Anda di halaman 1dari 14

RAPID SURVEY

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI ANAK


SEKOLAH (USIA 8-12 TAHUN) DI SD NEGERI 1 DESA KAWA
KECAMATAN SERAM BARAT, KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
A. LATAR BELAKANG
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor
utama yang diperlukan dalam melaksanakan Pembangunan Nasional. Untuk
meningkatkan kualitas SDM tersebut maka harus dilakukan upaya-upaya
yang saling berkesinambungan. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi
kualitas SDM, faktor kesehatan dan gizi memegang peranan penting, karena
orang tidak akan dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal
apabila yang bersangkutan tidak memiliki status kesehatan dan gizi yang
optimal.
Menurut RISKESDAS, penduduk yang mengkonsumsi makanan di
bawah 70% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan tahun 2004
sebanyak 40,6%. Keadaan ini banyak dijumpai pada anak usia sekolah
(41,2%), remaja (54,5%), dan ibu hamil (44,2%). Data RISKESDAS
menunjukkan bahwa masih terdapat anak usia sekolah dasar yang
prevalensi status gizinya (IMT/U) dengan kategori kurus di atas prevalensi
nasional (7,6%).
Usia anak adalah usia emas yang menjadi bibit yang menentukan bagi
masa depan bangsa. Artinya kualitas SDM generasi muda harus mulai
diperhatikan sejak usia anak-anak. Anak-anak sekolah dasar merupakan
salah satu kelompok yang rawan mengalami gizi kurang diantara
penyebabnya ialah tingkat ekonomi yang rendah dan asupan makanan yang
kurang seimbang serta rendahnya pengetahuan orang tua. Anak sekolah
dengan pola makan seimbang cenderung memiliki status gizi yang baik.
Asupan gizi yang kurang pada anak dapat menghambat pertumbuhan fisik
dan kemampuan berfikir pada anak yang akhirnya dapat menurunkan minat
belajar.

Oleh karena itu status gizi anak harus segera diketahui untuk dilakukan
langkah preventif. Bertolak dari latar belakang tersebut maka kami tertarik
untuk melakukan rapid survey tentang status gizi siswa di SDN 1 Desa
Kawa, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana status gizi anak sekolah (usia 8-12 tahun) di SD Negeri 1
Desa Kawa Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat?
C. TUJUAN SURVEI
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang status gizi anak sekolah (usia 812 tahun) di SD Negeri 1 Desa Kawa Kecamatan Seram Barat,
Kabupaten Seram Bagian Barat.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan IMT/U
(Z-score).
b) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan usia.
c) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan jenis
kelamin.
d) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan frekuensi
makan dalam sehari.
e) Mengetahui distribusi

status

gizi

responden

berdasarkan

keteraturan makan.
f) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan menu
makan setiap hari.
g) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan kebisaan
sarapan pagi.
h) Mengetahui distribusi

status

gizi

responden

berdasarkan

kebiasaan minum susu.


i) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan konsumsi
makanan jajanan.
j) Merencanakan langkah intervensi terhadap hasil rapid survey yang
dilakukan.
k) Melakukan analisis SWOT terhadap rapid survey dan tindakan
intervensi yang dilakukan.
2

D. LOKASI DAN WAKTU SURVEI


Survei ini dilakukan di SD Negeri 1 Desa Kawa Kecamatan Seram
Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat pada tanggal 26 Mei 2016 (1 hari).
E. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi dalam survei ini adalah seluruh siswa-siswi SD Negeri 1
Kawa, Desa Kawa Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian
Barat.
2. Sampel
a) Metode: Total Sampling.
b) Proporsi Sampel: Responden yang memenuhi kriteria inklusi
survei.
F. KRITERIA SURVEI
1. Kriteria Inklusi
Siswa-siswi kelas IV dan V (usia 8-12 tahun) SD Negeri 1 Kawa
Kawa, Desa Kawa Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian
Barat.
2. Kriteria Eksklusi
Siswa dan siswi kelas IV dan V yang berusia kurang dari 8 tahun
dan lebih dari 12 tahun.
Siswa dan siswi kelas IV dan V (usia 8-12 tahun) yang menolak
untuk dilakukan pemeriksaan status gizi.
Siswa dan siswi kelas IV dan V (usia 8-12 tahun) yang tidak berada
ditempat saat dilakukan survei.
G. METODE PENGAMBILAN DATA
Jenis data yang diambil merupakan data primer diperoleh dari
pengukuran

berat badan

dan

tinggi badan

kemudian dilakukan

perhitungan IMT dan data diambil dari kuesioner yang dibagikan meliputi
karakteristik siswa (umur dan jenis kelamin), pola makan (frekuensi
makan dalam sehari, keteraturan makan, menu makan setiap hari,
kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan minum susu, dan konsumsi makanan
jajanan) siswa dan siswi kelas IV dan V.

