Kelompok 1
Kelas Perikanan B
Nama
Nur Silmi Nafisah
NPM
230110150125
Inggia Putra
Angga Nugraha
Ikhlas Nazarullah
230110150141
230110150123
230110150104
Abdurrahman Faris
230110150154
Naila Amalia
230110150092
Helisangri
230110150082
Aril Pranata
230110150156
Ajrin Kariim
230110140130
Jihan Syafitri
230110150146
Sheillawati Permana
230110130062
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
DAFTAR ISI
BAB
I
Halaman
II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan . 1
1.3 Manfaat 1
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lipid .. 2
2.2 Sifat dan Fungsi Lipid . 3
2.3 Klasifikasi Lipid
2.3.1 Berdasarkan Strukturnya.. 5
2.3.2 Berdasarkan Kemiripan Strukturnya... 5
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan ...30
Daftar Pustaka 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Untuk mendukung metabolisme kehidupan mahluk hidup di bumi, maka
banyak hal yang penting untuk diperoleh guna mempertahankan kehidupan dan
berkembang biak sebanyak mungkin salah satu ciri mahluk hidup. Salah satunya
adalah zat zat atau molekul yang berperan langsung terhadap proses
metabolisme. Banyak zat zat yang bisa diperoleh baik dari dalam tubuh maupun
dari luar tubuh manusia lemak.
Lemak pula digunakan sebagai atribut rasa dan tekstur makanan. Penggunaan
secara banyak di dalam industri makanan telah menimbulkan kebimbangan
kepada pengguna terhadap kandungan nutrisi di dalam makanan terproses ini.
Pengguna kini lebih mementingkan produk makanan yang berkhasiat, rendah
kandungan lemak, gula dan garam, tinggi kandungan karbohidrat kompleks, serta
fiber. Oleh karena itu untuk menggambarkan kegunaan dan fungsi lemak pada
kehidupan dibutuhkan pengkajian yang ilmiah dan relevan. Dan pada makalah ini
akan diulas tentang klasifikasi lemak dan fungsi biologis lemak pada rumput laut.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang jenis, struktur, sifat, dan peranan
biologis asam lemak. Juga mampu menjelaskan tentang reaksi pemecahan asam
lemak menjadi asityl coA dan sintesis asam lemak dari Asetil CoA.
mampu
Serta
Lipida (dari kata Yunani, Lipos, lemak) dikenal oleh masyarakat awam
sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan
lilin. Istilah "lipida" mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik
nonpolar dan hidrofob, yang esensial dalam menyusun struktur dan menjalankan
fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida tidak larut dalam pelarut polar, seperti
air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform.
Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid bukan merupakan suatu polimer.
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah
senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut
organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Suatu lipid didefinisikan
sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.
Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan
tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter, chloroform, benzena,
carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)
Lipid ialah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak minyak, steroid,
lilin (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya
daripada sifat kimianya (Buku Biokimia Harper : hal 128). Lipid bersifat
amfifilik, yaitu lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau
membran lain dalam lingkungan basah.
Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis sub satuan
atau blok bangunan biokimia yaitu, gugus ketoasil dan gugus isoprena. Lipid
mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik.
Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut seperti polar seperti air, tetapi
larut dalam pelarut non polar, seperti alkohol, eter, atau kloroform.
2.2 Sifat dan Fungsi Lipid
Sifat utama adalah tidak larut dalam air dan hanya larut dalam pelarut-pelarut
khusus, yaitu pelarut nonpolar seperti alkohol (panas), khloroform, eter, aseton,
dan sebagainya. Sebagai akibat lipid tidak larut dalam air maka fungsi biologi
utama lipid adalah sebagi pelindung sel maupun bagian-bagian dari sel. Zat atau
senyawa yang dilindungi oleh lipid akan kedap air dan akan lebih awet, karena itu
pula lipid dikatakan sabagai pengawet. Pada membrane sel, lipid adalah bagian
integral membrane, karena itu lipid sebagai pelindung sel juga terlihat pada proses
translokasi zat/senyawa melalui membrane sel (masuk keluar sel).
Lipid adalah zat atau senyawa yang bersifat tidak mengantar arus listrik yang
baik. Beberapa organ tubuh berfungsi sebaga pengantar impuls / rangsangan
selalu dibungkus oleh lipid sebagai isolator, misalnya pada organ syaraf hewanhewan tingkat tinggi/manusia. Lipid juga sebagai peredam / kedap suhu karena itu
lipid juga berfungsi sebagai isolator suhu. Hewan-hewan yang hidup di kutub di
bawah kulitnya disimpan lapisan lemak yang tebal agar suhu tubuh 37 oC dapat
dipertahankan.
Lipid atau lemak dikatakan sebagai pelindung, baik selular maupun aselular.
