Schizophrenia
Schizophrenia
tidak punya tujuan yang menonjol. Pada penderita dengan non-defisit atau paranoid
schizophrenia, khayalan dan halusinasi sangat menonjol, tetapi memiliki relatif sedikit
gejala negatif yang terpantau. Pada umumnya, orang dengan Schizophrenia non-defisit
cenderung menjadi tidak parah dan lebih responsif terhadap pengobatan.
Penyebab
Meskipun penyebab spesifik Schizophrenia tidak diketahui, kekacauan ini secara
jelas mempunyai dasar biologi. Banyak teori menyetujui model ?vulnerability-stress?,
dimana schizophrenia sering terjadi pada orang yang secara biologis lemah. Apa yang
membuat orang yang lemah menjadi Schizophrenia belum diketahui tetapi mungkin
termasuk kecenderungan genetik; masalah setelah, selama, atau sesudah kelahiran; atau
infeksi virus otak. Kesulitan dalam mengolah informasi, ketidakmampuan untuk memberi
perhatian, ketidakmampuan untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima
secara sosial, dan ketidakmampuan untuk menanggulangi masalah umum mungkin
menunjukkan kelemahan.
Di model ini, tekanan lingkungan, seperti peristiwa kehidupan menegangkan atau
bagian masalah mendasar yang salah, menjadi pemicu datangnya dan kambuhnya
Schizophrenia pada individu yang lemah.
Gejala
Penderita Schizophrenia banyak terjadi antara usia 18 dan 25 tahun bagi laki-laki
dan antara 26 sampai 45 untuk wanita. Tetapi, datangnya di masa kecil atau awal masa
remaja atau di akhir masa hidup adalah jarang terjadi. Datangnya mungkin mendadak,
beberapa hari atau minggu, atau lambat dan tersembunyi, lebih dari bertahun-tahun.
Keparahan dan macam gejala bisa berubah-ubah secara signifikan di antara penderita
Schizophrenia.
Secara umum, gejala terbagi dalam tiga kelompok utama; khayalan dan
halusinasi; pikiran yang kacau dan tabiat yang aneh; dan dengan gejala yang minim dan
negatif. Orang mungkin mempunyai gejala dari satu atau ketiga kelompok tersebut.
Gejala-gejala tersebut bisa cukup parah seperti mengganggu kemampuan untuk bergaul
dengan orang lain, dan merawat diri sendiri.
1) Khayalan adalah kepercayaan palsu yang biasanya meliputi salah tafsir persepsi
atau pengalaman. Misalnya, penderita Schizophrenia mungkin mengalami
khayalan, percaya bahwa mereka sedang disiksa, diikuti, diperdayakan, atau
dimata-matai.Mereka mungkin mempunyai referensi khayalan, percaya bahwa
bagian dari buku, koran, atau syair lagu ditujukan secara khusus untuk mereka.
Mereka mungkin mempunyai khayalan pemikiran yang terbalik atau pikiran
disisipi, percaya bahwa orang lain bisa membaca pikiran mereka, bahwa pikiran
mereka sedang ditransfer ke orang lain, atau bahwa pikiran dan gerak hati mereka
sedang dipaksakan pada oleh pihak lain.
2) Halusinasi baik, penglihatan, bau, rasa, atau sentuhan mungkin terjadi, meskipun
halusinasi suara (halusinasi pendengaran) adalah yang sering terjadi. Penderita
mungkin ?mendengar? suara yang mengomentari kelakuannya, berbicara dengan
satu sama lain, atau membuat komentar kritis dan kasar terhadapnya.
3) Kekacauan pikiran berkaitan dengan pikiran yang berantakan, yang tampak
kalau berbicara bertele-tele, bergeser dari satu topik kepada lainnya, dan
kehilangan arah tujuannya. Kemampuan bicara mungkin dengan perlahan menjadi
tak teratur atau betul-betul membingungkan dan tak dapat dipahami.
4) Kelakuan aneh mungkin berubah bentuk menjadi kebodohan kanak-kanak,
kegelisahan, atau penampilan, kebersihan, atau berlagak yang tak pantas.
Kelakuan Catatonic motor adalah bentuk ekstrim tingkah laku yang aneh pada
penderita dimana penderita berdiam dengan postur kaku dan melawan untuk
dipindahkan atau, lebih parah lagi, berdiam diri tanpa maksud dan gerak
motornya tak terangsang.
