Anda di halaman 1dari 3

NAMA

: ELVITA YULISA ERMAYANI

NIM

: 13613094

KELAS

:B

TUGAS

: FARMASI PRAKTIS 3
KASUS PELANGGARAN KODE ETIK APOTEKER

KASUS 1
Kasus
: Apotek melati berada di tengah kota dengan lokasi yang strategis, buka
hanya sore hari jam 16.00sd 21.00, tetapi pasiennya sangat ramai, jumlah resep yang di layani
rata-rata perhari 75lembar, apotek tsb memiliki 1 apoteker 2 AA dan 2 karyawan. Ketika
penyerahan obat mereka tidak sempat memberikan informasi yang cukup, karena banyaknya
pasien yang di layani,apotekernya datang tiap hari pada jam 19.00, karena pegawai dinas
kesehatan setempat.
Pembahasan :
Pembahasan:
1. Pasal 1
Sumpah/janji apoteker,setiap apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah apoteker.
Apoteker dalam kasus diatas telah melanggar kode etik apoteker pasal 1 yang
menyatakan bahwa apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah apoteker.
2. Pasal 3
Setiap
Apoteker
harus
senantiasa menjalankan profesinya
sesuai
kompetensiApoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh
padaprinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Dari kasus diatas, apoteker tidak menjalankan profesinya sesuai kompetensi
apoteker indonesia karena apoteker tersebut tidak memberikan informasi obat dan
konseling
kepada
pasien,
dimana
apoteker
berkewajiban
untuk
memberikaninformasi obat dan konseling kepada pasien.
3. Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya
Dari kasus di atas Apoteker tidak memberikan informasi kepada pasien,
sehinggaApoteker secara jelas melanggar Pasal 7 Kode Etik Apoteker. Pelanggaran
yangdilakukan oleh Apoteker jelas menunjukkan bahwa Apoteker tidak mengutamakan
dan tidak berpegang teguh pada Prinsip Kemanusiaan.
4. Pasal 9

Seorang apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan


kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan melindungi makhluk
hidup insani
Pada kasus tersebut, seorang apoteker tidak menjalankan kode etik pasal 9 denganbaik.
Menurut pasal 9, seorang apoteker harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan melindungi makhluk hidup insani,
namun apoteker tersebut tidak memberikan informasi yang cukup kepada pasien.
Sehingga dapat merugikan pasien
KASUS 2
Kasus
: Apoteker H, seorang apoteker baru yang belum lama disumpah menjadi apoteker
di salahsatu perguruan tinggi terkenal di Yogyakarta. Ia ditawari beberapa pemilik sarana
apotekuntuk mendirikan apotek di suatu tempat yang strategis namun berdekatan dengan
beberapaapotek yang telah ada. Apoteker H segera menerima tawaran tersebut tanpa
berkonsultasidengan sejawat lainnya ataupun organisasi profesi (Ikatan Apoteker Indonesia)
Pembahasan
1. Pasal 5:
Didalam menjalankan tugasnya seorang apoteker harus menjauhkan diri dari
usahamencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi
luhur jabatan kefarmasian.
2. Pasal 10:
Seorang apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagai mana dia
sendiriingin diperlakukan.
3. Pasal 11:
Sesama apoteker harus saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhiketentuan-ketentuan kode etik
4. Pasal 12:
Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkankerja
sama yang baik sesama apoteker didalam memelihara keluhuran martabat,jabatan
kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai didalam menunaikan
tugasnya.
5. Permenkes No.184 thn 1995 pasal 18:
Apoteker dilarang melakukan perbuatan yang melanggar kode etik apoteker.
6. Kode Etik Apoteker pasal 2:
Setiap
Apoteker/Farmasis
harus
berusaha
dg
sungguh2
menghayati
danmengamalkan Kode Etik Apoteker Farmasis Indonesia.
7. Pasal 9
Terhadap permohonan izin apotik yang ternyata tidak memenuhi persyaratan
dimaksud pasai 5 dan atau pasal 6 , atau lokasi Apotik tidak sesuai
dengan permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat dalam
jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas)hari kerja wajib mengeluarkan

Surat Penolakan disertai dengan alasan-alasannya dengan mempergunakan contoh


Formuiir Model APT- 7.
Sebaiknya apoteker H tidak langsung menerima tawaran tersebut dan harus berkonsultasi
terlebih dahulu kepada IAI karena mengingat peraturan yang telah ditetapkan.
Meningkatkan informasi tentang berita baru / tawaran yang lebih baik
KASUS 3
Kasus
: Apoteker Wati bekerja sebagai medical representativ disalah satu Industri
Farmasi GHU. Sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian dokter dalam mempromosikan
produk obatnya, maka Apoteker AN bersedia menanggung biaya dan memfasilitasi dokter
tersebut untuk mengikuti simposium ilmiah di luar negeri, yang sudah disetujui juga oleh
industry tempat Apoteker tersebut bekerja.
Pembah asan :
1. Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker
Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam
melaksanakan kewajibannya.
2. Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri dariusaha mencari
keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan
kefarmasian.
3. Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain

Anda mungkin juga menyukai