Anda di halaman 1dari 28

CLINICAL SCIENCE SESSION

NYERI KEPALA
Disusun oleh:
Arridho Putra Utama
Annisa Jihan
Ibnu Tsabit Maulana
Deviana Suciani Edwiza
Gabriella Putri Elika
Iswaran A/L Ampalakan
Adeidra Z. Rudiman
Alia Haseena binti Rashid Khan
Amani Sakinah A.
Ayu Adzani Sabila

130112140506
130112140586
130112140560
130112140677
130112140571
130112142532
130112150657
130112152545
130112150598
130112150600

Preseptor:
Dr. Nushrotul Lailiyya Dahlan Sp.S., Sp. Ak

BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG
2016

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN3
2. KLASIFIKASI.3
3. PATOMEKANISME...7
4. STRUKTUR PEKA NYERI7
5. FAKTOR PENCETUS.8
6. MANIFESTASI KLINIS..8
7. MIGREN9
8. TENSION TYPE HEADACHE.12
9. CLUSTER TYPE HEADACHE.14
10. TATALAKSANA..15

PENDAHULUAN
Nyeri adalah perasaan subjektif yang tidak menyenangkan oleh karena adanya kerusakan
jaringan. Nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering dialami manusia. Gejala ini dapat
dirasakan sementara namun bisa juga menetap. Biasanya nyeri kepala dirasakan ringan berupa
rasa tidak enak yang tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Nyeri kepala adalah nyeri yang
berlokasi di atas garis orbitomeatal, sedangkan nyeri wajah adalah nyeri yang lokasinya dibawah
garis orbitomeatal.
KLASIFIKASI NYERI KEPALA
International Classification of Headache 3:
A Nyeri Kepala Primer
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala dengan mekanisme yang tidak diketahui
secara jelas. Berikut adalah klasifikasi nyeri kepala primer menurut ICH3 :
1. Migraine
1.1 Migraine without aura
1.2 Migraine with aura
1.2.1 Migraine with typical aura
1.2.1.1 Typical aura with headache
1.2.1.2 Typical aura without headache
1.2.2 Migraine with brainstem aura
1.2.3 Hemiplegic migraine
1.2.3.1 Familial hemiplegic migraine (FHM)
1.2.3.1.1 Familial hemiplegic migraine type 1 (FHM1)
1.2.3.1.2 Familial hemiplegic migraine type 2 (FHM2)
1.2.3.1.3 Familial hemiplegic migraine type 3 (FHM3)
1.2.3.1.4 Familial hemiplegic migraine, other loci
1.2.3.2 Sporadic hemiplegic migraine
1.2.4 Retinal migraine
1.3 Chronic migraine
1.4 Complications of migraine
1.4.1 Status migrainosus
1.4.2 Persistent aura without infarction
1.4.3 Migrainous infarction
1.4.4 Migraine aura-triggered seizure
1.5 Probable migraine

1.5.1 Probable migraine without aura


1.5.2 Probable migraine with aura
1.6 Episodic syndromes that may be associated with migraine
1.6.1 Recurrent gastrointestinal disturbance
1.6.1.1 Cyclical vomiting syndrome
1.6.1.2 Abdominal migraine
1.6.2 Benign paroxysmal vertigo
1.6.3 Benign paroxysmal torticollis
2. Tension-type headache (TTH)
2.1 Infrequent episodic tension-type headache
2.1.1 Infrequent episodic tension-type headache associated with
pericranial tenderness
2.1.2 Infrequent episodic tension-type headache not associated with
pericranial tenderness
2.2 Frequent episodic tension-type headache
2.2.1 Frequent episodic tension-type headache associated with pericranial
tenderness
2.2.2 Frequent episodic tension-type headache not associated with
pericranial tenderness
2.3 Chronic tension-type headache
2.3.1 Chronic tension-type headache associated with pericranial
tenderness
2.3.2 Chronic tension-type headache not associated with pericranial
tenderness
2.4 Probable tension-type headache
2.4.1 Probable infrequent episodic tension-type headache
2.4.2 Probable frequent episodic tension-type headache
2.4.3 Probable chronic tension-type headache
3. Trigeminal autonomic cephalalgias (TACs)
3.1 Cluster headache
3.1.1 Episodic cluster headache
3.1.2 Chronic cluster headache
3.2 Paroxysmal hemicrania
3.2.1 Episodic paroxysmal hemicrania
3.2.2 Chronic paroxysmal hemicrania 636 Cephalalgia 33(9)
3.3 Short-lasting unilateral neuralgiform headache attacks
3.3.1 Short-lasting unilateral neuralgiform headache attacks with
conjunctival injection and tearing (SUNCT)
3.3.1.1 Episodic SUNCT
3.3.1.2 Chronic SUNCT
3.3.2 Short-lasting unilateral neuralgiform headache attacks with cranial
autonomic symptoms (SUNA)
3.3.2.1 Episodic SUNA

