Anda di halaman 1dari 35

SISTEM MUSKULOSKELETAL

ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOARTRITIS

Disusun oleh:
SEMESTER V KELAS B
KELOMPOK II

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

ANDREAS NGENGET
ANDANI R. B. AREROS
LAVENIA G. MALINGGATO
DEWI ADAMINGA
FRISILIA.H.AMBAR
SOFHIA.D.PANDENGKALU
EMILTON TSENAWATME

(14061050)
(14061062)
(14061068)
(14061075)
(15161238)
(15161091)
(14061151)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata
kuliah Sistem Muskuloskeletal.
Adapun makalah ini berisi tentang penjelasan teori osteoartritis beserta asuhan
keperawatannya yang telah kami susun semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada JOHANIS
KERANGAN, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku dosen mata kuliah sistem muskuloskeletal yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu keperawatan kedepannya.

Manado, September 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN.. 4
1.1 Definisi Osteoartritis.4
1.2 Etiologi. 5
1.3 Klasifikasi. 6
1.4 Manifestasi Klinis 6
1.5 Pathway 8
1.6 Prognosis.. 9
1.7 Pemeriksaan Penunjang.9
1.8 Penatalaksanaan.9
1.9 Pencegahan10
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.. 12
2.1 Pengkajian12
2.2 Analisa Data.13
2.3 Diagnosa keperawatan..15
2.4 Rencana tindakan keperawatan.16
BAB III STUDI KASUS OSTEOARTRITIS20
3.1 Pengkajian20
3.2 Analisa data & Diagnosa keperawatan.30
3.3 Rencana tindakan keperawatan.32
3.4 Implementasi dan evaluasi36
BAB IV PENUTUP 39
4.1 Kesimpulan39
4.2 Saran......39
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN OSTEOARTRITIS


Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan
kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena
osteoartritis. Pasien osteoartritis biasanya mengeluh nyeri pada waktu melakukan aktivitas
atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat yang lebih berat nyeri dapat
dirasakan terus menerus sehinga sangat mengganggu mobilitas pasien.
Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik,
progresif berjalan lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi
dari rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendian.
Sendi yang paling sering terserang oleh osteoartritis adalah sendi-sendi yang harus
memikul beban tubuh, antara lain lutut, panggul, vertebra lumbal dan servikal, dan sendisendi pada jari. Osteoartritis terutama menyebabkan perubahan biomekanik dan biokimia di
dalam sendi; penyakit ini bukan suatu gangguan peradangan. Namun seringkali perubahanperubahan didalam sendi ini disertai oleh sinovotis, menyebabkan nyeri dan perasaan tidak
nyaman. (Prince, Sylvia Anderson, 2000 hal 1380)
Osteoartritis merupakan bentuk artritis paling umum, yang menyebabkan perburukan
kartilago sendi (articular) dan pembentukan tulang baru di margin dan area subkondral sendi.
Degenerasi kronis tersebut, yang di sebabkan oleh kerusakan kondrosit, terjadi paling sering
di sendi penyokong beban, khususnya pinggul dan lutut.

1.2 ETIOLOGI
Beberapa penyebab osteoartritis yaitu:
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan
penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang
berwarna kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui dua
mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus
dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan, sebaliknya
nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi
tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang menimbulkan
kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan pada
pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu
dari orang tuanya yang terkena.
6. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan
dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel
radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan membal
dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga mempercepat proses
degenerasi.
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan
pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen,
tendo, sinovia, dan kulit.
Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat mengendapkan
hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium urat/pirofosfat
dalam rawan sendi.
5

1.3 KLASIFIKASI
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan
dengan osteoartritis. Osteoartritis primer dapat dihubungkan dengan penuaan. Meskipun
para peneliti tidak memahami alasannya dengan jelas, penggunaan sendi dan robekan
pada sendi seiring dengan perkembangan usia individu dianggap berperan penting
terhadap terjadinya penyakit ini. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan osteoartritis
primer adalah obesitas dan penggunaan sendi secara berlebihan dan berulang. Sebagai
contoh, pemain kasti dapat mengalami osteoartritis pada bahu. Akan tetapi, pada
beberapa lansia, penyakit ini dapat herediter.
b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur. Osteoartritis sekunder
biasanya terjadi setelah peristiwa atau keadaan khusus, yang paling sering karena cedera
traumatik atau abnormalitas kongenital seperti displasia panggul. Gangguan endokrin
(seperti dibetes melitus), gangguan metabolik ( seperti kondrokalsinosis), dan tipe lain
dari artritis juga dapat menyebabkan osteoartritis sekunder.
1.4 MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis osteoartritis umumnya berupa nyeri sendi, terutama apabila sendi
bergerak atau menangung beban. Nyeri tumpul ini berkurang apabila penderita beristirahat,
dan bertambah bila sendi digerakkan atau bila memikul beban tubuh. Dapat pula terjadi
kekakuan sendi setelah sendi tersebut tidak digerakkan beberapa lama, tetapi kekakuan ini
akan menghilang setelah sendi digerakkan. Kekakuan pada pagi hari, jika terjadi biasanya
hanya bertahan selama beberapa menit. Spasme otot atau tekanan pada saraf di daerah sendi
yang terganggu adalah sumber nyeri.
Gambaran lainnya adalah keterbatasan dalam gerak (terutama tidak dapat berekstensi
penuh), nyeri tekan lokal, pembesaran tulang di sekitar sendi, sedikit efusi sendi, dan
krepitasi. Perubahan yang khas terjadi pada tangan. Nodus Heberden atau pembesaran tulang
sendi interfalangs distal sering dijumpai.
Perubahan yang khas juga terlihat pada tulang belakang, yang akan menjadi nyeri, kaku,
dan mengalami keterbatasan dalam bergerak. Pertumbuhan tulang yang berlebihan atau spur
dapat merangsang akar saraf sewaktu keluar dari tulang vertebra. Hal ini akan menyebabkan
6

terjadinya perubahan neuromuscular, seperti nyeri, kekakuan, dan keterbatasan gerak. Ada
beberapa orang yang mengeluh sakit kepala sebagai akibat langsung dari osteoartritis pada
tulang belakang bagian leher.

