Kapiler fenestrated
mengandung
poripori yang sangat
kecil atau bukaan
yang disebut fenestra.
Pembuluh
ini
memungkinkan
molekul kecil juga,
karena
jumlah
terbatas
nutrisi,
melewati
dinding
mereka. Mereka yang
paling sering ditemukan dalam sistem endokrin tubuh, yang mengatur
pertumbuhan dan reproduksi dan termasuk kelenjar seperti hipofisis dan tiroid.
Jenis pembuluh darah ini juga ditemukan dalam tingkat yang lebih rendah pada
organ lain, termasuk ginjal, pankreas dan usus.
3) Kapiler Sinusodial
Bentuk ini sedikit tidak teratur, tidak memiliki bentuk silinder khas dari jenis lain.
Pembuluh ini juga
dapat
fenestrated,
meskipun
karena
bentuknya yang tidak
teratur,
mereka
dikategorikan secara
terpisah.
Mereka
ditemukan
pada
organ seperti hati dan
limpa,
serta
di
sumsum tulang dan
bagian-bagian dari sistem endokrin.
1.5 Struktur
metarteriol atau arteriol terminalis dan yang mempunyai struktur pertengahan antara
arteriol dan kapiler. Sesudah meninggalkan metarteriol, darah memasuki kapiler yang
berukuran besar disebut saluran istimewa dan yang berukuran kecil disebut kapiler
murni. Sesudah melalui kapiler, darah kembali ke dalam sistemik melalui venula.
Arteriol sangat berotot dan diameternya dapat berubah beberapa kali lipat.
Metarteriol tidak mempunyai lapisan otot yang bersambungan, namun mempunyai
serat-serat otot polos yang mengelilingi pembuluh darah pada titik-titik yang
bersambungan.
Pada titik dimana kapiler murni berasal dari metarteriol, serat otot polos
mengelilingi kapiler yang disebut dengan sfingter prekapiler yang dapat membuka
dan menutup jalan masuk ke kapiler.
Venula ukurannya jauh lebih besar daripada arteriol tapi lapisan ototnya lebih
lemah.
1.6 Mekanisme
Pertukaran zat antara darah dan jaringan melalui dinding apiler terdiri dari 2 tahap:
1) Difusi Pasif
Dinding kapiler tidak ada sistem transportasi, sehingga zat terlarut
berpindah melalui proses difusi menuruni gradien konsentrasi mereka. Gradien
konsentrasi adalah perbedaan konsentrasi antara 2 zat yang berdampingan. Difusi
zat terlarut terus berlangsung independen hingga tidak ada lagi perbedaan
konsentrasi antara darah dan sel di sekitarnya.
2) Bulk Flow
Merupakan suatu volume cairan bebas protein yang tersaring keluar
kapiler, bercampur dengan cairan interstitium di sekitarnya, dan kemudian
direabsorbsi. Bulk flow sangat penting untuk mengatur distribusi Cairan Ekstrasel
antara plasma dan cairan interstitium. Proses ini disebut bulk flow karena berbagai
konstituen cairan berpindah bersama-sama sebagai satu kesatuan.
a. Tekanan di dalam kapiler melebihi tekanan di luar sehingga cairan terdorong
keluar melalui pori-pori tersebut dalam suatu proses yang disebut ultrafiltrasi.
b. Tekanan yang mengarah ke dalam melebihi tekanan keluar, terjadi
perpindahan netto cairan dari kompartemen interstitium ke dalam kapiler
melalui pori-pori yang disebut dengan reabsorpsi.
2) Paru-Paru
Organ paru-paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan
insensible water loss 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan
respon akibat perubahan upaya kemampuan bernafas.
3) Kulit
Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan
proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi
oleh vaso motorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara
vasodilatasi dan vasokonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan
cara penguapan panas. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung banyaknya
darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas
lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar konduksi
(pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi (pengaliran udara panas
ke permukaan yang lebih dingin).
4) Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam
kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100 200 ml/hari.
3. Memahami dan Menjelaskan tentang Edema
3.1 Definisi
Edema adalah pembengkakan yang dapat diamati dari akumulasi cairan dalam
jaringan-jaringan tubuh. Edema paling umum terjadi pada feet (tungkai-tungkai) dan
legs (kaki-kaki), dimana ia dirujuk sebagai peripheral edema.