Pelindung selular karena lipid merupakan bagia integral dari membran sel, di
mana membran sel adalah pelindung utama sel. Sebagai pelindung aselular, lipid
dikatakan sebagai pelindung organisme. Lipid sebagai pelindung organism dalm
bentuk jaringan integument karena jaringtan integument banyak mengandung
lipid, lpid tesebut membungkus kuncup-kuncup daun, bunga, buah, dan putik
terutama dari serangan air dan racun-racun serangga.
Sifat fisik jaringan lipid pada tubuh hewan tingkat tinggi/manusia ialah
kenyal dan elastic yang dapat menahan beturan, geserkan, atau tarikan. Lipid
sebagai nutrient dikatakan berfungsi sebagai penyimpana energi cadangan dalam
jaringan tubuh, pada rongga-rongga visceral tubuh dan di bawah kulit diantara
keempat biomolekul, lipid paling banyak mengandung energi potensial yaitu 9,3%
kkal/mol, dibandingkan dengan karbohidrat dan protein yang masing-masing
mengandung energi potensial sekitar 4,3 kkal/mol.
Lipid juga mempunyai fungsi beberapa diantaranya:
1. Menyimpan energi dan transport, sebagai fungsi utama triasilgliserol yang
2.
3.
4.
5.
6.
yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau
gliserida dan lilin (waxes).
Lemak yaitu ester asam lemak dan gliserol
Lilin yaitu ester asam lemak dengan alkohol monohidrat
2.
Lipid gabungan/campuran
yaitu ester asam lemak yang mengandung gugus tambahan selain alkohol dan
a.
b.
asam lemak.
3.
a.
b.
c.
yaitu zat yang diturunkan dari lipid dengan hidrolisis. Termasuk didalamnya
adalah asam lemak (jenuh dan tidak jenuh), gliserol, dan sterol/steroid.
2.3.1 Berdasarkan Strukturnya
Berdasarkan strukturnya, lipid dapat dibagi menjadi 2 :
1. Lipid dengan rantai hidrokarbon terbuka.
yang termaksud rantai hidrokarbon terbuka ialah asam lemak, spingolipid,
fosfoasilgliserol, glikolipid.
2.
CH3(CH2)nCOOH
atau
CnH2n+1-COOH
Asam stearat
Asam oleat
Asam arakhidonat
Sifat Fisika
Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik leburnya. Di samping itu
makin banyak jumlah ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Kelarutan
asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon.
Umumnya asam lemak larut dalam eter atau alkohol panas.
Sifat Kimia
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air molekul asam
lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H +. pH larutan bergantung
pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak.
Garam natrium dan kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut
dalam air dan dikenal sebagai sabun. Asam lemak yang digunakan untuk sabun
umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak
tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis
logam Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan
melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun
dan gliserol.
Molekul sabun terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus COO -pada
ujungnya. Bagian hidrokarbon bersifat hidrofob, sedangkan gugus COO - bersifat
hidrofil. Karena adanya dua bagian ini, molekul sabun membentuk misel, yaitu
kumpulan rantai hidrokarbon dengan ujung yang bersifat hidrofil di bagian luar.
Sabun dapat berfungsi sebagai emulgator. Pada proses pembentukan emulsi
ini, bagian hidrofob molekul sabun masuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang
bermuatan negatif ada di bagian luar. Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan
tegangan permukaan air.
Asam lemak tidak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan rangkapnya.
Dengan gas hidrogen dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi, yaitu
pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Proses hidrogenasi ini
mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam lemak yang cair menjadi
asam lemak padat. Karena ada ikatan rangkap, maka asam lemak tidak jenuh
dapat mengalami oksidasi yang mengakibatkan putusnya ikatan C=C dan
terbentuknya gugus COOH.
2.
Sifat
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan
lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Tristearin, yaitu ester gliserol
dengan tiga molekul asam stearat titik lebur 710C, triolein, yaitu ester gliserol
dengan tiga molekul asam oleat titik lebur 170C. Untuk menentukan derajat
ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung di dalamnya diukur dengan bilangan
iodium. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap.
Bilangan iodium ialah banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi dengan
100 gram lemak. Lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut dlaam air,
sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut. Semua gliserida larut dalam
ester, kloroform atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol.
Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim tertentu.
Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak
disebut bilangan penyabunan. Lemak juga dapat terhidrolisis oleh enzim.
Lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa dan bau yang
tidak enak, karena proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas, proses
oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh, oksidasi asam lemak tidak jenuh akan
menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida. Kelembaban
udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang
menyebabkan
terjadinya
ketengikan
lemak.
Apabila
gliserol
dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan hati-hati, akan timbul bau yang tajam
khas seperti bau lemak yang terbakar yang disebabkan oleh terbentuknya
10
Lemak
Umumnya diperoleh dari hewan
Berwujud padat pada suhu ruang
Tersusun dari asam lemak jenuh
2.