1.5 PATHWAY
Proses
Penuaan

Konsentrasi
proteoglikan

Faktor resiko:

Perlemahan jaringan
kolagen

Obesitas
Jenis kelamin
Trauma
Infeksi
Perubahan
komposisi tulang
rawan

Jumlah kondrosit
Cairan sinovial
Fleksibilitas sendi
Deformitas & trauma kartilago
Kalsifikasi ligamen
OSTEOARTRITIS

Proses penunjang
penyakit

Efusi sendi
Deformitas sendi
Penyempitan rongga
sendi
Gesekan akibat aktivitas
Nyeri

Kesalahan interpretasi
Hambatan mobilitas fisik
Koping tdk
efektif

Kontraktur
Perubahan
fungsi sendi

Kurang
pengetahuan
Ansietas

Penurunan
kekuatan

Kelemahan
Intoleransi
aktivitas

Resiko cedera

Defisit
perawatan 8diri

1.6 PROGNOSIS
Osteoartritis biasanya berjalan lambat. Problem utama yang sering dijumpai adalah nyeri
apabila sendi tersebut dipakai dan meningkatnya ketidakstabilan bila harus menangung
beban, terutama pada lutut. Masalah ini berarti bahwa orang tersebut harus membiasakan diri
dengan cara hidup yang baru. Cara hidup yang baru ini seringkali meliputi perubahan pola
makan yang sudah terbentuk seumur hidup, manipulasi obat-obat yang diberikan, dan
pemakaian alat-alat bantu.
1.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar-X mungkin normal pada tahap awal. Foto selanjutnya dapat menunjukkan
penyempitan ruang sendi atau margin, deposit tulang seperti kista pada ruang sendi
dan margin, sklerosis pada ruang subkondral, deformitas sendi yang disebabkan oleh
degenerasi atau kerusakan artikular, pertumbuhan tulang di area penyokong beban,
dan fusi sendi pada pasien yang menderita osteosrtritis yang bersifat erosif dan
inflamatorik.
2. Analisis cairan sinovial dapat menyingkirkan artritis inflamatorik.
3. Pemindaian tulang radionuklida juga dapat menyingkirkan artritis inflamatorik
dengan menunjukkan ambilan radionuklida normal.
4. Artroskopi mengidentifikasi pembengkakan jaringan lunak dengan menunjukkan
struktur sendi interna.
5. Magnetic resonance imaging menghasilkan gambar potongan melintang sendi yang
artritis dan tulang di dekatnya dan dapat menggambarkan perkembangan penyakit.
6. Pemeriksaan neuromuscular dapat menunjukkan penurunan kekuatan otot (seperti
penurunan kekuatan gengaman).
1.8 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan osteoartritis haruslah bersifat multilokal dan individual. Tujuan dari
penatalaksanaan adalah untuk mencegah dan menahan kerusakan yang lebih lanjut pada
sendi tersebut, dan untuk mengatasi nyeri dan kaku sendi guna mempertahankan mobilitas.
Melindungi sendi dari trauma tambahan adalah penting untuk memperlambat perjalanan
penyakit ini. Tongkat atau alat bantu berjalan dapat mengurangi berat badan yang harus
ditanggung oleh sendi lutut dan panggul secara cukup. Mengurangi berat badan bila
penderita memiliki badan yang gemuk dapat sangat menurunkan beban yang harus dipikul
oleh sendi lutut dan sendi panggul.

Terapi fisik penting untuk menghilangkan nyeri dan mempertahankan kekuatan otot dan
jangkauan gerakan. Pemakaian es atau panas pada sendi yang sakit dapat menghilangkan
nyeri untuk sementara.
Pemakaian obat-obatan dirancang untuk mengontrol nyeri pada sendi demikian pula
untuk mengendalikan timbulnya sinovitis. Obat-obat analgesik yang dapat dibeli bebas
seperti asetominofen, aspirin, dan ibuprofen biasanya cukup untuk menghilangkan nyeri.
Penatalaksanaan osteoartritis dengan cara operasi dirancang untuk membuang badanbadan yang lepas, memperbaiki jaringan penyokong yang rusak, atau untuk menggantikan
seluruh sendi. Bedah artroskopi memungkinkan pelaksanaan berbagai macam prosedur
operasi dengan morbiditas yang lebih kecil daripada operasi biasa. Bentuk operasi lain yang
dipakai untuk mengatasi osteoartritis adalah osteotomy angulasi. Hal ini dipakai untuk
mengobati osteoartritis dari lutut yang hanya mempengaruhi satu komponen saja. Nyeri sendi
dapat dihilangkan dengan memperbaiki deformitas varus atau valgus dengan cara
menyambungkan satu bagian tulang rawan sendi yang sehat dengan tulang rawan sendi lain
yang juga masih sehat. Penggantian sendi panggul dan lutut secara total telah berhasil
mempertahankan fungsi sendi sehingga mendekati fungsi normal, pada banyak orang yang
menderita osteoartritis.
1.9 PENCEGAHAN
a. Pencegahan primer
Olahraga teratur
Berjalan santai 3 kali seminggu melalui selama 15 menit sampai 30 menit :
memperbaiki sirkulasi darah, kerja organ lain.
b. Pencegahan sekunder
Upaya deteksi dini penyakit sehingga memberi kesempatan untuk kesembuhan lebih
besar dari progresivitas lebih lanjut.
c. Pencegahan tersier
Upaya deteksi penyakit dan memberi pengobatan dan dukungan yang

memadai
Upaya ini

mengurangi

resiko/percepatan

memburuknya

penyakit,

kekambuhan, komplikasi dari penyakit tersebut

10

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL
2.5 PENGKAJIAN
1.
Aktivitas/Istirahat
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan
pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang
berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise.
Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.
2.
Kardiovaskuler
Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan
3.

pada jari sebelum warna kembali normal.


