Anda di halaman 1dari 8

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 13

UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

13
Diversity
Diversity atau lengkapnya diversity reception, adalah satu teknologi yang diterapkan
pada penerimaan sistem komunikasi yang pada dasarnya untuk mengatasi pengaruh
fading yang terjadi. Seperti disinggung dalam pembahasan sistem komunikasi microwave maupun sistem seluler bergerak, bahwa pada satu penerimaan dapat terjadi penerimaan sinyal dari beberapa arah, yaitu, arah langsung, dan beberapa arah pantul seperti
ditunjukkan pada Gbr-1. Memang pada umumnya persoalan multipath fading yang dikenal sebagai Rayleigh-fading, (2)p231, sangat berpengaruh pada komunikasi line-of-sight
atau yang bekerja pada pita frekuensi VHF keatas.
pantul

langsung

Gbr-1

Penerimaan multipath

Pada keadaan tersebut, terdapat dua kemungkinan kondisi, yaitu, penerimaan terganggu
atau penerimaan diuntungkan. Kondisi terganggu adalah, sinyal dari beberapa jalur
(path) propagasi itu saling meniadakan, karena perbedaan fasa antara masing-masing
sinyal tersebut yang mungkin tepat 180 derajat. Perbedaan fasa itu tentu saja karena perbedaan jalur tempuh masing-masing sinyal itu yang bergantung nilainya dari jarak
tersebut seperti dinyatakan dalam persamaan (13-1),

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 13
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

.d

..........

(13-1)

dimana :
= perbedaan fasa, derajat atau radian
2
= konstanta fasa =
, radian/meter

= panjang gelombang, meter


d = perbedaan jarak, meter

Contoh Soal-1. Diketahui pada propagasi satu sistem seluler bergerak


yang bekerja pada frekuensi 900 MHz terjadi multipath fading.
(a) Tentukan perbedaan fasa sinyal dari dua jalur, langsung dan pantul yang
diterima bila kedua jalur tersebut berbeda jarak sejauh 100 m ?
(b) Tentukan perbedaan jarak kedua jalur tersebut yang menghasilkan perbedaan fasa sebesar 180 derajat atau radian ?
Jawaban :
(a) Dari persamaan (13-1), maka perbedaan fasa dimaksud adalah,

.d
= 2 / (c/f) x d = [(2 x 900x106)/ (3x108)] x 100
= 1884,96 radian = 108.000 derajat, atau
= 0 derajat atau sefasa.

(b) Dengan persamaan (13-1) juga, maka perbedaan jarak tertentu sebagai
berikut,

.d d = /
= / [ 2 / (c/f) ]
= 3x108 / 2x900x106 = 0,166 meter
= 0,5

Atau secara umum, perbedaan jarak tersebut sebesar (n x 0,5) dimana n


adalah bilangan bulat ganjil.

Selanjutnya, kondisi yang menguntungkan adalah bila beberapa jalur propagasi tersebut
menyebabkan perbedaan fasa antara sinyal-sinyal itu nol atau sefasa, sehingga level sinyal penerimaan akan diperkuat. Seperti diuraikan pada contoh soal diatas, bahwa per-

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 13
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

bedaan jarak tersebut dapat dinyatakan dalam ukuran panjang gelombang, , dan ukuran
-ukuran itu dalam bilangan beberapa meter saja atau tidak dalam bilangan kilometer.
Untuk mengatasi kondisi penerimaan akibat propagasi multipath tersebut, diterapkan
teknologi diversity, sehingga sistem penerimaan itu dikenal sebagai diversity reception.
Terdapat tiga macam sistem diversity reception tersebut, yaitu, space-diversity, timediversity, dan frequency-diversity, (1)p690.
13-1.

Space-Diversity

Dalam sistem ini digunakan beberapa receiver yang umumnya dua sistem dengan antenanya yang diletakkan terpisah dalam jarak beberapa satu sama lain (satu contoh nilai
adalah, 9 atau lebih), (2)p137. Oleh karena dimensinya adalah jarak, maka dikatakan
sebagai jenis teknik diversity space atau jarak spasi. Sebagai contoh sistem komunikasi
yang menggunakan teknik space-diversity adalah sistem komunikasi troposcatter, yaitu
sistem komunikasi jarak jauh yang memanfaatkan lapisan troposfer untuk bidang pantul
propagasinya sehubungan dengan jarak line-of-sight sudah tidak mungkin lagi diperoleh
seperti ditunjukkan ilustrasinya pada Gbr-2.

