi geofisika
adalah berdasarkan adanya anomali medan magnetik bumi akibat sifat
kemagnetan batuan yang berbeda satu terhadap yang lainnya (kontras sifat
magnet). Metode magnet digunakan untuk mendapatakan gambaran bawah
permukaan bumi atau benda dengan karakteristik magnetik tertentu.
Gaya magnet yang ditimbulkan oleh dua kutub yang terpisah pada jarak r dan
muatannya masing-masing m1 dan m2 diberikan oleh :

Dimana :
= permeabilitas magnetik
= Gaya magnetik pada m2
= Vektor satuan berarah dari m1 ke m2
Sehingga kuat medan magnetik pada suatu titik dengan jarak r dari muatannya
dapat dinyatakan sebagai :
=

Medan maget yang terukur oleh magnetometer adalah medan magnet induksi,
termasuk efek magnetisasinya, yang diberikan dengan persamaan :
=

Kemagnetan Bumi
Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan magnet
yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak di dalam inti bumi,
namun tidak berhimpit dengan pusat bumi. Medan magnet bumi ini dinyatakan
dalam besar dan arah (vektor) dimana arahnya dinyatakan dalam deklinasi
(penyimpangan

terhadap

arah

utara-selatan

geografis)

dan

inklinasi

(penyimpangan terhadap arah horizontal). Kuat medan magnet bumi yang terukur
di permukaan sebagian besar berasal dari dalam bumi (internal field) mencapai
lebih dari 90%, sedangkan sisanya adalah medan magnet dari kerak bumi yang
merupakan target dalam eksplorasi geofisika, dan medan dari luar (eksternal
field). Karena medan magnet dari dalam bumi merupakan bagian terbesar, maka
medan ini sering juga disebut sebagai medan utama yang dihasilkan oleh adanya
akitivitas dalam inti bumi bagian luar (salah satu konsep adanya medan utama
adalah dari teori dinamo).
Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field).
Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet
seperti magnetite (), titanomagnetite () dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran
adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik).
Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai
peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan
magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga
sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil
gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet
remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah
besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen

akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet
utama bumi (Telford, 1976),

Metode Pengukuran Data Geomagnetik


Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang
digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat
medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton Precission
Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik
total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei magnetik
adalah Global Positioning System (GPS). Peralatan ini digunaka untuk mengukur
posisi titik pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS
ini dalam penentuan posisi suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelit.
Penggunaan sinyal satelit karena sinyal satelit menjangkau daerah yang sangat
luas dan tidak terganggu oleh gunung, bukit, lembah dan jurang

Sifat kemagnetan Batuan


Setiap jenis batuan memiliki sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet
yang dimanifestasikan dalam parameter kerentanan magnetik batuan atau
mineralnya (k). Dengan adanya perbedaan dan sifat khusus dari tiap jenis batuan
atau mineral inilah yang melandasi digunakannya metode magnetik untuk
kegiatan eksplorasi maupun kepentingan geodinamika. Pada tabel berikut
ditunjukkan daftar kerentanan magnetik (k) beberapa jenis batuan dan mineral
umum dijumpai. Berikut merupakan harga kerentanan beberapa jenis batuan dan
mineral (dalam besaran x 103 (SI)).

Pada tabel tersebut tampak bahwa harga kerentanan magnetik suatu batuan bukan
merupakan suatu harga mutlak, tetapi berasal pada interval tertentu. Keadaan
harga tiap batuan yang saling overlape antara satu dan yang lainnya merupakan
kesulitan dalam penafsiran anomali magnetik yang dihubungkan langsung dengan
analoginya kecuali mineral pirit dan ilmenit atau magnetit.
Berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukkan oleh kerentanan magnetiknya,
batuan dan mineral dapat diklasifikasikan menjadi :

Diamagnetik
Memiliki kerentanan magnetik (k) negatif dan kecil, artinya bahwa
orientasi elektron orbital substansi ini selalu berlawanan arah dengan
medan magnet luar. Contoh : grafit, marmer, kuarsa dan garam

Paramagnetik
Memiliki harga kerentanan magnetik (k) positif dan kecil

Ferromagnetik
Memiliki harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar, yaitu sekitar
106 kali dari diamagnetik/paramagnetik. Sifat kemagnetan substansi ini

dipengaruhi oleh kondisi termperatur, yaitu pada tempetarut di atas


temperatur curie maka sfat kemagnetannya akan hilang.