3. Minyak
Umumnya diperoleh dari tumbuhan
Berwujud cair pada suhu ruang
Tersusun dari asam lemak tak jenuh
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
10
3. Fosfolipid
25.
26.
Struktur
27.
mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Gugus yang diikat
oleh asam fosfatidat ini antara lain kolin, etanolamina, serin dan inositol.
Senyawa
yang
termasuk
fosfolipid
ini
ialah
fosfatidilkolin,
10
29.
33.
34. Gabungan lipid dengan protein (lipoprotein) merupakan contoh dari lipid kompleks
36.
10
37.
38.
1. Kilomikron
39.
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi
trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal
2. VLDL (very low - density lypoproteins)
40.
VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan
mengangkutnya menuju jaringan lemak
3. LDL (low - density lypoproteins)
41.
LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan
perifer
4. HDL (high - density lypoproteins)
42.
HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut
kolesterol ke hati.
43.
5. Lipid non gliserida
44. Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak
bergabung dengan molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam
jenis ini adalah sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam.
a. Sfingolipid
45.
10
47. Struktur kimia sfingomielin (perhatikan 4 komponen penyusunnya)
a. Kolesterol
48.
49.
50. Struktur dasar darikolesterol
51.
52. Kolesterol merupakan bagian dari membran sel
a. Steroid
53.
54.
55. Progesteron dan testosteron
10
56.
57.
58. Kortison
a. Malam/lilin (waxes)
59.
sering digunakan sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lainlain. Malam merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol rantai
panjang.
60.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
10
69.
70. Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian
non polar berada di sisi dalam
71.
larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut
emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel
ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida
(lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.
Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan
bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.
Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa.
72.
73. Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut
trigliserida
10
74.
75. Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa
76.
segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asamasam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan
trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi.
Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju
sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan
ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan
oleh
10
sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat
mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat
disimpan sebagai trigliserida.
79.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA.
Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya
kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA
sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badanbadan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini
dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian.
10
80.
Gliserol
Diet
Trigliserida
Esterifikasi
Lipolisis
Steroid
Asam lemak
Lipid
Lipogenesis
Karbohidrat
Steroidogenes
Oksidasi beta
Kolesterogenesis
Kolesterol
Protein
Asetil-KoA + ATP
Ketogenesis
Aseto asetat
ATP
H2O
CO2
Aseton
10
85.
86. Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol
87.
88. 2.6 Oksidasi Asam Lemak (oksidasi beta)
89.
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi
dalam proses yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam
oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asilKoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan
dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
90.
91. Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA
10
92.
lemak rantai panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke
dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin, dengan rumus
(CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
10
93.
94. Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria
melalui mekanisme pengangkutan karnitin
95. Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan
sebagai berikut:
Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.
Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin
palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria
menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut
karnitin keluar.
Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan
KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di
membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam
proses oksidasi beta.
96. Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus
dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan
hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam
siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon asam lemak
dioksidasi menjadi keton.
10
97.
100.
101. Keterangan:
102. Frekuensi oksidasi adalah ( jumlah atom C)-1
103. Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah ( jumlah atom C)
104. Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap
proses pemutusan 2 atom C adalah proses oksidasi dan setiap 2
atom C yang diputuskan adalah asetil KoA.
10
105.
Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat
107.
108.Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika
106.
oleh oksidasi beta suatu asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam
lemak dengan 10 atom C, maka kita memerlukan energi 2 ATP untuk
aktivasi, dan energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah 10
dibagi 2 dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah
4 x 5 = 20 ATP. Karena asam lemak memiliki 10 atom C, maka asetilKoA yang terbentuk adalah 5 buah.
Asil karnitin
Karnitin
KoA
Asil-KoA
10
114.
ketogenesis.
Asil-KoA
116.
117.
Proses ketogenesis
118.
10
119.
120.
121.
122.
10
123.
124.
10
KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai
dengan degradasinya (oksidasi beta).
127.Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier
protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis
terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH
digunakan untuk sintesis.
128.Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.
129.
130.
131.
132.
10
135.
134.
Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap
sintesis dan degradasi trigliserida
136.
137.
10
140.
10
141.
10
142.
143.
144.
146.
148.
(14:0)
150.
Asam
palmitat
151.
29,49 1.48
(16:0)
152.
Asam
palmitoleat
153.
4,10 0,24
(16:1)
154.
156.
155.
157.
13,78 1,35
33,58 1,41
(18:2)
158.
Asam
159.
5,94 1,49
(18:3)
160.
161.
162.
163.
linolenat
lipid rendah namun memiliki kadar nutrisi penting seperti n-6 dan n-3
PUFA termasuk EPA,AA,DHA,16:4n-318:4n-3,18: 3n-3, 18: 2n-3, dan 18:
2n-6 yang tinggi. Tapi pada rumput laut merah yang bisa dimakan seperti
Chondrus crispus atau Gracilaria verrucosa yang lebih rendah oleh karena
itu U armorikana dan S chordalis berpotensi menjadi sumber n-3 dan n-6.
Selain itu beberapa asam lemak untuk pertama kalinya teridentifikasi pada
10
dari hewan yang disebut lemak hewani dan dapat berasal dari tumbuhtumbuhan yang disebut lemak nabati. Pada penelitian ini diperoleh ratarata kadar lemak sebesar 1,63% dari berat kering (Tabel 1). Rata-rata kadar
lemak rumput laut ini terletak pada rentangan kadar lemak total pada
sebagian besar rumput laut yang dilaporkan oleh Mabeau dan Fleurence
(1993) dan Dharmananda (2002). Mabeau dan Fleurence (1993),
mengemukakan bahwa rumput laut mengandung sangat sedikit lemak,
yaitu 1-3% dari berat kering. Sedangkan Dharmananda (2002),
mengemukakan bahwa rumput laut secara umum mengandung lemak
sebesar 1-5% dari berat kering. Rumput laut mengandung sangat sedikit
lemak. Rumput laut dan tumbuhan pada umumnya menyimpan cadangan
makanannya dalam bentuk karbohidrat terutama polisakarida. Sedangkan
hewan, menyimpan cadangan makanannya dalam bentuk lemak dalam
jaringan lemak (Sediaoetama, 2000). Perbedaan bentuk penyimpanan
cadangan makanan ini menyebabkan lemak nabati umumnya mempunyai
persentase yang rendah, sedangkan lemak hewani mempunyai persentase
yang tinggi.
169.
Asam lemak
10
170.
10
lemak dengan 16 dan 18 atom C adalah yang paling dominan, kadar asam
lemak tidak jenuh hampir dua kali lipat asam lemak jenuh. Terdapat 2
macam asam lemak esensial pada talus S. crassifolium yaitu asam linolenat
(asam lemak omega 3) dan asam lemak linoleat (asam lemak omega 6).
172.
Kandungan lipid dalam alga kering berisar antara 1-5% dan
menunjukkan komposisi poli-asam lemak tak jenuh yang menarik
terutama berkaitan dengan asam omega 3 dan omega 6 yang berperan
dalam pencegahan penyakit cardio-vascular, osteoarthritis dan diabetes.
Alga hijau menunjukkan jumlah asam alpha linolenat (3C18:3) yang
menarik. Alga merah dan coklat terutama kaya akan asam lemak dengan
20 atom karbon : asam eikosapentanoat (EPA, 3C20:5) dan asam
arachidonat (AA, 6C20:4). Spirulin memberikan sumber asam linolenat
gama (GLA) yang menarik, yaitu 20-25% atas total fraksi lipid), yang
merupakan prekursor prostaglandins, leukotrien dan thromboksan yang
terlibat dalam modulasi immunological, inflammatory dan respon cardiovascular. Spirulin kemudian memberikan alternatif sebagai sumber GLA
dibanding sumber GLA lain yang telah diketahui : minyak onagre, biji-biji
blackcurrant dan minyak borage (Renaud et al. 1999, Fleurence et al.
1994 seperti yang tercantum dalam jurnal utama).
173.
10
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Lipid adalah zat lemak yang tidak larut dalam air, tetapi umumnya
larut dalam alkohol dan eter. Berdasarkan strukturnya, lipid dibagi me jadi lipid
dengan rantai hidrokarbon terbuka dan siklis. Berdasarkan kemiripan strukturnya,
lipid dibagi menjadi asam lemak, gliserida netral, fosfolipid, lipid kompleks, dan
lipid non gliseral.
181.
sedikit. Kandungan lipid dalam alga kering berisar antara 1-5% dan menunjukkan
komposisi poli-asam lemak tak jenuh yang menarik terutama berkaitan dengan
asam omega 3 dan omega 6 yang berperan dalam pencegahan penyakit cardiovascular, osteoarthritis dan diabetes. Hal ini dikarenakan pnyimpanan cadangan
makanan pada rumput laut sebagian besar berupa karbohidrat, berbeda dengan
cadangan makanan hewan yang disimpan berupa lemak hewani.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
10
188.
189.
190.
191.
192.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Lina.,, dkk. 2015. Lipid. Sumedang: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran.
193.
194.
Melalui:
http://dhiyahblogger.blogspot.com/2011/08/biokimia-
196.
https://www.academia.edu/8959236/BIOKIMIA_LIPID
(diakses
Perspectives.
Melalui:
www.mdpi.com/journal/marinedrugs
10