Anda di halaman 1dari 8

| IP: 202.81.61.

46

| Buletin | Do'a | Fatwa | Hadits | Khutbah | Kisah | Mu'jizat | Qur'an | Sakinah | Tarikh | Tokoh | Aqidah | Firqah |
Fiqih | Tsaqofah | Sastra |
| Pustaka Sofwa | Kajian | Kaset | Kegiatan | Konsultasi | Materi KIT | Ekonomi Islam | Analisa |
Menu Utama
Home
Kontributor
Tentang Kami
Buku Tamu
Produk Kami
Kirim Artikel /

Berita
Formulir
Jadwal Shalat
Kontak Kami
Jadwal Kajian
Harian
Hari ini Kajian Ba'da
Magrib di Masjid AlSofwa
Materi :
Aqidah
Penceramah :
Ust.Abu Bakar M
Altway Lc
Kajian Islam
Al-Qur'an Sebagai
Pedoman Hidup
Penyimpangan
Kaum Wanita
Bekal Seorang Da'i
Pedoman Wanita
Muslimah

Artikel Tokoh Islam :


Asma` Binti 'Umais -radhiallaahu 'anhaJumat, 04 Juni 04

Statistik Situs
Selasa,27-7-2004 -10:28:51
Hits ...: 581898
Online : 18 users

Beliau adalah Asma binti Ma`d bin Tamim bin Al-Haris bin
Ka`ab Bin Malik bin Quhafah, dipanggil dengan nama Ummu
Ubdillah. Beliau adalah termasuk salah satu di antara empat
akhwat mukminah yang telah mendapat pengesahan dari
Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam dengan sabdanya: "Ada
empat akhwat mukminat yaitu Maimunah, Ummu Fadl, Salma
dan Asma" .

Pencarian

Beliau masuk Islam sebelum kaum muslimin memasuki rumah


al-Arqam. Beliau adalah istri pahlawan di antara sahabat yaitu
Ja`far bin Abi Thalib, sahabat yang memiliki dua sayap
sebagaimana gelar yang Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam
berikan terhadap beliau. Rasulullah Shallallhu 'alaihi wa sallam
manakala ingin mengucapkan salam kepada Abdullah bin Ja`far
beliau bersabda :

Iklan

Selamat atas kamu wahai putra dari seorang yang memiliki dua
sayap (Dzul janahain).
Asma termasuk wanita muhajirah pertama, beliau turut
berhijrah bersama suaminya yaitu ja`far bin Abi Thalib menuju
Habasyah, beliau merasakan pahit getirnya hidup di
pengasingan. Adapun suaminya adalah juru bicara kaum
muslimin dalam menghadapi raja Habasyah, an-Najasyi.
Di bumi pengasingan tersebut beliau melahirkan tiga putra yakni
Abdullah, Muhammad dan Aunan. Adapun putra beliau yaitu
Abdullah sangat mirip dengan ayahnya, sedangkan ayahnya

cari di
search

Liputan Kegiatan !
Beasiswa Untuk
Seorang Hamzah
Ibnu Sabilillah
Diklat Islam Untuk
Umum Di Ponpes.
Al-Ukhuwah, Solo
Diklat SMU Di
Pemalang
Jajak Pendapat

Nama Islami
(puteri)
Yumna
Yusriyyah (puteri)
(puteri)
Yusra
Pustaka Sofwa
Fatwa-Fatwa Untuk
Anak Muslim
Kuburan Dikunjung
Dan Di Sanjung
Segera Terbit !
Sebab Mekarmu
Hanya Sekali
Banner
// // //

sangat mirip dengan Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam,


Rubrik apa yang
sehingga hal itu menggembirakan hati beliau dan menumbuhkan paling anda sukai di
perasaan rindu untuk melihat Rasulullah shallallhu alaihi wa
situs ini ?
sallam. Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam bersabda kepada
Ja`far :
Buletin
engkau menyerupai bentuk (fisik)-ku dan juga akhlakku.

Ekonomi

Ketika Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam memerintahkan


bagi para muhajirin untuk bertolak menuju Madinah maka
hampir-hampir Asma terbang karena girangnya, inilah mimpi
yang menjadi kenyataan dan jadilah kaum Muslimin
mendapatkan negeri mereka dan kelak mereka akan menjadi
tentara-tentara Islam yang akan menyebarkan Islam dan
meninggikan kalimat Allah.

