Oleh karena itu status gizi anak harus segera diketahui untuk dilakukan
langkah preventif. Bertolak dari latar belakang tersebut maka kami tertarik
untuk melakukan rapid survey tentang status gizi siswa di SDN 1 Desa
Kawa, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana status gizi anak sekolah (usia 8-12 tahun) di SD Negeri 1
Desa Kawa Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat?
C. TUJUAN SURVEI
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang status gizi anak sekolah (usia 812 tahun) di SD Negeri 1 Desa Kawa Kecamatan Seram Barat,
Kabupaten Seram Bagian Barat.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan IMT/U
(Z-score).
b) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan usia.
c) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan jenis
kelamin.
d) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan frekuensi
makan dalam sehari.
e) Mengetahui distribusi
status
gizi
responden
berdasarkan
keteraturan makan.
f) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan menu
makan setiap hari.
g) Mengetahui distribusi status gizi responden berdasarkan kebisaan
sarapan pagi.
h) Mengetahui distribusi
status
gizi
responden
berdasarkan
berat badan
dan
tinggi badan
kemudian dilakukan
perhitungan IMT dan data diambil dari kuesioner yang dibagikan meliputi
karakteristik siswa (umur dan jenis kelamin), pola makan (frekuensi
makan dalam sehari, keteraturan makan, menu makan setiap hari,
kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan minum susu, dan konsumsi makanan
jajanan) siswa dan siswi kelas IV dan V.
H. HASIL SURVEI
Total responden yang di data sebanyak 53 siswa dan siswi kelas
IV dan V, selanjutnya dikelompokkan berdasarkan beberapa karakteristik,
yaitu umur, jenis kelamin, frekuensi makan dalam sehari, keteraturan
makan, menu makan setiap hari, kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan
minum susu, dan konsumsi makanan jajanan.
1. Distribusi status gizi responden
Distribusi status gizi responden yang dihitung menggunakan
IMT/U (Z-score) dikelompokkan menjadi kurus, sangat kurus, normal,
gemuk dan obesse. Berikut merupakan persentase hasilnya:
Tabel 1. Distribusi status gizi responden berdasarkan IMT/U (Z-score)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Status gizi
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas
TOTAL
Frekuensi
11
23
18
0
1
53
Persentase (%)
21
43,3
34
0
2
100
No.
1.
Umur
(tahun)
SK
0 (0)
2 (3,8)
2 (3,8)
0 (0)
0 (0)
2.
4 (7,5)
9 (17)
2 (3,8)
0 (0)
1 (1,8)
3.
10
6 (11,3)
8 (15,1)
5 (9,4)
0 (0)
0 (0)
4.
5.
11
12
TOTAL
1 (1,8)
1 (1,8)
12
3 (5,7)
0 (0)
22
9 (17)
0 (0)
18
0 (0)
0 (0)
0
0 (0)
0 (0)
1
Jenis kelamin
1.
Laki-laki
2.
Perempuan
TOTAL
SK
5
(9,43)
6
(11,3)
10
23
18
O
1
(1,8)
0
(0)
1
Frekuensi makan
dalam sehari
1.
3 kali
2.
2 kali
3.
1 kali
TOTAL
9
(17)
2
(3,8)
0
(0)
18
(34)
5
(9,4)
0
(0)
16
(30,2)
2
(3,8)
0
(0)
0
(0)
0
(0)
0
(0)
1
(1,9)
0
(0)
0
(0)
11
23
18
Keteraturan makan
SK
13
1.
Selalu
6
(11,3)
(24,5)
8
(15,1)
0
(0)
2.
Kadang-kadang
5
(9,4)
10
(18,9)
10
(18,9)
0
(0)
0
(0)
0
(0)
Tidak pernah
0
(0)
(0)
(0)
TOTAL
11
23
18
3.
0
(0)
1
(1,9)
pokok+lauk-pauk+sayuran/buah,
dan
makanan
SK
0 (0)
0 (0)
0 (0)
0 (0)
0 (0)
7
(13, 2)
10
(18,9)
13
(11,3)
12
0 (0)
1 (1,9)
(24,5)
23
(22,6)
19
0 (0)
0 (0)
4 (7,5)
11
Kebiasaan
sarapan pagi
1.
Selalu
2.
Kadang-kadang
3.
Tidak pernah
TOTAL
SK
9
(17)
3
(6)
0
(0)
12
K
12
(22,6)
10
(18,9)
0
(0)
22
N
10
(18,9)
8
(15,1)
0
(0)
18
G
0
(0)
0
(0)
0
(0)
0
O
0
(0)
1
(1,9)
0
(0)
1
Kebiasaan
minum susu
1.
Selalu
2.
Kadang-kadang
3.
Tidak pernah
SK
4
(7,5)
3
(6)
5
(9,4)
K
1
(1,9)
13
(24,5)
9
(17)
N
3
(6)
6
(11,3)
8
(15,1)
G
0
(0)
0
(0)
0
(0)
O
0
(0)
0
(0)
0
(0)
17
33
17
TOTAL
status
gizi
responden
berdasarkan
konsumsi
Konsumsi
makanan jajanan
Selalu
SK
5
(9,4)
K
12
(22,6)
N
12
(22,6)
G
0
(0)
O
0
(0)
2.
Kadang-kadang
3
(6)
3.
Tidak pernah
3
(6)
TOTAL
11
9
(17)
12
(22,6)
33
4
(7,5)
0
(0)
2
(3,8)
0
(0)
18
1
(1,9)
0
(0)
1
I. ANALISIS MASALAH
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, didapatkan bahwa status gizi
siswa kelas IV dan V SDN 1 kawa adalah kurus. Hal ini berarti komposisi
tubuh anak berdasarkan berat badan dan tinggi badan pada sebagian besar
anak adalah kurus dengan jumlah persentase sebanyak 43%( 23 dari 53
siswa). Namun, ada pula anak yang memiliki status gizi yang normal dengan
jumlah persentase 34% dan sisanya 21% yang memiliki status gizi sangat
kurus.
Jumlah anak dengan status gizi kurus pada perempuan lebih tinggi
daripada laki-laki, yaitu masing-masing 22,7% dan 21%. Pertumbuhan dan
perkembangan anak sangatlah pesat sehingga kemungkinan terdapat
perbedaan pula pada pola makannya. Berdasarkan pola makan, anak
perempuan lebih cenderung menyukai makanan cemilan dari pada makanan
pokok yang bergizi, sehingga anak laki-laki lebih cepat pertumbuhannya dari
anak perempuan.
Sedangkan dilihat dari faktor umur ditemukan siswa yang mengalami
gizi kurus ditemukan sebanyak 17% pada umur 9 tahun. Hal ini menunjukan
Kondisi kesehatan yang baik dan adanya keseimbangan antara konsumsi
makanan dan kebutuhan gizi yang terpenuhi akan mendukung terjadinya
10
teratur
(24,5%)
dan
banyak
mengkonsumsi
makanan
kadang-kadang
melakukan
kebiasaan
ini
(24,5%).
Susu
susu
dalam
sehari.
Kemungkinan
kekurangan
susu
dapat
11
adanya aktivitas yang cukup tinggi disekolah. Selain itu, jenis jajanan yang
dimakan tidak ketahui apakah termasuk jajanan bergizi atau tidak.
Pola asupan makanan dan pengaturan makanan sangatlah penting
untuk dilakukan karena akan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan fisik (berat badan dan tinggi badan). Oleh karena itu,
kebiasaan makan yang baik perlu ditanamkan sejak dini. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengoptimalkan kembali program UKS (usaha kesehatan
sekolah) yang bekerjasama dengan puskesmas dan lingkungan setempat
dalam memberikan tindakan promosi tentang makanan sehat kepada anakanak. Mengingat usia anak-anak 8-12 tahun masih dalam periode emas
pertumbuhan, sehingga dibutuhkan perhatian yang besar terhadap status
gizi anak. Begitu pentingnya makanan bagi anak sehingga orang tua harus
senantiasa memperhatikan dan menyediakan makanan yang bergizi di
rumah.
Mengingat akan hal-hal tersebut, maka kami merencanakan beberapa
intervensi yang perlu dijalankan yakni penyuluhan dan pembagian leaflet
tentang makanan bergizi.
J. ANALISIS PERENCANAAN
Setelah melakukan analisis hasil survei, kami merencanakan
dilakukan intervensi. Untuk menentukan bentuk intervensi yang akan
dilakukan, kami membuat analisis SWOT sebagai berikut:
RENCANA
PROGRAM
Penyuluhan
dan pembagian
leaflet
mengenai
makanan
bergizi.
Strength
- Biaya yang
diperlukan lebih
sedikit.
- Waktu yang
dibutuhkan tidak
lama.
- Menambah
pengetahuan
siswa dan siswi
Weakness
- Kurangnya
Opportunity
- Adanya
Threath
- Beberapa siswa
pemahaman
dukungan dari
dan siswi SD
pihak SD
Negeri 1 Kawa
SD Negeri 1
Negeri 1 Kawa
tidak mau
Kawa tentang
dan PUSTU
mengikuti
makanan
bergizi.
- Tidak adanya
keterlibatan
12
Desa Kawa.
- Respon yang
baik dari siswa
dan siswi SD
penyuluhan.
SD Negeri 1
Kawa.
- Informasi dapat
Negeri 1 Kawa.
kegiatan ini.
disimpan
(leaflet).
- Tidak
memerlukan
banyak orang
untuk
menjalankan
program.
RENCANA
PROGRAM
Pemeriksaan
tinggi badan
dan berat
badan.
Strength
- Waktu yang
Weakness
- Tidak ada.
dibutuhkan tidak
lama.
- Tidak
memerlukan
banyak orang
Opportunity
- Adanya
Threath
- Kemungkinan
dukungan dari
pihak SD
tidak akurat
Negeri 1 Kawa
dalam
dan PUSTU
pemeriksaan.
Desa Kawa.
- Respon yang
untuk
menjalankan
program.
- Alat yang
dan siswi SD
Negeri 1 Kawa.
digunakan
mudah untuk
didapatkan.
- Pemeriksaan
mudah dilakukan.
- Antusiasme
siswa dan siswi
SD Negeri 1
Kawa sangat
tinggi.
13
c) Dokter Muda
Agar dokter muda dapat memberikan ide-ide baru yang
dapat mengembangkan kegiatan ini maupun program-program
kesehatan lainnya.
14