H. HASIL SURVEI
Total responden yang di data sebanyak 53 siswa dan siswi kelas
IV dan V, selanjutnya dikelompokkan berdasarkan beberapa karakteristik,
yaitu umur, jenis kelamin, frekuensi makan dalam sehari, keteraturan
makan, menu makan setiap hari, kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan
minum susu, dan konsumsi makanan jajanan.
1. Distribusi status gizi responden
Distribusi status gizi responden yang dihitung menggunakan
IMT/U (Z-score) dikelompokkan menjadi kurus, sangat kurus, normal,
gemuk dan obesse. Berikut merupakan persentase hasilnya:
Tabel 1. Distribusi status gizi responden berdasarkan IMT/U (Z-score)
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Status gizi
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas
TOTAL

Frekuensi
11
23
18
0
1
53

Persentase (%)
21
43,3
34
0
2
100

Gambar 1. Distribusi status gizi responden berdasarkan IMT/umur


(Z-score)

2. Distribusi status gizi responden berdasarkan kelompok umur


Distribusi status gizi responden berdasarkan umur terdiri dari
umur 8 sampai 12 tahun. Berikut merupakan persentase hasilnya:
Tabel 2. Distribusi status gizi responden berdasarkan kelompok umur

No.
1.

Status Gizi (Frekuensi/%)

Umur
(tahun)

SK

0 (0)

2 (3,8)

2 (3,8)

0 (0)

0 (0)

2.

4 (7,5)

9 (17)

2 (3,8)

0 (0)

1 (1,8)

3.

10

6 (11,3)

8 (15,1)

5 (9,4)

0 (0)

0 (0)

4.
5.

11
12
TOTAL

1 (1,8)
1 (1,8)
12

3 (5,7)
0 (0)
22

9 (17)
0 (0)
18

0 (0)
0 (0)
0

0 (0)
0 (0)
1

Gambar 2. Distribusi status gizi responden berdasarkan kelompok


umur

3. Distribusi status gizi responden berdasarkan jenis kelamin


Distribusi status gizi responden berdasarkan jenis kelamin,
terdiri dari laki-laki dan perempuan. Berikut merupakan persentase
hasilnya:
Tabel 3. Distribusi status gizi responden berdasarkan jenis kelamin
No.

Jenis kelamin

1.

Laki-laki

2.

Perempuan
TOTAL

Status Gizi (Frekuensi/%)


K
N
G
11
9
0
(21)
(17)
(0)
12
9
0
(22,7)
(17)
(0)

SK
5
(9,43)
6
(11,3)
10

23

18

O
1
(1,8)
0
(0)
1

Gambar 3. Distribusi status gizi responden berdasarkan jenis kelamin

4. Distribusi status gizi responden berdasarkan frekuensi makan


dalam sehari
Distribusi status gizi responden berdasarkan frekuensi makan
dalam sehari terdiri dari 3 kali, 2 kali, dan 1 kali. Berikut merupakan
persentase hasilnya:
Tabel 4. Distribusi status gizi responden berdasarkan frekuensi makan
dalam sehari
No.

Frekuensi makan
dalam sehari

1.

3 kali

2.

2 kali

3.

1 kali
TOTAL

Status Gizi (Frekuensi/%)


SK

9
(17)
2
(3,8)
0
(0)

18
(34)
5
(9,4)
0
(0)

16
(30,2)
2
(3,8)
0
(0)

0
(0)
0
(0)
0
(0)

1
(1,9)
0
(0)
0
(0)

11

23

18

Gambar 4. Distribusi status gizi responden berdasarkan frekuensi makan


dalam sehari

5. Distribusi status gizi responden berdasarkan keteraturan makan


Distribusi status gizi responden berdasarkan keteraturan
makan setiap hari terdiri dari selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah.
Berikut merupakan persentase hasilnya:

Tabel 5. Distribusi status gizi responden berdasarkan keteraturan


makan
No.

