I. PENGKAJIA KEPERAWATAN
A. Data Umum
1. Identitas Kepala Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. B
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Umur : 30
d. Agama : K. Protestan
e. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
f. Pekerjaan Kepala Keluarga : Swasta (WWF)
g. Suku/ Bangsa : Ambon/ Indonesia
h. Alamat : Jl. Gor 2
i. No Telepon :-
j. Jumlah Anggota Keluarga :2
2. Susunan Anggota Keluarga/ Komposisi Keluarga
N Nama L Hubunga Umur Pendi Pekerjaa Imunisas KB Status
o /P n dikan n i Kesehatan
Keluarga
1. Ny. T P Istri 48 Thn SMA IRT Ibu tidak Ibu HT
tahu tidak
ikut KB
Keterangan:
4. Tipe Keluarga
Tipe keluarga adalah keluarga inti. Tidak terdapat masalah
dari tipe keluarga tersebut.
5. Suku Bangsa (Etnis)
Tn. B berasal dari suku Ambon dan istrinya Ny. T berasal
dari suku Ambon. Keluarga Tn. B memiliki tetangga yang berasal
dari berbagai suku, seperti suku jawa, makasar, mappi. Keluarga Tn.
B selalu melakukan kegiatan ibadah sesuai agamanya, namun jarang
mengikuti kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal. Keluarga
Tn.B memakai busana modern sesuai dengan kondisi dan situasi.
Yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah istri, yaitu Ny. T.
Bahasa yang digunakan dalam keluarga Tn. B adalah bahasa
Indonesia. Tidak ada budaya atau adat istiadat tradisional yang
merugikan kesehatan. Jika ada salah satu anggota keluarga Tn. B
yang mengalami sakit, Tn B membawanya ke puskesmas atau RS.
6. Agama dan Kepercayaaan
Keluarga Tn. B menganut agama yang sama yaitu kristen
Protestan, seluruh anggota keluarga rutin beribadah kegereja setiap
minggu, namun jarang mengikuti kegiatan keagamaan yang
diselenggarakan gereja atau lingkungan. Keluarga mempercayai
bahwa sakit dan kesembuhan semua berasal dari Tuhan.
E. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa
Indonesia untuk berkomunikasi.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. B hidup rukun, walau terkadang ada masalah yang
sering terjadi dalam keluarga. Ny. T dan anaknya saling menegur
dan menasehati jika ada yang salah. Ny. T setelah ditinggal
suaminya meninggal menjadi tulang punggung keluarganya.
3. Struktur peran
a. Ny T
Setelah Tn. B meninggal pada tahun 1998, ia berperan
menggantikan fungsi suaminya sebagai kepala keluarga dan
menjadi ketua RT di tempat tinggalnya sekarang.
b. Nn. D
Berperan sebagai anak di dalam keluarga.
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif:
Anggota keluarga saling mendukung satu sama lain.
2. Fungsi Sosial:
Hubungan antar anggota keluarga berjalan dengan baik dimana satu
sama lain bergaul secara akrab dengan penuh kekeluargaan, begitu
juga dengan masyarakat sekitar.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan:
Keluarga mengetahui apabila ada keluarga yang sakit, namun
keluarga kurang mengetahui tentang proses dan penyebab serta
perawatannya jika sakit. Pengetahuan keluarga mengenai perawatan
anggota keluarga yang sakit cukup, namun apa adanya.
4. Fungsi Reproduksi:
Keluarga Tn. B mempunyai 3 orang anak, dan Tn. B sudah
meninggal. Ny. T sudah memasuki usia lanjut dan sudah menopause.
5. Fungsi Ekonomi:
a. Pendapatan keluarga Tn. B berasal dari profesi Ny. T sebagai
ketua RT yaitu mengurus surat-surat BPJS warga dan
kiriman dari anak-anaknya yang sudah menikah, penghasilan
perbulan sekitar kurang lebih Rp. 1.000.000,-/bulan.
Penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
b. Keluarga sudah mampu menabung walaupun tidak tentu dan
sedikit untuk dana yang tidak terduga seperti untuk anggota
keluarga yang sehat.
G. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor yang dimiliki (stressor jangka pendek dan panjang):
a. Stresor jangka pendek
Keluarga terkadang stres dengan kebutuhan sehari-hari yang
kadang-kadang tidak sesuai dengan pendapatan yang
diterima karena kepala keluarga (Tn. B) sudah meninggal.
b. Stresor jangka panjang
Ny. T inging memperbaiki rumahnya dan takut tidak dapat
perhatian lagi dari anak-anaknya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
a. Untuk stresor jangka pendek keluarga hanya bisa berdoa dan
berusaha untuk mencukupi kebutuhannya.
b. Stresor jangka panjang keluarga selalu berusaha menjaga
untuk tidak mengedepankan emosi jika ada masalah. Mereka
selalu berkomunikasi dan berdoa kepada Tuhan YME jika
ada masalah.
3. Strategi koping yang digunakan:
Keluarga selalu menyerahkan kepada Tuhan YME dan berusaha.
H. Pola Kebiasaan Anggota Keluarga
1. Makan dan minum
Keluarga makan sehari 3x dengan makanan yang sudah dimasak se
ndiri dan minum air yang sudah dimasak terlebih dahulu.
2. Pola Eliminasi
Keluarga tidak ada yang mengalami gangguan eliminasi.
3. Pola aktivitas dan istirahat
Keluarga beraktifitas pada siang hari dan beristirahat pada malam
hari.
4. Kebiasaan olahraga
Keluarga tidak pernah melakukan aktivitas olahraga.
I. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala Keluarga:
TTV :
TD : 160/110mmHg
N : 80x/mnt
R R : 20x/mnt
SB : 36.5 °C
a. Kepala:
Simetris, tidak ada kelainan, rambut lurus dan belum mulai
beruban.
b. Muka:
Simetris tidak ada kelainan
c. Mulut:
Gigi sudah tidak lengkap, sudah ompong 3 buah. Mulut bersih
tidak ada sariawan.
d. Leher:
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
e. Dada:
Simetris, tidak ada kelainan.
f. Abdomen:
Tidak ada asites, tidak ada kelainan
g. Punggung:
Tidak ada kelainan
h. Ekstremitas:
1) Tangan : tidak terdapat kelainan atau cacat.
2) Kaki : tidak terdapat kelainan atau cacat.
2. Anak ke 3:
TTV :
TD : 110/70mmHg
N : 80x/mnt
R R : 20x/mnt
SB : 36.2 °C
i. Kepala:
Simetris, tidak ada kelainan, rambut lurus dan belum mulai
beruban.
j. Muka:
Simetris tidak ada kelainan
k. Mulut:
Gigi sudah tidak lengkap, sudah ompong 3 buah. Mulut bersih
tidak ada sariawan.
l. Leher:
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
m. Dada:
Simetris, tidak ada kelainan.
n. Abdomen:
Tidak ada asites, tidak ada kelainan
o. Punggung:
Tidak ada kelainan
p. Ekstremitas:
1) Tangan : tidak terdapat kelainan atau cacat.
2) Kaki : tidak terdapat kelainan atau cacat.
J. Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah kesehatannya:
Keluarga Ny. T berharap semoga keluarga selalu sehat dan tidak ada
yang sakit.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada:
Keluarga berespon baik terhadap mahasiswa yang datang melakukan
kunjungan. Keluarga menyatakan terima kasih banyak atas
bantuannya. Keluarga berharap kunjungan dari petugas kesehatan
tidak hanya sementara saja, dan bila datang ke tempat pelayanan
kesehatan usahakan diberikan pelayanan yang baik. Keluarga
berharap agar petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik pada keluarga yang tidak mampu agar dapat menerima
layanan kesehatan ketika sakit.
II. ANALISA DATA
No. Data Penyebab Masalah
1 DS: Ketidakmampuan Kurang
Keluarga mengatakan keluarga mengenal pengetahuan
belum mengetahui proses masalah tentang hipertensi
penyakit hipertensi dan hipertensi
penanggulangannya.
Ny. T mengeluh leher
terasa tegang.
DO:
Keluarga tidak mampu
mendeskripsikan apa itu
sakit darah tinggi.
