Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

TERAPI BERMAIN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

MUHAMMAD ILHAM
HANIFA YATNI
HIDAYATUR RAHMAH
RIKA WULANDARI
WELLY RAHMADHANI
YOSI NOVITA SARI

PROGRAM SRUDI : SARJANA KEPERAWATAN


DOSEN : Ns.MONALIA ARISANDI,S.Kep
PRODI ILMU KEPERAWATAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG
2015

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) TERAPI BERMAIN

Judul Penyuluhan
: TERAPI BERMAIN
Hari/tanggal
: Jumat, 25 Desember 2015
Tempat
: Aula stikes syedza saintika padang

A. Latar Belakang

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman


traumatic, khususnya pada pada pasien anakyaitu ketakutan dan keteganggan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan olehberbagai faktor diantaranya perpisahan dengan
orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan inansif yang menimbulkan raya
nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis,
teriak memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang
diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi
pada anak yaitu denga melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan
yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak
akan belajar berkomunikasi, menyesdiri dengan lingkunagn yang baru, melakukan apa
yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang di alami
akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan
(distraksi) pada permainannya dan terjadi prosesrelaksasi melaluai kesenangannya
melakukan permainan.
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak hanya
mengisi waktu, tapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta
kasih dan lain-lain. Anak memerlukan berbagai variasi bermain untuk kesehatan fisik,
mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya
dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosionalnya, perasaan dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesengangan dimana dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak

yang dapat kesempatan yang cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan
yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang
lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bemain.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setalah dilakukan terapi bermain pada anak 3-5 tahun selama 60 menit, anak
diharapkan bisa mengespresikan perasaannya dan menurunkan kecemasannya,
merasa tenang selama perawatan di rumah sakit dan tidaktakut lagi terhadap
perawat sehingga anak merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit, serta dapat
melanjutkan tumbuhkembang anak yang normal atau sehat.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu kali diharapkan anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Mau melaksanakan anjuran dokter da perawat
4. Gerakan motoric halus pada anak lebih terarah
5. Kongnitifnya berkembang dengan mengetahui cara menggosok gigi dan
mencuci tanggan dengan teknik yang benar, dan mengetahui dara
mengelompokan sampah untuk di buang pada tempat sampah yang tepat
6. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat di
ruang yang sama
7. Ketakuatan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi kurang
8. Mengembangkan nilai dan moral anal dengan berdoa sebelum dan sesudah
kegiatan
9. Mengembangkan bahasa, anak menenal kata-kata baru
10. Melatih sosial emosi anak
C. Kegiatan sasaran
1. Jenis program bermain
a. Menonton video cara mencuci tangan dengan 6 langkah
b. Menonton video dengan cara menggosok gigi yang benar dan lomba menggosok
gigi
2. Karakteristik bermain
a. Melatih motoric kasar
b. Melatih kedisiplinan terhapap perawatan diri
3. Karakteristik peserta

a. Usia 3-5 tahun


b. Jumlah peserta 5 anak dan didampingi oleh orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif
4. Waktu dan tempat pelaksanaan

Hari/tanggal
Waktu
Tempat
5. Metode :

: jumat, 25 Desember 2015


: 09.00 WIB s/d selesai
: Aula stikes syedza saintika padang

Menonton video
Demontransi
Praktik

6. Media
a. Demonstrasi cara cuci tangan dan menggosok gigi yang benar

Laptop
Infokus
Sabun
Sikat dan pasta gigi
Ember dan air

D. Pengorganisanian
1. Penanggung jawab
2.
3.
4.
5.
6.

:Kelompok 2
Tugas :Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
Moderator
:hidayatur rahmah
Tugas :mengarahkan jalannya kegiatan
Presenter
:weli rahmadani
Tugas :menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab penyuluhan
Observer
:rika wulandari dan yosi novita sari
Tugas :Mencatat dan mengamati jalannya penyuluhan
Fasilitator
:m.ilham dan ibu mardiko
Tugas :memotivasi audiens untuk ikut dalam penyuluhan
Dokumentasi:orin girgia dan hanifa yatni

7. Tugas:mengambil dokumentasi dari penyuluhan

E.Setting tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penyaji membentuk huruf U.

Keterangan gambar

:
: PENYAJI

:FASILITATOR

:INFOKUS

:AUDIENS

:MODERATOR
:OBSERVER

:PEMBIMBING

F.Rencana kegiatan
No

Kegiatan / waktu

Pembukaan

Kegiatan penyuluhan

Kegiatan audiens

Moderator Mengucapkan

salam
Moderator Berterimakasih
kepada

audiens

Menjawab salam
Mendengarkan
dengan seksama

karena

telah datang
Moderator Menyampaikan
tujuan penyuluhan

Penyajian

Menyampaikan materi tentang

Mendengarkan

pengertian Tumbuh kembang

memperhatikan

anak prasekolah
Menyampaikan fase
perkembangan pada anak
usia pra sekolah

Menjelaskan tugas
perkembangan pada masa usia
pra sekolah

Menjelaskan jenis-jenis
perkembangan anak pra sekolah

Menjelaskan karakteristik
perkembangan anak pra

sekolah
Menjelaskan faktor-faktor

dan

yang mempengaruhi
perkembangan anak pra
sekolah
3

Penutup

Memberikan kesempatan

Peserta

memperhatikan
memberikan

pada peserta untuk


bertanya jika terdapat hal

pertanyaan

hal yang belum jelas.


Menyimpulkan atau
merangkum hasil

penyuluhan
Mengevaluasi hasil

kegiatan
Memberi salam dan

ada yang belum


jelas
menjawab
pertanyaan yang
diberikan kepada
peserta saat

meminta maaf bila ada


kesalahan

jika

evaluasi.
Menjawab salam

E. Kreteria hasil
a. Evaluasi struktur
1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien

untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan


2. Posisi tempat di lantai menggunakan tikae
3. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
5. Leader, Co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
b. Evaluasi proses
1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
2. Leader mampu memimpin acara
3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
4. Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan
5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalan
antisipasi masalah

6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang

berfungsi sebagai elevator kelompok


7. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
c. Evaluasi Haasil
1. Diharapkan anak-anak mampu menjelaskan, mempraktekan apa yang sudah
diajarkan
2. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
3. Anak menyatakan rasa senangnya.

F. Lampiran

Lampairan materi

Terapi Bermain
A. Defenisi

Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal, meskipun
tidak pernak dimasukan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia.
Melalui bermain anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan.
Menurut Groos (Schaefer et al, 1991))bermain dipandang sebagai ekspresi insting
untuk berlatihperan dimasa yang akan mendatang yang penting untuk bertahan hidup
(Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media yang baik bagi anak-anak bermasalah selain bergua
untuk mengembangkanpotensi anak . Menurut Nasution(cit Martin, 2008),bermain
adalah suatu pebekerjaan atau aktivita anak yang sanggat penting. Melalui bermain
akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan motoric anak,
kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di
lingkungannya, menjadi percaya diri dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin,
2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial
dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak
akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa
yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000). Bermain
adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginannya sendiri dan memperoleh
kesenangan (Foster, 1989).
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan
berkerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stress anak, belajar komunikasi
dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental
serta sosial anak.
B. Fungsi Bermain
1. Membantu perkembangan sensorik dan motoric
Fungsi bermain anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan
pada sensorik dan motoric melalui rangsangan ini aktifitas annak dapat
mengekporasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayodapat melekukan rangsangan
taktil, audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik dan motoric
akan meningkat. Hal itu dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan
atau dirangsang visualnya maka anak di kemudiana hari kemampuan visualnya akan
lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu ayng baru dilihatnya. Demikian
juga dengan pendegaran apabila sejak bayi dikenalkan atau rangsangan melalui suara-

2.

3.

4.

5.

6.

7.

suara maka daya pendengaran di kemudian hari anak lebih cepat berkembang di
bandingkan tidak ada stimulus sejak dini.
Membantu perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif anak dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat
dilihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi
dengan bahasa anak, mampu memahami objek permainan seperti dunia tempat
tinggal mampu membedakan khayalan dan kenyataan,mampu mempelajari warna,
memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam
permainan sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan
perkembangan kognitif selanjutnya.
Meningkatkan sosialisasi anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana usia
bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan
ada teman dengan dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain
dengan sesamanya dan ini sudah melalui proses sosialisasi satu dengan yang lain,
kemudian bermain peran seperti bermain berpurak-purak berperan menjadi seorang
guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu danlain-lain,
kemudian pada usia prasekolah sudah mualai menyadari akan keberadaan teman
sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan
orang.
Meningkatkan kreatifitas
Bermain juga berfungsi dalam meninkatkan kreatifitas, dimana anak mulai belajar
menciptakan sesuati dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang
akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model
permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
Meningkatkan kesadaran diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk eksplorasi
tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari
individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur prilaku,
membandingkan dengan prilaku orang lain
Mempunyai nilai terapeutik
Bermain akan menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya
stress dan ketengangan dapat dihindarkan,menginggat bermaindapat menghibur diri
anak terhadap dunianya.
Mempunyai nilai moral pada anak

Bermain juga dapat memberiakan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini adapt
dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya dirumah, di sekolah
dan ketika berintekrasi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang
memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar
C. Manfaat Bermain
Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energy
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang otot dan
organ-organ
3. Aktifitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak
4. Anak belajar mengontrol diri
5. Berkembangnya berbagai keterampilan yang berguna sepanjang hidup
6. Meningkatkan daya kreativitas
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak yang lainnya
10. Dapat mengembangkan kemampi\uan intelektualnya
11. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan
D. Macam-Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini amak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuatkan oleh mereka sendiri. Bermain aktif meluputi:
a. Bermain mengamati/menyelidiki (exploratory play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebur, memperhatiakan, mengocok-ocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang berusaha membongkar.
b. Bermain kontruksi (conduction play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadirumahrumahan.
c. Bermain dramar (dramatic play)
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar.permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contohnya

melihat gambar buku/ majalah, mendengarkan cerita atau music, menonton televise
dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini:
a. Kesehatan anak menurun
Anak yang sakit tidak mempunyai energy untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya
d. Tidak mempunyai teman bermain