[www.forumsains.com/kesehatan/edema/?wap]
Edema adalah pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan interstitium.
Penimbunan terjadi ketika salah satu gaya yang bekerja melintasi dinding kapiler
menjadi abnormal karena suatu hal.
[Fisiologis Manusia, Sherwood]
3.2 Jenis
1) Berdasarkan Keadaan saat Ditekan:
a. Edema Pitting
Pada edema ini, apabila daerah yang mengalami edema ditekan, maka
akan timbul cekungan pada daerah yang ditekan, bentuknya sesuai dengan
bentuk benda yang kita gunakan untuk menekan. Sebenarnya cekungan yang
terbentuk ini dapat kembali seperti semula, tetapi membutuhkan waktu yang
cukup lama. Edema pitting ini biasanya terjadi pada kasus edema sistemik.
b. Edema Non Pitting
Edema non pitting adalah keadaan edema apabila ditekan pada bagian
edema, maka dengan segera cekungan itu akan kembali seperti semula, bahkan
tidak akan timbul bekas bahwa bagian yang terkena edema sudah ditekan.
6
Edema non pitting ini biasanya terjadi pada kasus edema yang disebabkan
karena inflamasi, obstruksi pembuluh limfe, dll.
[Harrison. (1995). Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Vol.3 . Yogyakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC]
2) Berdasarkan Bagian Tubuh Spesifik:
a. Edema Lokal
Edema lokal ialah apabila pembengkakan terjadi pada sebagian tubuh
atau satu sisi tubuh saja, misalnya kaki bengkak, bibir bengkak, mata bengkak,
dan sebagainya.
b. Edema General
Edema general ialah apabila pembengkakan terjadi pada lebih dari satu
bagian tubuh. Edema general disebut edema anasarka apabila akumulasi cairan
yang berlebihan terjadi bersamaan dan tersebar luas di dalam semua jaringan
dan rongga tubuh yang terjadi secara bersamaan.
[mediskus.com/penyakit/edema]
3) Berdasarkan Letaknya:
a. Cerebral Edema = Edema pada otak
b. Pulmonary Edema = Edema pada paru-paru
c. Macular Edema = Edema pada mata
d. Idiopathic Edema = Belum diketahui
[www.nhs.uk/Conditions/Oedema/Pages/Introduction.aspx]
e. Skin Edema = Edema pada kulit
f. Cardiac Edema = Edema pada jantung
g. Lymphedema = Pada gagalnya sistem limfatik untuk membuang cairan dari
ruang interstitial
h. Myxedema = Kondisi langka dari edema, dimana jaringan penyambung diisi
dengan komponen seperti karbohidrat yang hidrofilik seperti hyaluronan.
Komponen ini menarik air ke dalam jaringan matriks dan membengkak secara
cepat
[www.progressivehealth.com/edema-types.htm]
i. Prepattelar Edema = Edema pada dengkul (Pre = depan ; Pattelar = dengkul)
[www.watercures.org/types-of-edema.html]
j. Hydrothorax = Edema pada rongga dada
k. Hydropericardium = Edema pada pericardium
l. Hydroperitoneum = Edema pada rongga perut
4) Berdasarkan Lamanya:
a. Edema Akut
Akut adalah istilah medis yang berarti onset mendadak. Jadi jika Anda
baru menyadari bahwa Anda memiliki edema, maka Anda kemungkinan besar
mengalami edema akut.
b. Edema Kronik
Kronis adalah istilah medis yang mengacu pada kondisi yang sedang
berlangsung atau sesuatu yang telah ada selama 6 bulan atau lebih dan bahkan
mengkin bertahun-tahun.
[www.watercures.org/types-of-edema.html]
7
3.3 Etiologi
1) Peningkatan Tekanan Kapiler
Tekanan darah berfungsi mendorong cairan dari pembuluh darah ke arah
rongga interstitial (Pringoutomo, 2002). Tekanan darah dalam kapiler bergantung
pada:
a. Tonus arteriol
b. Kebebasan aliran darah dalam vena
c. Sikap tubuh (posture)
d. Temperatur dan beberapa faktor lain
2) Penurunan Tekanan Osmotik Plasma
Tekanan osmotik koloid plasma berfungsi untuk mempertahankan cairan
agar tidak mengalir ke dalam rongga interstitial. Hal ini terutama merupakan
fungsi albumin. Albumin dihasilkan oleh hati dan apabila terdapat kerusakan pada
hati, maka dapat terjadi keadaan hipoalbuminemia. Pada sindrom nefrotik,
penyakit ginjal yang ditandai oleh proteinuria akibat peningkatan permeabilitas
membran basalis glomerolus, hipoalbuminemia terjadi karena kehilangan
berlebihan albumin dalam urin. Pada kasus kedua tersebut, hipoalbuminemia
mengakibatkan penurunan tekanan osmotik plasma, yang memungkinkan cairan
tersebut merembes ke dalam rongga interstitial (Pringoutomo, 2002).
3) Obstruksi Saluran Limfe
Cairan limfe merupakan sebagian cairan hasil metabolisme yang masuk ke
dalam pembuluh limfe. Saluran limfe ini berfungsi sebagai jalan utama aluran
cairan interstitial (Pringoutomo, 2002). Apabila terjadi obstruksi, maka dapat
terjadi edema pada bagian distal daerah obstruksi. Hal yang menyebabkan
obstruksi saluran limfe yaitu berupa kanker payudara, fibrosis pascaradiasi dan
filariasis (Himawan, 1990).
4) Peningkatan Permeabilitas Kapiler
Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada:
a. Infeksi berat
b. Reaksi anafilatik
c. Keracunan akibat obat-obatan atau zat kimiawi
d. Anoxia vena yang meningkatkan akibat payah jantung
e. Kekurangan protein dalam plasma akibat albuminuria
f. Reaksi natrium an air pada penyakit ginjal tertentu
5) Gangguan Pertukaran Natrium atau Keseimbangan Elektrolit
Edema yang terjadi pada gangguan pertukaran natrium atau keseimbangan
elektrolit didahului oleh keadaan hipertonik. Selanjutnya, hipertonik akan
menahan air yang berada dalam pembuluh atau ruang interstitial.
[Himawan, S. (1990). Patologi. Jakarta: Bagian Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran]
[Pringoutomo, S., Himawan, S., dan Tjarta, A. (2002). Patologi I (Umum).
Jakarta: Sagung Seto]
8
mendasarinya. Pergelangan kaki bengkak bisa akibat cedera atau penyakit tulang, otot
dan sendi. Penyebabnya secara umum akibat reaksi inflamasi/peradangan di daerah
tersebut, antara lain asam urat, rheumatoid arthritis dll (Irham, 2009).
4. Memahami dan Menjelaskan tentang Asites
4.1 Definisi
Asites adalah penimbunan cairan serosa (mirip serum) di rongga peritoneum. Rongga
peritoneum mencakup rongga abdomen dan daerah panggul sampai ke rongga di
bawah diafragma, tidak termasuk ginjal. Rangga ini dilapisis oleh suatu membran
tipis yang disebut poritoneum.
[Corwin, E.J. (2009). Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: EGC; 657]
4.2 Jenis
1) Asites Eksudatif
Biasanya terjadi pada proses peradangan (biasanya infektif, misalnya pada
tuberculosis) dan proses keganasan. Eksudat merupakan cairan tinggi protein,
tinggi LDH, pH rendah (< 7,3), rendah kadar gula, disertai peningkatan sel arah
putih.
Beberapa penyebab dari asites eksudatif: keganasan (primer maupun
metastatis), infeksi (tuberkulosis maupun peritonitis bakterial spontan),
pankreasitis, serositis, dan sindroma nefrotik.
2) Asites Transudatif
Terjadi pada sirosis akibat hipertensi portal dan perubahan bersihan
(clearance) natrium ginjal juga bisa terdapat pada konstriksi perikardium dan
sindroma nefrotik. Transudat merupakan cairan dengan kadar protein rendah (< 30
g/L), rendah LDH, pH tinggi, kadar gula normal, dan sel darah putih kurang dari 1
sel per 1000 mm3.
Beberapa penyebab dari asites transudatif: sirosis hepatis, gagal jantung,
penyakit vena oklusif, perikarditis konstruktiva, dan kwasiokor.
[Davey, P. (2005). At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga]
4.3 Etiologi
Penyebab yang paling umum dari asites adalah penyakit hati yang telah lanjut
atau sirosis. Kira-kira 80% dari kasus-kasus asites diperkirakan disebabkan oleh
sirosis. Meskipun mekanisme yang tepat dari perkembangan tidak dimengerti
sepenuhnya, kebanyakan teori-teori menyarankan portal hypertension (tekanan yang
meningkat dalam aliran darah hati) sebagai penyumbang utama. Asas dasarnya adalah
serupa pada pembentukan dari edema ditempat lain di tubuh yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan tekanan antara sirkulasi dalam (sistem tekanan tinggi) dan luar,
dalam kasus ini, rongga perut (ruang tekanan rendah). Kenaikan dalam tekanan darah
portal dan pengurangan dalam albumin (protein yang diangkut dalam darah) mungkin
bertangung jawab dalam pembentukan gradien tekanan dan berakibat pada ascites
perut. (Randi, 2009)
Faktor-faktor lain yang mugkin berkontribusi pada asites adalah penahanan
garam dan air. Volume darah yang bersirkulasi mungkin dirasakan rendah oleh sensor10
a.
b.
c.
d.
[http://kabarindonesia.com/berita.php?
pil=3&jd=Tips+Praktis+Mengenali+Asites&dn=20081219064249]
4.5 Patofisiologi
Penumpukkan cairan asites menggambarkan kadar natrium total dalam tubuh dan
pengeluaran air. Tetapi awal terjadinya ketidakseimbangan belum jelas. Terdapat 3
teori mengenai terbentuknya asites:
1) Teori Pengisian
Mengatakan bahwa penyebab utama ketidaknormalan jumlah cairan antara
jaringan vaskuler adalah HT portal dan penurunan sirkulasi aliran darah. Hal ini
mengaktifkan renin plasma, aldosteron, dan saraf simpatis sehingga menyebabkan
retensi natrium an air.
2) Teori Overflow
Mengatakan bahwa penyebab utama ketidaknormalan adalah retensi natrium dan
air di ginjal akibat kurangnya volume darah. Teori ini terbentuk berdasarkan
observasi pada pasien sirosis yang terdapat hipervolemia intervaskuler.
3) Teori Vasodilatasi Arteri Perifer
Teori yang terakhir hipotesa mengenai vasodilatasi arteri perifer mencakup kedua
teori di atas. Teori ini mengatakan bahwa hipertensi portal mengakibatkan
vasodilatasi yang akan menyebabkan penurunan volume darah arteri. Berdasarkan
perjalanan penyakit akan terjadi peningkatan neurohumoral yang akan
mengakibatkan retensi natrium dan cairan plasma keluar. Hal ini mengakibatkan
peningkatan cairan pada cavum peritoneal. Berdasarkan teori vasodilatasi, teori
underfilling berlaku pada sirosis tahap lanjut. (Unggul Budihusodo, 2012)
4.6 Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada tanda-tanda hipertensi dan penyakit hati kronik
(www.daherba.com, 2013)
a. Pemeriksaan fisik yang ditemukan pada penyakit hati meliputi ikterik, palmar
eritem, spindernevi
b. Pada palpasi hati sulit teraba jika terdapat asites dalam jumlah yang banyak,
tapi umumnya hati membesar. Puddlesign menunjukkan terdapat sebanyak
120 ml cairan. Ketika jumah cairan peritoneal sebanyak 500 ml asites dapat
ditunjukkan dengan pemeriksaan shiftingdulness+. Gambaran gelombang
cairan biasanya tidak akurat
c. Peningkatan cairan vena jugularis menunjukkan penyebab utamanya dari
jantung. Nodul kenyal paa daerah umbilikus yang disebut sister mary joseph
nodul, jarang ditemukan tetapi umumnya menggambarkan adanya Ca
peritoneal
12
13
16