Anda di halaman 1dari 3

ICUK FERIAN WAHYU KELANA

9103007026
Antisipasi dan evakuasi kebakaran digedung Rumah Sakit
dengan lantai lebih dari 2 tingkat
1. Rumusan Masalah
Api adalah bahaya umum baik di rumah maupun rumah sakit. Penyebab kebakaran
yang paling sering adalah rokok dan hubungan pendek arus listrik. Kebakaran dapat
terjadi jika terdapat tiga elemen sebagai berikut: panas yang cukup, bahan-bahan yang
mudah terbakar, dan oksigen yang cukup. Rumah sakit merupakan suatu tempat
istirahat dan pemberian terapi bagi orang yang sedang sakit, sehingga harus tejaga
dari berbagai hal yang dapat mengancam atau memperberat kondisi orang yang
sedanjg sakit. Jaman sekarang untuk membangun bangungan dengan kapasitas satu
lantai sangatlah susah. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang semakin
padat. Jadi dalam pembangunan gedung semua desain mengarah kebentuk bangunan
bertingkat. Bangunan betingkat memiliki kapasitas yang lebih banyak tetapi memiliki
kelemahan terkait ketinggian. Bangunan bertingkat memiliki resiko kecelakaan lebih
tinggi dibandingkan bangungan biasa. Salah satunya adalah kebakaran. Saat terjadi
kebakaran hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara memadamkan
sumber api dan evakuasi dari dalam gedung. Apalagi pada rumah sakit dimana
kondisi dari pasien tidak semua memungkinkan untuk berjalan dan bergerak sendiri
sehingga membutuhakn bantuan dari orang lain, terutama perawat.
2. Tingkat Keseriusan Akibat
Kebakaran dapat menyebabkan kematian, baik pada saat terbakar dan harus
mendapatkan perawatan jika terjada luka bakar. Jadi Tingkat keseriusannya adalah
sangat berat.
3. Besar Kemungkinan Terjadi
Pada dasarnya kebakaran jarang terjadi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat keamanan
dan penataan perangkat dalam suatu gedung.

4. Besarnya Resiko
Kebakaran jarang terjadi tetapi memiliki tingkat keseriusan yang tinggi, karena dapat
mengakibatkan kematian.
5. Penatalaksanaan
a. Kategaro 1: Eliminasi
Menghilangkan bahan yang mudah terbakar, atau meminimalis penggunaan
bahan-bahan tersebut.
b. Kategori 2 : Subtitusi
Mengganti bahan yang mudah terbakar dengan bahan yang tahan api atau tidah
mudah terbakar.
c.

Kategori 3 : Pengaturan Teknis


- Lampu darurat: jika menggunakan baterai harus bertahan minimal 60 menit,
bahan tidak boleh memantulkan cahaya, dipasang pada tangga kebakaran.
- Jalan penghubung: harus mempunyai distribusi kuat penerangan yang sama di
setiap titik minimal 10 lux, berwarna kuning atau orange, menyala jika saklar
alarm sakit.
-

Pintu kebakaran: minimal 2 buah untuk setiap lantai bangunan gedung,

menutup secara otomatis, dibuka dengan kekuatan 10 kg dan harus diberi batang
panik, tahan api, tidak boleh dilapisi karpet dan penghalang, membuka ke arah
tangga pada setiap lantai kecuali pada lantai dasar membuka ke arah luar
bangunan, dalam keadaan tertutup tidak di kunci, pintu kebakaran yang terbuka
harus dapat menutup secara otomatis bila mendeteksi asap atau panas
- Tangga kebakaran : tidak dibatasi dinding, diberi railing, tidak untuk menyimpan
barang, terawat baik dan bersih tidak digunakan untuk jalan pipa atau cerobong
AC, ruang sirkulasi berhubungan langsung dengan pintu kebakaran; lebar tangga
kebakaran untuk penghuni < 45 orang minimum 110 cm, lebar minimum injakan
anak tangga 22,5 cm dan tinggi 17,5cm, lebar bordes minimal sama dengan lebar
tangga, tidak boleh berbentuk tangga pintu.

- Pintu darurat minimal 2 buah pada setiap lantai, mempunyai tanda atau sinyal
yang bertuliskan keluar yang menghadap ke koridor, mudah dicapai dan dapat
mengeluarkan seluruh penghuni dalam waktu 2,5 menit.
- Bagian-bagian ruangan pada bangunan yang digunakan untuk jalur penyelamat
harus direncanakan bebas dari asap, bila terjadi kebakaran melalui sistem
pengendalian asap, dengan menggunakan ventilasi mekanis yang bekerja secara
otomatis dan dikendalikan dari ruang sentral, sistem AC sentral berhenti secara
otomatis , cerobong AC dilengkapi peralatan khusus yang dapat menutup secara
otomatis . Lift kebakaran, dilindungi dengan konstruksi tahan api minimal 2 jam,
luas ventilasi asap maksimal 0,3 m2 dan untuk cerobong lainnya maksimal 0,05
m2, untuk pasien.
- meletakkan alat-alat pemadam seperti hidrocarbon didekat bahan-bahan yang
mudah terbakar
d. Kategori 4: Pengaturan Administratif
Mengadakan pelatihan cara kerja yang aman serta memasanga tanda peringatan
bahaya pada pintu dan jalan keluar.
e. Kategori 5: menggunakan alat pelindung diri (APD)
Saat kebakaran yang diperlukan adalah kesiapan dan kesigapan dalam melakukan
evakuasi dan pemadaman sumber api.

Anda mungkin juga menyukai