1.3 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Melakukan koreksi data lapangan untuk mendapatkan intensitas magnetik
terkoreksi
2. Menghitung intensitas magnetik anomali berdasarkan intensitas magnetik
terkoreksi
3. Memplot intensitas magnetik anomali terhadap jarak mendatar

1.4 PENGOLAHAN DATA


1.4.1

Data Awal
Data Pengukuran Lintasan Magnetik

Stasiun Waktu
TA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
TA

6:53
7:31
7:39
7:48
7:56
8:04
8:10
8:16
8:23
8:26
8:35
8:42
8:48
8:53
9:02
1:26
9:13
9:19
9:26
9:50

Koordinat
X
Y
0
0
25
0
50
0
75
0
100
0
125
0
150
0
175
0
200
0
225
0
250
0
275
0
300
0
325
0
350
0
375
0
400
0
425
0
450
0
0
0

Intensitas Magnetik Pengukuran


(nT)
Lapangan
Base
Anomali
24460
24584
24717
24655
24601
24525
24601
24438
24170
24408
24437
24423
24493
24238
24550
24675
24841
24836
24625
24485

Koreksi data intensitas magnetik hasil pengukuran


Tkoreksi = Nilai magnetik lapangan ( D x Selisih waktu titik pengukuran
(x) terhadap base awal)
Dimana :
D

(
(

Intensitas magnetik anomali


Tanomali = Tkoreksi - Tbase awal

Hasil Perhitungan

Stasiun Waktu
TA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
TA

6:53
7:31
7:39
7:48
7:56
8:04
8:10
8:16
8:23
8:26
8:35
8:42
8:48
8:53
9:02
9:06
9:13
9:19
9:26
9:50

Selisih
waktu titik
base awal
(menit)
0
38
46
55
63
71
77
83
90
93
102
109
115
120
129
133
140
146
153
177

Koordinat
X

0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Intensitas Magnetik Pengukuran (nT)


T koreksi

Anomali

0
0 24460
24578.63
24584
24710.5
24717
24647.23
24655
24592.1
24601
24514.97
24525
24590.12
24601
24426.28
24438
24157.29
24170
24408
24394.86
24422.59
24437
24407.6
24423
24476.76
24493
24221.05
24238
24531.78
24550
24656.21
24675
24821.23
24841
24815.38
24836
24603.39
24625
0
0 24485

0
118.6328
250.5028
187.2316
132.1017
54.97175
130.1243
-33.7232
-302.712
-65.1356
-37.4068
-52.3955
16.75706
-238.949
71.77966
196.2147
361.226
355.3785
143.3898
0

Lapangan

Base

Kurva intensitas magnetik anomali terhadap jarak mendatar

Kurva Intensitas Anomali terhadap Jarak


Mendatar
300
200
100
0
-100

0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
0

Intensitas Magnetik (nT)

400

Pengukuran Anomali
Lintasan Magnetik

-200
-300
-400

Jarak Datar (x)