3.3.2.2 Chronic SUNA


3.4 Hemicrania continua
3.5 Probable trigeminal autonomic cephalalgia
3.5.1 Probable cluster headache
3.5.2 Probable paroxysmal hemicrania
3.5.3 Probable short-lasting unilateral neuralgiform headache attacks
3.5.4 Probable hemicrania continua
4. Other primary headache disorders
4.1 Primary cough headache
4.1.1 Probable primary cough headache
4.2 Primary exercise headache
4.2.1 Probable primary exercise headache
4.3 Primary headache associated with sexual activity
4.3.1 Probable primary headache associated with sexual activity
4.4 Primary thunderclap headache
4.5 Cold-stimulus headache
4.5.1 Headache attributed to external application of a cold stimulus
4.5.2 Headache attributed to ingestion or inhalation of a cold stimulus
4.5.3 Probable cold-stimulus headache
4.5.3.1 Headache probably attributed to external application of a
cold stimulus
4.5.3.2 Headache probably attributed to ingestion or inhalation of a
cold stimulus
4.6 External-pressure headache
4.6.1 External-compression headache
4.6.2 External-traction headache
4.6.3 Probable external-pressure headache
4.6.3.1 Probable external-compression headache
4.6.3.2 Probable external-traction headache
4.7 Primary stabbing headache
4.7.1 Probable primary stabbing headache
4.8 Nummular headache
4.8.1 Probable nummular headache
4.9 Hypnic headache
4.9.1 Probable hypnic headache
4.10 New daily persistent headache (NDPH)
4.10.1 Probable new daily persistent headache
B Nyeri Kepala Sekunder
Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala dengan penyebab spesifik yang jelas.
Nyeri kepala sekunder dapat berasal dari kelainan di intrakranial, ekstrakranial, maupun

sistemik. Kelainan intrakranial yang dapat menyebabkan nyeri kepala misalnya


hematoma subdural, hematoma subaraknoid, malformasi arteri-vena, abses otak,
meningitis, ensefalitis, vaskulitis, hidrosefalus obstruktif,infark atau iskemia serebral.
Kelainan ekstrakranial yang dapat menyebabkan nyeri kepala diantaranya temporal
arteritis, sinusitis, glaukoma, neuritis optik, penyakit pada gigi geligi (termasuk sindrom
temporomandibular joint) dan kelainan pada tulang/sendi servikal. Penyakit sistemik
yang dapat menyebabkan nyeri kepala diantaranya demam, viremia, hipoksia (termasuk
keracunan CO),hiperkapnia, hipertensi sistemik, alergi,anemia, caffeine withdrawal, zat
vasoaktif dan toksik seperti nitrit. Depresi juga dapat menyebabkan nyeri kepala yang
lama dan resisten terhadap pengobatan. Berikut adalah klasifikasi nyeri kepala sekunder
berdasarkan ICH3 :
5. Headache attributed to trauma or injury to the head and/or neck
6. Headache attributed to cranial or cervical vascular disorder
7. Headache attributed to non-vascular intracranial disorder
8. Headache attributed to a substance or its withdrawal
9. Headache attributed to infection
9.1 Headache attributed to intracranial infection
9.2 Headache attributed to systemic infection
10. Headache attributed to disorder of homoeostasis
11. Headache or facial pain attributed to disorder of the cranium, neck, eyes, ears, nose,
sinuses, teeth, mouth or other facial or cervical structure
12. Headache attributed to psychiatric disorder
C Painful Cranial Neuropathies and other Headache Disorders
13. Painful cranial neuropathies and other facial pains
13.1 Trigeminal neuralgia
13.2 Glossopharyngeal neuralgia
13.3 Nervus intermedius (facial nerve) neuralgia
13.4 Occipital neuralgia
13.5 Optic neuritis
13.6 Headache attributed to ischaemic ocular motor nerve palsy
13.7 Tolosa-Hunt syndrome
13.8 Paratrigeminal oculosympathetic (Raeders) syndrome