Gbr-2

Propagasi tropospheric scatter, (2)p230

Lapisan troposfer yang terletak 15 km diatas permukaan bumi dapat memantulkan hingga jarak jangkauan komunikasi mencapai 300 km sampai 500 km (rnelampaui jarak horizon). Frekuensi sinyal yang digunakan pada sistem ini adalah di dalam pita UHF sampai SHF. Frekuensi yang terbaik yang sering digunakan adalah 900 MHz, 2000 MHz
dan 5000 MHz.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 13
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Nampak pada Gbr-2 ditunjukkan berbagai kemungkinan arah pantulan yang terjadi, bahkan kemungkinan arah yang diteruskan ke ruang angkasa atau tidak mengalami pantulan
(no scattering). Lapisan troposfer ditunjukkan sebagai scatter volume.
Karena sifat komunikasinya yang berbentuk hamburan oleh satu gumpalan lapisan
atmosfer, maka daya yang dapat ditangkap di sisi terima sangat kecil sekali dibandingkan dengan yang dikeluarkan pemancarnya. Perbandingan itu sampai sebesar antara
-60 dB dan -90 dB, sehingga sangat diperlukan daya pemancar yang besar sekali pada
sistem komunikasi ini.
Dilihat dari bidang pantulan yang luas permukaannya, maka pada sistem ini mempunyai
kemungkinan besar sekali untuk terjadi fading. Jenis fading yang dapat terjadi ada dua
macam, yaitu pertama, dengan perioda variasinya yang cepat, dan yang kedua, dengan
perioda yang sangat lambat. Yang pertama, disebabkan oleh adanya beberapa lintasan
sinyal seperti ditunjukkan pada Gbr-2, yang terjadi beberapa kali tiap menit pada kondisi paling buruk dengan perubahan kuat sinyal sampai lebih dari 20 dB. Yang kedua,
disebabkan karena perubahan kondisi kerapatan media pemantul selama transmisi.
Ternyata dalam pengoperasian sistem propagasi hamburan ini, hasil yang terbaik diperoleh bila sistem antenanya (parabola) diarahkan ke bawah menuju arah horizon. Satu
pasang antena ditempatkan dengan jarak tidak kurang dari 30 panjang gelombang.
Satu contoh yang digunakan di Indonesia adalah sistem yang menghubungkan jalur telekomunikasi antara Surabaya dengan Banjarmasin yang dioperasikan oleh PT. Telkorn.
Penempatan antena parabola sistem ini di G. Gerakkan Lalang (P. Madura) dari sisi kota
Surabaya, dan di G. Keramaian yang terletak di luar kota Banjarmasin. Frekuensi yang
dioperasikan untuk sistem ini adalah 1713,5 MHz dan 1741,5 MHz (G. Gerakkan Lalang G. Keramaian) dengan polarisasi horizontal, serta 1832,5 MHz dan 1860,5 MHz
(G. Keramaian G. Gerakkan Lalang) dengan polarisasi vertikal.
Prinsip space-diversity adalah, beberapa receiver yang masing-masing sistem antenanya
diletakkan terpisah beberapa , diatur sedemikian sehingga sistem AGC dari receiver
yang terkuat penerimaannya, akan membuat off receiver yang lain. Jadi, hanya sinyal
dari receiver dengan penerimaan terkuat yang diterima sebagai output.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 13
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

13-2.

Frequency-Diversity

Prinsip kerja sistem diversity frekuensi ini kurang lebih sama dengan sistem spacediversity (sd), yaitu menggunakan beberapa receiver tetapi dengan menggunakan satu
sistem antena yang sama. Beberapa receiver tersebut bekerja bersama-sama tetapi dengan masing-masing menggunakan frekuensi yang berbeda. Karena bekerja dengan dimensi frekuensi, maka sistem ini disebut sebagai frequency-diversity (fd). Level penerimaan yang terkuat, maka sistem AGC nya akan membuat off penerima yang lain, sehingga hanya sinyal dari receiver dengan penerimaan terkuat akan menjadi output
sistem. Sistem fd ini sangat boros terhadap pita frekuensi, sehingga digunakan apabila
sistem sd tidak mungkin diterapkan sehubungan dengan kurangnya ruang untuk penempatan beberapa antena. Komunikasi kapal ke darat atau dari kapal ke kapal banyak
menggunakan sistem fd ini pada pita frekuensi HF.
Satu teknik yang termasuk dalam prinsip frequency-diversity adalah frequency-hopping
(lompatan frekuensi) yang diterapkan salah satunya pada sistem seluler bergerak, GSM.
Frequency-hopping1 adalah termasuk dalam salah satu teknologi-spektrum-tersebar
(spread spectrum technology) yang satu lagi adalah direct-sequence-spread-spectrum
(DSSS). Teknik DSSS diterapkan pada sistem seluler CDMA. Cara kerja frequencyhopping akan diuraikan berikut ini.
Diagram blok sistem frequency-hopping ditunjukkan pada Gbr-3. Dengan teknik hopping ini, sinyal dipancarkan dengan frekuensi radio yang kelihatannya acak, melompat
dari frekuensi satu ke frekuensi lain pada satu interval tertentu (split-second intervals).
Di sisi receiver, proses yang sama terjadi, yaitu lompatan di antara frekuensi secara
sinkron dengan transmiter, baru kemudian mendeteksi pesan yang dibawa. Sehingga
seseorang yang berusaha menyadapnya secara diam-diam hanya akan mendengar bunyi
titik-titik yang tidak jelas.
Pada Gbr-3 nampak, pada sisi transmisi, data biner dalam format NRZ dimasukkan ke
input sebuah modulator dengan menggunakan beberapa skema pengkodean digital-keanalog, seperti Frequency-Shift Keying (FSK) atau Binary Phase-Shift Keying (BPSK).
1

Teknik lompatan frekuensi ini ditemukan oleh seorang artis dari Hollywood, Hedy Lamarr di tahun
1940 pada usia 26 tahun dan mendapatkan hak patent dari Pemerintah Amerika (US Patent 2.292.387;
11 Agustus 1942).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 13
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Sinyal FSK atau BPSK yang dihasilkan dimasukkan ke pencampur untuk dicampur
dengan variasi frekuensi secara acak. Sementara sinyal pengacak, yang dihasilkan dari
sumber sinyal jumlah-pseudorandom (spreading code generator) menyajikan kode yang
sesuai dalam indeks didalam Tabel-Frekuensi. Dengan interval yang berurutan, dipilih
sebuah frekuensi baru dari Tabel. Blok Pengumpul-Frekuensi pada Gbr-3 adalah sebuah
frequency-synthesizer yang dapat menghasilkan frekuensi sesuai Tabel-frekuensi. Frekuensi ini kemudian dimodulasikan melalui sinyal yang dihasilkan dari modulator awal
agar menghasilkan sinyal yang baru dengan bentuk yang sama namun sekarang mempunyai carrier dengan frekuensi yang berbeda.

(a)

(b)

Gbr-3

Sistem frequency-hooping, (3)p167


(a) sisi kirim, (b) sisi terima.

Sedangkan pada sisi penerima, sinyal spektrum tersebar didemodulasi dengan menggunakan sejumlah frekuensi yang sama yang didapatkan dari Tabel, sehingga akan diper-

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 13
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

oleh sinyal dengan carrier pada frekuensi aslinya. Setelah itu dilakukan demodulasi
FSK atau BPSK tergantung yang digunakan pada proses ini, sehingga diperoleh sinyal
informasinya, yaitu sinyal data dalam format NRZ. Untuk bentuk data NRZ, lihat
Modul-2, Siskom I.
Sebagai contoh, bila FSK yang digunakan, modulator memilih salah satu dari dua frekuensi, misalnya f0 atau f1 , berkaitan dengan transmisi biner 1 atau biner 0. Sinyal FSK
yang dihasilkan akan mempunyai frekuensi sesuai urutan output generator jumlahpseudorandom. Sehingga, bila frekuensi yang dipilih pada waktu I adalah f I , maka sinyal pada waktu I adalah, fI + f0 maupun fI + f1 .
Karena output satu proses modulasi pulsa, FSK maupun PSK adalah merupakan sinyal
analog, maka output proses frequency-hopping adalah sinyal dengan format analog yang
akan menempati spektrum relatif lebar dibandingkan sinyal baseband-nya.

13-3.

Time-Diversity

Teknik diversity yang ketiga ini menggunakan cara retransmisi sinyal informasi beberapa kali. Hasil terbaik (S/N terbaik) dari beberapa pengiriman itu yang kemudian dimanfaatkan penerima. Penerapan sistem diversity ini misalnya pada komunikasi data
yang dilakukan bila terdapat error yang terdeteksi pada sisi terima. Dengan komunikasi
sinyal NACK, maka retransmisi dilakukan. Teknik time-diversity ini tidak ada relevansinya dengan usaha untuk mengatasi pengaruh fading pada sistem komunikasi radio.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 13
UNIVERSITAS MERCU BUANA

_____________________________________________________________________________________

Daftar Kepustakaan
1. Couch II, Leon W.; Digital and Analog Communication Systems, Macmillan
Publishing Company, New York, 1993.
2. Kennedy, George; Electronic Communication Systems, McGraw-Hill Co.,
Singapore, 1988.
3. Stalling, William; Komunikasi Data dan Komputer (Edisi Bahasa Indonesia),
Penerbit Salemba Teknika, Jakarta, 2001

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

HIDAYANTO DJAMAL

SISTEM KOMUNIKASI I

Anda mungkin juga menyukai