PEMBAHASAN
A.
Aliran fillsafat yang berkembang pada abad ke 20 ini banyak, diantaranya dua yang
terkenal yaitu pragmanitsme dan filsafat eksistesialisme. Pragmatism dari William James
(1842-1910). Pragmatisme menurut James adalah realitas sebagaimana kita mengetaui.
Pragmatisme James menentang rasionalisme dalam filsafat. James memperluas ide
pragmatismenya untuk diterapkan pada hasil-hasil praktis pada agama, moral dan kehidupan
personal. Filsafat eksistesialisme dari Jean Paul Sartre (1905-1980\) yang menyatakan bahwa
eksistensi manusia mendahului esensinya. Filsafat ini pun muncul akibat tekanan
rasionalisme yang menjadikan keadaan dunia kacau pada saat tersebut.
Dari analisis filsafat dan sejarah kebudayaan kita mengetahui budaya barat disusun
dengan menggunakan paradigma tunggal yaitu paradigma sains. (scientific paragidm). Untuk
mengembangkan budaya sains paradigma ini sangat sesuai dan memadai tetapi untuk
mengembangkan budaya dalam bidang seni dan etika paradigma ini tidak memadai.
Paradigma sains hanya memamndang dunia dari segi-segi empiriknya saja.
Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa filsafat yang berkembang pada
abad ke 20 tidak puas terhadap rasionalsime sehingga harus didekonstruksi.
B.
menambah dimensi baru terhadap bangunan sains. Pola ini kemudian menyebar ke negaraasia lainnya seperti korean, vietnam, dan Indonesia.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sains abad ke dua puluh
berkembang hampir di seluruh belahan dunia. Sains pada abad dua puluh bukan hanya milik
para ilmuwan di perguruan tinggi dan lembaga penelitian tetapi sudah memasuki dunia
ekonomi, sosial, pemerintahan dan militer. Sains sangat mempengaruhi kehidupan manusia
dalam segala hal. Dalam perkembangan sains dapat dibedakan menjadi:
1.
a.
Planck tetap memilih fisika dan dengan teori kuantumnya serta teori relativitas Einstein,
meluluh lantakkan pondasi sistem Newtonian. Peralihan abad membawa krisis atau revolusi
dalam fisika. Kedua teori itu telah menghadirkan paradigma baru. Menurut Thomas Khun,
(Smolicz, 1984) pergeseran paradigma dibarengi oleh suatu revolusi pengetahuan.
Sedemikian luasnya revolusi tersebut sehingga tampak abadi tidak tergantikan, Sistem
Newton tampak menjadi seperti ilusi. Albert Eisnten memperlihatkan bahwa massa dapat
dikonversi menjadi energi. Sehingga untuk Newton baru ini, Sir John Squire tergoda untuk
menambahkan bait baru untuk puisi di atas. Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan
alam pada abad ini jauh lebih kompleks dan lebih pesat daripada perkembangan dalam abad
XIX, maka artikel ini hanya membahas teori yang terkenal pada abad ini yaitu Teori
Relativitas Einstein, Teori Kuantum Planck, Kelistrikan, dan Radioaktivitas Becquerel.
b.
bahwa gravitasi bukanlah merupakan gaya seperti gaya-gaya yang lainnya, namun dia
menggambarkan gravitasi sebagai konsekuensi ruang-waktu yang tidak datar. Distribusi
massa dan energi membuat ruang-waktu terpilin atau melengkung. Benda-benda seperti bumi
tidak bergerak dalam orbit melengkung karena gaya yang disebut gravitasi, namun bendabenda itu mengikuti suatu lintasan dalam ruang melengkung. Meskipun kedua teori itu samasama revolusioner, perhatian dunia lebih tertuju pada relativitas khusus karena adanya
verifikasi ramalan pada teori umum, yaitu bahwa cahaya bintang yang melintas dekat
matahari dibengkokkan oleh gravitasi matahari.
