Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hipertensi sering disebut sebagai The Silent Disease karena penderita
umumnya

tidak

memeriksakan

mengetahui

tekanan

dirinya

darahnya.1,3,4

mengidap
Hipertensi

hipertensi

sebelum

merupakan

penyakit

multifaktoral yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko
yang mendorong timbulnya tekanan darah tersebut anatara lain : faktor
genetik, umur, jenis kelamin, diet, asupan garam, stress, ras/etnis, obesitas, dan
kebiasaan merokok.5 Hipertensi merupakan tantangan kesehatan masyarakat
utama secara global yang telah diidentifikasi sebagai faktor risiko terkemuka
untuk morbiditas kardiovaskular dan mortalitas penyebab kematian.6
Berdasarkan Global Burden of Disease (GBD) meneliti pada tahun
2000 sekitar sebanyak 972 juta orang atau 26,4% penduduk diseluruh dunia
menderita hipertensi. Dan 333 juta orang diantaranya (proporsi 34,26%)
berada di negara maju dan 639 juta (65,74%) berada di negara berkembang
(WHO, 2000). Prevalensi hipertensi dilaporkan terus meningkat dalam
beberapa tahun terakhir. Prevalensi secara keseluruhan di kalangan orang
dewasa baru-baru ini diperkirakan 26,6% pada pria dan 26,1% pada wanita. 6
Berdasarkan The Seventh Report of the Joint National Committee on
prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure, 58 juta
penduduk Amerika (29%) menderita tekanan darah tinggi. 2 Meningkatnya

prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di


negara yang berkembang dan negara maju.5
Di Indonesia hipertensi merupakan penyakit nomor 3 setelah stroke
dan tuberkulosis. Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2013 melaporkan
sebanyak 26,5% dari populasi pada usia 18 tahun keatas menderita hipertensi. 7
Di kota Jambi hipertensi termasuk 10 penyakit terbesar menduduki urutan
nomor 2. Masyarakat jambi diduga memiliki resiko yang tinggi akan penyakit
hipertensi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi pada tahun
2013 didapatkan penderita hipertensi sebanyak 33.187 jiwa.8 Pada tahun 2013
dari data Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi
Jambi didapatkan penderita hipertensi sebanyak 3,884 jiwa.9
Setiap negara sangat bervariasi dalam kapasitas untuk pengelolaan terhadap
hipertensi, tetapi masalah terutama di dunia terhadap pasien hipertensi adalah
kontrol penyakit yang inadekuat (WHO, 2003).10
Baru-baru ini suatu survey mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan
yang terus menerus dalam kesadaran, pengobatan, dan pengendalian terhadap
penyakit hipertensi. Kebanyakan kegagalan untuk mencapai tekanan darah
yang optimal dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pasien, persepsi, sikap dan
gaya hidup pasien.11 Studi telah menunjukan bahwa hanya sepertiga pasien
dengan penyakit hipertensi yang memiliki tekanan darah terkontrol. Hal ini
sehubungan dengan pasien yang kurang patuh dalam berobat. Kebanyakan
penderita hipertensi lalai dengan pengobatannya, karena hipertensi umumnya
tidak meneyebabkan gangguan, tidak menyebabkan kurang nyaman malah
tidak jarang pasien merasa kurang nyaman, bila minum obat hipertensi.

Penderita hipertensi perlu sadar bahwa dengan mengobati hipertensi dapat


mengurangi terjadinya komplikasi dari penyakit hipertensi itu sendiri.
Hipertensi membuat orang rentan terhadap stroke dan gangguan pada jantung. 4
Kepatuhan dapat dicirikan dengan sejauh mana prilaku pasien setuju dengan
pengobatan, dalam hal minum obat, pola makan, dan perubahan gaya hidup.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses kepatuhan pasien hipertensi,salah
satu diantaranya adalah persepsi yang salah.12
Persepsi mempengaruhi pola pikiran dan tingkah laku seseorang.
Persepsi yang benar akan meningkatkan kualitas kesadaran seseorang dalam
berperilaku.13 Di Nigeria, kesadaran penderita hipertensi masih rendah, karena
masih 33.8% dari penderita hipertensi sadar akan kondisi mereka dan hal ini
disebabkan oleh rendahnya pengetahuan, persepsi dan sikap yang salah
terhadap pengobatannya.11 Kebanyakan pasien tidak memahami apa itu
hipertensi, penyebab, komplikasi, dan pengobatan yang diperlukan. Akibatnya
terjadi kontrol tekanan darah yang tidak baik. Diperkirakan 1/3 dari penderita
hipertensi tidak menyadari diagnosis penyakitnya, karena besarnya populasi
yang asimtomatik. Pada kebanyakan survey, sekitar 25-50% pasien hipertensi
yang mulai minum obat antihipertensi menghentikan penggunaanya dalam 1
tahun.14
RSUD Raden Mattaher Jambi merupakan Rumah Sakit Negeri kelas B.
Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan Kedokteran Spesialis dan
Subspesialis terbatas dan juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit
Kabupaten. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD
Raden Mataher Jambi yang mempunyai jumlah kunjungan pasien hipertensi

yang cukup banyak dapat dilihat dari data Rekam Medik pada tahun 2012
didapatkan 3,227 jiwa,dan terjadi peningkatan pada tahun 2013 yang
didapatkan jumlah kunjungan sebanyak 3,884 jiwa.
Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang gambaran persepsi penderita hipertensi terhadap penyakit
dan pengobatannya di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian ini
adalah

bagaimana

persepsi

penderita

hipertensi

terhadap

penyakit

dan

pengobatannya di Poli Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher Jambi.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui persepsi penderita hipertensi terhadap penyakit dan
pengobatannya di Poli Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher Jambi.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengidentifikasi persepsi penderita hipertensi tentang pengertian penyakit
hipertensi
2. Untuk mengidentifikasikan persepsi penderita hipertensi tentang faktor risiko
penyakit hipertensi
3. Untuk mengidentifikasikan persepsi penderita hipertensi tentang komplikasi

penyakit hipertensi
4. Untuk mengidentifikasikan persepsi penderita hipertensi tentang pentingnya
pengobatan farmakologi dan non farmakologi
5. Untuk mengidentifikasikan persepsi penderita hipertensi tentang lama
pengobatan hipertensi

1.4. Manfaat Hasil Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1.4.1

Bagi Instansi Kesehatan


a. Dapat sebagai Informasi dan masukan bagi Instansi kesehatan dalam
menyusun program untuk meningkatkan kualitas persepsi penderita
hipertensi
b. Dapat menjadi masukan bagi RSUD Raden Mattaher untuk
meningkatkan promosi dan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien
dengan penyakit hipertensi.

1.4.2

Bagi Peneliti
a. dapat menambah wawasan tentang metodologi penelitian dan
gambaran persepsi penderita hipertensi terhadap penyakit hipertensi
dan pengobatannya.
b. melalui penelitian ini, peneliti dapat menerapkan ilmu yang didapat
selama pendidikan dan pengalaman dalam membuat penelitian ini.

1.4.3

Berdasarkan untuk pengetahuan


a. Hasil penelitian ini dapat menjadikan informasi atau dapat sebagai
data untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai