adanya
overspending,
underspending
dan
salah
sasaran
dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan
pemeliharaannya.
Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai
dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan
tuntutan yang muncul di masyarakat. Secara garis besar terdapat dua pendekatan
utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah:
a) Anggaran tradisional atau anggaran konvensional
b) Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public
Management.
ANGGARAN TRADISIONAL
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak
digunakan di negara berkembang saat ini. Ada dua ciri utama dalam pendekatan
ini, yaitu:
Incrementalism
Anggaran tradisional bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya
dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan
besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.
Line-item
Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi
alasan adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol
pengeluaran. Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar
sifat penerimaan dan pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah
atasan, pendapatan dari pajak, atau pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk
belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai
dengan pengeluaran yang dilakukan.
Ciri lain pendekatan anggaran tradisional ini adalah: cenderung
sentralistis; bersifat spesifikasi; tahunan; dan menggunakan prinsip anggaran
bruto.
ANGGARAN
PENDAPATAN
DAN
BELANJA
NEGARA/DAERAH
(APBN/APBD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) yang
dipresentasikan setiap tahun oleh eksekutui, memberi informasi rinci kepada
DPR/DPRD dan masyarakat tentang program-program apa yang direncanakan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat, dan bagaimana
program-program tersebut dibiayai.
Proses penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan, yaitu:
1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
koordinasi antarbagian dalam lingkungan pemerintah.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang
dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.
3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada
DPR/DPRD dan masyarakat luas.