1.5 ANALISIS
Dari hasil pengukuran menggunakan survei geomagnetik, didapatkan nilai
anomali berada di antara -302.712 nT hingga 355.37 nT. Dari hasil pengukuran
koreksi pada base awal dan base akhir, perbedaan nilai medan magnetik tidak
tertalu besar, hal ini menunjukkan data pengukuran cukup akurat karena pengaruh
dari medan magnet eksternal seperti aktivitas sunspot matahari tidak terlalu besar.
Perbedaan nilai pengukuran dari medan magnetik ini dikarenakan oleh adanya
perbedaan waktu dan efek dari radiasi matahari. Koreksi T koreksi dari awal
pengukuran hingga akhir pengukuran pada masing-masing pengukuran, nilainya
tidak berbeda jauh. Dari nilai ini, dapat disimpulkan bahwa rentang waktu
pengukuran baik, karena kemampuan alat dalam mengukur cendrung konstan dan
tidak menurun terlalu besar. Jadi, pengukuran dari pukul 06:53 sampai 09:50 total
lama pengukuran sekitar 3 jam sudah termasuk tepat.
Dari hasil penguuran nilai anomali medan magnetik, harga kerentanan
magnetik yang diperoleh bukan merupakan suatu harga mutlah, melainkan berada
dalam interval tertentu. Besar nilai anomali yang terukur yaitu -302.712 nT hingga
355.37 nT. Secara garis besar, anomali ini disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnet induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan

yang besar pada megnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetnya
dan berkaitan dengan peristiwa kemagnetan yang dialami sebelumnya. Anomali
yang diperoleh dari survei merupakan gabungan dari medan magnet remanen dan
medan magnet induksi.
Dari rentang nilai yang terbaca, kemungkinan salah satu jenis mineral yang
terkandung di daerah tersebut yaitu ilmenit yang terukur dalam rentang 300-3500
nT (berdasarkan tabel harga kerentanan jenis bautan dan minerat). Dari hasil
gradik anomali, dapat diambil beberapa penginterpretasian yaitu :

Pada lintasan 0 175 m dan 225 300 m termasuk benda paramagnetik


karenan memiliki nilai intensitas anomali yang kecil dan pada lintasan ini
diduga mengandung mineral kromit.

Pada lintasan 175 225 m dan 300 - 350 m termasuk benda diamagnetik
karena nilai anomalinya kecil dan negatif

Pada lintasan 350 450 m termasuk benda ferromagnetik karena nilai


anomali yang besar, dan pada lintasan ini diduga mengandung mineral
ilmenit.

Penginterpretasian nilai anomali dari medan magnetik ini akan lebih baik jika
dihubungkan langsung dengan litologi dari daerah tempat dilakukannya
pengukuran .

1.6 KESIMPULAN
Koreksi hasil pengukuran lapangan dengan menggunakan survei magnetik adalah
sebagai berikut :
Stasiun Waktu
TA
6:53
1
7:31
2
7:39
3
7:48
4
7:56
5
8:04
6
8:10

T koreksi
0
24578.63
24710.5
24647.23
24592.1
24514.97
24590.12

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
TA

8:16
8:23
8:26
8:35
8:42
8:48
8:53
9:02
9:06
9:13
9:19
9:26
9:50

24426.28
24157.29
24394.86
24422.59
24407.6
24476.76
24221.05
24531.78
24656.21
24821.23
24815.38
24603.39
0

Dari hasil perolehan koreksi pengukuran lapangan, maka diperoleh data anomali
magnetik dari pengukuran survei magnetik dalam rentang -302.712 nT hingga
355.37 nT yang kemudian direpresentasikan dengan kurva anomali pengukuran
magnetik terhadap jarak mendatar. Berikut hasil kurva anomali magnetik :

Kurva Intensitas Anomali terhadap Jarak


Mendatar
300
200
100
0
-100

0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
425
450
0

Intensitas Magnetik (nT)

400

-200
-300
-400

Jarak Datar (x)

Pengukuran Anomali
Lintasan Magnetik

1.7 DAFTAR PUSTAKA

[1]

Sulistijo, Budi dkk.2012.Catatan Kuliah TA415 Geofisika Cebakan

Mineral II. Bandung:Penerbit ITB.

[2]

http://bu-gis.blogspot.co.id/2010/12/metoda-geomagnet.html diakses

pada 25 September 2016 pukul 14.59

Anda mungkin juga menyukai