DAN
REPRODUKSI
WANITA
DIKESEHATAN
PUSKESMAS NANGGALO
SITEBA PADANG
DI RW 08 KELURAHAN KURAO PADANG
Oleh :
DIV Kebidanan
Oleh:
Hari/Tanggal
Pukul
Sasaran
Tempat
: Di Musholla Naillussaadah RT 01 RW 08
A. Latar Belakang
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama enam bulan tanpa tambahan makanan apapun.
ASI eksklusif merupakan sumber gizi serta nutrisi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan bayi, karena ASI merupakan makanan yang paling
sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. Selain ASI eksklusif sebagai sumber gizi serta
nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi. ASI eksklusif dapat meningkatkan
kecerdasan dan menangkal berbagai macam penyakit serta alergi pada bayi. Selain ASI eksklusif
memiliki manfaat untuk bayi juga memiliki manfaat bagi seorang ibu yang memberikan ASI
eksklusif pada bayinya.
Menyusui adalah suatu proses alamiah dan merupakan suatu seni yang harus dipelajari oleh
seorang ibu. Menyusui tidak hanya memberikan kesempatan kepada bayi untuk membantu
tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik saja, menyusui juga dapat menjadikan seorang
bayi menjadi lebih cerdas, mempunyai emosional yang baik, serta membantu pekembangan
spiritual dan sosialisasi bagi bayi. Selain menyusui sangat membantu untuk tumbuh kembang
seorang bayi, menyusui juga memiliki manfaat bagi seorang ibu diantaranya menyusui dapat
mencegah berbagai penyakit, membuat seorang ibu lebih disiplin, lebih sabar menghadapi suatu
masalah, memperbaiki penampilan, lebih ekonomis, ikatan batin seorang ibu dan bayinya
menjadi lebih kuat, serta lebih peduli terhadap kebersihan. Walaupun demikian informasi yang
baik mengenai ASI eksklusif dan menyusui masih kurang dipahami oleh seorang ibu.
Di zaman dan teknologi yang semakin berkembang ini banyak sekali media yang bisa
didapat oleh seorang ibu untuk mendapatkan informasi mengenai manfaat ASI eksklusif bagi
bayi dan manfaat menyusui dengan ASI eksklusif bagi seorang ibu. Melakukan hal yang alamiah
tidak selalu mudah, seperti seorang ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Banyak
sekali faktor-faktor yang mempengaruhi seorang ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya, dikarenakan adanya faktor kekhawatiran, egoisme, psikologis dan kesehatan yang
mengganggu pikiran seorang ibu saat menyusui bayinya. Faktor tersebut diakibatkan kurangnya
pemahaman seorang ibu terhadap manfaat ASI eksklusif dan menyusui dengan ASI eksklusif.
Padahal dengan memeberikan ASI Ekslusif banyak manfaat yang diterima oleh ibu dan bayi.
Selain ASI Eklusif, hal yang yang penting yang diperlukan ibu agar jumlah anak yang ibu
miliki terkontrol adalah dengan berKB, karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan
jumlah penduduk yang besar. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar, sehingga
perlu dilakukan program pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka kelahiran di
Indonesia dikenal dengan program keluarga berencana yang disingkat dengan KB. Pembatasan
kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya untuk membatasi angka kelahiran tetapi juga
mengurangi angka mortalitas ibu dan anak, terutama ibu dengan usia tua, yang ketika hamil,
angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi dan juga kemungkinan anak yang dilahirkan
menderita gangguan kromosomal seperti sindrom Down dan sebagainya cukup tinggi.
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Namun sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena idealnya suatu
kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan
motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal .
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan sejak berkembangnya kontrasepsi di
Indonesia, penggunaan kontrasepsi masih dalam taraf belum cukup memuaskan , sampai saat ini
masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk menggunakan kontrasepsi dengan alasan
takut akan efek samping yang merugikan bahkan lebih memprihatinkan adalah bahwa masih
banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu apa itu kontrasepsi, terutama masyarakat
Indonesia yang tinggal di daerah terpencil dan yang tidak berpendidikan. Padahal sampai saat ini
kontrasepsi di Indonesia telah mengalami evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya guna,
aman, murah, estetik, mudah didapat dan efek samping minimal. Dengan mengenal seluk beluk
alat kontrasepsi, mulai dari apa itu kontrasepsi hingga efek samping yang ditimbulkan
diharapkan kedepannya kontrasepsi dapat dengan mudah diterima dan jangkau oleh masyarakat
Indonesia terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil. Untuk itu perlunya
digalakkan edukasi yang optimal mengenai kontrasepsi. Oleh karena itu, adalah sebuah langkah
yang baik jika pemahaman tentang kontrasepsi ditingkatkan oleh seorang calon dokter praktik
umum. Sehingga nantinya diharapkan seorang dokter praktik umum mampu melakukan edukasi
dan penatalaksanaan secara paripurna mengenai kontrasepsi. Dan pada akhirnya, dengan
pemahaman yang baik di kalangan calon dokter praktik umum, program keluarga berencana di
Indonesia dapat berjalan dengan baik. Tidak hanya ASI dan KB yang penting yang perlu ibu
lakukan, imunisasi juga merupakan hal yang penting yang harus ibu berikan pada bayi dengan
membawa bayi ke tenaga kesehatan.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya
(Umar, 2006). Sedangkan pengertian Imunisasi menurut (Depkes RI, 2005) adalah suatu cara
untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.