13.9 Recurrent painful ophthalmoplegic neuropathy


13.10 Burning mouth syndrome (BMS)
13.11 Persistent idiopathic facial pain (PIFP)
13.12 Central neuropathic pain
14. Other headache disorders
14.1 Headache not elsewhere classified
14.2 Headache unspecified
III. PATOMEKANISME
Dilatasi/traksi pada arteri intrakranial ataupun ekstrakranial
Infeksi atau penyumbatan paranasal sinus
Spasme, trauma, inflamasi otot kranial atau servikal
Traksi, distensi, dilatasi arteri intrakranial.
Distensi, dilatasi, inflamasi arteri ekstrakranial
Traksi, pergeseran vena intrakranial atau duramater
Iritasi meningeal
Peningkatan/Penurunan tekanan intrakranial , lesi desak ruang
Kompresi, traksi, inflamasi saraf otak atau saraf spinal C
Penyakit/kelainan di scalp, wajah, telinga,hidung,mata,leher

IV. STRUKTUR PEKA NYERI


Peka Nyeri
Ekstrakrania
Kulit, otot, dan fasia
l
Pembuluh darah
Sinus
Orbital
Telinga
Gigi
Temporomandibular Joint
Struktur dental
CN V,VII,IX, X
Intrakranial
Arteri besar di Circle of Willis
Venous sinus
Arteri dura dan sebagian dura
Meninges

Tidak Peka Nyeri


Tengkorak (kecuali periosteum)

Parenkim otak
Pia mater, arachnoid mater,
sebagian dura mater
Ependyma, choroid plexus

V. FAKTOR PENCETUS
Suara gaduh
Kurang tidur atau tidur berlebih
Stress
Makanan dan minuman (co: kopi, teh)
Cahaya
Stress psikis atau depresif yang kronis
Pulsasi arteri pada kulit kepala yang berkurang
Gangguan elektrolit
Sikap dan posisi badan yang salah dalam waktu lama
Perangsangan tidak wajar akibat penyakit kronik.

VI. MANIFESTASI KLINIS


ANAMNESIS

Faktor yang yang berhubungan, tanda peringatan (prodormal), kelemahan, visual,


halusinasi dan faktor yang menyebabkan hal tersebut.
Temporal profile: mendadak, semakin meningkat, waktu terjadinya, frekuensi, berapa
lama, mengganggu tidur.
Karakter dan lokasi
Perburukan
Pengaruh lingkungan
Gejala neurologis
Yang telah dilakukan sebelumnya
Dampak fungsional
Riwayat keluarga

Flag
Systemic symptoms or secondary risk factors
Neurological symptoms or abnormal signs
Onset
Older
Previous headache history

Deskripsi
Demam, berat badan turun atau kanker yang
diketahui, HIV, risiko imunosupresi atau
trombotik
Bingung, penurunan kesadaran atau gejala
fokal persisten (lebih dari satu jam)
Nyeri kepala inisial dan yang paling parah,
tiba-tiba atau mendadak sewaktu tidur , atau
semakin memburuk
Onset baru dan progresif. Eg; setelah 50 tahun
baru giant cells arteritis
Nyeri kepala pertama atau nyeri kepala yang
ada gejala berbeda (i.e. perubahan yang
8

Triggered headache

signifikan, frekuensi atau keparahan)


Dengan aktivitas vasalva,, olahraga atau
hubungan seksual

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital
Mata
Temporomandibular joint
Gigi
Mulut
Arteri pada pasien >50 tahun.
Pulsasi dan bruit arteri karotis pada pasien dengan resiko arterosklerosis
Pemeriksaan neurologist
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sysmex
SGOT/SGPT
LP, indikasi meningitis dan ensefalitis
CT scan
MRI

MIGREN
Migren adalah nyeri kepala yang paroksismal, biasanya unilateral, berdenyut, familial, serangan
berakhir 4-72 jam, disertai mual/muntah atau foto/fonobia, yang dapat didahului aura. Aura
adalah salah satu gejala neurologic fokal yang kompleks yang mendahului atau menyertai
migren, misalnya visual, sensorik, dan motorik.
Jenis Migren
Berdasarkan IHS 2013, migren dibagi menjadi:
1. Migren tanpa aura
2. Migren dengan aura
3. Migren retinal
4. Komplikasi migren