Fatwa
Fiqih
Firaq
Kajian
Khutbah
Kisah

Begitulah, Asma keluar dengan berkendaraan tatkala hijrah


untuk kali yang kedua dari negri Habasyah menuju negeri
Madinah. Tatkala rombongan muhajirin tiba di Madinah, ketika
itu pula mereka mendengar berita bahwa kaum muslimin baru
menyelesaikan peperangan dan membawa kemenangan,
takbirpun menggema di segala penjuru karena bergembira
dengan kemenangan pasukan kaum Muslimin dan kedatangan
muhajirin dari Habsyah.
Ja`far bin Abi Thalib datang disambut oleh Rasulullah
shallallhu alaihi wa sallam dengan gembira kemudian beliau
cium dahinya seraya bersabda :
Demi Allah aku tidak tahu mana yang lebih
menggembirakanku, kemenangan khaibar ataukah kedatangan
ja`far.
Asma masuk ke dalam rumah Hafshah binti Umar tatkala Nabi
menikahinya, tatkala itu Umar masuk ke rumah Hafshah
sedangkan Asma berada di sisinya, lalu beliau bertanya kepada
Hafshah, Siapakah wanita ini? Hafshah menjawab, Dia
adalah Asma binti Umais? Umar bertanya, inikah wanita yang
datang dari negeri Habasyah di seberang lautan? Asma
menjawab, Benar. Umar berkata; Kami telah mendahului
kalian untuk berhijrah bersama Rasul, maka kami lebih berhak
terhadap diri Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam dari pada
kalian. Mendengar hal itu Asma marah dan tidak kuasa
membendung gejolak jiwanya sehingga beliau berkata: Tidak
demi Allah, kalian bersama Rasulullah shallallhu alaihi wa
sallam sedangkan beliau memberi makan bagi yang kelaparan di

Konsultasi
Nama Islami
Quran
Tarikh
Tokoh
Pilih

Hasil Jajak Pendapat


Mutiara Hikmah

Maklumat !
Pembukaan
Pendaftaran MAIS
Telah Terbit Bundel
Buletin 1424 H
Komentar Imam AlMasjid Al-Haram
Makkah Syaikh Dr.

antara kalian dan mengajarkan bagi yang masih bodoh diantara


kalian, adapun kami di suatu negeri atau di bumi yang jauh dan
tidak disukai yakni Habasyah, dan semua itu adalah demi
keta`atan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallhu alaihi wa
sallam. Kemudian Asma diam sejenak selanjutnya berkata:
Demi Allah aku tidak makan dan tidak minum sehingga aku
laporkan hal itu kepada Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam,
kami diganggu dan ditakut-takuti, hal itu juga akan aku
sampaikan kepada Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam, aku
akan tanyakan kepada beliau, demi Allah aku tidak berdusta,
tidak akan menyimpang dan tidak akan menambah-nambah.
Tatakala Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam datang, maka
berkata Asma kepada Nabi shallallhu alaihi wa sallam,
Wahai Nabi Allah sesungguhnya Umar berkata begini dan
begini. Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam bertanya
kepada Umar, Apa yang telah engkau katakan kepadanya?.
Umar menjawab, Aku katakan begini dan begini. Rasulullah
Shallallhu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Asma`:
Tiada seorangpun yang berhak atas diriku melebihi kalian,
adapun dia (Umar) dan para sahabatnya berhijrah satu kali akan
tetapi kalian ahlus safinah (yang menumpang kapal) telah
berhijrah dua kali.
Maka menjadi berbunga-bungalah hati Asma karena pernyataan
Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam tersebut lalu beliau
sebarkan berita tersebut di tengah-tengah manusia, hingga
orang-orang mengerumuni beliau untuk meminta penjelasan
tentang kabar tersebut. Asma berkata: Sungguh aku melihat
Abu Musa dan orang-orang yang telah berlayar (berhijrah
bersama Asma dan suaminya) mendatangiku dan menanyakan
kepadaku tentang hadits tersebut, maka tiada sesuatu dari dunia
yang lebih menggembirakan dan lebih besar artinya bagi mereka
dari apa yang disabdakan Nabi shallallhu alaihi wa sallam
kepada mereka.
Manakala pasukan kaum muslimin menuju Syam, di antara
ketiga panglimanya terdapat suami dari Asma yakni Ja`far bin
Abi Thalib. Di sana di medan perang Allah memilih beliau di
antara sekian pasukan untuk mendapatkan gelar syahid di jalan
Allah.
Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam mendatangi rumah
Asma dan menanyakan ketiga anaknya, merekapun berkeliling
di sekitar Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam, kemudian

Su'ud ibn Ibrahim


Al-Syuraim

Rasulullah mencium mereka dan mengusap kepala mereka


hingga kedua matanya melelehkan air mata. Berkatalah Asma
dengan hati yang berdebar-debar menyiratkan kesedihan, Demi
ayah dan ibuku, apa yang membuat anda menangis? Apakah
telah sampai suatu kabar kepada anda tentang Ja`far dan
sahabatnya? Beliau menjawab, Benar, dia gugur hari ini.
Tidak kuasa Asma menahan tangisnya kemudian Rasulullah
shallallhu alaihi wa sallam menghiburnya dan berkata
kepadanya:
Berkabunglah selama tiga hari, kemudian berbuatlah sesukamu
setelah itu.
Selanjutnya Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam bersabda
kepada anggota keluarga beliau:
Buatkanlah makanan bagi keluarga Ja`far, karena telah datang
peristiwa yang menyibukkan mereka.
Tiada yang dilakukan oleh wanita mukminah ini melainkan
mengeringkan air mata, bersabar dan berteguh hati dengan
menghaarapkan pahala yang agung dari Allah. Bahkan sewaktu
malam beliau bercita-cita agar syahid sebagimana suaminya.
terlebih lebih tatkla beliau mendengar salah seorang laki-laki
dari Bani Murrah bin Auf berkata: "Tatkala perang tersebut,
demi Allah seolah-olah aku melihat Ja`far ketika melompat dari
kudanya yang berwarna kekuning-kuningan kemudian beliau
berperang hingga terbunuh. Beliau sebelum terbunuh berkata:
Wahai jannah (surga) yang aku dambakan mendiaminya
harum semerbak baunya, sejuk segar air minumnya
tentara Romawi menghampiri liang kuburnya
terhalang jauh dari sanak keluarganya
kewajibankulah menghantamnya kala menjumpainya
Kemudian Ja`far memegang bendera dengan tangan kanannya
tapi dipotonglah tangan kanan beliau, kemudian beliau
membawa dengan tangan kirinya, akan tetapi dipotonglah
tangan kirinya, selanjutnya beliau kempit di dadanya dengan
kedua lengannya hingga terbunuh.
Asma` mendapatkan makna dari sabda Rasulullah shallallhu
alaihi wa sallam yang pernah berkata kepada anaknya :
"Assalamu`alaikum wahai putra dari seorang yang memiliki dua
sayab."
Rupanya Allah menggantikan kedua tangan Ja`far yang terputus
dengan dua sayap yang dengannya beliau terbang di jannah

sekehendaknya. Seorang ibu yang shalihah tersebut tekun


mendidik ketiga anaknya dan membimbing mereka agar
mengikuti jejak yang telah ditempuh oleh ayahnya yang telah
sayahid, serta membiasakan mereka dengan tabi`at iman.
Belum lama berselang dari waktu tersebut Abu Bakar AshShidiq datang untuk meminang Asma` Binti Umais setelah
wafatnya istri beliau Ummu Rumaan. tiada alasan lagi bagi
Asma` menolak pinangan orang seutama Abu Bakar Ash Shidiq,
begitulah akhirnya Asma` berpindah ke rumah Abu Bakar Ash
Shidiq untuk menambah cahaya kebenaran dan cahaya iman dan
untuk mencurahkan cinta dan kesetiaan di rumah tangganya.
Setelah sekian lama beliau malangsungkan pernikahan yang
penuh berkah, Allah mengaruniai kepada mereka berdua seorang
anak laki-laki. Mereka ingin melangsungkan haji wada`, maka
Abu Bakar menyuruh istrinya untuk mandi dan meyertai haji
setelah Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam memintanya.
Kemudian Asma` menyaksikan peristiwa demi peristiwa yang
besar, namun peristiwa yang paling besar adalah wafatnya
pemimpin anak Adam dan terputusnya wahyu dari langit.
Kemudian beliau juga menyaksikan suaminya yakni Abu Bakar
memegang tampuk kekhalifahan bagi kaum muslimin sehingga
suaminya merampungkan problematika yang sangat rumit
seperti memerangi orang murtad, memerangi orang-orang yang
tidak mau berzakat serta mengirim pasukan Usamah dan
sikapnya yang teguh laksana gunung tidak ragu -ragu dan tidak
pula bimbang, demikian pula beliau menyaksikan bagaimana
pertolongan Allah diberikan kepada kaum muslimin dengan
sikap iman yang teguh tersebut.
Asma` senantiasa menjaga agar suaminya senantiasa merasa
senang dan beliau hidup bersama suminya dengan perasaan yang
tulus turut memikul beban bersama suaminya dalam urusan
umat yang besar.
Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama sebab khalifah AshShidiq sakit dan semakin bertambah parah hingga keringat
membasahi pada bagian atas kedua pipi beliau. Ash-Shidiq
dengan ketajaman perasaan seorang mukmin yang shiddiq
merasakan dekatnya ajal beliau sehingga beliau bersegera untuk
berwasiat. Adapun di antara wasiat beliau adalah agar beliau
dimemandikan oleh istrinya Asma` binti Umais, di samping itu
beliau berpesan kepada istrinya agar berbuka puasa yang mana
beliau berkata: "Berbukalah karena hal itu membuat dirimu
lebih kuat."

Asma` merasa telah dekatnya wafat beliau sehingga beliau


membaca istirja` dan memohon ampun sedangkan kedua mata
beliau tidak berpaling sedikitpun dari memandang suaminya
yang ruhnya kembali dengan selamat kepada Allah. Hal itu
membuat Asma` meneteskan air mata dan bersedih hati, akan
tetapi sedikitpun beliau tidak mengatakan sesuatu melainkan
yang diridhai Allah Tabaraka Wa Ta`ala, beliau tetap bersabar
dan berteguh hati.
Selanjutnya beliau menunaikan perkara penting yang diminta
oleh suaminya yang telah tiada, karena beliau adalah orang yang
paling bisa dipercaya oleh suaminya. Mulailah beliau
memandikan suaminya dan hal itu menambah kesedihan dan
kesusahan beliau sehingga beliau lupa terhadap wasiat yang
kedua. Beliau bertanya kepada para muhajirin yang hadir,
"Sesungguhnya aku sedang berpuasa, namun hari ini adalah hari
yang sangat dingin, apakah boleh bagiku untuk mandi?" mereka
menjawab, "Tidak."
Di akhir siang sesuai dimakamkannya Ash-Shidiq tiba-tiba
Asma` binti Umais ingat wasiat suaminya yang kedua yakni
agar beliau berbuka (tidak melanjutkan shaum). Lantas apa yang
hendak dilakukannya sekarang? sedangkan waktu hanya tinggal
sebentar lagi, menunggu matahari tenggelam dan orang yang
shaum diperbolehkan untuk berbuka? apakah dia akan
menunggu sejenak saja untuk melanjutkan shaumnya?
Kesetiaan terhadap suaminya telah menghalangi beliau untuk
mengkhianati wasiat suaminya yang telah pergi, maka beliau
mengambil air dan minum kemudian berkata: "Demi Allah aku
tidak akan melanggar janjinya hari ini."
Setelah kepergian suaminya, Asma` melazimi rumahnya dengan
mendidik putra-putranya baik dari Ja`far maupun dari Abu
Bakar, beliau menyerahkan urusan anak-anaknya kepada Allah
dengan memohon kepada-Nya untuk memperbaiki anakanaknya dan Allahpun memperbaiki mereka hingga mereka
menjadi imam bagi orang-orang yang bertakwa. Inilah puncak
dari harapan beliau di dunia dan beliau tidak mengetahui takdir
yang akan menimpa beliau yang tersembunyi di balik ilmu
Allah.
Dialah Ali bin Abi Thalib saudara dari Ja`far yang memiliki dua
sayap mendatangi Asma` untuk meminangnya sebagai wujud
kesetiaan Ali kepada saudaranya yang dia cintai yaitu Ja`far

begitu pula Abu Bakar Ash Shidiq.


Setelah berulang-ulang berfikir dan mempertimbangkannya
dengan matang maka beliau memutuskan untuk menerima
lamaran dari Abi Thalib sehingga kesempatan tersebut dapat
beliau gunakan untuk membantu membina putra-putra
saudaranya Ja`far. Maka berpindahlah Asma` ke dalam rumah
tangga Ali setelah wafatnya Fatimah Az Zahra dan ternyata
beliau juga memiliki suami yang paling baik dalam bergaul.
Senantiasa Asma` memiki kedudukan yang tinggi di mata Ali
hingga beliau sering mengulang-ulang di setiap tempat, "Di
antara wanita yang memiliki syahwat telah menipu kalian, maka
aku tidak menaruh kepercayaan di antara wanita melebihi Asma`
binti Umais.
Allah memberikan kemurahan kepada Ali dengan mangaruniai
anak dari Asma` yang bernama Yahya dan Aunan, berlalulah
hari demi hari dan Ali menyaksikan pemandangan yang asing
yakni putra saudaranya Ja`far sedang berbantahan dengan
Muhammad bin Abu Bakar dan masing-masing membanggakan
diri dari yang lain dengan mengatakan, "Aku lebih baik dari
pada kamu dan ayahku lebih baik dari pada ayahmu." Ali tidak
mengetahui apa yang mereka berdua katakan? Dan bagaimana
pula memutuskan antara keduanya karena beliau merasa simpati
dengan keduanya? Maka tiada yang dapat beliau lakukan selain
memanggil ibu mereka yakni Asma` kemudian berkata:
"Putuslah antara keduanya! "Dengan pikirannya yang tajam dan
hikmah yang mendalam beliau berkata: "Aku tidak melihat
seorang pemuda di Arab yang lebih baik dari pada Ja`far dan
aku tidak pernah melihat orang tua yang lebih baik dari pada
Abu Bakar." Inilah yang menyelesaikan urusan mereka berdua
dan kembalilah kedua bocah tersebut saling merangkul dan
bermain bersama, namun Ali merasa takjub dengan bagusnya
keputusan yang diambil Asma` terhadap anak-anaknya, dengan
menatap wajah istrinya, beliau berkata: "Engkau tidak
menyisakan bagi kami sedikitpun wahai Asma`?" Dengan
kecerdasan yang tinggi dan keberanian yang luar biasa ditambah
lagi adab yang mulia beliau berkata: Di antara ketiga orang
pilihan, kebaikan anda masih di bawah kebaikan mereka."
Ali tidak merasa asing dengan jawaban istrinya yang cerdas,
maka beliau berkata dengan kesatria dan akhlaq yang utama
berkata: "Seandainya engkau tidak menjawab dengan jawaban
tersebut niscaya aku cela dirimu."
Akhirnya kaum mislimin memilih Ali sebagai Khalifah setelah

Utsman bin Affan, maka untuk kedua kalinya Asma` menjadi


istri bagi seorang khalifah yang kali ini adalah Khalifah
Rasyidin yang ke empat, semoga Allah meridhai mereka semua.
Asma` turut serta memikul tanggung jawab sebagai istri khalifah
bagi kaum muslimin dalam menghadapi peristiwa-peristiwa
yang besar. Begitu pula dengan Abdullah bin Ja`far dan
Muhammad bin Abu Bakar berdiri disamping ayahnya dalam
rangka membela kebenaran. Kemudian setelah berselang
beberapa lama wafatlah putra beliau Muhammad bin Abu Bakar
dan musibah tersebut membawa pengaruh yang besar pada diri
beliau, akan tetapi Asma` seorang wanita mukminah tidak
mungkin meyelisihi ajaran Islam dengan berteriak-teriak dan
meratap dan hal lain-lain yang dilarang dalam Islam. Tiada yang
beliau lakukan selain berusaha bersabar dan memohon
pertolongan dengan sabar dan shalat terhadap penderitaan yang
beliau alami. Asma` selalu memendam kesedihannya hingga
payudaranya mengeluarkan darah.
Belum lagi tahun berganti hingga bertambah parah sakit beliau
dan menjadi lemah jasmaninya dengan cepat kemudian beliau
meninggal dunia. Yang tinggal hanyalah lambang kehormatan
yang tercatat dalam sejarah setelah beliau mengukir sebaik-baik
contoh dalam hal kebijaksanaan, kesabaran dan kekuatan.
(Diambil dari buku Mengenal Shabiah Nabi, terbitan Penerbit
at-Tibyan, dengan sedikit penambahan atau pengurangan)
Hit : 1 | Index Tokoh Islam | kirim ke teman | Versi cetak |
|
|
|
|
| Pasca
Shahabat Tabi'in TabiutTabi'in
Kontemporer
Abad 3 H |
|
|
|
|
YAYASAN AL-SOFWA
Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810 Jakarta Selatan - Indonesia
Phone: 62-21-78836327. Fax: 62-21-78836326. e-mail: info @alsofwah.or.id | website:
www.alsofwah.or.id | Member Info Al-Sofwa
Artikel yang dimuat di situs ini boleh di copy & diperbanyak dengan syarat tidak untuk komersil.

Anda mungkin juga menyukai