Integritas Ego
Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan, ketidakmampuan, faktorfaktor hubungan. Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya ketergantungan

pada orang lain.


4.
Makanan / Cairan
Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat
mual, anoreksia. Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada
5.

membran mukosa.
Hygiene
Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan pada

orang lain.
Neurosensori
Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi
7.
Nyeri/kenyamanan
Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan lunak pada
6.

8.

sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari).


Keamanan
Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus. Lesi kulit, ulkas kaki. Kesulitan dalam
menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada

9.

mata dan membran mukosa.


Interaksi Sosial
Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran: isolasi.
11

10.

Penyuluhan/Pembelajaran
Riwayat rematik pada keluarga. Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan
penyakit tanpa pengujian. Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal,

pkeuritis.
11.
Pemeriksaan Diagnostik
Reaksi aglutinasi: positif
LED meningkat pesat
protein C reaktif : positif pada masa inkubasi.
SDP: meningkat pada proses inflamasi
JDL: Menunjukkan ancaman sedang
Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses autoimun
RO: menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, erosi sendi, osteoporosis pada
tulang yang berdekatan, formasi kista tulang, penyempitan ruang sendi.
2.6 ANALISA DATA

No

Sign/Symptom

Etiologi

Problem

Efusi sendi
1

DS:

Penyempitan rongga sendi


Klien mengeluh nyeri
sendi

Gesekan akibat aktivitas


Nyeri akut/kronik

DO :

Nyeri (kronik)

Ekspresi wajah meringis


Perilaku yang bersifat
hati-hati/melindungi.

12

DS :

Deformitas sendi
Klien mengatakan
sendinya terasa kaku
dan bengkak

Hambatan
Mobilitas fisik,

Rentang gerak terbatas


Hambatan Mobilitas fisik

DO :

Adanya pembengkakan
pada sendi yang terkena
Adanya keterbatasan
pergerakan
Penurunan kekuatan
otot

DS :

Klien merasa tidak


berdaya, putus asa
Klien merasa terisolasi
dari lingkungan
sosialnya

DO :

Perubahan
struktur/fungsi dari
bagian-bagian yang sakit

Destruksi sendi

Gangguan Citra
Tubuh

Perubahan fungsi dan struktur


sendi
Mengurangi aktivitas pada sendi
yang terkena
Rentang gerak terbatas
Ketidakseimbangan antara
mobilitas dan aktivitas
Gangguan citra tubuh

13

2.7 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan agen cedera biologis, distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.
2) Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan

deformitas

skeletal,

nyeri,

ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot


3) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas sendi, perubahan bentuk tubuh
pada sendi dan tulang.
4) Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta
psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi
5) Resiko cedera berhubungan dengan keterbatasan ketahanan fisik, perubahan fungsi sendi
6) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan

perawatan

dan

pengobatan

berhubungan

dengan

kurangnya

pemahaman/mengingat kesalahan interpretasi informasi.

14

2.8 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


No
1

Diagnosa

Rencana Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Keperawatan
Nyeri b/d agen
Setelah diberikan
1. Kaji keluhan nyeri,
1) Membantu dalam
cedera biologis, asuhan keperawatan
catat lokasi dan
menentukan
distensi
selama .x
intensitas nyeri
kebutuhan
jaringan oleh
pertemuan
(skala 0 10), catat
managemen nyeri
akumulasi
diharapkan nyeri
faktor-faktor yang
dan keefektifan
cairan, destruksi berkurang atau
mempercepat dan
program.
sendi.
terkontrol dengan
tanda-tanda rasa
kriteria hasil:
nyeri.
2.
Berikan matras atau 2) Matras yang
a. Mampu
kasur keras, bantal
mengontrol nyeri
lembut/empuk,
kecil. Tinggikan
(tahu penyebab
bantal yang besar
linen tempat tidur
nyeri, mampu
akan mencegah
sesuai kebutuhan.
menggunakan
pemeliharaan
tehnik
kesejajaran tubuh
nonfarmakologi
yang tepat,
untuk
menempatkan
mengurangi
setres pada sendi
nyeri, mencari
yang sakit.
bantuan)
Peninggian linen
b. Melaporkan
tempat tidur
bahwa nyeri
menurunkan
berkurang
tekanan pada sendi
dengan
yang terinflamasi /
menggunakan
nyeri
manajemen nyeri 3. Biarkan pasien
3) Pada penyakit berat,
c. Mampu
mengambil posisi
tirah baring
mengenali nyeri
yang nyaman pada
mungkin
(skala, intensitas,
waktu tidur atau
diperlukan untuk
frekuensi dan
duduk di kursi.
membatasi nyeri
tanda nyeri)
Tingkatkan istirahat
atau cedera sendi.
d. Menyatakan rasa
di tempat tidur
nyaman setelah
sesuai indikasi.
nyeri berkurang
4. Dorong untuk sering 4) Mencegah
e. Tanda vital
mengubah posisi.
terjadinya kelelahan
dalam rentang
Bantu pasien untuk
umum dan
normal
bergerak di tempat
kekakuan sendi.
tidur, sokong sendi
15

yang sakit di atas


Menstabilkan sendi,
dan di bawah,
mengurangi
hindari gerakan yang
gerakan/rasa sakit
menyentak.
pada sendi.
5. Anjurkan pasien
untuk mandi air
5) Panas
hangat. Sediakan
meningkatkan
waslap hangat untuk
relaksasi otot dan
mengompres sendimobilitas,
sendi yang sakit
menurunkan rasa
beberapa kali sehari.
sakit dan
Pantau suhu air
melepaskan
kompres, air mandi.
kekakuan di pagi
hari. Sensitifitas
pada panas dapat
dihilangkan dan
luka dermal dapat
6. Berikan masase yang
disembuhkan.
lembut.
6) Meningkatkan
relaksasi/
mengurangi
7. Kolaborasi
tegangan otot
pemberian obat
7) Meningkatkan
sebelum aktivitas
relaksasi,
atau latihan yang
mengurangi
direncanakan sesuai
tegangan otot,
petunjuk seperti
memudahkan untuk
asetil salisilat.
ikut serta dalam
terapi.
2