TD : 110/70mmHg
N : 80x/mnt
R R : 20x/mnt
SB : 36.2 °C
III. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Kriteria Bobot Skala Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah dapat menimbulkan
ancaman gangguan kesehatan padan Ny. T
3. Menyebutkan cara Verbal 3. Perawatan penderita hipertensi yang Jelaskan pada keluarga
perawatan benar adalah : tentang perawatan penderita
penderita - Mengurangi asupan garam hipertensi yang benar, yaitu
hipertensi yang - Makan yang tidak boleh dengan :
benar dikonsumsi misalnya jerohan, - Mengurangi asupan
ikan asin, makanan instan garam
seperti mie, sarden, tape, - Makan yang tidak boleh
masakan dengan jelantah, dikonsumsi misalnya
makanan yang kemarin jerohan, ikan asin,
dihangatkan kembali, daging makanan instan seperti
kambing mie, sarden, tape,
- Makanan yang boleh masakan dengan
dikonsumsi seperti nasi, jelantah, makanan yang
sayuran, buah kemarin dihangatkan
- Olahraga secara teratur kembali, daging
- Istirahat yang cukup ± 8 jam kambing
sehari - Makanan yang boleh
- Pengobatan secara teratur, bila dikonsumsi seperti
diberi obat diminum sesuai
aturan yang diberikan dokter
- Kontrol atau berobat secara
rutin
VI. IMPLEMENTASI
Diagnosa
No Tujuan Khusus Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
I. Kurang pengetahuan Keluarga mampu : 24/1/15 2. Menjelaskan pada keluarga tentang penyakit Tanggal 25/1/15
hipertensi
pada Ny. T di 1. Menjelaskan kembali Kurang pengetahuan pada Ny.
tentang penyakit T di keluarga Tn B
keluarga Tn B
hipertensi 3. Menjelaskan pada keluarga dan klien berhubungan dengan
berhubungan dengan mengenai : ketidakmampuan keluarga
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi, mengenal masalah kesehatan:
ketidakmampuan 2. Menjelaskan tentang :
yaitu : hipertensi, ditandai dengan :
a. Faktor-faktor yang
keluarga mengenal - Kegemukan, dimana orang yang - Ny. T mengungkapkan
mempengaruhi
kelebihan berat badan menyebabkan perawatan penderita
masalah kesehatan: peningkatan tekanan
kerja jantung meningkat untuk memompa hipertensi harus
darah
hipertensi. darah sehingga dapat meningkatkan dijalankan untuk
b.Komplikasi hipertensi
tekanan darah mengendalikan tekanan
1. Menyebutkan cara
- Stress, dimana stress dapat menimbulkan darah dan mencegah
perawatan penderita
ketegangan sehingga jantung berdenyut terjadinya komplikasi
hipertensi yang benar
lebih cepat yang kemudian dapat hipertensi
meningkatkan tekanan darah - Ny. T mengungkapkan
- Kopi, mengandung kafein yang dapat berusaha melaksanakan
menyebabkan jantung berdenyut lebih diet dengan sudah
cepat yang kemudian dapat mengurangi makanan
meningkatkan tekanan darah yang asin, tidak
- Konsumsi garam yang berlebihan pada mengkonsumsi kopi
makanan, karena garam dapat dan memakan kudapan
menyebabkan kandungan air dalam darah
sehingga dapat meningkatkan tekanan tiap pagi
darah
- Keadaan umum Ny. T
- Konsumsi makanan yang tinggi lemak,
baik
karena lemak dapat menyebabkan
- TTV :
penyempitan pembuluh darah akibat Nadi 88 x/mnt
penumpukan lemak di pembuluh darah Tekanan darah 160/110
- Kurang olahraga, cenderung mmHg
mengakibatkan kegemukan dan aliran
darah menjadi lembat sehingga tekanan
darah meningkat
- Keturunan, apabila ada anggota keluarga
yang terkena hipertensi maka anggota
keluarga yang lain kemungkinan terkena
juga
b.Komplikasi hipertensi, yaitu
- Gangguan penglihatan mata
berkunang-kunang, penglihatan semakin
menurun/ kabur
- Gangguan jantung rasa berdebar-debar
karena jantung harus bekerja lebih kuat
- Gangguan ginjal suplai darah ke ginjal
terganggu ditandai dengan pasien tidak
dapat BAK/ frekuensi BAK menurun
- Gangguan otak penurunan
kemampuan berpikir karena pecahnya
pembuluh darah otak dan bahkan terjadi
kelumpuhan
- Stroke / kelumpuhan terjadi karena
pecahnya pembuluh darah otak