Anda di halaman 1dari 9

| IP: 202.176.254.

100

| Buletin | Berita Dari Aceh | Do'a | Fatwa | Hadits | Khutbah | Kisah | Mu'jizat | Qur'an | Sakinah | Tarikh | Tokoh |
Aqidah | Fiqih | Tsaqofah | Sastra |
| Pustaka Sofwa | Kajian | Kaset | Kegiatan | Konsultasi | Materi KIT | Ekonomi Islam | Analisa | Senyum |
Download |
Menu Utama
Home
Kontributor
Tentang Kami
Buku Tamu
Produk Kami
Kirim Artikel /

Berita
Formulir
Jadwal Shalat
Kontak Kami
Download
Forum Diskusi
Jadwal Kajian
Harian
Hari ini Kajian Ba'da
Magrib di Masjid AlSofwa
Materi :
Sirah Nabawiyah
Penceramah :
Ust. Abu bakar M
Altway Lc
Kajian Islam
Meneladani
Manasik haji
Rasulullah
Shallallaahu alaihi
wasalam

Statistik Situs
Sabtu,22-1-2005 -5:30:19
Hits ...: 2059609
Online : 18 users
Artikel Buletin An-Nur :
Imam AsySyafi'i Pembelannya Terhadap As Sunnah
Jumat, 26 Maret 04
Rasanya, tidak ada seorang pun yang diberi kemudahan oleh
Allah di dalam menuntut ilmu, yang tidak mengetahui sosok
satu ini. Sosok salah seorang ulama di antara empat madzhab
terkenal di muka bumi ini, bila tidak dikatakan, yang paling
menonjol dan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan
ulama madzhab lainnya.
Dialah, Imam Asy-Syafii yang madzhabnya lahir setelah
melewati fase pematangan dari dua madzhab sebelumnya yang
boleh dikatakan berbeda pandangan di dalam banyak hal.
Tulisan sederhana di dalam lembaran terbatas ini, dimaksudkan
agar kita dapat mengenal lebih dekat lagi terhadap sosok yang
ulama satu ini, terutama tentang pembelaan beliau terhadap
sunnah Rasulullah, sehingga mereka yang selalu menisbatkan
dirinya kepada beliau dapat mengeta-hui secara persis sosok
beliau dan tidak hanya sekedar menyatakan bermadz-hab
Syafii alias menisbatkan pendapat-nya kepada beliau, tetapi
jauh dari sikap beliau di dalam berpegang teguh kepada AsSunnah dan memberantas bidah.
Dengan begitu, kita telah memberikan hak beliau sebagaimana
layaknya dan tidak menzhalimi apalagi menisbatkan diri

Pencarian
cari di
search

Informasi !
MUNGKIN ANDA
PROFESSIONAL
YANG KAMI
BUTUHKAN
Tips-tips bagi
Relawan NAD
Berita Kedua di
NAD
Iklan

Kitab Tauhid 2
Kitab Tauhid 1
Kiat-Kiat
Menghidupkan
Bulan Ramadhan
Nama Islami
(puteri)
Yumna
Yusriyyah (puteri)
(puteri)
Yusra
Pustaka Sofwa
Perjalanan Ruh
Ketika Mati
Manusia Yang
Dilaknat Menurut
As-Sunnah
Hukum Kafarat
Segera Terbit !
Agar Doa
Dikabulkan
Agar Ibadah Terasa
Nikmat
Banner
// // //

kepadanya secara dusta.


Di sini juga perlu dipilah antara istilah madzhab Asy-Syafii
(dinisbat-kan kepada Imam Asy-Syafii, sang Imam) dan
madzhab Asy-Syafiiyyah (dinisbatkan kepada pendapat para
pengikut Imam Asy-Syafii dan belum tentu pendapat sang
Imam).
Biografi Singkat Imam Asy-Syafii
Beliau bernama Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman
Jajak Pendapat
bin Syafi bin As-Saib bin Ubaid bin Abd Yazid bin Hasyim
bin Abdul Muththalib bin Abdi Manaf. Jadi, dari sisi nasab,
Rubrik apa yang
bertemu dengan nasab Rasulullah. Karena itu pula, beliau sering paling anda sukai di
dijuluki dengan Al-Imam Al-Muththalib Al-Hasyimiy Alsitus ini ?
Qurasyi.
Dilahirkan pada tahun 150 H di kota Ghazzah (Gaza) di
Palestina, yaitu tepat di tahun wafatnya salah seorang Imam
empat madzhab lainnya, Abu Hanifah.

Buletin

Ayah beliau meninggal saat beliau masih di ayunan, sehingga


tumbuh di dalam kondisi yatim dan faqir. Sedangkan ibunya,
berasal dari suku Azd, salah satu suku di Yaman. Beliau wafat
di Mesir pada tahun 204 H.

Fiqih

Pembelaannya terhadap As-Sunnah

Khutbah

Ekonomi
Fatwa

Firaq
Kajian

Kisah

Imam Asy-Syafii dijuluki oleh kalangan Ahlu Al-Hadits


sebagai Nashir As-Sunnah (pembela As-Sunnah). Ini tentu saja
merupakan penghargaan tertinggi terhadap sosok beliau dan
bukan hanya sekedar simbol belaka. Sikap, ucapan dan karyakarya tulis beliau menjadi saksi untuk itu.

Konsultasi
Nama Islami
Quran
Tarikh

Di masa hidup beliau, timbul bermacam-macam aliran


keagamaan yang mayoritas selalu menyerang As-Sunnah.
Mereka dapat dibagi menjadi tiga kelompok: Pertama,
mengingkari As-Sunnah, secara keseluruhan. Ke dua, tidak
menerima As-Sunnah kecuali bila semakna dengan Al-Quran.
Ke tiga, menerima As-Sunnah yang mutawatir saja dan tidak
menerima selain itu alias menolak Hadits Ahad.

Tokoh
Pilih

Hasil Jajak Pendapat


Mutiara Hikmah

Liputan Kegiatan

Beliau menyikapi ketiga kelompok tersebut dengan tegas.


Terhadap kelompok pertama, beliau menyatakan bahwa
tindakan mereka tersebut amat berbahaya karena dengan begitu
rukun Islam, seperti shalat, zakat, haji dan kewajiban-kewajiban

SEMBAKO
LEBARAN 1425H
BUKA PUASA
DHUAFA &
FUQARA 1425H
SEHAT JELANG
RAMADHAN
1425H
Analisa
Sutrah Dalam
Perspektif Fiqh
Islam
Bolehkah Wanita
Haid dan Orang
Junub Masuk
Masjid..?
Seputar Masalah
Gambar
Menikah dengan
Ahlu Kitab

lainnya menjadi tidak dapat dipahami bila hanya berpijak


kepada makna global dari Al-Quran kecuali dari makna secara
etimologisnya saja. Demikian pula terhadap kelompok ke dua,
bahwa implikasinya sama saja dengan kelompok pertama.
Sedangkan terhadap kelompok ke tiga, beliau membantah
pendapat mereka dengan argumentasi yang valid (tepat) dan
detail terperinci. Di antara bantahan tersebut adalah sebagai
berikut:

Di dalam mengajak kepada Islam, Rasulullah mengirim


para utusan yang jumlahnya tidak mencapai angka
mutawatir. Maka bila memang angka mutawatir tersebut
urgen sekali, tentu Rasulullah tidak merasa cukup
dengan jumlah tersebut sebab pihak yang dituju oleh
utusan tersebut juga memiliki hak untuk menolak mereka
dengan alasan tidak dapat memperca-yai dan mengakui
berita yang dibawa oleh mereka.

Bahwa di dalam peradilan perdata dan pidana yang


terkait dengan harta, darah dan nyawa harus diperkuat
oleh dua orang saksi padahal yang menjadi landasannya
adalah khabar (hadits) yang diriwayatkan oleh jumlah
yang tidak mencapai angka mutawatir alias Hadits Ahad,
tetapi meskipun demi-kian, Asy-Syari (Allah
Subhanahu wa Ta'ala ) tetap mewajibkan hal itu.

Nabi membolehkan orang yang mendengar darinya


untuk menyampai-kan apa yang mereka dengar tersebut,
meskipun hanya oleh satu orang saja. Beliau Shallallaahu
alaihi wa Sallam bersabda,

Mudah-mudahan Allah memperbaiki akhlaq dan derajat


seseorang (seorang hamba) yang mendengar hadits dari
kami lantas menghafalnya hingga menyampaikannya.
(H.R. Abu Daud)

Para shahabat menyampaikan hadits-hadits Rasulullah n


secara individu-individu dan tidak menyaratkan harus
diriwayatkan oleh orang yang banyak sekali.

Demikianlah di antara bantahan beliau di dalam menegaskan


perlunya menerima Hadits Ahad.
Sedangkan ucapan-ucapan beliau tentang perlunya
berpegang teguh kepada As-Sunnah, di antaranya adalah:

Penerimaan Aceh !

Seseorang sudah pasti kehilangan satu sunnah dari Rasulullah


dan akan jauh darinya, maka betapa pun perkataan yang telah
aku katakan atau suatu prinsip yang telah aku gariskan di
dalamnya yang berasal dari Rasulullah namun bertentangan
dengan apa yang aku ucapkan; maka ucapan (yang harus
dipegang) adalah apa yang diucapkan oleh Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam , dan ia adalah peganganku
(pendapatku juga).
Kaum Muslimin bersepakat (secara ijma) bahwa barangsiapa
yang sudah jelas baginya suatu sunnah (hadits) dari Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam ; maka tidak halal baginya untuk
meninggalkannya lantaran ucapan seseorang. (Di dalam
riwayat yang lain terdapat, maka ikutilah ia (hadits tersebut)
dan jangan menoleh lagi kepada ucapan/pendapat seseorang)
Bila di dalam kitabku kalian mendapatkan hal yang
bertentangan dengan sunnah/hadits Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Sallam ; maka berpeganglah dengan sunnah Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam dan tinggalkan apa yang telah aku
ucapkan (pendapatku) tersebut
Bila sesuatu (hadits) shahih, maka ia adalah
madzhab/pendapatku
Kalian (diungkapkan di hadapan Imam Ahmad bin Hanbal dan
para shahabatnya-pen) lebih mengetahui perihal hadits dan para
periwayatnya daripada aku; bila ada hadits yang shahih, maka
beritahukanlah kepadaku apa pun ia, baik (berasal) dari seorang
dari Kufah, Bashrah atau Syam, hingga aku bisa menemuinya
bila (hadits tersebut memang) shahih
Setiap masalah yang di dalamnya terdapat hadits yang shahih
dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam menurut Ahli
Hadits (tetapi) bertentangan dengan apa yang aku katakan
(pendapatku); maka aku rujuk darinya (mencabut pendapatku
dari masalah tersebut), baik selagi aku masih hidup ataupun
setelah aku mati
Setiap apa yang aku ucapkan (pendapatku); lantas ada hadits
dari Nabi n yang shahih bertentangan dengan
ucapan/pendapatku tersebut, maka hadits Nabi lebih utama
(untuk diikuti) dan janganlah kalian bertaqlid kepadaku
Setiap hadits yang berasal dari Nabi , maka ia adalah
ucapan/pendapatku meskipun kalian tidak mendengarnya

(langsung) dariku
Dengan beberapa nukilan ucapan Imam Asy-Syafii diatas
tentang perlunya berpegang kepada As-Sunnah, kiranya dapat
menyentuh hati kita yang paling dalam, sehingga dapat bersikap
seperti sikap beliau di dalam menerima hadits yang sudah jelas
keshahihannya dan meninggalkan taqlid buta.
Ucapan-ucapan tersebut juga mengisyaratkan bahwa haditshadits yang dijadikan hujjah oleh beliau bisa saja kalah kuat dari
sisi kualitas dan ketepatan argumentasinya bila diban-ding
dengan hadits-hadits yang belum sempat beliau dengar nantinya,
dengan menegaskan bahwa hadits yang shahih itulah madzhab
beliau, meskipun tidak pernah didengar dari beliau.
Semoga Allah membimbing kita ke jalan yang diridlai-Nya
(Abu Shofiyyah)
Rujukan:
1). Abady, Abu Ath-Thayyib, Syamsul Haq Al-Azhim,Aun
Al-Mabud syarh Sunan Abi Dawud.
2). Abu Zahrah, Muhammad, Tarikh Al-Madzahib AlIslamiyyah
3). Ad-Daqr, Abdul Ghaniy, Al-Imam Asy-Syafiiy; Faqih AsSunnah Al-Akbar.
4). Al-Albany, Muhammad Nashiruddin, Shifatu Shalat AnNabiy Shallallahu alaihi wasallam
Hit : 321 | Index Annur | kirim ke teman | versi cetak |
| Index Tarikh dan Sirah |

Rp 34.352.175,Pengeluaran Aceh

Rp 19.402.000,YAYASAN AL-SOFWA
Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810 Jakarta Selatan - Indonesia
Phone: 62-21-78836327. Fax: 62-21-78836326. e-mail: info @alsofwah.or.id | website:
www.alsofwah.or.id | Member Info Al-Sofwa
Artikel yang dimuat di situs ini boleh di copy & diperbanyak dengan syarat tidak untuk komersil.

Anda mungkin juga menyukai