Pada mulanya tidak banyak ahli fisika yang dapat menerima teori relativitas khusus.
Kesukarannya terutama bersifat konseptual meskipun juga terdapat rintangan eksperimental.
Sedikit demi sedikit rintangan eksperimental dapat diatasi melalui Buchener dan Huppka.
Sejak 1914-1916 terus menerus ditemukan berbagai bukti eksperimental yang mendukung
teori relativitas. Selain melalui eksperimen, teorinya sendiri mengalami rekonstruksi
fundamental di tangan Hermann Minkowski yang mengajarkan matematika pada Einstein.
Minkowski
memperkenalkan
konsep
kesatuan
ruang-waktu
empat
dimensi
yang
menggantikan konsep terpisah dari ruang tiga dimensi dan waktu yang satu dimensi. Ia juga
membuktikan bahwa dari sudut pandang relativitas bahwa teori Gravitasi Newton yang
tradisional tidak adekuat. Kontribusi Minkowski diakui oleh Einstein dengan mengatakan
tanpa itu, teori relativitas umum barangkali tidak akan meninggalkan popoknya. Max Born
menjumpai bahwa Teori Einstein baru dan revolusioner. Einstein memiliki keberanian untuk
menantang filsafat Newton yang sudah mapan. Mengenai konsep tradisional ruang dan
waktu. Ia memang mengakui kekuatan revolusi intelektual Einstein dan revolusinya di atas
kertas, tetapi itu belumlah suatu revolusi dalam ilmu. Ide-ide baru dan cara berpikir yang baru
itu masih harus dipelajari, diterima, diterapkan dan dijadikan basis dari keyakinan ilmuwan
umumnya. Relativitas umum adalah revolusi Einstein yang kedua. Sebuah lompatan jauh ke
depan yang meninggalkan banyak ahli fisika, justru pada waktu banyak dari mereka telah
memihak kepada relativitas khusus. Sampai-sampai Max Planck yang merupakan pendukung
relativitas khusus yang paling bersemangat, bertanya pada Eintein, Semuanya sudah hampir
beres, mengapa anda mencari masalah lain? Einstein melakukan ini karena ia mengetahui
bahwa relativitas khusus tidak lengkap, bahwa relativitas khusus tidak membahas percepatan
dan gravitasi. Ide utama yang menggerakannya adalah sebuah pikiran sederhana, Jika orang
jatuh bebas, ia tidak akan merasakan beratnya sendiri. Salah satu ciri intelektual teori
relativitas umum yang spektakuler adalah reduksi kekuatan-kekuatan gravitasi Newton
menjadi aspek-aspek lengkungan empat dimensi ruang dan waktu. Hal ini berarti bahwa
relativitas umum menyiratkan terdapatnya kekeliruan atau kekurangan esensial selama itu.
Einstein mendapatkan hadiah Nobel tahun 1921 sebagai penghargaan atas kerja kerasnya
dalam bidang Fisika.
2.
a.
Genetika
Meskipun Hukum-hukum genetika Mendel telah ditemukan pada tahun 1866, namun
hukum Mendel tersebut baru menarik perhatian orang setelah ditemukan kembali oleh tiga
orang ilmuwan, yaitu Hugo De Vries (Belanda), Carl Erich Correns (Jerman) dan Erik
Tschermak von Seysenegg (Austria) pada tahun 1900. Berikutnya, Walter S. Sutton dan T.