Migren kronis

Status migrenosus

Aura persisten tanpa infark

Migraneous infark

Migrene- triggered seizure

5. Probable migren
6. Sindrom periodic pada anak yang pada umumnya menjadi precursor migren
Diagnosis Migren
Kriteria Diagnostik Migren Tanpa Aura:
A. Min. 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Serangan nyeri kepala 4-72 jam (tidak diobati atau tidak berhasil diobati)
C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya 2 diantara karakteristik berikut:
1. Lokasi unilateral
2. Kualitas berdenyut
3. Intensitas nyeri sedang- berat
4. Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik atau penderita menghindari aktivitas
fisik rutin
D. Nyeri kepala disertai salah satu di bawah ini:
1. Mual dan/ atau muntah
2. Fotofobia dan fonofobia
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
Kriteria Diagnostik Migren Dengan Aura:
A. Minimal ada 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Adanya aura yang terjadi minimal 1 dari di bawah ini tetapi tidak dijumpai
kelemahan motoric
1. Gangguan visual yang reversible
2. Gangguan sensoris yang reversible

10

3. Gangguan berbicara dysphasia yang reversible sempurna


C. Minimal 2 dari di bawah ini:
1. Gejala visual homonym dan/ atau geka;a sensoris unilateral
2. Min. 1 macam aura secara gradual > 5 menit dan/ atau jenis aura yang lainnya > 5
menit
3. Masing- masing gejala 5-60 menit
D. Nyeri kepala memenuhi kriteria Migren tanpa aura yang dimulai bersamaan dengan
aura/ sesudah aura selama 60 menit

10

Komplikasi
1. Migren kronik
Adalah suatu nyeri kepala yang terjadi selama 15 hari atau lebih perbulan selama lebih dari 3
bulan, dengan gejala migrain yang khas pada sekurang-kurangnya 8 hari perbulannya.
o Nyeri kepala (tipe tension atau migrain) yang berlangsung 15 hari perbulan
selama lebih dari 3 bulan dan memenuhi kriteria B dan C
o Terjadi pada pasien yang mengalami sekurang-kurangnya 5 kali serangan yang
memenuhi kriteria B-D untuk migrain tanpa aura atau kriteria B dan C untuk
migrain dengan aura
o Pada 8 hari perbulan selama lebih dari 3 bulan memenuhi kriteria berikut :
a. Kriteria C dan D untuk migrain tanpa aura
b. Kriteria B dan C untuk migrain dengan aura
c. Oleh pasien, dipercaya sebagai migrain saat bangkitan dan membaik oleh triptan atau
derivat dari ergot
d. Tidak termasuk dalam diagnosis ICHD 3 lainnya.
2. Status migren
Serangan migren berat yang berlangsung 72 jam atau lebih. Gambaran nyeri kepala
dengan nyeri tidak hilang dalam 72 jam dan tidak berkaitan dengan gangguan lain.
3.Migrain triggered seizure
Suatu bangkitan yang dicetuskan oleh migren aura.
Migren yang memenuhi migren dengan aura
Suatu bangkitan yang memenuhi kriteria diagnostik untuk sati tipe serangan epilepsi yang
terjadi selama/dalam 1 jam sesudah migren.
4. Migraneous infarct
ditandai dengan satu atau lebih tanda aura migren sehut lesi iskemik otak.
Adanya serangan pada pasien migren dengan aura seperti serangan sebelumnya kecuali
satu atau lebih tanda aura yang menetap lebih dari 60 menit.
Pemeriksaan neuroimaging menunjukkan infark dengan area yang sesuai.
5. Aura persisten tanpa infark
Tanda aura persisten lebih dari satu minggu dengan adanya gambaran infark pada radiologis .
Adanya serangan pada pasien migren dengan aura yang khas seperti serangan yang
sebelumnya satu atau lebih tanda-tanda aura yang berlangsung lebih dari 1 minggu.
Tidak berkaitan dengan gangguan lain.

11

Tatalaksana Migren
1. Langkah Umum
Perbaikan gaya hidup seperti diet yang sehat, rutin olahraga, pola tidur yang baik,
mengurangi konsumsi kafein dan alcohol, dan mengurangi stress.
2. Terapi Abortif
-

Non- spesifik (Obat-obatan NSAID)


Parasetamol= 500-1000mg/6-8 jam
Aspirin= 500-1000mg/4-6 jam
Ibuprofen= 400-800mg/ 6 jam, dosis maks 2,4gr/ hari
Sodium naproxen= 275-550mg/2-6 jam
Potasium diclofenac= 50- 100mg/ hari, dosis tunggal
Metoklopramide= 10 mg iv/ oral 20-30 menit sebelum/ bersamaan dengan
analgetik, NSAID, atau derivate ergot
Ketorolac= 60mg im

Spesifik
a. Obat golongan 5HT (triptans) seperti sumatriptan 6 mg subkutan atau 50-100
mg per oral
b. Derivat ergot seperti ergotamine 1-2 mg yang dapat diberikan secara per oral,
per rektal, maupun subkutan

3. Terapi Preventif
Propranolol, timolol, sodium valproate, topiramate, dan methysergide.

TENSION TYPE HEADACHE


Definisi
Nyeri kepala yang dapat bersifat episodic maupun kronik, berlangsung selama beberapa
menit hingga beberapa hari. Karakteristik nyeri: bilateral, menekan atau menginat dengan
intensitas ringan sampai sedang.
Faktor Pencetus Tension-Type Headache
Stres, depresi, gelisah
Posisi menahan kepala dalam satu posisi dalam waktu yang lama
Obat (termasuk obat untuk nyeri kepala) atau alcohol
Tidur di posisi yang kurang baik atau di ruangan yang dingin
12

Kelelahan, terlalu banyak bekerja


Melewatkan waktu makan
Cedera kepala dan leher

12

A.
B.
C.

D.

E.

A.
B.
C.

D.

Artritis
Perubahan hormonal

Klasifikasi
a. Infrequent episodic tension-type headache
Terjadi paling sedikit 10 episode nyeri kepala terjadi kurang dari 1 hari/bulan (<12
hari/tahun), memenuhi kriteria B D
Setiap episode berlangsung 30 menit 7 hari
Disertai dengan 2 dari karakteristik:
- Bilateral
- Terasa menekan ata mengikat
- Intensitas ringan sedang
- Tidak diperparah dengan aktifitas
Memenuhi 2 kriteria berikut:
- Tidak disertai mual atau muntah\
- Tidak ada lebih dari satu fotofobia atau fonofobia
Tidak termasuk kriteria IHS nyeri kepala lainnya

b. Frequent episodic tension-type headache


Setidaknya terjadi 10 episode nyeri kepala dalam 1 14 hari/bulan, terjadi > 3 bulan. Dan
memenuhi kriteria B D
Setiap episode berlangsung 30 menit 7 hari
Disertai dengan 2 dari karakteristik:
Bilateral
Terasa menekan ata mengikat
Intensitas ringan sedang
Tidak diperparah dengan aktifitas
Memenuhi 2 kriteria berikut:
- Tidak disertai mual atau muntah
- Tidak ada lebih dari satu fotofobia atau fonofobia
Tidak termasuk kriteria IHS nyeri kepala lainnya

E.

c. Chronic tension-type headache


A. Nyeri kepala berlangsung > 15 hari/bulan, dan terjadi > 3 bulan. Memenuhi kriteria B
D
B. Setiap episode berlangsung selama beberapa jam hingga hari, atau bahkan tidak nyeri
tidak berkurang sama sekali
C. Disertai dengan 2 dari karakteristik:
Bilateral

13

Terasa menekan ata mengikat


Intensitas ringan sedang
Tidak diperparah dengan aktifitas
D. Memenuhi 2 kriteria berikut:
Tidak disertai mual atau muntah
Tidak ada lebih dari satu fotofobia atau fonofobia
E. Tidak termasuk kriteria IHS nyeri kepala lainnya

b. Probable tension type headache

Dijumpai memenuhi kriteria TTH akan tetapi kurang satu kriteria untuk TTH
bercampur dengan salah satu kriteria probable migrane.

Tatalaksana
Umum
Konseling psikologis
Modalitas fisik (panas, pijat)
Farmakologi
Analgesik sederhana
Antidepresan trisiklik

CLUSTER TYPE HEADACHE

Definisi
Nyeri kepala tipe cluster merupakan nyeri kepala primer yang sangat berat dan bersifat
unilateral.
5% kasus nyeri kepala tipe cluster diturunkan (autosomal dominant). Nyeri kepala cluster
sering terjadi pada malam hari, membangunkan pasien dari tidur, dan berulang setiap hari
pada waktu tertentu yang sama untuk jangka waktu mingguan hingga bulanan. Setelah itu
akan ada jeda dimana pasien mungkin bebas dari nyeri kepala cluster selama berbulanbulan atau bertahun-tahun. Namun,sekitar 10-15 % pasien mengalami gejala kronis tanpa
fase remisi.

Selama periode cluster dan tipe nyeri kepala cluster kronis, nyeri kepala dapat dipicu oleh
alkohol, histamin atau nitrogylecrine. Nyeri terasa maksimal di daerah orbital,
supraorbital, temporal atau kombinasi ketiganya dan juga dapat menyebar ke daerah
kepala yang lain.

Epidemiologi

14

Angka kejadian <1% dari seluruh keluhan nyeri kepala


laki-laki usia (20-40 tahun)
Ratio laki-laki : perempuan = 4:3

14

Klasifikasi
Episodik cluster type headache
Setidaknya terdapat 2 fase nyeri kepala yg berlangsung selama 7 hari hingga 1 tahun
dengan interval bebas selama 1 bulan atau lebih
Kronik cluster type headache
Nyeri kepala terjadi lebih dari 1 tahun tanpa ada remisi atau interval bebas kurang dari 1
bulan

Kriteria Diagnosis
A. Minimal 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Nyeri kepala hebat, unilateral pada orbita, supraorbita, temporal atau kombinasi dari
tempat-tempat tersebut, dapat berlangsung 15-180 menit jika tidak diobati
C. Nyeri kepala disertai dengan gejala:
1. Injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi ipsilateral
2. Kongesti nasal dan/atau rhinorrhoea ipsilateral
3. Edema palpebra ipsilateral
4. Berkeringat pada wajah dan dahi
5. Miosis dan/atau ptosis ipsilateral
6. Gelisah/agitasi
D. Serangan dengan frekuensi 1 kali dalam 2 hari sampai 8 kali perhari
E. Tidak berhubungan dengan kelainan yg lain

Faktor Pencetus Nyeri Kepala

Nyeri kepala yang disebabkan oleh migraine memiliki beberapa pencetus, yang
dalapat mempengaruhi durasi, frekuensi, dan intensitas dari keluhan yang dialami.
Beberapa faktor pencetus tersebut antara lain:
Pola makan: berpuasa, melewatkan waktu makan, makanan tertentu (coklat dan kafein).
Konsumsi obat-obatan: penggunaan ibuprofen atau Excedrin > 2x dalam satu minggu.
Perubahan pola tidur: tidur terlalu banyak atau sedikit.
Hormon: fluktuasi karena siklus menstruasi, menopause, ovulasi, pil KB.
Lingkungan: polusi, bau, cahaya.
Temperatur: panas atau dingin yang ekstrem, lembab.
Stres: perubahan hidup, stress yang terakumulasi
Fisik: cedera, lelah, terlalu banyak bekerja.
Pencetus visual

VII. TATALAKSANA

15

Terapi serangan akut:


Oksigen 7l/menit selama 15 menit

15

Dihidroergotamin 0,5 1,5 mg IV


Sumatriptan (nasal 20 mg atau inj. SK) dapat diulang dalam 24 jam. Tidak boleh
diberikan pada pasien hipertensi atau penyakit jantung iskemi
Profilaksis
Verapamil 120 160 mg PO 3 4x/hari
Litium 300 1500 mg/hari PO
Methylsergit 4 10 mg/hari PO
Prednisolone 50 75 mg/hari
Penanganan Tanpa Obat
Edukasi

Mengenal & menghindari faktor pencetus

o
o
o

Modifikasi perilaku
Latihan
Relaksasi
Biofeedback : suatu terapi yang bertujuan untuk membuat kondisi tubuh dalam keadaan
relaks dengan melibatkan kesadaran kita untuk dilatih agar dapat menegatasi rasa sakit
dan stress yang berlebih dengan cara mengubah perilaku, pikiran, dan perasaan.
o Terapi perilaku kognisi: suatu bentuk psikoterapi, untuk mengobati depresi.
o Terapi fisik: pada nyeri kepala terapi fisik bekerja pada otot dan sendi pada system
peripheral yang berkaitan dengan nyeri kepala yang dirasakan.
o TENS (transcutaneous electric nerves stimulation): merupakan suatu cara penggunaan
energi listrik yang berguna untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit yang
telah terbukti efektif untuk menghilangkan nyeri.

16

17

18

18

18

22

22

22

DAFTAR PUSTAKA

Setiati S, Purnama D, Rinaldi I, Ranitya R, Wicaksono C. Lima Puluh Masalah


Kesehatan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing. Jakarta. 2008

2
3

Harsono ed. Buku Ajar Neurologi Klinis. Gadjah Mada University Press. Jakarta. 2005.
Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The
International Classification of Headache Disorders. 3rd edition. 2013
Ropper AH, Brown RH. Adams and Victors Principlesof Neurology. Edisi ke8.McGraw-Hill. 2005

22

Anda mungkin juga menyukai