Anda di halaman 1dari 13

TUGAS SURVEY REKAYASA LAUT

SITE SURVEY UNTUK PERENCANAAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI

Disusun Oleh:

Jefry Sitindaon

14.25.052

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG
2016-2017

LEMBAR PERSETUJUAN
TUGAS SURVEI REKAYASA LAUT
Tugas Survei Rekayasa Laut diajukan sebagai syarat kelulusan mata kuliah Survei
Rekayasa Laut di Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Teknologi Nasional Malang tahun ajaran 2016/2017.

Persetujuan ini diberikan kepada:


Nama

Jurusan :

Jefry Sitindaon

14.25.052

Teknik Geodesi S-1

Laporan ini disetujui oleh dosen pembimbing mata kuliah Pemrograman Geodesi di Institut
Teknologi Nasional Malang.

Dosen Pembimbing

Ir. Pradono Joanes De,Deo. MSi

Yang Saya Pahami Dari Anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan yang di bangun
di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang. Biasanya
anjungan lepas pantai memiliki sebuah rig pengeboran yang berfungsi untuk menganalisa sifat
geologis reservoir maupun untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan cadangan
minyak bumi atau gas alam dari reservoir tersebut.
Kebanyakan anjungan tersebut terletak di lepas pantai dari landas kontinen, meskipun dengan
kemajuan teknologi dan meningkatnya harga minyak mentah, pengeboran dan produksi di
perairan yang lebih dalam telah menjadi lebih baik, layak dan ekonomis. Sebuah anjungan yang
khas mungkin memiliki sekitar tiga puluh mata bor, pengeboran yang terarah memungkinkan
sumur bor dapat diakses pada dua kedalaman yang berbeda dan juga pada posisi terpencil sampai
5 mil (8 kilometer) dari platform. Sumur bawah laut yang jauh juga dapat dihubungkan ke
anjungan dengan garis aliran dan koneksi pusar. Solusi bawah laut dapat terdiri dari sumur
tunggal ataupun dengan pusat manifold (pipa dengan mulut lubang yg banyak) untuk digunakan
pada beberapa pengeboran.
Menurut Saya Fungsi utama struktur anjungan tepas pantai (offshore platform) adalah
mampu mendukung bangunan atas beserta fasilitas operasionalnya diatas air laut selama waktu
operasi dengan aman. Terlepas dan jenis operasionalnya, gerakan horizontal dan vertikal suatu
struktur offshore platform merupakan kriteria penting yang sangat menentukan perilaku
anjungan tersebut diatas air.
Jenis-jenis Anjungan Lepas Pantai
- Fixed platform
- Compliant tower
- Semi-submersible platform
- Jack-up drilling rig
- Drillships
- Floating production systems
- Tension-leg platform
- Gravity-based structure (GBS)
- Spar platform

- Fixed platform

Platform ini dibangun di atas kaki baja (jacket leg) atau beton, atau keduanya, tertanam langsung
ke dasar laut, menopang bangunan atas (dek/topside) dengan ruang untuk rig pengeboran,
fasilitas produksi dan tempat tinggal pekerja. Platform tersebut, berdasarkan kekakuannya,
dirancang untuk penggunaan waktu yang sangat panjang (hingga 50 tahun). Berbagai jenis
struktur yang digunakan, kaki baja, beton caisson, baja dan bahkan beton mengambang. Kaki
baja (jacket leg) bagian vertikal tersusun dari baja tubular, dan biasanya dipaku bumi ke dasar
laut. Fixed platform layak secara ekonomi untuk instalasi di kedalaman air hingga sekitar 1.700
kaki (520 m).
- Compliant tower

Platform ini terdiri dari menara fleksibel ramping dan pondasi tiang yang mendukung dek
konvensional untuk operasi pengeboran dan produksi. Compliant tower dirancang untuk
mempertahankan defleksi dan beban lateral yang signifikan, dan biasanya digunakan di
kedalaman air berkisar antara 1.200 sampai 3.000 kaki (370-910 m).

- Semi-submersible platform

Platform ini memiliki lambung (kolom dan ponton) apung yang cukup membuat struktur untuk
mengapung (seperti kapal), tetapi juga cukup berat untuk menjaga struktur tetap tegak dan stabil.
Semi-submersible platform dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, dapat dinaikkan
atau diturunkan dengan mengubah jumlah air di tangki apung. Platform ini umumnya
ditambatkan dengan kombinasi tali rantai, kawat atau tali polyester, atau keduanya, selama
pengeboran atau produksi operasi, atau keduanya, meskipun dapat dijaga posisinya dengan
menggunakan sistem dynamic positioning. Semi-submersible dapat digunakan di kedalaman air
dari 200 sampai 10.000 kaki (60 sampai 3.000 m).
- Jack-up drilling rig