Boveri secara terpisah pada 1902 mengembangkan riset tentang prilaku kromosom dalam
pembelahan sel tubuh dan sel kelamin., dan mengemukakan adanya keterpautan gen (gen
linkage). Istilah gen sendiri mula-mula digunakan oleh ahli genetika Denmark, Johansen pada
1906 sebagai nama bagi satuan pewarisan sifat yang dipostulatkan oleh Mendel. Menjelang
1940-an studi tentang genetika berkembang pesat dan pada waktu itu dipastikan bahwa
pembawa faktor-faktor keturunan ialah kromosom dalam sel dan istilah gen digunakan untuk
unit-unit pembawa faktor keturunan dalam kromosom. Pada 1940 dua orang ahli biologi
Amerika, Beadle dan Tatum mengerjakan riset yang menghasilkan kesimpulan bahwa
produksi suatu enzim ditentukan oleh ada tidaknya suatu gen tertentu. Dalam pekerjaannya
tersebut, Beadle dan Tatum mereduksi peristiwa biologi menjadi peristiwa kimia. Pada tahun
1944 tiga orang ilmuwan Amerika, O.T. Avery, C.M. Mc. Leod dan M. Mc. Carty
menunjukkan bahwa dalam bakteri pemindahan faktor keturunan dilakukan oleh DNA.
Dalam penelitian mereka tersebut, ekstrak dari sel bakteri yang satu gagal men-transformasi
sel bakteri lainnya kecuali jika DNA dalam ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen Hershey dan
Chase kemudian membuktikan hal yang sama dengan menggunakan pencari jejak radioaktif
(radioactive tracers). Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah: bagaimanakah
struktur DNA sehingga ia mampu bertugas sebagai materi genetik. Persoalan ini dijawab oleh
Francis Harry Compton Crick dan koleganya James Dewey Watson berdasarkan hasil difraksi
sinar-x DNA oleh Maurice Hugh Frederick Wilkins dan Rosalind Franklin. Kemudian hari,
Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran pada 1962 atas
penemuan ini.
b.
Neo-Darwinisme
Pada tahun 1942 Julian Huxley menggabungkan teori evolusi Darwin dan genetika
sebagai acuan dasar Neo-Darwinisme sistematis, yang disebutnya Sintesis Modern. Dalam
hal ini mutasi dan kombinasi gen (unit hereditas) dipandang sebagai sumber utama variasi,
dan keduanya mengalami proses acak yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan organisme.
Para pendukung sintesis modern ini diantaranya adalah Ernst Mayr, Theodisius Dobzhansky
dan Gaylord Simpson. Berbeda dengan Neo-Darwinisme yang telah berkembang
sebelumnya, dimana perubahan evolusioner dalam dipandang sebagai hasil akumulasi
bertahap dari perubahan-perubahan kecil, pada tahun 1970-an Stephen Jay Gould dan Niles
Eldredge mengusulkan teori kesetimbangan bersela (punctuated equilibrium), di mana
terdapat periode stabilitas yang panjang diselingi perubahan besar yang berlansung singkat.
Teori ini dapat dianggap sebagai versi luas dari sintesis Neo-Darwinian. Pada perkembangan
berikutnya, dalam kaitannya dengan sifat dan teori evolusi Darwin, muncul teori The Selfish
Gene tentang gen yang mementingkan diri sendiri yang dikemukakan oleh Richard Dawkins
pada tahun 1976 . Dawkins menggunakan istilah replikator untuk gen yang salah satu sifat
paling mencoloknya adalah adanya persaingan antar replikator; dimana replikator yang paling
menang akan menjadi replikator yang bertahan hidup dan terus menyelenggarakan proses
replikasi yang akan menyangga kehidupan; sebuah proses yang mengingatkan pada teori
seleksi alami Darwin.
3.
dalam respirasi sel. Berikutnya, pada tahun 1930 Hans Fischer (Jerman) berhasil menentukan
rumus struktur klorofil. Antara tahun 1946-1953 Melvin Calvin (Amerika) melakukan
penelitian untuk mengetahui zat antara yang dihasilkan oleh proses fotosintesis, sebelum
terbentuk molekul gula atau glukosa dengan menggunakan perunut radiokarbon. Pada awal
abad ke-20 studi tentang biokimia terutama diarahkan pada vitamin dan hormon. Kemudian
dengan ditemukannya radiosiotop sebagai bahan perunut maka studi tentang fermentasi,
metabolisme serta enzim dan genetika mendapat perhatian besar. Pada tahun 1912 Frederick
Gowland Hopkins (Inggris) memperkenalkan konsep faktor makanan tambahan, selain
makanan yang mengandung energi, dan protein atau mineral. Penelitiannya pada tahun 1906
dan 1907 menghasilkan penemuan asam amino esensial, berhasil mengisolasi triptofan dan
glutation, serta melakukan penelitian mengenai asam laktat dan kaitannya dengan fungsi otot.