Imunitas manusia sendiri terdiri dari dua macam yakni imunitas aktif dan imunitas pasif.
Imunitas pasif diperoleh dari pemberian antibodi yang tujuannya mencegah dan menghilangkan
efek dari infeksi atau toksin penyebab suatu penyakit. Dan imunisasi pasif hanya bertahan
beberapa bulan saja. Sedangkan imunitas aktif dilakukan dengan pemaparan antigen dari
pathogen terhadap sistem imunitas sehingga diharapkan terbentuk antibodi seperti misalnya
hepatitis dan tetanus (Karina dan Warsito, 2012). Pemberian imunisasi saat balita tidak
memberikan jaminan kekebalan seumur hidup dan imunisasi terbukti efektif dan aman
meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap penyakit tertentu serta ikut mencegah
keluarga dan lingkungan sekitar dari terjangkitnya penyakit dan menekan biaya perawatan
penyakit.
Imunisasi berarti menginduksi agar terbentuk imunitas atau kekebalan dengan berbagai cara
baik aktif maupun pasif. Sedangkan vaksinasi adalah tindakan pemberian vaksin (Ranuh, 2008).
Menurut Kamus Kedokteran Dorland (2012), vaksinasi hanya berarti menyuntikkan "suspensi
mikroorganisme dilemahkan atau dibunuh, diberikan untuk pencegahan atau pengobatan
penyakit menular."
Jadi dapat dikatakan bahwa vaksinasi belum tentu suatu tindakan imunisasi dan dapat pula
sama sekali tidak melibatkan vaksin. Vaksinasi adalah persiapan biologis untuk meningkatkan
kekebalan tubuh (manusia/hewan) terhadap suatu penyakit (Radji, 2009). Biasanya dilakukan
dengan cara menginduksi (menyuntikkan) kuman, virus atau mikroorganisme penyebab penyakit
yang sudah dilemahkan atau mati. Agen atau mikroorganisme (virus atau bakteri) yang
dimasukkan dalam tubuh melalui vaksinasi akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
mengenali benda asing yang masuk, menghancurkan dan mengingatnya (Ranuh, 2008).
Tidak hanya pentingnya pemberian ASI dan imunisasi pada bayi, ibu juga dianjurkan
melakukan deteksi dini untuk mengenali adakah tanda-tanda keganasan pada ibu, sehingga ibu
dapat mengatasinya sedini mungkin. Deteksi dini adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengungkap karakteristik tertentu atau penyakit yang tidak diketahui. Deteksi dini sama artinya
dengan skrining atau pencegahan sekunder, mencakup pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang
belum mempunyai simptom-simptom penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat
atau pada stadium praklinik. Deteksi dini yang dapat dilakukan dengan mudah antara lain
pemeriksaan SADARI dan IVA TEST.
Pemeriksaan dini payudara sangat berguna untuk memastikan bahwa payudara seseorang
masih normal. Pemeriksaan awal payudara dilakukan untuk mengetahui perubahan - perubahan
pada payudara yang dapat dilakukan dengan memeriksa payudara sendiri (SADARI).
Berdasarkan data dari Regional Workshop National College Chest Phycisians (NCCP) di India
tahun 2010, deteksi dini kanker payudara dapat menemukan kanker payudara stadium I dan II
sebesar 68%.
Pemeriksaan payudara sendiri adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan sendiri dengan
melihat dan memeriksa perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara. Pemeriksaan payudara
sendiri sebaiknya dilakukan oleh perempuan setiap bulan secara teratur. Dengan melakukan
pemeriksaan payudara secara teratur maka akan diketahui benjolan atau masalah pada payudara
sejak dini sehingga lebih efektif untuk ditangani. Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya
dilakukan secara rutin yaitu pada hari ke 7-10 yang dihitung sejak hari ke-1 mulai haid atau bagi
perempuan yang telah menopause pemeriksaan dilakukan dengan memilih tanggal yang sama
setiap bulannya misalnya setiap tanggal 1 atau tanggal lahirnya agar lebih mudah mengingatnya.
Selain SADARI, Penyakit kanker serviks merupakan masalah kesehatan penting bagi wanita
yang dapat dikenali sedini mungkin dengan IVA TEST. Kanker serviks (leher rahim) adalah
penyakit akibat tumor ganas pada daerah serviks sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan
yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya.
Tingginya angka kematian pada penderita kanker serviks disebabkan karena sebagian besar
penderita kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut (stadium IIB sampai IVA), hal ini
disebabkan karena kurangnya kesadaran wanita Indonesia untuk mencegah dan mendeteksi
secara dini kanker serviks.