Jack-up Drilling Unit yang dapat berpindah (atau biasa disebut jack-up), seperti namanya, adalah
rig yang bisa didongkrak di atas laut dengan menggunakan kaki-kaki yang dapat diturunkan,
seperti jack. Platform ini biasanya digunakan di kedalaman air hingga 400 kaki (120 m),
meskipun beberapa desain bisa digunakan pada kedalaman 550 ft (170 m). Platform ini

dirancang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan kemudian menancapkan dirinya
dengan mengerahkan kaki ke dasar laut menggunakan roda gigi (gearbox) di setiap kaki.
- Drillships

Drillship adalah kapal maritim yang telah dilengkapi dengan peralatan pengeboran. Platform ini
paling sering digunakan untuk eksplorasi pengeboran minyak baru atau sumur gas di perairan
dalam, tetapi juga dapat digunakan untuk pengeboran ilmiah. Versi awal dibangun pada lambung
kapal tanker yang dimodifikasi, namun desain yang sesuai dengan tujuannya sudah digunakan
saat ini. Drillship Kebanyakan dilengkapi dengan sistem positioning yang dinamis (dynamic
positioning) untuk mempertahankan posisi di atas sumur yang dibor. Drillship dapat mengebor di
kedalaman air hingga 12.000 ft (3.700 m).
- Floating production systems

FPSO (floating production, storage, dan offloading system) terdiri dari struktur monohull besar,
pada umumnya (tetapi tidak selalu) berbentuk kapal, dilengkapi dengan fasilitas pengolahan
minyak dan gas bumi. Platform ini ditambat ke lokasi untuk waktu yang lama, dan tidak benarbenar mengebor minyak atau gas. Beberapa varian dari aplikasi ini, yang disebut FSO (floating

storage offloading) atau FSU (floating storage unit), yang digunakan secara eksklusif untuk
tujuan penyimpanan, dan hanya memiliki peralatan proses yang sangat sedikit.
- Tension-leg platform

TLP adalah platform mengambang yang ditambatkan ke dasar laut untuk menghilangkan gerakan
yang paling vertikal pada struktur. TLP digunakan di kedalaman air hingga sekitar 6.000 kaki
(2.000 m). TLP "konvensional" adalah desain 4-kolom yang terlihat mirip dengan
semisubmersible.
- Gravity-based structure (GBS)

Sebuah GBS dapat terbuat dari baja atau beton dan biasanya tertanam langsung ke dasar laut.
GBS baja banyak digunakan ketika terdapat ketidaktersediaan atau keterbatasan kapal tongkang
derek untuk menginstal platform lepas pantai tetap (fix platform). GBS baja biasanya tidak
menyediakan kemampuan penyimpanan hidrokarbon. GBS baja diinstal dengan menariknya dari
lapangan fabrikasi, baik dengan penarikan basah (wet towing) atau penarikan kering (dry
towing), dan pemasangan sendiri dengan ballasting yang dikendalikan dari kompartemen dengan

air laut. Untuk posisi GBS selama instalasi, GBS dapat dihubungkan ke salah satu tongkang
transportasi atau kapal tongkang lainnya (asalkan itu cukup besar untuk mendukung GBS)
menggunakan jack strand. Jack akan dirilis secara bertahap sementara GBS menyesuaikan
ballasting untuk memastikan bahwa GBS tidak bergerak terlalu banyak dari lokasi target.
- Spar platform

Spar tertambat ke dasar laut seperti TLP, namun TLP memiliki tether (tendon) tegang vertikal,
sedangkan spar memiliki tali tambat yang lebih konvensional. Spar telah dirancang dalam tiga
konfigurasi: lambung silindris tunggal konvensional, "truss spar" di mana bagian tengah terdiri
dari elemen truss menghubungkan lambung apung atas (disebut tangki keras) dengan tangki
lembut bawah mengandung ballast permanen, dan "spar sel" yang dibangun dari silinder vertikal
ganda. Spar memiliki stabilitas lebih tinggi daripada TLP karena memiliki penyeimbang yang
besar di bagian bawah dan tidak tergantung pada tambatan untuk menahan tegak. Spar juga
memiliki kemampuan, dengan menyesuaikan ketegangan mooring line (menggunakan chain-jack
melekat pada tali tambat), bergerak horizontal dan memposisikan diri di atas sumur agak jauh
dari lokasi platform utama.
Macam-macam site survey untuk perencanaan anjungan lepas pantai :
Survei Batimetri
Pengamatan Pasut

Pengukuran Arus
Penentuan Posisi
Pengukuran sifat-sifat fisis air laut
Pengertian atau cara pelaksanaan dari masing-masing kegiatan survey untuk perencanaan
anjungan lepas pantai yaitu :
Survey Batimetri
Survei batimetri dimaksudkan untuk mendapatkan data kedalaman dan konfigurasi/
topografi dasar laut, termasuk lokasi dan luasan obyek-obyek yang mungkin membahayakan.
Alat yang digunakan dalam survei ini adalah Multibeam Echosounder. Prinsip kerja alat ini sama
dengan single beam namun jumlah beam yang dipancarkan adalah lebih dari satu pancaran. Pola
pancarannya melebar dan melintang terhadap badan kapal. Setiap beam akan mendapatkan satu
titik kedalaman hingga jika titik-titik kedalaman tersebut dihubungkan akan membentuk profil
dasar laut. Jika kapal bergerak maju hasil sapuan multibeam tersebut menghasilkan suatu luasan
yang menggambarkan permukaan dasar laut (Moustier, 1998). Data batimetrik ini nantinya juga
berguna untuk menganalisis hambatan yang mungki dan estimasi biaya pembangunan
infrastruktur rig dan jalur pipa bawah laut.
Pengamatan Pasut
Pengamatan pasut dilakukan untuk mendapatkan koreksi kedalaman hasil batimetri.
Pengamatan pasut bisa menggunakan pressure type tide gauge yang ditempatkan di kedalaman
tertentu, sehingga nanti alat itu akan merekam perbedaan tekanan, yang nantinya memberikan
data perubahan tinggi air laut. Pengukuran pasut ini dilakukan selama dilakukan survei batimetri.
Pengukuran Arus
Pengukuran arus dilakukan untuk mendapatkan data kecepatan dan pola arus. Data ini
dibutuhkan untuk keperluan perencanaan kekuatan infrastruktur yang akan dibangun.
Pengukuran arus dilakukan dengan menggunakan Acoutic Doppler Current Profiler (ADCP).
Prinsip kerjanya, alat ini akan memancarkan gelombang akustik dengan frekuensi tertentu.
Kemudian alat ukur akustik mengukur frekuensi gelombang pantul yang dipantulkan oleh
material-material (yang bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan gerak air).
Karena adanya gerak relatif pemantul gelombang terhadap alat ukur arus akustik, maka

gelombang yang diterima akan mengalami efek doppler atau berubah frekuensinya.
Frekuensinya ini akan sebanding dengan perbedaan kecepatan antara alat ukur arus akustik
dengan lapisan arus yang diukur. Jika arus tersebut bergerak menjauhi alat ukur arus akustik,
maka frekuensi yang akan ditangkap akan lebih kecil dan begitu juga sebaliknya. Pada alat
ADCP ini ada 3 transduser, yang pertama mengalami pergerakan arus arah barat-timur, yang
kedua mengamati pergerakan arus utara-selatan, dan yang ketiga mengamati pergerakan arus
atas-bawah. Dari vektor-vektor tersebut dapat ditentukan arah arusnya masing-masing kolom
yang diamati.
Penentuan Posisi
Penentuan posisi di laut merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam semua kegiatan survei di
laut. Tentu sebelum melakukan survei, kita harus mengetahui posisi dan arah kapal bergerak
sehingga saat melakukan survei, kapal bergerak pada jalur survei yang telah ditentukan. Alat
yang dipakai dalam penentuan posisi adalah sistem DGPS, yang digunakan untuk penentuan
posisi real time secara diferensial untuk objek yang bergerak (kapal survei). Untuk
merealisasikan tuntutan real time-nya, maka stasiun referensi akan mengirimkan koreksi
pseudorange kepada navigator kapal survei.
Pengukuran sifat-sifat fisis air laut
Pengukuran sifat-sifat fisis air laut dilakukan menggunakan CTD. CTD adalah alat mengukur
karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman dan densitas. Secara umum sistem
CTD terdiri dari unit masukan data/input, sistem pengolahan, dan output. Unit masukan data
terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel dan kabel koneksi, penggolahan menggunakan
perangkat lunak yang ada berupa system operasi ODV (Ocean Data View) dan Microsoft Excel
dan output berupa grafik dari data stasiun. (Hertikawati 2010). Pada Prinsipnya teknik
pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal dan mendapatkan sinyal dari sensor
yang mendeteksi suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplex dan
pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke
serial data stream dengan dikirimkan ke kontrol unit via cabel ke komputer yang sudah
terpasang. Pengukuran ini dilakukan untuk memberikan koreksi untuk kecepatan gelombang
akustik di dalam kolom-kolom air tertentu.

Macam-Macam Peralatan untuk perencanaan anjugan lepas pantai :


Multibeam Echosounder
Prinsip kerja alat ini sama dengan single beam namun jumlah beam yang dipancarkan
adalah lebih dari satu pancaran.
Pressure Type Tide Gauge
Prinsip kerja alat ini yaitu ditempatkan dikedalaman tertentu, sehingga nanti alat itu akan
merekam perbedaan tekanan, yang nantinya memberikan data perubahan tinggi air laut.
Acoutic Doppler Current Profiler (ADCP).
Prinsip kerjanya, alat ini akan memancarkan gelombang akustik dengan frekuensi
tertentu. Kemudian alat ukur akustik mengukur frekuensi gelombang pantul yang
dipantulkan oleh material-material (yang bergerak dengan kecepatan yang sama dengan
kecepatan gerak air).
Sistem DGPS
Prinsip kerjanya, alat ini untuk penentuan posisi real time secara diferensial untuk objek
yang bergerak (kapal survei).
Sidescan Sonar
Prinsip

kerjanya,

alat

merupakan

alat

untuk

mendapatkan

gambaran

permukaan dasar perairan dengan menggunakan gelombang bunyi.

Penyajian Data Site Survey untuk Perencanaan Anjungan Lepas Pantai :


Penyimpanan data
Data hasil survei direkam atau disimpan dalam bentuk analog maupun digital untuk kebutuhan
dokumentasi dan pelaporan. Setiap bentuk penyimpanan data harus disertai dengan deskripsi.
Data digital
Meliputi seluruh data hasil survei seperti data pemeruman (echogram), data pasut, data arus, data
sampel dasar laut, dll, dalam format digital.

Penyajian data

Data survei disajikan dalam bentuk lembar lukis teliti analog dan digital dengan ketentuan
sebagai berikut :
Memuat angka kedalaman, kontur kedalaman, garis pantai berikut sungai, karang, tanda
atau sarana bantu navigasi, bahaya pelayaran, jenis dasar laut, serta objek- objek penting
yang perlu ditampilkan.
.Kerapatan angka kedalaman adalah satu cm pada skala peta. dimana koordinat
penggambaran menggunakan proyeksi UTM pada datum DGN-95, atau sesuai dengan
kebutuhan.
Untuk Lembar lukis teliti analog, kertas yang digunakan adalah drafting film dengan
ketebalan 0,03 mm.
Kontur kedalaman laut dicantumkan sesuai dengan kebutuhan. Kontur kedalaman
setidaknya mencantumkan kontur kedalaman sebagai berikut 0, 2, 5, 10, 20 dalam meter.
Lembar lukis mencantumkan legenda yang di dalamnya berisi indeks peta, data referensi,
pemilik pekerjaan, pelaksana pekerjaan, proyeksi, spheroid, skala, unit kedalaman dalam
meter, kedudukan relatif chart datum terhadap MSL, posisi BM, nomor lembar peta, judul
atau lokasi, dan waktu pelaksanaan.

Maksud Dan Tujuan perencanan anjungan lepas pantai yaitu untuk Kebutuhan
masyarakat dunia akan bahan bakar minyak yang semakin besar serta berkurangnya cadangan
minyak yang ada di daratan, maka dilakukanlah eksplorasi minyak di daerah lepas pantai.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, besar sekali peran survei hidrografi dalam proses
eksplorasi minyak di daerah lepas pantai. Survei batimetri yang dilakukan untuk mendapatkan
data topografi sadar laut dan untuk menganalisis hambatan serta estimasi biaya insfrastruktur
platform pembor-an. Pengamatan pasut dilakukan untuk memberikan koreksi kedalaman untuk
data batimetri. Pengukuran kecepatan dan pola arus yang dibutuhkan untuk perencanaan
kekuatan platform pengeboran nantinya. Serta pengukuran sifat-sifat fisis air laut untuk
memberikan koreksi kecepatan gelombang akustik di dalam kolom-kolom air laut. Dengan
mengetahui besarnya peran hidrografi dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, maka ini adalah
motivasi bagi calon-calon hidrografer untuk berkarir di bidang migas.

Daftar Pustaka

Abidin, H. Z. 2007. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. PT. Pradnya
Paramita.Jakarta
Power point seminar hidro Kegiatan hidrografi untuk mendukung eksplorasi dan eksploitasi
migas lepas pantai. Dishidros TNI AL. Yogyakarta.
http://ilmusurveypemetaan.wordpress.com/2012/05/10/materi-8-defenisi-survey-hidrografi/
http://zaihooiz.blogspot.com/2012/05/survey-hidrografi.html
http://dennipasca.blogspot.com/2013/12/eksplorasi-minyak-laut-dalam-di-benua.html
http://dennipasca.blogspot.com/2010/08/lingkup-pekerjaan-survei-seismic-laut.html
http://geologiminyak.blogspot.com/2013/02/eksplorasi-minyak-bumi.html
http://himikaunsrat.blogspot.com/2011/03/ctd-conductivity-temperatur-depth.html
http://arryprasetya.blogspot.com/2010/11/multibeam-echosounder.html

Anda mungkin juga menyukai