Cassimir Funk (Polandia) menamai faktor makanan tambahan tersebut sebagai vitamin.
Sebelumnya, Christian Eijkmann (Belanda) telah menemukan faktor antineuritik yang di
kemudian hari dikenal dengan nama tiamin (vitamin B1). Karenanya, Hopkins dan Eijkman
kemudian mendapatkan hadiah Nobel tahun 1929. Ahli biokimia lain, Richard Kuhn (Jerman)
berhasil mengisolasi riboflavin (vitamin B2) yang membawanya memperoleh hadiah nobel
pada tahun 1938.
Pada tahun 1907 Eduard Buchner mendapat hadiah nobel atas karyanya tentang proses
fermentasi yang menghasilkan alkohol. Pada tahun 1904 Arthur Harden (Inggris) dan Young
berhasil mengisolasi koenzim dari cairan ragi. Studi yang dilakukan Otto Fritz Meyerhoff
(Jerman) menunjukkan bahwa koenzim yang terdapat pada proses fermentasi yang
menghasilkan alkohol jugaterdapat dalam sel otot dan merupakan faktor penting dalam
metabolisme karbohidrat. Bersama dengan Gustav Embden ia menjelaskan tentang
penguraian gula fosfat beratom karbon 6 menjadi dua molekul beratom karbon 3, hingga
menjadi asam piruvat. Rangkaian reaksi ini kemudian dinamakan jalur Embden-Meyerhoff.
Berikutnya, James Batcheller Sumner (Amerika) berhasil memperoleh kristal urease pada
tahun 1926. Pada tahun 1960 William H. Stein dan Stanford Moore (Amerika) berhasil untuk
pertama kalinya menentukan urutan asam amino dari ribonuklease. Selanjutnya, pada tahun
1965 David C. Phillips (Inggris) berhasil pula menentukan struktur tiga dimensi dari lisozim.
Pada tahun 1937 Albert Szent-Gyorgi, seorang ahli biokimia asal Hongaria memperoleh
hadiah nobel atas penemuannya mengenai proses pembakaran dalam sistem biologi dengan
perhatian khusus terhadap vitamin C serta asam fumarat. Penelitian ini dilakukannya pada
tahun 1930 dan ia juga berhasil mengisolasi asam askorbat (vitamin C). Di samping itu juga,
ia melakukan penelitian tentang jaringan otot serta metabolisme yang terjadi serta peranan
ATP sebagai sumber energi. Penelitian tentang metabolisme yang menghasilkan energi
dilakukan Krebbs pada tahun 1937, yang menyatakan adanya siklus metabolisme yang terdiri
atas serangkaian reaksi kimia dalam sel yaitu pada mitokondria.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uraiau tersebut dapat disimpulkan bhwa :
1.
Filsafat yang berkembang pada abad ke 20 tidak puas terhadap rasionalsime sehingga harus
didekonstruksi.
2.
Sains abad ke dua puluh berkembang hampir di seluruh belahan dunia. Sains pada abad dua
puluh bukan hanya milik para ilmuwan di perguruan tinggi dan lembaga penelitian tetapi
sudah memasuki dunia ekonomi, sosial, pemerintahan dan militer.
3.
4.
5.
B.
SARAN
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini, masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman dan rekan-rekan sangat kami harapkan.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu,
DAFTAR PUSTAKA
Bernald J. D. (1969). Science in History. Volume 3 The Natural Scences in Our Time. Cambridge:
M.I.T Press.
Cambell. Reece Mitchell. (1999). Biology. Fifth Edition. Illinois: Addison Wesley Longman inc.