Deteksi dini kanker serviks merupakan terobosan inovatif dalam teknologi kesehatan
untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat kanker serviks. Salah satu metode
alternatif skirining kanker serviks adalah inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). IVA
merupakan test visual dengan menggunakan larutan asam asetat/asam cuka untuk melihat
perubahan warna pada serviks yang terjadi setelah dilakukan olesan. Pemeriksaan skrining
kanker serviks yang lazim digunakan untuk lesi prakanker serviks adalah Pap smear.
Dibandingkan dengan Pap smear, pemeriksaan IVA memiliki beberapa keuntungan yaitu lebih
efektif, lebih mudah dan murah, peralatan yang digunakan lebih sederhana, hasilnya segera
diperoleh sehingga tidak memerlukan kunjungan ulang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilkukan penyuluhan diharapkan peserta mengerti tentang uapaya - upaya
pemeliharaan kesehatan anak dan kesehatan reporoduksi wanita, serta mulai tergerak untuk
melakukan upaya tersebut dalam rangka peningkatan derajat kesehatan anak dan wanita.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai upaya pemeliharaan kesehatan anak dan kesehatan
reproduksi wanita diharapkan peserta mampu:
a. Menyebutkan Defenisi ASI Eksklusif
b. Menyebutkan Macam Macam ASI
c. Menyebutkan Waktu Pemberian ASI Eksklusif
d. Menyebutkan Unsur Unsur Nutrisi dalam ASI
e. Menyebutkan Manfaat Pemberian ASI Eksklusif untuk Bayi
f. Menyebutkan Manfaat Pemberian ASI Eksklusif untuk Ibu
g. Menyebutkan Manfaat Pemberian ASI Eksklusif untuk Keluarga dan Negara
h. Menyebutkan 10 Urutan Tindakan Menyusui Yang Benar
i. Menyebutkan Teknik Manyusui yang Benar
j. Menyebutkan Tips Tips Agar ASI Lancar
k. Menyebutkan Cara Perawatan Payudara di Masa Menyusui
l. Menyebutkan Defenisi Imunisasi
m. Menyebutkan Tujuan Imunisasi untuk Bayi
: Silvia Martha
: Sarah Fitria
Ulfa Tun Hasanah
Junia Dita Rolencia
Wulan Mayang Sari
3) Observer
4) Fasilitator
7. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator
5) Memimpin pelaksanaan penyuluhan, memotivasi anggota untuk mengikuti
penyuluhan dengan tertib dan semangat.
6) Sebagai katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
menciptakan suasana untuk memotivasi anggota.
7) Mengarahkan proses penyuluhan kearah pencapaian tujuan.
8) Menciptakan suasana mendukung.
2) Penyaji
9) Menggali pengetahuan ibu tentang Antenatal Care.
10) Menyampaikan materi penyuluhan kepada audiens atau peserta.
11) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan.
3) Fasilitator
12) Menyiapkan tempat dan media sebelum acara penyuluhan dimulai.
13) Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan.
14) Memotivasi ibu agar berpartisipasi dalam penyuluhan.
15) Memotivasi ibu untuk mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan
kesempatan bertanya.
16) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan.
4) Observer
17) Mengobservasi jalannya proses penyuluhan.
18) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan
berlangsung.
19) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil penyuluhan.
8. Setting Tempat
Keterangan:
: Moderator
: Fasilitator
: Penyaji
: Observer
: Peserta
: Pembimbing
D. Kegiatan Penyuluhan
No
1.
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan
1)
Kegiatan Audiens
M
engucapkan salam.
2)
2) Memperhatikan.
M
emperkenalkan diri.
3)
1) Menjawab salam.
3) Mendengarkan dan
memperhatikan.
M
enjelaskan topik penyuluhan.
4) Mendengarkan dan
memperhatikan.
Waktu
5 menit
4)
M
enjelaskan tujuan
5) Mengemukakan
pendapat.
penyuluhan.
2.
5)
M
embuat kontrak waktu dan
bahasa.
1) Mengemukakan
pendapat
2) Mendengarkan
Pelaksanaan
1) Menggali pengetahuan ibu
3) Mendengarkan dan
memperhatikan
2) Memberi reinforcement
4) Mendengarkan dan
positif.
3) Menjelaskan tentang
Defenisi ASI Eksklusif.
memperhatikan
5) Mendengarkan dan
memperhatikan
memperhatikan
7) Mendengarkan dan
memperhatikan
8) Mendengarkan dan
memperhatikan
9) Mendengarkan dan
memperhatikan
45 menit
14) Mengemukakan
pendapat
15) Mendengarkan
19) Mengemukakan
pendapat
20) Mendengarkan
Macam Imunisasi.
18) Menjelaskan tentang
Imunisasi Dasar yang
Diwajibkan untuk Bayi.
19) Menggali pengetahuan ibu
tentang SADARI.
20) Memberi reinforcement
positif.
21) Menjelaskan tentang
Defenisi SADARI.
22) Menjelaskan tentang Tujuan
Pelaksanaan SADARI.