Gangguan/
kerusakan
mobilitas fisik
b/d deformitas
skeletal, nyeri,
ketidaknyama
nan, penurunan
kekuatan otot

Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama .x.. jam,
diharapkan
hambatan mobilisasi
fisik dapat diatasi
dengan kriteria :
a. Klien meningkat
dalam aktivitas
fisik
b. Mengerti tujuan

1. Pertahankan istirahat 1) Untuk mencegah


tirah baring/duduk
kelelahan dan
jika diperlukan.
mempertahankan
kekuatan.
2. Bantu bergerak
2) Meningkatkan
dengan bantuan
fungsi sendi,
seminimal mungkin.
kekuatan otot dan
stamina umum.
3. Dorong klien
3) Memaksimalkan
mempertahankan
fungsi sendi dan
postur tegak, duduk
mempertahankan
16

dari peningkatan
tinggi, berdiri dan
mobilitas
berjalan.
c. Memverbalisasik 4. Berikan lingkungan
an perasaan
yang aman dan
dalam
menganjurkan untuk
meningkatkan
menggunakan alat
kekuatan dan
bantu.
5.
Berikan obat-obatan
kemampuan
sesuai indikasi
berpindah
d. Memperagakan
seperti steroid.
penggunaan alat
Bantu untuk
mobilisasi
(walker)
3

Defisit
perawatan diri
b/d kelemahan,
kerusakan
persepsi dan
kognitif.

Resiko cedera
b/d penurunan
fungsi tulang

Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama ...x jam,
klien mampu
merawat diri dengan
kriteria hasil :
a. Klien terbebas
dari bau badan
b. Menyatakan
kenyamanan
terhadap
kemampuan
untuk melakukan
ADLS
c. Dapat melakukan
ADLS dengan
bantuan

1. Kaji tingkat fungsi


fisik

Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama x jam
klien dapat
mempertahankan

1. Kendalikan
lingkungan dengan :
Menyingkirkan
bahaya yang tampak
jelas, mengurangi

2. Pertahankan
mobilitas, kontrol
terhadap nyeri dan
progran latihan
3. Kaji hambatan
terhadap partisipasi
dalam perawatan
diri, identifikasi
untuk modifikasi
lingkungan
4. Identifikasikasi
untuk perawatan
yang diperlukan,
misalnya; lift,
peninggian dudukan
toilet, kursi roda

mobilitas
4) Menghindari cedera
akibat kecelakaan
seperti jatuh.
5) Untuk menekan
inflamasi sistemik
akut.

1) Mengidentifikasi
tingkat bantuan/
dukungan yang
diperlukan
2) Mendukung
kemandirian
fisik/emosional
3) Menyiapkan untuk
meningkatkan
kemandirian yang
akan meningkatkan
harga diri
4) Memberikan
kesempatan untuk
dapat melakukan
aktivitas secara
mandiri.

1) Lingkungan yang
bebas bahaya akan
mengurangi resiko
cedera dan
membebaskan
17

keselamatan fisik
dengan kriteria
hasil :
a. Tidak terjadi
cedera
b. Klien tampak
berhati-hati
dalam
melakukan
aktivitas

Kurang
pengetahuan
mengenai
kondisi
penyakitnya b/d
kurangnya
informasi
mengenai
penyakitnya

Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama ...x...jam
diharapkan klien
menunjukkan
peningkatan
pengetahuan
mengenai
penyakitnya, dengan
kriteria hasil :
a. Menyatakan
pemahaman
tentang proses
penyakit dan
regiment
pengobatan
b. Mengidentifikasi
efek samping

potensial cedera
akibat jatuh ketika
tidur misalnya
menggunakan
penyanggah tempat
tidur, usahakan
posisi tempat tidur
rendah, gunakan
pencahayaan malam
siapkan lampu
panggil
2. Izinkan kemandirian
dan kebebasan
maksimum dengan
memberikan
kebebasan dalam
lingkungan yang
aman, hindari
penggunaan restrain,
ketika pasien
melamun alihkan
perhatiannya
1. Kaji tingkat
pemahaman klien
tentang pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan,
pengobatan, dan
akibat lanjut
2. Bantu klien dalam
mengidentifikasi
faktor-faktor resiko
yang dapat diubah
3. Kaji kesiapan dan
hambatan dalam
belajar termasuk
orang terdekat.

keluarga dari
kekhawatiran yang
konstan.

2) Memberikan pasien
merasa otonomi,
restrain dapat
meningkatkan
agitasi,
mengagetkan pasien
akan meningkatkan
ansietas.