Keteraturan makan

Status Gizi (Frekuensi/%)

SK

13

1.

Selalu

6
(11,3)

(24,5)

8
(15,1)

0
(0)

2.

Kadang-kadang

5
(9,4)

10
(18,9)

10
(18,9)

0
(0)

0
(0)

0
(0)

Tidak pernah

0
(0)

(0)

(0)

TOTAL

11

23

18

3.

0
(0)
1
(1,9)

Gambar 5. Distribusi status gizi responden berdasarkan keteraturan


makan

6. Distribusi status gizi responden berdasarkan makan setiap hari


Distribusi status gizi responden berdasarkan menu makan
setiap hari terdiri dari makanan pokok+lauk-pauk+sayuran+buah,
makanan

pokok+lauk-pauk+sayuran/buah,

dan

makanan

pokok+lauk/sayuran. Berikut merupakan persentase hasilnya:

Tabel 6. Distribusi status gizi responden berdasarkan menu makan


setiap hari
No.
1.
2.
3.

Menu makan setiap hari


makanan pokok+laukpauk+sayuran+buah
makanan pokok+laukpauk+sayuran/buah
makanan
pokok+lauk/sayuran
TOTAL

Status Gizi (Frekuensi/%)

SK

0 (0)

0 (0)

0 (0)

0 (0)

0 (0)

7
(13, 2)

10

(18,9)
13

(11,3)
12

0 (0)

1 (1,9)

(24,5)
23

(22,6)
19

0 (0)

0 (0)

4 (7,5)
11

Gambar 6. Distribusi status gizi responden berdasarkan menu makan


setiap hari

7. Distribusi status gizi responden berdasarkan sarapan pagi


Distribusi status gizi responden berdasarkan kebiasaan
sarapan pagi terdiri dari selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah.
Berikut merupakan persentase hasilnya:

Tabel 7. Distribusi status gizi responden berdasarkan kebiasaan


sarapan pagi
No.

Kebiasaan
sarapan pagi

1.

Selalu

2.

Kadang-kadang

3.

Tidak pernah
TOTAL

Status Gizi (Frekuensi/%)

SK
9
(17)
3
(6)
0
(0)
12

K
12
(22,6)
10
(18,9)
0
(0)
22

N
10
(18,9)
8
(15,1)
0
(0)
18

G
0
(0)
0
(0)
0
(0)
0

O
0
(0)
1
(1,9)
0
(0)
1

Gambar 7. Distribusi status gizi responden berdasarkan kebiasaan


sarapan pagi
8

8. Distribusi status gizi responden berdasarkan kebiasaan minum


susu
Distribusi status gizi responden berdasarkan kebiasaan minum
susu terdiri dari selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah. Berikut
merupakan persentase hasilnya:
Tabel 8. Distribusi status gizi responden berdasarkan kebiasaan minum
susu
No.

Kebiasaan
minum susu

1.

Selalu

2.

Kadang-kadang

3.

Tidak pernah

Status Gizi (Frekuensi/%)

SK
4
(7,5)
3
(6)
5
(9,4)

K
1
(1,9)
13
(24,5)
9
(17)

N
3
(6)
6
(11,3)
8
(15,1)

G
0
(0)
0
(0)
0
(0)

O
0
(0)
0
(0)
0
(0)

17

33

17

TOTAL

Gambar 8. Distribusi status gizi responden berdasarkan kebiasaan


minum susu

9. Distribusi status gizi responden berdasarkan konsumsi makanan


jajanan
Distribusi

status

gizi

responden

berdasarkan

konsumsi

makanan jajanan terdiri dari selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah.


Berikut merupakan persentase hasilnya:
Tabel 9. Distribusi status gizi responden berdasarkan konsumsi
makanan jajanan
No.
1.

Konsumsi
makanan jajanan
Selalu

Status Gizi (Frekuensi/%)

SK
5
(9,4)

K
12
(22,6)

N
12
(22,6)

G
0
(0)

O
0
(0)

2.

Kadang-kadang

3
(6)

3.

Tidak pernah

3
(6)

TOTAL

11

9
(17)
12
(22,6)
33

4
(7,5)

0
(0)

2
(3,8)

0
(0)

18

1
(1,9)
0
(0)
1

Gambar 9. Distribusi status gizi responden berdasarkan konsumsi


makanan jajanan.