5) Gejala defisit atau negatif Schizophrenia termasuk tidak terpengaruh,
kemunduran ketrampilan berbicara, anhedonia, dan antisosial.
6) Tidak terpengaruh seperti emosi yang datar. Mimik penderita mungkin tak
beremosi; kontak mata buruk dan kesulitan mengekspresikan perasaan. Peristiwa
yang umumnya membuat orang tertawa atau menangis tak diresponnya.
7) Kemunduran ketrampilan berbicara sesuai dengan kemunduran pemikiran
yang menyebabkan penurunan keterampilan berbicara. Jawaban terhadap
pertanyaan mungkin ketus, satu dua kata, membuat kesan kekosongan dalam.
8) Anhedonia merujuk pada ketidakmampuan menikmati kesenangan; penderita
mungkin kurang tertarik pada hobinya dan melewatkan lebih banyak waktu tanpa
tujuan.
9) Asosial adalah kurangnya ketertarikan untuk berhubungan dengan orang lain.
Gejala-gejala negatif ini sering dihubungkan dengan kehilangan motivasi, pencapaian
maksud, dan cita-cita.
Diagnosa
Tidak ada pengujian untuk mendiagnosa Schizophrenia. Seorang psikiater
membuat diagnosa berdasarkan penilaian menyeluruh terhadap sejarah dan gejala
penderita. Untuk memperkuat diagnosa Schizophrenia, gejala harus ada sedikitnya 6
bulan dan berhubungan dengan menurunnya kinerja, sekolah, atau fungsi sosial.
Informasi dari keluarga, teman, atau guru sangat penting untuk menentukan kapan mulai
sakit. Dokter akan mengesampingkan kemungkinan bahwa gejala kegilaan penderita
disebabkan oleh kekacauan perasaan. Pengujian laboratorium sering dilakukan untuk
Pengobatan
Tujuan umum pengobatan adalah mengurangi keparahan gejala kegilaan,
mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang berkaitan dengan
kemunduran fungsi, dan memberikan dukungan untuk mencapai taraf hidup yang terbaik.
Obat antipsikosis, aktivitas rehabilitasi dan komunitas pendukung, dan psikoterapi adalah
tiga komponen utama dalam pengobatan. Obat antipsikosis efektif untuk mengurangi dan
menghilangkan gejala seperti delusi, halusinasi dan pikiran yang kacau. Setelah gejala
akut telah hilang, pemberian obat antipsikosis yang terus menerus untuk menghilangkan
gejala secara menyeluruh. Sayangnya, antipsikosis mempunyai efek samping yang berat
seperti sedasi, kekakuan otot, tremor dan berat badan meningkat. Obat ini juga dapat
menyebabkan tardive dyskinesia, suatu kekacauan gerakan yang tak disengaja sering
ditandai dengan mengerutkan bibir dan lidah atau menulis diatas tangan atau kaki.
Tardive dyskinesia tak akan hilang walau obat dihentikan. Jika kasus ini terjadi tak ada
pengobatan yang efektif. Sekitar 75 persen penderita merespon obat antipsikosis utama,
seperti chlorpromazine, fluphenazine, haloperidol, atau thioridazine. Setengah lebih dari
25 persen penderita dapat dibantu oleh obat antipsikosis baru clozapine. Karena
clozapine mempunyai efek samping seperti menyerang atau menekan fungsi sumsum
tulang. Biasanya obat ini digunakan hanya pada penderita yang tidak berespon terhadap
obat antipsikosis lainnya. Penderita yang meminum obat ini harus diperiksa kandungan
sel darah putihnya setiap minggu. Penelitian untuk mencari obat yang tidak mempunyai
efek samping yang serius seperti clozapine dilakukan. Risperidone sekarang sudah
tersedia.
Psikoterapi adalah aspek pengobatan lain yang penting. Pada umumnya, tujuan
psikoterapi adalah untuk membangun hubungan kolaborasi antara pasien, keluarga dan
dokter. Dengan demikian diharapkan penderita dapat belajar untuk memahami dan
mengontrol penyakitnya, untuk minum obat sesuai resep dan mengatur stres yang dapat
memperburuk penyakit.
Pencegahan
Untuk waktu pendek (1 tahun), prognosis Schizophrenia berhubungan erat dengan
bagaimana penderita menjalani pengobatan. Tanpa pengobatan 70 hingga 80 persen
penderita yang pernah menderita schizophrenia akan mengalami kekambuhan setelah 2
bulan berikutnya dari masa sakit yang lalu. Pemberian obat yang terus menerus dapat