1) Mengidentifikasi
tingkat pegetahuan
tentang proses
penyakit
osteoartritis dan
mempermudah
dalam menentukan
intervensi
2) Faktor-faktor resiko
telah menunjukan
hubungan dalam
menunjang
osteoartritis
3) Kesalahan konsep
dan menyangkal
diagnosa karena
perasaan sejahtera
yang sudah lama
18

obat dan
dinikmati
kemungkinan
mempengaruhi
komplikasi yang
minimal klien/orang
perlu
terdekat untuk
diperhatikan.
mempelajari
c. Mempertahankan
penyakit, kemajuan
TD dalam
dan prognosis
parameter
4) Meningkatkan
4. Jelaskan pada klien
normal.
pemahaman dan
tentang proses
pengetahuan klien
penyakit osteoartritis
tentang proses
(pengertian,
penyakit osteoatritis
penyebab,tanda dan
gejala, pencegahan,
pengobatan, dan
akibat lanjut)
melalui penkes.

BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOARTRITIS
3.1 PENGKAJIAN

Nama Pasien (Inisial)

: Tn. Rm

Ruang/Kamar

: Kamboja/4

Tanggal Masuk

: 20 Agustus 2016

Tanggal Pengkajian

: 20 22 Agustus 2016

Biodata
A Identitas Klien
1 Nama (Inisial)
2 Jenis kelamin
3 Umur/tgl. lahir
4 Status Perkawinan
5 Agama

: Tn. Rm
: Laki - laki
: 15 Januari 1961 (55 tahun)
: Sudah menikah
: Kristen Protestan
19

6
7
8
9

Suku/ bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Toraja/ Indonesia
: SMP
: Wiraswasta dibidang perbengkelan
: Malinda KPR Polri Km. 10 Rt 02/II, Papua

B Identitas penanggung
1 Nama (Inisial)
2 Jenis kelamin
3 Pekerjaan
4 Hub. Dengan klien
5 Alamat

: Ny. (Ny. ES)


: Perempuan
: Karyawan asuransi
Penanggung jawaba suransi
: Jl. HR. Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan

II Riwayat Kesehatan
1

Keluhan utama

: Tn. RM mengatakan sering sakit pada sendi lutut kiri dan


Bahu kanan terutama saat digerakan pertama kali ketika hendak
Memulai aktifitas.

Riwayat keluhan utama


a Mulai timbulnya keluhan
: Kurang lebih 1 tahun yang lalu
b Sifat keluhan
: Hilang timbul
c Lokasi
: Sendi lutut kiri dan bahu kanan
d Keluhan lain yang menyertai
: Sakit kepala dan tulang punggung
e Faktor pencetus yang menimbulkan serangan :
Pada saat beraktifitas lama (misal mengendarai mobil), mengangkat beban berat dan
f

pada saat hendak memulai beraktifitas.


Apakah keluhan bertambah/berkurang pada saat-saat tertentu (saat-saat mana)
Menurut Tn. RM Keluhan bertambah pada saat baru memulai aktivitas dan mulai
menggerakkan sendi (misal bangun tidur atau jongkok), pada saat beraktifitas lama,
dan mengangkat beban berat. Sedangkan keluhan berkurang pada saat klien

g
3

beristirahat (misal duduk dan tidur)


Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
Memijat mijat bagian yang sakit dan istirahat (tidur)

Kebiasaan
:
- Merokok (berapa batang /bungkus sehari) : Klien tidak merokok
- Minum alkohol
: Klien tidak minum alkohol
- Minum kopi
: Iya
Lamanya
: 30 tahun
- Minum obat-obatan
: Klien tidak minum obat obatan dalam jangka panjang
Lamanya
: Tidak ada
20

III Pemeriksaan Fisik


1. Tanda-tanda vital
29 November 2010 (pukul 11.40)
- Tekanan darah
: 140/80 MmHg
- Nadi
-

Pernapasan
- Suhu badan

: 100x/menit
: 24x/ menit
: 36,6 C

2. Kepala dan leher


-

Bentuk
Tyroid
Suara
Denyut nadi karotis
Vena jugularis
Penyebaran rambut
Sakit kepala
Pusing
3. Penglihatan

Bentukmata
: Simetris terhadap wajah
Ketajaman
:Kurang baik sehingga membutuhkan alat bantu penglihatan
Konjungtiva
: Tidak anemis
Pupil
: Isokor (kanan dan kiri)
Sklera
: Tidak ikterus, tampak adanya arteri
Pakai kacamata : Iya (Hipermetropi, menggunakan kacamata +2)
Penglihatan kabur : Tidak
Diplopia
: Tidak
Nyeri
: Tidak
Peradangan
: Tidak
Pernahoperasi
: Tidak
4. Pendengaran

- Bentuk
- Gangguan pendengaran
- Nyeri
- Peradangan
- Tinnitus
5. Pendengaran

: Simetris, kepala maupun leher


: Tidak terdapat pembesaran
: Klien mengeluarkan kata kata dengan jelas
: Teraba
: Teraba
: Merata, tampak banyak uban
: Jarang dirasakan (biasanya saat tekanan darah meningkat)
: Tidak

: Simetris antara kanan dan kiri


: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak

21

- Bentuk
: Simetris antara kanan dan kiri
- Lubang telinga
: Terdapat serumen tetapi dalam batas normal
- Gangguan pendengaran : Tidak
- Nyeri
: Tidak
- Peradangan
: Tidak
- Tinnitus
: Tidak
6. Tenggorokan dan mulut
- Keadaan gigi
7.

gigi terlihat bersih danj umlah gigi lengkap (32 buah)


Keadaan lidah
: Tidak tampak adanya pendarahan
Caries
: Tidak
Memakai gigi palsu
: Tidak
Bentuk bibir
: Simetris
Keadaan bibir
: Agakkering
Gangguan bicara
: Tidak
Gangguan menelan
: Tidak
Pembesaran kelenjar leher : Tidak
Pernapasan

Inspeksi :
Bentuk thorax
Pernapasan
s
Perkusi :
Cairan
Udara
Massa

Auskultasi :
Inspirasi
Ekspirasi
Ronchi
Wheezing
Krepitasi
Clubbing Finger

: Terdapat 1 tambalan gigi, tidak ada pendarahan di gusi,

: Simetris kanan dan kiri


: Tampak teratur dan tidak kesulitan untuk bernapas
: Tidak terdapat cairan berlebih dalam paru
: Bunyi paru terdengar timpani (normal)
Tidak teraba adanya masa maupun benjolan
: Terdengar normal (suaranapasbersih)
: Terdengar normal (suaranapasbersih)
: Tidak terdengar bunyi ronchi
: Tidak terdengar bunyi wheezing
: Tidak terdengar bunyi krepitasi
: Tidak tampak adanya clubbing finger

8. Pencernaan
Inspeksi:
-

Turgor kulit

: Sudah keriput dan kekenyalan kurang (karena sudah tua)


22

Keadaan bibir
Basah
: Ya
Pecah
: Terlihat agak kering
Keadaan rongga mulut
WarnaMukosa : Merah muda
Luka/ perdarahan
: Tidak ada luka maupun pendarahan
Tanda-tanda radang : Tidak tampak tanda tanda radang
Keadaan gusi
: Baik, tidak tampak adanya pendarahan
- Keadaan abdomen
Warna kulit
: Tidak pucat, penyebaran warna kulit merata
Luka
: Tidak ada luka maupun bekas luka
- Peristaltik usus yang nampak
Pembuluh darah kapiler yang nampak :Tidak ada pembuluh kapiler yang nampak
Pembesaran :Tidak ada pembesaran hepar atau kelenjar, tidak terdapat benjolan
Keadaan rektal
Luka
: Tidak ada luka
Perdarahan
: Tidak tampak pendarahan
Hemmoroid : Tidak
Lecet/ tumor/ bengkak :Tidak tampak adanya luka/tumor/bengkak

Auskultasi
-

Bising usus
Bunyi vaskuler
Bunyi peristaltik
Bunyi jantung janin

: 12x/ menit (normal 5 - 30x/menit)


: Tidak terdengar bunyi vaskuler (normal tidak terdengar)
: Terdengar jelas menggunakan stetoskop (normal)
: Tidak ada

Perkusi
-

Cairan
Udara
Massa

: Tidak terdengar adanya cairan berlebih di abdomen


: Bunyi terdengar timpani (normal)
: Tidak teraba adanya massa atau benjolan

Palpasi
- Tonus otot
- Nyeri
- Massa
9. Cardiovaskuler

: Sedikit tahanan pada sepergerakan sendi (normal)


: Tidak terasa nyeri
: Tidak teraba adanya massa atau benjolan
23

Inspeksi
-

Kesadaran
Bentuk dada
Bibir
:
pucat/ sianosis
Kuku
:
Biru/ pucat
Capillary Refill
Tangan
:
edema/ tidak
Kaki
:
edema/ tidak
Sendi
:
edema/ tidak

: Compos mentis
: Simetris funnel chest (normal)
: Tidak pucat / sianosis, agak kering
: Kuku berwarnamerahmuda
: < 3 detik (normal)
: Tidak edema
: Tidak edema
: Ada sedikit pembengkakan pada lutut kiri

Palpasi
-

Ictus cordis/Apical Pulse


Vena jugularis

: Teraba
: Teraba

Perkusi
-

Pembesaran jantung

: Tidak ada pembesaran jantung

Auskultasi
-

BJ I
BJ II
- Murmur
10. Musculoskeletal
- Nyeriotot

: Terdengar lebih kuat dari BJ II (normal)


: Terdengar lebih lemah dari BJ I (normal)
: Tidak terdengar adanya murmur
-

Kekuatanotot
Atropi / hyperthropi
Range of Motion (ROM)

11. Kulit/ Integumen


- Rash
- Lesi
- Turgor
- Warna
- Kelembapan

: Tidak ada
Refleksi sendi

: Agak kaku terutama bagian

kaki kiri dan bahu


kanan
: 4 (dari rentang 1 - 5)
: Tidak ada
: Bebas

: Tidak ada ruam


: Tidak ada lesi
: Menurun kekenyalannya karena factor usia lanjut
: Tidak pucat, kemerahan (hitam)
: Tampak agak kering
24

Petechie

: Tidak tampak adanya petechie

IV Pola kegiatan Sehari-hari (ADL)


1 Nutrisi
- Kebiasaan
:
Pola makan
: Teratur namun jarang sekali makan dagingselama 20
tahun, hamper selalu mengkonsumsi protein nabati,
sayuran, serta banyak minum air putih.
Frekuensi makan

: Tiga kali sehari

Nafsu makan

: Baik

Makanan pantangan : Tidak


Makanan yang disukai :Tidak ada yang spesifik (semua makanan suka)
Banyaknya minuman dalam sehari : 10 gelas / hari
Jenis minuman dan makanan yang tidak disukai : Tidak ada yang spesifik (Sejauh
-

ini bisa makan semua jenis makanan)


BB : 53 kg
TB : 153 cm
Perubahan selama sakit : Melakukan aktifitas terbatas karena sering sakit pada
Sendi lutut dan bahu kiri, juga sering sakit kepala dan
punggung.

Eliminasi
- Buang air kecil (BAK)
a Kebiasaan
Frekuensi dalam sehari
Warna
Bau
b Perubahan selama sakit
- Buang air besar (BAB)
a Kebiasaan
Frekuensi dalam sehari
Warna
Bau
Konsistensi
b Perubahan selama sakit

: 8 10 kali
: Kuning jernih
: Menyengat (normal) Jumlah/ hari :
: Tidak ada yang spesifik (normal)
: Teratur
: 2-3 kali sehari
: Coklat (normal)
: Khas (normal)
: Padat (normal)
: Tidak ada yang spesifik (normal)

Olah raga dan Aktivitas


25

Kegiatan olah raga yang disukai


: Jalan kaki atau jogging
Apakah olah raga dilaksanakan secara teratur
: Tidak

Istirahat dan tidur


- Tidur malam
: 21.00
- Bangun
: 04.30
- Tidur siang
: Tidak atau jarang tidur siang
- Apakah mudah terbangun
: Tidak
- Apa yang dapat menolong untuk tidur nyaman: Tidak ada yang spesifik (langsung

tidur)
Diagnostik Test
-

Pada pemeriksaan arthroskopi tampak fibrilasi pada kartilago

V Penatalaksanaan/pengobatan
- Gambaran radiologi foto X-Ray konvensional lutut tampak osteofit pada pinggir sendi
(osteoarthritis)
-

klien mendapatkan resep obat dari dokter antara lain:


1
Pariet (PO) 20 mg 1x1
2
Artrodar (PO) 50 mg 2x1
3
OA Forte (PO) 500 mg 2x1
4
Ex Forge (PO) 80 mg/5ml 1x1
5
Cereblex (PO) 100 mg 2x1
6
Methycobal (PO) 500 mg 2x1
7
Voltaren Gel (Tropikal) 50 gr
- Klien melakukan fisioterapi dengan fisioterapist 2x sehari tiap pagi dan sore
- Klien tidak mempunyai riwayat sakit berat tertentu disamping penyakitnya
(osteoarthritis) saat ini

26

3.2 ANALISA DATA

No
1

Data

Etiologi

DS :
- Klien mengatakan nyeri dibagian lutut kiri dan

Efusi sendi

bahu kanannya
DO :
- Wajah klien tampak menahan nyeri
P= nyeri bertambah saat
Beraktifitas seperti jongkok

Masalah
keperawatan
Nyeri

Penyempitan rongga
sendi
Gesekan akibat
aktivitas
Nyeri akut/kronik

Q= nyeri tajam seperti tertusuk tusuk pisau


R= nyeri dirasakan pada lutut kiri dan bahu
kanan
S= skala nyeri 4 dari 1-10
T= nyeri dirasakan kontinu
sejak 1 tahun lalu sebelum masuk RS
-

Vital Sign:
TD: 140/90

MmHg

N : 100x/menit
p

: 24x/menit

S
: 36,6 C
Klien mengalami diaphoresis
Klien tampak memijat mijat lutut kiri dan

bahu kanannya saat dilakukan pengkajian


Gambaran radiologi foto X-Ray konvensional
lutut tampak osteofit pada pinggir sendi

(osteoarthritis)
Pada pemeriksaan arthroskopi tampak fibrilasi
pada kartilago

DS :
-Klien mengeluh persendian bahu kanan terasa
kaku dan sulit digerakkan setelah bangun tidur

Efusi sendi

Intoleransi
aktivitas

Penyempitan rongga
sendi
27

-Klien mengatakan sulit mengambil benda benda


berat disekelilingnya
DO :
-Klien terlihat memijat-mijat bahunya ketika baru
bangun tidur
-Klien berusaha melakukanteknik relaksasi dengan

Kontraktur
Perubahan fungsi
sendi
Intoleransi aktivitas

cara meregangkan bahunya


3

-Klien memberi minyak urut ke bahunya


DS :
-Klien mengatakan takut jatuh kalau berjalan jauh
sehingga malas keluar rumah sakit

Efusi sendi

Resiko
cedera

Penyempitan rongga
sendi

DO :
-Klien terlihat berhati-hati ketika berjalan
-Klien selalu berada di Rumah Sakit dan jarang
keluar
-Klien lebih suka tidur di banding berjalan
-Klien terlihat kesulitan ketika berjalan dengan cara
menyeret nyeret kakinya

Kontraktur
Penurunan kekuatan
Kelemahan
Resiko cedera

-Klien memegang tembok atau benda benda


disekitarnya ketika berjalan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri kronis b/dkerusakan tulang rawan sendi (terjadinya osteofit dan fibrilasi pada
karligo)
2) Resiko tinggi cidera b/d faktor usia yang sudah lanjut yang mengakibatkan penurunan
fungsi tulang dan sendi
3) Intoleran aktivitas b/d faktor usia yang sudah lansia yang mengakibatkan penurunan fungsi
tulang dan sendi serta melemahnya kekuatan otot
3.3 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

28

N
o
1

Tanggal

20/08/201
6

Dx.
Keperawata
n

RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan Dan
Kriteria Hasil

Nyeri kronis Setelah


b/dkerusakan

Intervensi

Rasional

Mandiri :

dilakukan
-

tulang rawan tindakan

Kaji intensitas,

Untuk

sendi

keperawatan

lokasi, radiasi,

keefektifan

(terjadinya

selama

durasi dan faktor

dalam

penyebab nyeri

penanganan

muncul dan hilang


Ajarkan teknik

nyeri pasien

3x24

osteofit

dan jam
1. nyeri
fibrilasi pada
berkurang
karligo)
dengan

relaksasi dan
distraksi seperti

kriteria
hasil :
- Skala nyeri
berkurang

menjadi 2
(dari rentang
1-10) dalam
1 hari.
- Wajah pasien
menunjukka
n ekspresi

Mengalihkan
perhatian
pasien dari

deep
breathing exercise
Berikan posisi yang
nyaman kepada

dari skala 4

rasa nyeri
Untuk

pasien seperti

memberikan

posisi supine, semi

rasa nyaman

fowler pada klien


Monitor TTV

pada pasien

Kolaborasi :

Untuk
memantau

rileks.
- Pasien tidak

Berikan obat

adanya

analgesik, pereda

perubahan

nyeri

TTV

mengeluh

nyeri.
- TTV dalam

Untuk
meredakan
rasa nyeri.

rentang
normal

21/08/201
2. Klien dapat
Resiko tinggi
6
mempertah
cidera
ankan
b/dfaktor usia
keselamata
yang sudah
n fisik
lanjut yang
dengan
mengakibatk
kriteria

Mandiri
-

Pasang bedrail

pada
Tempa ttidur klien
Kendalikan
lingkungan
Dengan

Menjaga
keselamatan
fisik klien 29

Lingkungan
yang bebas

30

No

Hari/
Tanggal
1. 20/08/20 16
-

IMPLEMENTASI

EVALUASI

Mengkaji intensitas, lokasi, radiasi, S : Klien mengatakan nyeri dibagian lutut kiri
durasi dan faktor penyebab nyeri

dan bahu kanannya

O : wajah klien tampak menahan nyeri:


muncul dan hilang
Mengajarkan teknik relaksasi dan
P = nyeri bertambah saat beraktifitas
distraksi seperti deep breathing

exercise
Memberikan posisi yang nyaman
kepada pasien seperti posisi supine,

semi fowler pada klien


Memonitor TTV
Memberikan obat pereda nyeri

seperti jongkok
Q= nyeri tajam seperti tertusuk-tusuk
pisau
R= nyeri dirasakan pada lutut kiri dan
bahu kanan
S = skala nyeri 4 dari rentang 1-10
T = nyeri dirasakan kontinu sejak 1
tahun lalu sebelum masuk RS.
-

Vital Sign:
BP

: 140/90 MmHg

100x/menit

RR

24x/menit

: 36,6 C

A : Masalah belum teratasi


-

21/08/20
2. 16

Memasang bedrail pada


tempat tidur klien
Mengendalikan lingkungan
dengan menyingkirkan
bahaya
yang
ada,

P : lanjut intervensi
Kaji intensitas, lokasi, radiasi, durasi dan
faktor penyebab.
seperti

menghindari lantai licin, jangan S: Klien mengatakan takut jatuh kalau


menaruh
keset
kaki
licin
berjalan jauh sehingga malas keluar
sembarangan
rumah sakit
Menganjurkan pasien untuk bangkit
O:
berdiri dari tempat duduk atau
- Klien terlihat berhati hati ketika
tempat tidur dengan perlahan
berjalan
Menganjurkan klien menggunakan
- Klien selalu berada di Rumah Sakit
alat bantu yang dibutuhkan seperti
31

tongkat (apabila dibutuhkan)


Menganjurkan teman atau keluarga

dan jarang keluar


Klien lebih suka tidur di banding

berjalan
Klien terlihat kesulitan ketika berjalan

klien untuk menemani klien disaat


saat tertentu (misal saat pergi jalan -

dengan cara menyeret nyeret

jalan)
-

Mengedukasi

kepada

klien

mengenai faktor faktor penyebab


-

intoleransi aktivitas
Menganjurkan klien untuk istirahat
tirah baring

kakinya
Klien memegang tembok atau benda

benda disekitarnya ketika berjalan


A: Masalah belum teratasi
P : Pasang bedrail pada tempat tidur klien

atau duduk bila

diperlukan
Membantu klien bergerak mandiri S:
dengan bantuan seminimal mungkin - Klien mengeluh persendian bahu kanan
Mendorong klien mempertahankan
terasa kaku dan sulit digerakkan setelah
posisi tegak, duduk tinggi, dan
bangun tidur
berjalan
Klien mengatakan sulit mengambil
Memberikan lingkungan yang aman
dan

menganjurkan

untuk

benda benda berat disekelilingnya

menggunakan alat bantu seperti


-

22/08/20
16
3

O:
tongkat
Memberikan obat obatan sesuai - Klien terlihat memijat - mijat bahunya
dengan indikasi
ketika baru bangun tidur
Melakukan
fisioterapi
yang - Klien berusaha melakukan teknik
diperlukan sesuai dengan indikasi

relaksasi dengan cara meregangkan


bahunya
Klien

memberi

minyak

urut

ke

bahunya
A: Masalah belum teratasi
P: Edukasi pasien mengenai faktor
penyebab intoleran aktifitas.

32

33

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Osteoartritis merupakan penyakit yang sering dijumpai dan seringkali
menimbulkan kecacatan yang berakibat menurunkan produktifitas perorangan.
Osteoarthritis yang di kenal sebagai sendi degenerative atau osteoarthritis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakankelainan sendi yang paling sering di temukan dan kerap
kali menimbulkan ketidak mampuan (disabilitas).osteoarthritis merupakan golongan
rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan
meningkatkan dengan meningkatnya usia,penyakit ini jarang di temui pada usia di
bawah 46 tahun tetapi lebih sering di jumpai pada usia di atas 60 tahun.
Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi,
osteoarthritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang
dapat digerakkan,terutama sendi penumpu badan,dengan gambaran patologis yang
karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang
baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil
akhir terjadi perubahan biokimia,metabolism, fisiologi dan patologis secara serentak
pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang

4.2

membentuk persendian.
Saran
Setelah membaca makalah ini, kami penulis berharap agar kita senantiasa
memiliki gaya hidup yang sehat, dengan cara menjaga pola hidup dengan rajin
berolahraga dan makan makanan yang mengandung banyak gizi agar terhindar

dari penyakit khususnya penyakit osteoartritis.


Bagi mahasiswa sebagai calon perawat yang kelak akan bekerja di rumah sakit
agar dapat mengetahui seluk-beluk dari penyakit osteoartritis yang pada akhirnya
dapat memberikan pelayanan yang terbaik.

34

DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, A.W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam., Ed. IV., Jld III. Jakarta:
Interna Publishing
Prince, Sylvia Anderson, 2000., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. IV.
Jakarta: EGC
Stanley, Mickey & Patricia G. Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Ed. 2.
Jakarta: EGC.
http://documents.tips/documents/lp-osteoartritis.html 18/09/2016

35

Anda mungkin juga menyukai