I. ANALISIS MASALAH
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, didapatkan bahwa status gizi
siswa kelas IV dan V SDN 1 kawa adalah kurus. Hal ini berarti komposisi
tubuh anak berdasarkan berat badan dan tinggi badan pada sebagian besar
anak adalah kurus dengan jumlah persentase sebanyak 43%( 23 dari 53
siswa). Namun, ada pula anak yang memiliki status gizi yang normal dengan
jumlah persentase 34% dan sisanya 21% yang memiliki status gizi sangat
kurus.
Jumlah anak dengan status gizi kurus pada perempuan lebih tinggi
daripada laki-laki, yaitu masing-masing 22,7% dan 21%. Pertumbuhan dan
perkembangan anak sangatlah pesat sehingga kemungkinan terdapat
perbedaan pula pada pola makannya. Berdasarkan pola makan, anak
perempuan lebih cenderung menyukai makanan cemilan dari pada makanan
pokok yang bergizi, sehingga anak laki-laki lebih cepat pertumbuhannya dari
anak perempuan.
Sedangkan dilihat dari faktor umur ditemukan siswa yang mengalami
gizi kurus ditemukan sebanyak 17% pada umur 9 tahun. Hal ini menunjukan
Kondisi kesehatan yang baik dan adanya keseimbangan antara konsumsi
makanan dan kebutuhan gizi yang terpenuhi akan mendukung terjadinya

10

pertumbuhan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan pertambahan


umur. Dengan hasil yang didapat dari penelitian ini, rata-rata responden
belum memiliki status gizi yang normal sesuai dengan pertambahan umur;
kemungkinan masalah gizi seperti asupan makanan bergizi yang tidak
memadai dapat menyebabkan hal tersebut.
Secara umum, siswa siswi SDN 1 Kawa dengan status gizi kurus
memiliki frekuensi makan 3 kali dalam sehari (34%), pola makan yang
selalu

teratur

(24,5%)

dan

banyak

mengkonsumsi

makanan

pokok+lauk/sayuran setiap harinya (24,5%), selalu sarapan pagi (22,6);


kemungkinan dapat disebabkan frekuensi makan yang tidak memenuhi
kebutuhan energi dan zat gizi pada anak usia pertumbuhan dan
perkembangan yakni dibutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu makan pagi
(sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan; atau pola
makan sehat yang tidak meliputi jenis makan yang bergizi, frekuensi makan
yang diperhatikan, serta porsi makan yang dikonsumsi anak; atau sarapan
yang dikonsumsi tidak sesuai anjuran dan memenuhi 20%-25% dari
kebutuhan energi total dalam sehari yang dilakukan pada pagi hari sebelum
kegiatan belajar di sekolah.
Berdasarkan kebiasaan minum susu, anak dengan status gizi kurus
ditemukan

kadang-kadang

melakukan

kebiasaan

ini

(24,5%).

Susu

merupakan suatu minuman bergizi yang banyak mengandung mineral dan


protein. Kebutuhan protein dan kalsium per hari dapat dipenuhi dengan
mengkonsumsi susu 2 gelas sehari. Dari penelitian ini, tidak diketahui jenis
susu yang diminum apakah mengandung zat bergizi tersebut dan frekuensi
minum

susu

dalam

sehari.

Kemungkinan

kekurangan

susu

dapat

berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tulang. Sedangkan


berdasarkan konsumsi makanan jajanan, ditemukan persentase yang sama
sebesar 22,6% pada kedua poin selalu dan tidak pernah. Anak sekolah pada
umumnya menghabiskan seperempat waktunya di sekolah. Jadi meskipun
mereka sarapan tetap saja membeli jajan di sekolah. Hal ini dikarenakan 3-4
jam setelah makan, perut akan merasa lapar kembali ditambah dengan

11

adanya aktivitas yang cukup tinggi disekolah. Selain itu, jenis jajanan yang
dimakan tidak ketahui apakah termasuk jajanan bergizi atau tidak.
Pola asupan makanan dan pengaturan makanan sangatlah penting
untuk dilakukan karena akan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan fisik (berat badan dan tinggi badan). Oleh karena itu,
kebiasaan makan yang baik perlu ditanamkan sejak dini. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengoptimalkan kembali program UKS (usaha kesehatan
sekolah) yang bekerjasama dengan puskesmas dan lingkungan setempat
dalam memberikan tindakan promosi tentang makanan sehat kepada anakanak. Mengingat usia anak-anak 8-12 tahun masih dalam periode emas
pertumbuhan, sehingga dibutuhkan perhatian yang besar terhadap status
gizi anak. Begitu pentingnya makanan bagi anak sehingga orang tua harus
senantiasa memperhatikan dan menyediakan makanan yang bergizi di
rumah.
Mengingat akan hal-hal tersebut, maka kami merencanakan beberapa
intervensi yang perlu dijalankan yakni penyuluhan dan pembagian leaflet
tentang makanan bergizi.

J. ANALISIS PERENCANAAN
Setelah melakukan analisis hasil survei, kami merencanakan
dilakukan intervensi. Untuk menentukan bentuk intervensi yang akan
dilakukan, kami membuat analisis SWOT sebagai berikut:
RENCANA
PROGRAM
Penyuluhan
dan pembagian
leaflet
mengenai
makanan
bergizi.

Strength
- Biaya yang
diperlukan lebih
sedikit.
- Waktu yang
dibutuhkan tidak
lama.
- Menambah
pengetahuan
siswa dan siswi

Weakness
- Kurangnya

Opportunity
- Adanya

Threath
- Beberapa siswa

pemahaman

dukungan dari

dan siswi SD

siswa dan siswi

pihak SD

Negeri 1 Kawa

SD Negeri 1

Negeri 1 Kawa

tidak mau

Kawa tentang

dan PUSTU

mengikuti

makanan
bergizi.
- Tidak adanya
keterlibatan

12

Desa Kawa.
- Respon yang
baik dari siswa
dan siswi SD

penyuluhan.

SD Negeri 1
Kawa.
- Informasi dapat

orang tua dalam

Negeri 1 Kawa.

kegiatan ini.

disimpan
(leaflet).
- Tidak
memerlukan
banyak orang
untuk
menjalankan
program.
RENCANA
PROGRAM
Pemeriksaan
tinggi badan
dan berat
badan.

Strength
- Waktu yang

Weakness
- Tidak ada.

dibutuhkan tidak
lama.
- Tidak
memerlukan
banyak orang

Opportunity
- Adanya

Threath
- Kemungkinan

dukungan dari

alat yang dipakai

pihak SD

tidak akurat

Negeri 1 Kawa

dalam

dan PUSTU

pemeriksaan.

Desa Kawa.
- Respon yang

untuk
menjalankan

baik dari siswa

program.
- Alat yang

dan siswi SD
Negeri 1 Kawa.

digunakan
mudah untuk
didapatkan.
- Pemeriksaan
mudah dilakukan.
- Antusiasme
siswa dan siswi
SD Negeri 1
Kawa sangat
tinggi.

Berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap beberapa rencana intervensi,


maka intervensi yang kami jalankan adalah penyuluhan dan pembagian
leaflet tentang makanan bergizi serta pemeriksaan tinggi dan berat badan
siswa.

13

K. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil survei ini
adalah sebagai berikut:
a) Jumlah siswa dan siswi kelas IV dan V di SD N 1 Kawa saat
diadakan survei sebanyak 53 orang.
b) Karakteristik responden berdasarkan usia terbanyak pada usia 10
tahun (35.8%), dan jenis kelamin terbanyak pada perempuan
(51%).
c) Karakteristik status gizi pada responden berdasarkan jenis kelamin
yang tergolong kurus saat diadakan survey sebanyak 22.7% pada
responden yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan status
gizi responden berdasarkan usia yang tergolong kurus dengan
distribusi terjadi paling banyak pada umur 9 tahun (17%)
d) Berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap beberapa perencanaan
program, maka program yang kami jalankan adalah penyuluhan
dan pembagian leaflet serta pemeriksaan tinggi dan berat badan.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil survei ini adalah
sebagai berikut:
a) Puskesmas
Agar program ini dapat menjadi pertimbangan bagi
Puskesmas untuk terus dijalankan dengan tetap memperhatikan
hasil analisis SWOT.
b) Siswa/siswi dan guru
Agar mempromosikan gaya hidup sehat dengan makan
makanan bergizi.

c) Dokter Muda
Agar dokter muda dapat memberikan ide-ide baru yang
dapat mengembangkan kegiatan ini maupun program-program
kesehatan lainnya.

14

Anda mungkin juga menyukai