26) Mengemukakan
pendapat
27) Mendengarkan
Pelaksanaan SADARI.
25) Menjelaskan tentang
Langkah Langkah
SADARI.
26) Menggali pengetahuan ibu
tentang IVA Test.
27) Memberi reinforcement
positif.
memperhatikan
30) Mendengarkan dan
memperhatikan
31) Mendengarkan dan
memperhatikan
32) Mendengarkan dan
memperhatikan
33) Mendengarkan dan
memperhatikan
memperhatikan
35) Mendengarkan dan
memperhatikan
36) Mendengarkan dan
memperhatikan
37) Mendengarkan dan
memperhatikan
38) Mengemukakan
pendapat
39) Mendengarkan
1) Peserta memberikan
pertanyaan kepada
penyuluh.
2) Mendengarkan dengan
seksama jawaban yang
berikan penyuluh dan
memberikan respon
terhadap jawaban yang
diberikan.
positif.
40) Menjelaskan tentang definisi 1) Menjawab pertanyaan.
3.
KB.
41) Menjelaskan tentang macam
macam alat kontrasepsi
KB.
2) Bersama moderator
menyimpulkan materi.
15 menit
3) Mendengar dan
memperhatikan .
Tanya Jawab/Diskusi
1) Memberikan kesempatan
4) Menjawab salam.
Penutup
1) Mengevaluasi materi yang
diberikan.
2) Moderator menyimpulkan
hasil diskusi penyuluhan.
3) Moderator menyampaikan
pesan untuk ibu
hamil/peserta.
4) Moderator mengucapkan
salam.
E. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa dan peserta sudah berada pada posisi yang direncanakan.
b. Tempat, media serta alat-alat sesuai dengan perencanaan.
c. Pre-planning telah disetujui.
LAMPIRAN MATERI
A.
ASI Eksklusif
1. Definisi ASI Eksklusif
ASI adalah suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologis, social, maupun spiritual. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah
lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Tindakan ini akan terus
merangsang produksi ASI sehingga pengeluaran ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi dan bayi
akan terhindar dari diare.
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli
U,2005). ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi,
serta anti inflasi.
2. Pengelompokan ASI
Macam macam ASI :
1) Kolostrum
Merupakan cairan yang pertama kali keluar, berwarna kekuning kuningan. Banyak
mengandung protein, antibody (kekebalan tubuh),
2) Air Susu Masa Peralihan
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur. Terjadi pada hari ke 4 10,
berisi karbohidrat dan lemak dan volume ASI meningkat.
3) Air Susu Matur
Merupakan cairan yang berwarna putih kekuningan, mengandung semua nutrisi. Terjadi
pada hari ke 10 seterusnya.
dengan jumlah yang cukup tinggi. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi,
karena ASI juga mengandung enzim lipase yang mencerna lemak trigliserida menjadi
digliserida, sehingga sedikit sekali lemak yang tidak diserap oleh system pencernaan bayi
4) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relative rendah, tetapi cukup
untuk bayi berumur 6 bulan. Kadar mineral yang tidak diserap akan memperberat kerja
usus bayi untuk mengeluarkan, mengganggu keseimbangan (ecologi) dalam usus bayi,
dan meningkatkan pertumbuhan bakteri merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi
usus bayi tidak normal, sehingga bayi kembung, dan gelisah karena konstipasi atau
gangguan metabolisme.
5) Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap. Vitamin cukup uuntuk 6 bulan sehingga tidak
perlu ditambah kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mamapu
membentuk vitamin K, oleh karena itu perlu tambahan vit.K pada hari ke-1, -3, dan-7.
Vit.K diberikan secara oral.
6) Vitamin K
Pada minggu pertama, usus bayi belum mampu membuat vit.K, sedangkan bayi setelah
persalinan mengalami perdarahan periver yang perlu dibantu dengan pemberian vit.K
untuk proses pembekuan darah. Dalam ASI vitamin A, D, dan C ada dalam jumlah cukup,
sedangkan golongan vitamin B kecuali ribloflavin dan patotenik sangat kurang, tetapi
tidak perlu ditambahkan karena kebutuhan bayi akan dicukupi oleh makanan (menu)
yang dikonsumsi ibu menyusui.
5. Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi
Berikut manfaat ASI untuk bayi :
1) Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada
bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua
zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan
pertama kehidupannya.
2) Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi,
perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
3) Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi,
akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.
4) ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang
terbaik untuk sapi
5) Komposisi ASI ideal untuk bayi
6) Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi
7) Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu
tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi
sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI
8) Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi
banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan,
asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
9) ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan
suhu susu yang pas
10) Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan
antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi
kemapanan emosi si anak di masa depan.
11) Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat
mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.
12) Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI
akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan
berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
13) Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS
(kematian mendadak pada bayi), eksim, Chrons disease, dan Ulcerative Colitis.
14) IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian
pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9
poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula.
Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui,
eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman
pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi
dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk
menyayangi orang lain.
6. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu
Berikut manfaat ASI untuk ibu menyusui :
1) Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa
pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan
2) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam
ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali
3) Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap
kanker rahim dan kanker payudara.
4) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot,
dsb
5) ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak
perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb
6) ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya
7) ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril
8) Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat
manfaat fisik dan manfaat emosional
9) ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila
gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh
ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang
ASI-nya sebelum menyusui
7. Manfaat ASI Eksklusif untuk Keluarga dan Negara
Untuk Keluarga :
1) Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk
merebus air, susu atau peralatan.
2) Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan
kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
3) Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.
4) Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
5) Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI
selalu siap tersedia.
6) Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
Untuk Masyarakat dan Negara :
1) Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain
2)
3)
4)
5)
untuk persiapannya.
Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.
Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk
3) Mula-mula pijatlah payudara dan keluarkan sedikit ASI untuk membasahi puting susu
untuk menjaga kelembaban puting. Lalu oleskan puting susu ibu ke bibir bayi untuk
merangsang refleks isap bayi (rooting reflex).
4) Topang payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan dan empat jari menahan bagian
bawah areola mammae hingga bayi membuka mulutnya.
5) Setelah bayi siap menyusu, masukkan puting susu sampai daerah areola mammae masuk
ke mulut bayi. Pastikan bayi mengisap dengan benar dan biarkan bayi bersandar ke arah
ibu. Jaga agar posisi kepala tidak menggantung, karena kondisi ini akan menyebabkan
bayi sulit menyusu dengan benar. Saat mengisap akan sering terlepas karena tidak ada
tahanan pada kepala. Mulut bayi tidak tertekan payudara ibu.
6) Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman sehingga memungkinkan bayi dapat
mengisap dengan benar. ASI keluar dengan lancar dan puting susu ibu tidak lecet. Bila
posisi tidak benar dan puting susu ibu lecet akan menjadi pintu masuk kuman.
7) Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian pada kedua payudara untuk
mempertahankan produksi ASI tetap seimbang pada kedua payudara.
8) Setelah bayi selesai menyusu, sebaiknya puting susu dan sekitarnya dibasahi oleh ASI
dan biarkan kering sendiri.
9) Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur, sendawakan bayi dengan dengan meletakkan bayi
telungkup lalu punggungnya ditepuk-tepuk secara perlahan atau bayi ditidurkan
telungkup di pangkuan dan tepuklah punggung bayi.
10) Bila menghadapi masalah, segeralah hubungi petugas kesehatan yang memahami tata
laksana ASI.
9. Teknik Menyusui
Perlekatan adalah kunci keberhasilan menyusui .Berikut ini cara memeras ASI sesuai standar
WHO/UNICEF :
1) Cucilah
tangan
sampai
bersih,
duduk/berdiri
dengan
nyaman
dan
pegang
cangkir/mangkuk bersih dekat ke payudara. Letakkan ibu jari di atas puting dan areola
dan jari telunjuk di bagian bawah puting dan areola berlawanan dengan ibu jari dan jari
lain menopang payudara.
2) Tekanlah ibu jari dan jari telunjuk sedikit ke arah dada, jangan terlalu kuat agar tidak
menyumbat aliran susu, lalu tekanlah sampai teraba sinus laktiferus, yakni tempat
penampungan ASI di bawah areola.
3) Tekan dan lepas, tekan dan lepas. Kalau terasa sakit berarti tehniknya salah. ASI akan
mengalir terutama bila refleks oksitosinnya aktif.
4) Tekanlah dengan cara yang sama disisi sampingnya untuk memastikan memerasnya dari
semua segmen payudara.
5) Hindarilah mengelus jari pada kulit payudara, namun sebaiknya seperti menggelinding.
6) Hindari memencet puting karena hal ini sama dengan jika bayi mengisap pada puting.
7) Peraslah ASI selama 3-5 menit sampai ASI berkurang pada satu payudara, lalu
berpindahlah ke payudara sisi satunya, demikian terus sampai kosong.
8) Memeras ASI memerlukan waktu 20-30 menit. Usahakan tidak terlalu cepat dari waktu
yang ditentukan itu.
3) Siapkanlah diri secara fisik dan mental untuk menyusui. Hal ini akan membuat hormon
oksitosin bekerja memproduksi ASI.
4) Dukungan suami sangat diperlukan. Jangan takut ditinggal suami karena payudara
5)
6)
7)
8)
9)
pembentukan zat anti yang dimaksukkan ke dalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin BCG,
DPT, campak dan melalui mulut seperti vaksin polio.