E. Alat Permaianan Edukatif (APE)

Alat Permaianan Edukatif (APE) adalah alat permaian yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta
berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, terdiri dari motoric kasar dan halus. Contohnya
alat bermain motoric kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.
Motoric halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.
Contohnya alat bermain : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, tv, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu, ukuran, bentuk, warna, dll. Contoh alat
bermain : buku bergamnbar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubunganya dengan interaksi ibu dan
anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat
dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali dan lain-lain.
F. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain
1. Bermain/ alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan
anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin
bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

G. Faktor yang mempengaruhi aktifitas bermain


1. Tahap perkembangan
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
H. Petunjukperkembangan anak usia 3-5 tahun (pra-sekolah)
1. Dari aspek fisik

Direntang usia 3-5 tahun dengan titik puncak di usia 5 tahun, kemampuan motoric
anak baik halus maupun kasar sudah mencapai tingkat kematangan. Untuk motorik
kasar, anak sudah bisa berjalan, berlari, melompat, berdiri dengan satu kaki, bahkan
memanjat. Sedangkan untuk motoric halus, anak sudah bisa menjimpit benda-benda
kecil, semisal koin. Mulai usia 5 tahun keatas
seharusnya anak sudah mampu
memegang pensil dengan benar seperti yang dilakukan orang dewasa pada umumnya.
Namun ingat, kemampuan memegang pensil dengan benar ini bukan berarti anak juga
wajib bisa menulis.
2. Dari aspek Sosial
Diusia ini anak seharusnya sudah terampil berinteraksi dengan teman sebayanya.
Peran peer group mulai terlihat penting. Jadi, jika anak direntang usia ini masih
soliter alias asik dengan dunianya sendiri, khususnya bagi anak usia 4 tahun keatas,
berarti dia mengalami keterhambatan dalam perkembangan sosial.
3. Dari Aspek Kongnisi
Wajarnya anak di rentang usia ini sudah masuk fase praoperasional. Dalam bahasa
awamnya, anak sudah dapat membayangkan objek tertentu atau seseorang hanya dari
deskripsi, nama atau suaranya.
4. Dari aspek bahasa
3-4 tahun

Menguasai lebih dari 1.000 kosakata.


Penguasaan tata bahasanya pun meningkat
pesat. Contohnya, sudah bisa mengatakan
aku mau makan pisang manis.

4-6 tahun

Anak mulai mengenal sopan santun saat


bicara.

Misalnya,

ketila

menjawab

pertanyaan guru atau orang dewasa, ia

sudah bisa memilih kata yang lebih santun.


5. Dari aspek kepribadian

G.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Di rentang usia ini anak diharapkan memiliki inisiatif untuk bereksplorasi sebanyak
dan sejumlah mungkin. Sayagnya, anak kerap dihadap oleh aturan-aturan tertentu
yang membatasi eksplorasinya.
Karakteristik bermain 3-5 tahun (pra-sekolah)
Cross motor and fine motors
Dapat melompat, bermain dan bersepeda
Sangat energik dan imagenative
Mulai terbentuk perkembangan moral
Mulai bermaindengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok
Assosiative play
Daramitic play
Skillm play
Laki-laki aktif bermain di luar
Perempuan didalam rumah

H. Alat permainan yang cocok untuk anak usia 3-5 tahun:


1. Peralatan rumah tangga
2. Sepeda roda tiga
3. Papan tulis/kapur
4. Lilin, boneka, kertas
5. Drum, buku dengan kata simple, kapal terbang, mobil, truk
I.

Tujuan terapi bermain ketika anak hospitalisasi


Tujuan kegiatan:
1. Memberi informasi
2. Memicu normalisasi
3. Menggunakan sistem pendukung yang tekenal
4. Mengidentifikasi teknik koping
Contoh kegiatan:
1. Mendesain tanda selamat dating
2. Memicu orang tua mengisi angket mengenal ritual anak
3. Memicu orang tua membawa foto dan mainan
4. Memberi daftar kegiatan rumah sakit

5. Proaktif melakukan permainan


J. Prinsip bermain di rumah sakit

Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :


1. Kelompok umur yang sama
2) Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur yang sama
agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangan anak.
3) Pertimbangan keamanan dan infeksi silang
4) Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi silang dapat
dihindari
5) Tidak banyak energi serta permainan singkat
6) Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain sehingga
permainan yang diberikan harus merupakan permainan yang tidak menguras tenaga
energi yang besar
7) Waktu bermain perlu melibatkan orang tua
8) Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang tua
dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan penyakit dapat segera
diketahui secara dini.

Anda mungkin juga menyukai