Didalam Peraturan Menteri Kesehatan no 42 tahun 2013 menyebutkan Imunisasi adalah
suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan
menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat, atau bahkan menghilangkannya
dari dunia seperti yang kita lihat pada keberhasilan imunisasi cacar variola
Maryunani (2012) menerangkan beberapa tujuan imunisasi yang hampir sama dengan tujuan
yang di jelaskan oleh IDAI , yaitu:
a. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilankan penyakit tertentu
di dunia.
b. Melindungi dan mencegah penyakit penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi
dan anak.
c. Diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
3. Macam Macam Imunisasi
a. Imunisasi Pasif
Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan pasif disebut imunisasi pasif dengan
memberikan antibodi atau faktor kekebalan pada seseorang yang membutuhkan. Kekebalan pasif
tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Imunisasi pasif terdiri dari
imunisasi pasif bawaan dan imunisasi pasif di dapat. Imunisasi pasif bawaan merupakan
imunisasi pasif dimana zat antinya berasal dari ibunya selama dalam kandungan, namun zat anti
tersebut lambat laun akan menghilang dari tubuh bayi hingga bayi berumur 5 bulan. Imunisasi
pasif di dapat misalnya dengan pemberian serum anti tetanus terhadap penderita luka tertusuk
oleh bambu atau besi berkarat yang memungkinkan untuk terjadinya tetanus.
b. Imunisasi Aktif
Kekebalan aktif dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen secara alamiah atau
melalui imunisasi. Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan aktif disebut
imunisasi aktif dengan memberikan zat bioaktif yang disebut vaksin, dan tindakan itu disebut
vaksinasi. Kekebalan yang diperoleh dengan vaksinasi berlangsung lebih lama dari kekebalan
pasif karena adanya memori imunologis yang efektif, walaupun tidak sebaik kekebalan aktif
yang terjadi karena infeksi alamiah.
4.
bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari penyakit yang berbahaya. Di
Indonesia, program imunisasi mewajibkan setiap bayi (usia 0-11 bulan) mendapatkan imunisasi
dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-Hib, 4 dosis
polio tetes, dan 1 dosis campak.
a. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit tuberkulosis (TBC) yang disebabkan oleh Mycribacterium tuberculosis dan
Mycobacterium bovis. Penyakit TBC paling sering mengenai paru paru, tetapi juga dapat
mengenai organ organ lainnya seperti selaput otak, tulang, kelenjar superfisialis dan lain lain.
Imunisasi BCG dilakukan dengan pemberian vaksin yang mengandung kuman Bacillus Calmette
Guerin yang telah dilemahkan. Bacillus Calmette Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari
Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selam 1-3 tahun
Vaksin yang dipakai di Indonesia adalah vaksin BCG buatan PT. Biofarma Bandung. Vaksin
BCG berisi suspense M. Bovis hidup yang sudah dilemahkan. Vaksinasi BCG tidak mencegah
infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi resiko terjadinya tuberkulosis berat seperti meningitis TB
dan tuberkulosis milier.
Vaksin BCG diberikan pada umur < 2 bulan. Jika di berikan setelah usia 2 bulan, sebaiknya
dilakukan uji Mantoux (tuberculin) negatif terlebih dahulu untuk mengetahui apakah bayi sudah
kemasukan kuman tuberkulosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil uji tuberkulin negatif.
Imunisasi BCG diberikan secara intradermal atau intracutan 0,10 ml untuk anak, 0,05 ml
untuk bayi baru lahir. Penyuntikan BCG secara intradermal akan menimbulkan ulkus local yang
superfisial 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus tertutup krusta, akan sembuh dalam 2 3 bulan,
dan meniggalkan parut bulat dengan diameter 4 8 mm.
b. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT merupakana imunisasi yang diberikan guna untuk mencegah terjadinya
penyakit difteria, pertusis dan tetanus. Difteria adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxinmediated disease dan sisebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Pertusis atau batuk
rejan adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Bardotella pertussis yang
berpotensi menyebabkan sumbatan jalan nafas dan pneumonia. Gejala utama pertusis timbul saat
terjadinya penumpukan lendir dalam saluran nafas akibat kegagalan aliran oleh bulu getar yang
lumpuh yang berakibat terjadinya batuk proksimal tanpa inspirasi yang disertai dengan bunyi
whoop. Keadaan ini dapat berlanjut antara 1 sampai 10 minggu. Bayi dibawah 6 bulan dapat
menderita batuk namun tanpa disertai bunyi whoop.
Tetanus adalah penyakit akut, bersifat fatal, gejala klinis disebabkan oleh eksotoksin yang
diproduksi bakteri Clostridium tetani. Kuman tetanus terdapat di dalam kotoran, debu jalan, usus
dan tinja kuda, domba, anjing, kucing, tikus dan lainnya. Imunisasi DPT diberikan 3 kali, yaitu
pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Namun, bisa juga ditambahkan 2 kali lagi, yaitu 1 kali
pada usia 18 bulan dan 1 kali pada usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan
imunisasi TT.
Imunisasi DPT diberikan melalui suntikan Intramuskuler (IM) pada paha anterolateral
dengan dosis 0,5 ml. Imunisasi DPT tidak dapat diberikan pada anak anak yang mempunyai
penyakit atau kelainan syaraf baik bersifat keturunan atau bukan. Anak yang baru saja keluar dari
rumah sakit atau paska rawatan karena infeksi otak tidak boleh diberikan imunisasi DPT. Begitu
juga dengan anak yang demam/sakit keras dan anak yang mudah mendapat serangan kejang,
memiliki alergi seperti eksim atau asma.
Dengan bertambahnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemberian beberapa jenis
vaksin secara bersamaan atau disebut juga vaksin kombinasi semakin banyak digunakan dan
terus berkembang. Keuntungan pemberian vaksin kombinasi ini salah satunya untuk mengurangi
jumlah suntikan yang diberikan kepada anak, lebih praktis dan memperluas cakuapan imuniasi.
Salah satu vaksin kombinasi yang termasuk kedalam ketagori imunisasi dasar adalah vaksin
DPT-HB-Hib. Vaksin DPT-HB-Hib termasuk kedalam vaksin kombinasi pentavalen yang terdiri
dari 3 jenis vaksin yang dikombinasikan. Vaksin ini memberikan kekebalan terhadap penyakit
difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan Haemophyllus influenza tipe B.
Haemophyllus influenza tipe B (Hib) bukan virus influenza, tetapi merupakan suatu bakteri
gram negatif. Infeksi Hib menyebabkan meningitis (radang selaput otak) dengan gejala demam,
kaku kuduk, penurunan kesadaran, kejang dan kematian. Penyakit lain yang dapat terjadi adalah
pneumonia, seluitis, atritis dan epiglottitis.
c. Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap
penyakit poliomielitis. Poliomielitis adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan virus
polio. Cara pemberian imunisasi polio dapat melalui oral/lewat mulut atau pun di injeksikan.
OPV atau Vaksin polio tetes melalui oral sangat aman dan jarang menyebabkan efek samping.
Efek samping yang di laporkan adalah lumpuh layu (VAPP/VDPV). Belum pernah di laporkan
kematian akibat pemberian imunisasi sehabis pemberian vaksin polio tetes.
Diluar negeri, cara pemberian imunisasi polio ada yang melalui suntikan disebut Inactivated
Poliomyelitis Vaccine (IPV). IPV ini berisi virus polio yang virulen yang sudah di
inaktivasi/dimatikan dengan formaldehid. IPV sedikit memberikan kekebalan lokal pada dinding
usus sehingga virus polio masih dapat berkembang biak dalam usus orang yang telah mendapat
IPV.
Vaksin polio diberikan kepada semua bayi baru lahir sebagai dosis awal, satu dosis sebanyak
2 tetes (0,1 mL). Kemudian dilanjutkan dengan imunisasi dasar OPV atau IPV mulai umur 2 3
bulan yang diberikan tiga dosis berturut turut dengan interval waktu 6 8 minggu. Sehingga
jumlah dosis keseluruhan imunisasi Polio yang wajib di berikan pada anak adalah 4 dosis.
Kemudian booster pada usia 18 bulan. Imunisasi dapat diberikan bersamaaan dengan pemberian
suntikan vaksin DPT-Hib. Hampir tidak ada efek samping pada pemberian imunisasi polio ini.
Hanya sebagian kecil saja yang megalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Tetapi kasus
tersebut juga sangat jarang terjadi.
d. Imunisasi Campak
Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak (morbili/measles). Penyakit campak disebabkan oleh karena virus
campak. Virus campak termasuk didalam family paramyxovirus.
Di Indonesia, sejak tahun 2004 imunisasi campak diberikan 1 kali pada usia 9 bulan dan
dianjurkan pemberiannya sesuai jadwal. Selain karena antibody dari ibu sudah menurun di usia 9
bulan, panyakit campak pada umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan anak
belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan ini anak harus diimunisasi
MMR (Measles Mumps Rubella).
Imunisasi campak diberikan melalui penyuntikan secara subkutan pada lengan kiri bagian
atas pada musculus deltoideus, dengan dosis pemberian 0,5 ml. Imunisasi campak tidak
dianjurkan pada anak dengan imunodefisiensi primer, anak tuberkulosis yang tidak diobati, anak
dengan kanker atau transplantasi organ, mereka yang mendapat pengobatan imunosuprsif jangka
panjang atau anak immunocompromised yang terinfeksi HIV.
e. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati. Saat ini diseluruh
dunia terdapat 350 juta penderita kronis denga 4 juta kasus baru/tahun. Imunisasi HB diberikan
12 jam setelah lahir yang dikenal dengan imunisasi HB0. Dengan syarat kondisi bayi dalam
keadaan stabil, tidak ada gangguan pada paru paru dan jantung. Kemudian dilanjutkan pada
saat bayi berusia 1 bulan, dan usia antara 3 6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap
hepatitis B, selain imunisasi yang diberikan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan
imuniasasi tambahan dengan imonoglobulin anti hepatitis B dalam waktu sebelum 24 jam.
Vaksin HB diberikan secara intramuscular dalam. Pada neonates dan bayi diberikan pada
anterolateral paha, sedangkan pada anak di berikan di region deltoid. Umumnya tidak terjadi efek
samping yang spesifik. Jika pun terjadi efek samping (sangat jarang) berupa keluhan nyeri pada
tempat suntikan, yang disusul demam ringan untuk 1 2 hari dan pembengkakkan di area sekitar
penyuntikan. Namun reaksi ini akan hilang dalam waktu dua hari.
C. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
1. Pengertian SADARI
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah Pemeriksaan Payudara yang dilakukan
sendiri dengan cara belajar melihat dan memeriksa setiap perubahan yang terjadi di payudara
setiap bulannya. Dengan melakukan pemeriksaan secara teratur akan diketahui adanya benjolan
atau masalah lain pada payudara sejak dini sehingga lebih efektif untuk dilakukan pecegahan dan
pengobatan.
2. Tujuan SADARI
Tujuan SADARI adalah untuk mengetahui dan menemukan kanker payudara dalam stadium
dini sehingga pengobatanya menjadi lebih baik, karena 75-85% keganasan kanker payudara
dapat ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri.
3. Manfaat SADARI
Manfaat SADARI adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada payudara
karena payudara pada hakikatnya dapat diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Setiap
wanita mempunyai bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, bila wanita memeriksa payudara
sendiri secara teratur, setiap bulan setelah haid, wanita dapat merasakan bagaimana payudara
wanita yang normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat mengetahuinya dengan mudah.
4. Waktu SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10
setelah hari pertama haid (saat payudara sudah tidak mengeras dan nyeri. Bagi yang sudah
menopause, pemeriksaan dilakukan dengan memilih tanggal yang sama setiap bulannya,
misalnya setiap tanggal 1 atau tanggal lahirnya agar lebih mudah mengingatnya.
Pemeriksaan payudara sendiri dianjurkan dimulai pada usia 20 tahun atau sejak menikah.
Bagi wanita yang berusia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri
maupun ke perawat, bidan, atau dokter untuk setiap tahunya.
5. Langkah Langkah SADARI
Langkah langkah dalam melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri adalah sebagai berikut;
1) Berdiri didepan cermin, tanpa busana, tangan di angkat ke atas lalu perhatikan payudara
dengan teliti. Perhatikan apakah ada bengkak atau kemerahan pada payudara.
C. Tes IVA
1. Pengertian Tes IVA
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatif dari Pap Smear karena biasanya
murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dengan peralatan sederhana dan dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung leher rahim
setelah mengoles leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%.
2. Tujuan Tes IVA
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap
kasus-kasus yang ditemukan dan untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.
3. Keuntungan Tes IVA
Beberapa keuntungan dari pemeriksaan IVA:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
diambil
keputusan
mengenai
penatalaksanaanya.
4. Jadwal Tes IVA
Pemeriksaan IVA sebaiknya dilakukan:
1) Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
2) Di Indonesia anjuran untuk melakukan IVA bila: hasil positif (+) adalah 1 tahun dan bila
hasil negatif (-) adalah 5 tahun.
5. Syarat Mengikuti Tes IVA
Beberapa syarat seseorang dapat melakukan tes IVA:
1)
2)
3)
4)
Beberapa kelompok wanita yang direkomendasikan untuk tidak memilih deteksi dini tes IVA.
Seperti, wanita yang telah mengalami menopause karena daerah zona transisional seringkali
terletak di kanalis servikalis dan tidak tampak dengan pemeriksaan inspekulo.
6. Pelaksanaan Skrining Tes IVA
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA dibutuhkan tempat dan alat sebagai
berikut:
1) Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi;
2) Meja atau tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi
3)
4)
5)
6)
7)
8)
2) IVA positif: ditemukan bercak putih (aceto white epithelim). Kelompok ini yang menjadi
sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah
pada diagnosis serviks-pra kanker (displasia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in
situ).
8. Penatalaksanaan Tes IVA
Penatalaksanaan tes IVA adalah:
1) Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang telah
diolesi dengan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak
putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negatif. Sebaliknya jika leher rahim berubah
warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan
pra kanker.
2) Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah bisa langsung diobati dengan
metode krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau NO2 pada leher
rahim.
DAFTAR PUSTAKA
Arum, DNS dan sujiyatini. 2009. Panduan Lengakap Pelayanan KB Terkini. Mitra
Cendikia Press: Yogyakarta.
Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Salemba
Medika: Jakarta.
Kartika, 2008. Sehat Setelah Melahirkan. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Kawan Kita.
Kristiyansari Weni, 2009,ASI, Menyusui & Sadari, Nuha Medika, Yogyakarta
Manuaba, I. B. G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede., Ida Ayu Chandranita Manuaba., Ida Bagus Gede Fajar
Manuaba. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Jakarta : Trans Info Media.
Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryasaputra., Ida Ayu Chandranita Manuaba., Ida
Bagus Gede Fajar Manuaba., Ida Bagus Gede Manuaba. 2009. Buku Ajar Ginekologi
Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
Maryunani, Anik. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: TIM; 2010.
Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media: Jakarta.
Satgas Imunisasi IDAI. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi ke Empat. Indonesia:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011.
Suradi, Rululina dkk, 2008, Manfaat Asi dan Menyusui. Fakultas Kedokteran
Universirtas Indonesia, Jakarta
Suririnah. Buku Pintar Merawat Bayi 0 12 bulan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2009.
Widyastuti, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramay