Anda di halaman 1dari 34

Analisa Teknikal Klasik Menggunakan Teori Dow

PROLOG
Perkembangan dunia investasi di pasar keuangan dan derivatifnya akhir-akhir ini
semakin marak, baik di pasar saham, obligasi, index saham, komoditi berjangka, serta
tak ketinggalan pula di pasar valas dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan investor
dan trader di sektor ini, semakin berkembang pula cara dan sistem yang digunakan
dalam upayanya untuk mendapatkan keuntungan, baik secara fundamental maupun
teknikal. Di antara sekian banyak pilihan yang ada, pada kesempatan kali ini, saya
mencoba menyegarkan kembali tentang Analisa Teknikal Klasik Menggunakan Teori Dow.
Bahasan ini semata-mata mencoba untuk menyegarkan kembali tentang salah satu
teknik analisa klasik yang telah berkembang sejak lebih dari satu abad yang lalu, di
samping itu sebagai upaya untuk menghadirkan pilihan dari sekian banyak pilihan sistem
dan teknik trading yang ada, khususnya bagi pengunjung forum indo mt5. Harapan saya
kiranya dapat menjadi manfaat bagi kita semua.
Meskipun pada bahasan pada trit ini sebagian besar menggunkan teori Dow, namun
demikian akan ada sedikit penambahan-penambahan. Berikut ini topik-topik
bahasannya:
1. Sekilas Tentang Dow Theory
2. Performance Dow Theory
3. Kritik Terhadap Dow Theory
4. Trend (Kecenderungan) Pergerakan Harga

a. Phase-Phase Pergerakan Trend


b. Pergerakan Harga Telah Merefleksikan Segalanya
c. Keterkaitan Pergerakan Harga Antar Sektor
5. Hubungan Volume dan Trend
6. Analisa Puncak dan Lembah Dalam Trend

a. Trend Naik Vs Trend Turun


b. Keberlanjutan Trend dan Reversal
c. Support dan Resisten
d. Entry Buy dan Entry Sell
e. Target Take Profit dan Stop Loss
Saya yakin banyak diantara yang berkunjung disini yang telah lebih dulu memahami dan
mengaplikasikan teori dow sebagai teknik analisa dalam melakukan tradingnya, karena
itu sumbang saran dan koreksi anda akan menambah manfaat serta kebaikan bagi trit
ini.
SEKILAS TENTANG TEORI DOW
Dow Theory atau Teori Dow merupakan teori dasar dari analisa teknikal yang pertama
kali dipublikasikan oleh Charles H. Dow (1851-1902) di 255 Wall Street Journal, Dow
merupakan seorang wartawan sekaligus editor dari Wall Street Jornal serta pendiri Dow
Jones and Company. Penelitian pertama Dow dilakukan dengan membagi saham-saham
di Wall Street menjadi 2 kelompok, yaitu Industrial Index dan Trasportation Index. Dia
mengatakan bahwa perkembangan industri pabrikasi otomatis akan diikuti pula oleh
perkembangan industri transportasi, karena pabrik membutuhkan transportasi untuk
mendistribusikan barang-barang hasil produksinya.
Berangkat dari asumsi bahwa jika keuntungan di industri transportasi meningkat maka
secara tidak langsung menunjukan juga bahwa produksi dari industri pabrikasi dan
permintaan dari konsumen meningkat pula yang pada akhirnya dapat mendorong

pertumbuhan laba masing-masing perusahaan. Secara global hal ini dapat digunakan
untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara.
Setelah Dow meninggal dunia ada beberapa orang yang ikut berperan dalam
mengembangkan Dow Theory berdasarkan tulisan yang di tulis oleh Dow di Jurnal Wall
Street, mereka antara lain adalah, William P. Hamilton, Robert Rhea and E. George
Schaefer.
Dasar Teori Dow
1. Pasar memiliki tiga gerakan
2. Tren memiliki tiga tahap
3. Pasar saham telah menyerap (discounted) semua berita
4. Rata-rata pasar saham harus mengkonfirmasi satu sama lain
5. Tren harus dikonfirmasi oleh volume
6. Tren diasumsikan berlaku sampai memberikan sinyal yang pasti
Poin-poin diatas digunakan sebagai dasar dalam ilmu Teknikal analisis. Aturan-aturan
tersebut dikemukakan oleh Dow dan kemudian disempurnakan oleh para penerusnya.
PERFORMA TEORI DOW
Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Teknikal Analisis bisa dipakai
sebagai salah satu metode untuk membangun portfolio dengan menggunakan market
timing. Penelitian sederhana yang dilakukan oleh Norman Fosbeck menunjukkan bahwa
market timing lebih bagus dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan Buy
& Hold. Masalah sederhananya adalah kita harus benar-benar menguasai tekniknya.
Di maanagementfile.com, Arman Boy Manullang menceritakan kisah sukses temannya
yang berinvestasi di pasar modal dengan hanya mengandalkan analisa trend dari teori
Dow sebagai berikut, "Seorang teman saya semasa kuliah dulu membeli saham PT Bumi
Resources Tbk (BUMI) pada saat harganya terkoreksi ke level Rp 400. Kemudian dia
menjual saham BUMI tersebut di harga Rp 3000 pada sekitar bulan September 2009.
Satu jenis saham yang dipegang tersebut mengalami kenaikan hingga 650% dalam
kurun waktu tidak sampai setahun. Luar biasa bukan? Padahal hanya mengandalkan
analisa sederhana dan sedikit keberanian untuk masuk ke saham BUMI saat mengalami
tekanan jual yang sangat hebat. Selebihnya, dia hanya sabar menunggu hingga melihat
sinyal pembalikan arah terjadi."
Lalu penelitian oleh Martin Pring dengan menggunakan metode Dow Theory
- Dengan menginvestasikan $44 pada tahun 1977 dan mengikuti semua signal buy dan
sell dari Dow theory, maka pada tahun 198 menghasilkan keuntungan sebesar $18000
-Sementara jika menginvestasikan $44 dan hold portfolionya, maka pada tahun 1981
hanya menghasilkan keuntungan $960.
KRTIK TERHADAP DOW THEORY
Teori Dow tidak bebas dari kritik, sebagai sebuah teori ada kelemahan yang menyertai
kelebihannya. Kritik terhadap Dow Theory yang tidak boleh diabaikan adalah bahwa
pada setiap pergerakan market yang trending, rata-rata jika menggunakan teknik ini kita
telah ketinggalan hampir 20% dari pergerakan market. Memang pada beberapa kasus
belakangan ini sudah dikembangkan metode optimasi agar bisa memperkecil
ketertinggalan pergerakan itu. Salah satunya dilakukan dengan memperkecil time frame.
Pada pengembangan Dow theory selanjutnya mulai muncul adanya Elliot Wave Theory
yang membagi trend menjadi tiga bagian yaitu wave 1,3, dan 5 Elliot Wave mencoba

mengeleminir kelemahan-kelemahan dari Dow Theory. Selain itu untuk sukses


menggunakan teori ini adalah mengetahui horizon investasi kita sendiri. Jika target kita
adalah untuk waktu yang agak panjang, kita bisa melihat tren major yang terjadi pada
saham tersebut. Namun jika target kita adalah harian, tren yang harus kita lihat adalah
short swing. Tentu dibutuhkan juga konsistensi dan kesabaran menunggu hingga tren
tersebut memberikan arahan yang jelas.
4. Trend (Kecenderungan) Pergerakan Harga
a. Phase-Phase Pergerakan Trend
Tren pasar ada 3 fase, yaitu:
Akumulasi (accumulation) adalah tahapan dimana investor yang cerdik atau sudah
mempunyai informasi terlebih dahulu, mengadakan pembelian atau penjualan saham
secara perlahan lahan. Pada tahap ini, harga saham cenderung tidak berubah
(sideways trend) karena investor tersebut adalah minoritas sehingga kurang bisa
menggerakkan pasar.
Fase ke dua adalah dimana investor yang lain mulai menangkap dan mengetahui
tindakan investor pada fase pertama tadi. Akhirnya pasar mengikuti tindakan investor
pertama untuk membeli atau melepas saham. Pada tahapan ini, terjadi perubahan harga
yang sangat drastis karena hampir semua investor sudah melakukan tindakan yang
sama. Fase ini berlanjut hingga para pengikut tren (trend follower) dan spekulan sudah
mengontrol pergerakan harga saham.
Fase ke tiga yaitu dimana investor yang pertama mulai mendistribusikan
kepemilikannya ke pasar. Investor mulai menjual atau membeli saham yang dibeli di
awal, sebelum pasar melakukan adjustment atau koreksi pada harga. Trend follower
yang terlambat melepas sahamnya, biasanya akan menderita loss.
Gambar 1

Gambar 2

Demikian pula jika diukur dalam kerangka waktu, tiga tipe tren, masing-masing
1. Major Trend: Merupakan trend jangka panjang dari pergerakan market, biasanya
ditentukan dalam kurun waktu minimal 1 tahun
Gambar 3

2. Medium trend: Merupakan kecenderungan pergerakan harga untuk kerangka waktu


jangka menengah biasanya antara 2 minggu sampai 3 bulan dan merupakan gerak
koreksi dari major trend (tren utama)

Gambar 4

3. Minor trend: Pergerakan harga dalam kurun waktu pendek, biasanya dalam kurun
daily dan sebagai gerak koreksi dari medium tren
Gambar 5

b. Pergerakan Harga Telah Merefleksikan Segalanya (Price Discount


Everything)
Menurut Dow, pasar telah mencerminkan semua informasi yang tersedia melalui harga.
Harga merupakan akumulasi dari semua hal, ketakutan (fear), harapan (hope) dan
ekspektasi dari semua trader. Begitu pula pergerakan tingkat suku bunga, harapan pada
pendapatan, proyeksi pendapatan, pemilihan presiden, dan lain-lain semua sudah
tergambar pada harga di pasar. Yang belum tergambarkan hanyalah kejadian yang tak
terduga, seperti bencana alam, akan tetapi biasanya hal ini akan mempengaruhi tren
jangka pendek. Tren utama tidak terpengaruh. Yang paling penting menurut Dow adalah
bukan apa yang bisa menyebabkan harga bergerak saat ini tapi reaksi apa yang mungkin
terjadi terhadap pergerakan harga saat ini.
Semua informasi yang sudah tercermin dalam pergerakan harga sesuai dengan teori
difusi informasi. Difusi informasi diilustrasikan pada gambar di bawah ini

Gambar 6

Ilustrasi lain dapat dicontohkan pada saat suatu perusahaan hendak merilis laporan
keuangannya, orang-orang yang tahu informasi tentang keadaan perusahan tentu saja
orang-orang dalam perusahaan itu sendiri, ketika mengetahui kondisi perusahaan positif,
mereka akan memberitahu orang-orang dekatnya untuk membeli saham perusahaan
mereka dan harga akan bergerak naik. Kemudian datang orang-orang auditor dan
orang-orang pajak, saat mereka tahu kondsi perusahaan tersebut, mereka akan
mengambil momentum untuk membeli sahamnya lalu harga akan terus bergerak naik.
Berikunya orang-orang pers mendapatkan informasi tersebut, sebelum jadwal perilisan
berita, mereka akan mencoba memanfaatkan informasi yang didapat untuk turut
berpartisipasi membeli saham, dan harga semakin naik jauh yang berakibat serta nilai
informasi semakin tereduksi.
Ketika berita tersebut dirilis di berbagai media, publik semakin banyak yang tahu,
sehingga nilai informasi akan mendekati nol sementara harga masih terus merangkak
naik. Dititik ini pembeli pertama mengawali melepas saham yang telah mereka beli
untuk memperoleh keuntungan. Akhirnya ketika banyak orang melakukan aksi jual
karena harga sudah dianggap tinggi dan profit sudah mereka rasakan cukup, maka
harga cenderung akan berbalik turun (reversal) dan nilai informasi sudah benar-benar
menjadi nol. (Dikutip dari artikel: The Dow Theory, Speaking The Truth About Technical
Analysis, by: Aditya)
Terkadang terjadi anomali di market. Hamilton mencatat bahwa kadang-kadang pasar
akan bereaksi negatif terhadap berita baik. Menurut Hamilton, alasannya sederhana:
pasar melihat ke depan, pada saat berita akan dirilis. Ini menjelaskan aksioma Wall
Street lama, "buy on rumor, sell on news".

Ya fase ketiga adalah fase ekses, dimana pada fase ini para follower masuk pasar setelah
melihat trend menguat pada fase partisifasi (fase ke dua). Seringkali pada fase ekses ini
follower yang terlambat masuk pasar akan mengalami loss karena pada fase ini juga
para trader yang masuk pasar di fase awal sudah mulai mendistribusikan (pada trend
naik) kembali saham yang mereka beli atau mengakumulasi (pada trend turun) kembali
saham yang telah mereka jual pada fase awal yang berakibat pada harga mengalami
koreksi.
c. Keterkaitan Pergerakan Harga Antar Sektor
Saat teori Dow dikembangkan pada pergantian abad 20 itu, rel kereta api memiliki
kaitan penting dalam perekonomian sebagai alat transportasi suplai bahan dari pemasok
bahan baku ke produsen (industri) dan sekaligus pula sebagai alat transportasi untuk
mendistribusikan hasil produksi. Sebelum General Motors dapat meningkatkan produksi,
baja lebih dulu perlu diangkut. Oleh karena itu, peningkatan usaha transportasi sebagai
pertanda peningkatan kegiatan usaha industri. Dengan demikian ketika terjadi
peningkatan laba usaha yang memicu kenaikan harga saham di sektor transportasi, akan
diikuti pula oleh peningkatan yang sama pada sektor industri.
Dow dan Hamilton menekankan bahwa pada tren utama sinyal membeli atau menjual
menjadi valid, ketika baik Industrial Average dan Transportions (Rail) Avarage saling
mengkonfirmasi satu sama lain. Jika salah satunya membuat new high atau new low,
maka harus segera diikuti yang lain. Yang demikian ini menjadi sinyal yang valid
menurut teori Dow.
Gambar 7

5. Hubungan Volume dan Trend


Dow mengatakan, volume merupakan salah satu komponen penting dalam pergerakan di
market, pada trend bullish, seharusnya diikuti pula oleh peningktan volume dan
demikian pula ketika terjadi koreksi, seharusnya diikuti oleh penurunan volume.
Volume dalam pergerakan market, menunjukkan partisipasi publik (trader) dan sekaligus
juga menggambarkan peningkatan kepercayaan market pada suatu saham ketika terjadi
kenaikan harga yang diiringi kenaikan volume pada saham tersebut. Manakala pada
trend bullish terjadi penurunan volume, mengindikasikan telah terjadi pelemahan pada
trend tersebut dan investor telah bersiap untuk take profit yang bisa membuat gerakan
koreksi atau bahkan reversal pada waktu berikutnya.

Selain itu, volume menggambarkan pula kekuatan supply dan demand terhadap suatu
saham sebagai cermin dari kekuatan minat beli dan minat jual. Trend naik yang masih
diikuti oleh volume yang meningkat atau paling tidak diikuti oleh volume yang stabil,
menunjukkan bahwa demand atau minat beli terhadap suatu saham masih lebih banyak.
Namun demikian, Dow mengatakan volume tidak digunakan untuk memprediksi arah
trend, tapi digunakan untuk mengkonfirmasi pergerakan harga, Volume must confirm
the trends. Dia juga mengingatkan bahwa tanpa didukung adanya volume pergerakan
volume yang searah denga tren pergerakan harga, kita tidak harus mempercayai arah
gerakan dari market. Bisa disimpulkan bahwa volume bisa digunakan untuk mengukur
apakah tren akan berlanjut atau akan berubah.
Gambar 8

Berlanjut pada bahasan, Trend dan Volume pada forex market


Mengukur Trend Dengan Volume Pada Pasar Forex
Ada perbedaan dalam hal catatan volume pada pasar forex spot dengan pasar saham
dan index saham. Sifatnya yang uncentralized menyebabkan transaksi mata uang di
pasar spot mata uang (forex spot) tidak tercatat. Fakta ini menjadi persoalan ketika kita
akan menggunakan data volume sebagai salah satu komponen analisa, utamanya untuk
mengukur keberlangsungan sebuah trend atau kemungkinan untuk terjadi reversal.
Namun demikian kita bisa menggunakan data transaksi mata uang pada pasar mata
uang berjangka (forex future).

Jika pada pasar forex spot tidak tersedia data volume transaksi, tidak demikian pada
pasar forex future. Semua transaksi pertukaran mata uang USD dengan seluruh mata
uang global, di pasar forex berjangka, diselenggarakan oleh Chicago Mercantile
Exchange dan diatur serta diawasi oleh lembaga pemerintah AS CFTC (Commodity
Future Trade Commision), dan setiap transaksi yang terjadi semuanya wajib dilaporkan,
oleh karena itu volume transaksi menjadi tercatat dan dipublikasikan secara berkala
(mata uang dalam hal ini sebagai salah satu komoditi yang diperdagangkan).
Untuk mendapatkan data volume transaksi mata uang tersebut bisa diperoleh setiap hari
(daily update) dengan mengakses web CME di bagian market data service, lalu pilih
volume dan open interest kemudian klik Daily Volume and Open
Interest: http://www.cmegroup.com/market-data/...open-interest/. Selain itu jika ingin
mendapatkan data volume secara real time, bisa dengan menggunakan platform yang
disediakan oleh CME tersebut, tetapi platform ini berbayar. Mereka juga menyediakan
free trial selama 2 minggu. Untuk mencoba platform tersebut bisa diakses di
sini: http://www.cmegroup.com/market-data/.../overview.html
Perlu diketahui, kita tidak bisa menggunakan data volume pada platform MT4, karena
data pada MT4 tersebut, tidak terkecuali broker manapun, tidak mencerminkan volume
transaksi yang sesungguhnya,
Menggunakan data volume pada forex sebagai bahan analisa, yaitu dengan melihat
convergence dan divergence antara pergerakan harga dan pergerakan volume, ketika
pergerakan harga dan pergerakan volume masih convergence maka trend masih akan
berlanjut, koreksi atau reversal atau pembalikan arah, baru akan terjadi pada saat
terjadi divergency antara pergerakan harga dan pergerakan volume tersebut.
Berikut ini contoh ketika terjadi divergency antara pergerakan harga dan pergerakan
volume pada GBP Globex (Pound pada pasar future) beberapa hari yang lalu.
Gambar 9

Gambar di atas dapat dijelaskan sbb:


- Pada tanggal 22 Maret 2011, GU mencapai harga tertinggi di sekitar 1.64xx setelah
bergerak naik selama 4 hari berturut-turut dan volume yang tercatat saat itu sebesar
90968 (paling rendah sejak harga naik selama 4 hari tsb, dengan demikian terjadi
divergence dengan pergerakan harga yang naik sedangkan pergerakan volume
menurun), sejak itu kemudian harga GU bergerak turun hingga mencapai 1.59xx pada
tanggal 28 Maret 2011. Ketika harga GU mencapai terendah di 1.59xx tersebut, tercatat
volume transaksi sebesar 103512, maka kembali terjadi divergence, harga menurun

sementara volume naik. Setelah itu dapat kita saksikan sekarang GU pada saat saya
posting ini berada di level 1.6288. (Gambar di bawah ini kondisi GU terakhir, ketika saya
menulis posting ini)
Gambar 10

Gambar chart di atas menggunakan platform CME (CME bukan broker, tetapi sebuah
lembaga di AS yg menyelenggarakan perdagangan komoditi berjangka, semacam BBJ
atau bursa berjangka Jakarta)
Pada post #34 di atas, jika anda baca dengan cermat, di sana sudah saya kasih linknya,
kalau sulit, bisa diakses juga di link ini http://barchart.com/
Caranya:
1. Klik tab future
2. Pada box sebelah samping kiri, klik currencies
3. Pilih pilih mata uang yg diinginkan (pilih yang kontrak bulan Juni 2011, misalnya utk
Euro symbolnya E6M11) klik chart pada kolom link (kolom link ada di sisi paling kanan)
Selanjutnya utk setting chartnya, lakukan langkah2 sbb:
1. Symbol E6M11 (Euro) >> Style = Technical >> Template = None >> Frequency =
Daily Nearest >> Time Periode = 6 bulan (boleh lebih) >> Date Start dan End =
Kosongkan >> Size = 900 by 450 >> Scale = Linear Scale >> Bar Type = Candle Stick
>> Volume = Contract Volume >> Study Size = Large >> Add Study = Commitment of
Trader Line Chart (Kalau diperlukan bisa dipilih pula indikator lainnya)
2. Setelah setting di atas selesai lalu klik Draw Chart
Hasilnya dan keterangan cara melihat volume seperti gambar di bawah ini

Gambar 11

Kalau memerlukan mata uang yang lain tinggal dipilih saja symbolnya: Pound = B6M11
>> Aud = A6M11 >> Cad = C6M11 >> CHF = S6M11 >> JPY = J6M11 >> NZD =
N6M11
Catatan : Utk volume selain digambarkan dalam bentuk grafik batang pada bagian
bawah chart tsb, juga ada keterangan dalam bentuk angka pada bagian kiri bawah
chart.
Kata kuncinya adalah:
- Divergence = Arah pergerakan harga dan arah pergerakan volume berlawanan, maka
ketika kondisi ini terjadi, akan segera terjadi pembalikan arah pergerakan
harga. Cermati kalimat bercetak tebal di atas.
- Convergence = Arah pergerakan harga dan arah pergerak volume adalah sama, jika
keadaan ini masih terjadi, maka pergerakan harga masih akan berlanjut di arah yang
sama.

Jika saat harga di level 1.59xx tsb volumenya di bawah 90.000 artinya arah pergerakan
volume akan sama dengan arah pergerakan harga, sama-sama bergerak menurun,
karena pada saat pertama kali terjadi koreksi harga menurun dari level 1.64xx
volumenya sebesar 90.968. Sebaliknya jika ternyata volumenya di atas 100.000 saat
harga mencapai terendah di level 1.59xx tsb, artinya terjadi divergence antara
pergerakan harga yang menurun sementara volume bergerak naik dari 90.968 menjadi
di atas 100.000, dengan demikian koreksi akan selsai dan harga akan kembali bergerak
naik. Faktanya volume ternyata di atas 100.000 sehingga koreksi selesai dan harga
kembali naik hingga hari ini.
Dengan pedoman tsb, kita dapat mengambil keputusan utk entry pada saat sudah ada
sinyal akan terjadi pembalikan arah, yaitu ketika terjadi kondisi divergence.
Tetapi perlu diingat, ini baru merupakan salah satu komponen alat analisa, masih ada
komponen lain yg masih akan dibahas.
warna pada grafik batang volume tersebut, menunjukkan harga yang di tutup minus
atau plus dari harga open. Merah menggambarkan harga ditutup minus sedangkan hijau
menggambarkan harga ditutup plus.
Analisa Puncak dan Lembah Dalam Trend
Analisa puncak dan lembah (Peak and Through) pada dasarnya digunakan untuk tujuan
mengetahui trend dan reversal dari pergerakan harga suatu market. Tren tersebut baik
tren naik maupun tren turun.
a. Trend Naik Vs Trend Turun
Tren Naik (Bullish)
Suatu tren dikatakan naik apabila harga selalu mampu melewati puncaknya (peak) atau
Higher High dan selalu mampu membentuk puncak (peak) atau Higher High (HH) yang
baru dimana puncak (peak) atau Higher High (HH) yang baru tersebut selalu lebih tinggi
dari puncak atau Higher High sebelumnya. Kemudian dikuti oleh lembah (through) atau
Low yang lebih tinggi dari Low sebelumnya (Higher Low/HL)
Gambar Ilustri trend naik (Bullish).
Gambar 12

Tren Turun (Bearis)


Suatu tren dikatakan turun apabila harga selalu mampu melewati lembahnya (through)
atau Lower Low (LL) dan selalu mampu membentuk lembah (through) atau Lower Low
(LL) yang baru dimana lembah (through) atau Lower Low (LL) yang baru tersebut selalu
lebih rendah dari lembah atau Lower Low sebelumnya. Kemudian dikuti oleh puncak
(peak) atau High yang lebih rendah dari High sebelumnya (Low High/LH)
Gambar Ilustri trend turun (Bearish).
Gambar 13

Analisa Tend dengan identifikasi puncak / HH dan lembah atau LL ini gunakan sekurangkurangnya pada TF daily (paling rendah)
Untuk bisa disebut sebagai koreksi atau pembalikan arah pergerakan harga, manakala
seblum terjadinya pembalikan atau koreksi tsb, harga sedang dalam arah pergerakan
yang jelas, naik atau turun. Ketika harga pada kondisi sebagaimana yang anda sebut di
atas, up and down candle, ini biasanya disebut side ways atau flat, dimana harga
bergerak ke samping atau bergerak dalam kisaran. Lalu pada saat harga keluar dari
kisaran tersebut, biasanya disebut dengan break out. Untuk mengkonfirmasi valid atau
tidaknya break out tersebut salah satunya dengan melihat perubahan volume yang
terjadi, jika didukung oleh volume yang meningkat maka dapat dikatakan break out is
valid.
TF yang digunakan untuk melihat trend dan reversal minimal pada TF daily. Untuk break
out, bergantung di TF berapa kondisi side ways tersebut terjadi, jika terjadi pada TF
intraday, misalnya TF H1, maka jika terjadi break out yg dikonfirmasi oleh peningkatan
volume, tentunya bisa masuk/entry di TF H1 tsb, tetapi dengan catatan jika break out ke
arah yang berlawanan dengan trend pada TF daily, harus exit hari itu juga atau dengan
dengan target yang kecil, dan jika harga break out dari harga kisaran sesuai dengan
arah trend pada TF daily, maka anda bisa hold posisi atau target bisa ditetapkan lebih
besar.
Sekali lagi saya ingatkan, bahwa volume baru merupakan salah satu komponen dari
keseluruhan alat analisa menggunakan teori Dow. Akan menjadi lebih komprehensif jika
diintegrasikan dengan trend analisis dll, yang akan dibahas berikutnya.

Dow mengatakan, "pergerakan harga telah merefleksikan segalanya (Price Discounted


Everything)". Apapun informasi dan berita yang berkembang telah tercermin pada
pergerakan harga, bahkan Dow mengatakan, "yang paling penting adalah, bukan apa
yang bisa menyebabkan harga bergerak saat ini, tapi reaksi apa yang mungkin terjadi
terhadap pergerakan harga saat ini.
Tetapi kita bukanlah Dow, demikian pula saya, belum seujung kukunya Charles H. Dow.
Suka tidak suka, faktanya pada saat keluar news, harga sering kali bergerak tidak
mempedulikan arah tren, begitu pula dengan volume menjadi seakan tak berguna, tetapi
seringkali pula, jika arahnya berlawanan dengan tren yang didukung oleh volume akan
bersifat, setelah itu harga akan kembali bergerak sesuai dengan arah tren.
Bagi yang treding intraday akan jadi persoalan manakala posisinya berlawanan dengan
pergerakan harga setelah news, dan bukan persoalan bagi yang trading swing atau short
term yang hold posisi berhari-hari sesuai dengan arah tren, karena pergerakan harga
sebagai respon dari news tersebut tetap tak dapat merubah arah pergerakan major tren.
b. Awal dan Akhir Tren (Reversal)
Awal dan akhir (reversal) dari tren naik (bullish)
Ketika pada tren turun, harga tidak mampu lagi melewati atau break Lower Low (LL) dan
kemudian membentuk Low yang lebih tinggi (LH), kemudian diikuti dengan kemampuan
harga melewati (break) Lower High dan kemudian membentuk High yang lebih tinggi
(HH), maka yang demikian menunjukkan telah terjadi pembalikan pergerakan harga,
dan tren baru telah dimulai dari down menjadi up trend (atau bisa juga sebagai bentuk
dari awal terjadinya koreksi)
Lalu setelah harga kemudian bergerak up tren (bullish) kemudian pada suatu titik
tertentu kemudian harga tidak lagi mampu break Higher High untuk membentuk Higher
High yang lebih tinggi, tetapi justru terbentuk High yang lebih rendah dari High
sebelumnya atau terbentu Lower High atau High yang lebih rendah dari High sebelumnya
(LH), maka up trend telah berakhir, selanjut akan terjadi pembalikan arah pergerakan
harga.
Gambar ilustrasi awal dan akhir tren
Gambar 14

Volume di MT4 tidak bisa digunakan, penjelasannya sudah ada di posting awal tentang
volume. Utk platform yg ada real volume silahkan download di sini, tetapi cuman free 2
minggu utk trial http://www.cmegroup.com/market-data/.../overview.html
Convergence dan divergence pada teknik ini adalah antara pergerakan harga dengan
volume, kalau RSI di MT4 kalau saya tidak keliru, antara harga dengan harga itu sendiri,
jadi tentu berbeda.
Contoh aplikasi reversal dan awal trend baru pada real chart
Gambar 15

Tren dan koreksi.


Jika terjadi koreksi cukup jauh hingga mampu membentuk Low yang lebih rendah lebih
dari satu kali (pada up trend), maka bisa dibantu dengan fibonachi retracement untuk
mendeteksi, apakah harga hanya koreksi atau berlanjut sampai terjadi perubahan trend,
atau bisa pula dengan menggunakan gelombang elliot wave (saya belum paham untuk
menggunakan elliot wave)
Gambar 16

Memang menjadi persoalan ketika anda semata-mata hanya menggunakan fibo sebagai
signal. Perlu diingat baik-baik, pada teknikal klasik menggunakan teori Dow ini, yang jadi
rujukan utama adalah analisa puncak dan lembah atau HH - HL dan LL - LH sebagai
bentuk dari tren yang berlanjut atau reversal atau koreksi. Selama pergerakan harga
masih dalam kondisi yang memenuhi aturan untuk berlanjutnya trend, maka kita harus
percaya trend betul-betul akan berlanjut, begitu pula sebaliknya, ketika kondisi
pergerakan harga memenuhi aturan untuk terjadi reversal, maka kita harus percaya
reversal akan terjadi. Soal fibo saya masukkan dalam pembahasan ini (dalam teori Dow
tidak ada pembahasan soal fibo), digunakan sebagai alat bantu utk melihat apakah
harga hanya sekedar koreksi yang apabila koreksi selesai harga akan kembali pada tren
atau telah terjadi perubahan trend. Sekali lagi perlu diingat, yang utama dalam teknikal
analisis klasik ini adalah analisa puncak - lembah dan volume pada sekurang-kurangnya
TF daily, yang lain hanya tambahan.
Tentang volume dalam teori Dow, tidak ada pembahsan soal spread, tidak soal
bagaimana pread candlenya, selama harga bergerak dalam trend naik yang diikuti oleh
volume yang meningkat pula, atau paling tidak volume tidak menurun (konvergen
dengan pergerakan harga) maka trend masih akan terus berlanjut, sebaliknya jika tidak
didukung oleh peningkatan volume (divergen dengan pergerakan harga), maka koreksi
atau reversal akan segera terjadi. Demikian pula ketika pada saat tren sedang turun.
Dan mengukur konvergen - divergen volume terhadap harga ini yaitu pada pergerakan
dari swing ke swing.
Berikut ini saya tampilkan contoh aktual tentang konvergen dan divergen pada Euro
Globex.
Gambar 17

- Perhatikan bagian bertanda garis biru paling kiri, terlihat di sana terjadi swing harga
turun selama 8 hari, sedangkan volume justru naik (divergen), karena divergen,
kemudian terjadi pembalikan harga yang naik selama 3 hari (garis merah).
- Tetapi sayangnya kenaikan harga selama tiga hari tersebut (garis merah) tidak disertai
dengan kenaikan volume, sehingga kembali terjadi divergen, yang berakibat harga
kembali berbalik turun pada pergerakan berikutnya (garis warna hijau).

- Jika anda cermati, pada saat harga bergerak turun pada swing bertanda garis warna
hijau tersebut, juga telah terjadi divergen, dimana harga turun, sementara volume naik,
dan bisa anda lihat sendiri di gambar chart tersebut apa yang terjadi pada pergerakan
harga berikutnya.
Catatan:
Konvergen dan Divergen antra pergerakan harga dan volume ini, harus dilihat pada
pergerakan harga dari swing ke swing. Caranya dengan menarik garis dari awal ke akhir
swing, lalu bandingkan dengan garis pergerakan harga. Pada saat harga bergerak
diantara awal dan akhir swing tersebut, tidak masalah jika volume bergerak fluktuatif.
Maksudnya menampilkan grafik volume pada chart ya...? Lihat gambar ini,
penjelesannya ada di sana
Gambar 18

mengenai fibo,apabila terbentuk suatu high/low baru misal pada TF Daily apakah harus
kita ubah lagi tarikan garis fibo nya atau tetap menggunakan batas atas/bawah tarikan
sblm nya ?
Pindahkan ke Higher High (HH) yang baru pada up trend dan Lower Low (LL) yang baru
pada down trend. Tetapi ingat supaya tidak bias pemahamannya, fibo hanyalah alat
bantu, yang utama tetap analisa HH - HH dan LL - LH, selama harga masih membentuk
HH baru yang dikuti oleh Low yang yg lebih tinggi dari sebelumnya (HL), maka up trend
masih berlanjut, demikian pula jika harga masih mampu membentuk LL yang baru yang
diikuti oleh High yang lebih rendah dari sebelumnya (LH) maka down trend belum
berubah.
Awal dan akhir dari swing memang menjadi bagian dari analisa. Setelah harga mampu
break HH dan membentuk HH yang baru pada uptrend, lazimnya setelah itu akan terjadi
koreksi, demikian pula ketika harga mampu break LL dan membentuk LL yang baru pada
down trend, karena sifat dari pergerakan harga yg selalu membentuk gelombang. Titik
dimana terjadinya koreksi ini bisa menjadi akhir dari sebuah swing sekaligus juga
sebagai awal dari swing yang baru. Ciri utk terjadi koreksi tersebut salah satunya adalah
terjadi perubahan pergerakan volume, jika volume menurun sampai lebih rendah dari
volume ketika awal terjadinya gerakan naik maka sangat besar kemungkinan harga akan
segera terkoreksi atau swing naik telah selesai yang kemudian akan segera diikuti oleh
swing turun, karena jika kita hubungkan dengan garis antara volume saat awal

terjadinya swing akan terlihat garisnya menurun, atau tercipta kondisi divergence.
Kita ambil contoh kasus pada EU yang sedang running saat ini untuk pembelajaran. Kita
tahu kemarin EU mampu break HH, volume saat pertama EU naik tg 28 Maret 2011 yang
lalu dari kisaran 1.40xx sebesar 227354 (garis hijau yg menghubungkan candle harga
dan volume pada gambar pada posting di atas). HH sudah tertembus, berikutnya tinggal
mengamati pada saat volume drop di bawah 227354 kita berasumsi harga akan koreksi
karena terjadi divergence. Kita lihat faktanya ke depan.
Lalu tentang pertanyaan kritis anda tentang divergence garis biru, mari kita bedah,
berikut ini saya tampilkan lagi gambar chartnya. Jika garis biru pada volume saya
potong, maka terlihat di sana sesungguhnya telah terjadi divergence, sehingga besoknya
terjadi reaksi dari para buyer dan partisipasi pasar juga meningkat, terlihat dari volume
yang juga meningkat tajam, tetapi buyer gagal mendorong kenaikan lebih lanjut pada
keesokan harinya. Kenapa...? Coba ingat kembali pada posting awal tentang periode
trend: Akumulasi - Partisipasi - Ekses. Pada periode ekses ini, Investor yang memiliki
posisi pada periode Akumulasi dan partisipasi sudah mulai melepas sahamnya karena
merasa sudah mendapat profit yang cukup, tetapi pada saat yang sama para buyer yang
terlambat masuk masih melakukan pembelian. Srmakin lama seriiring perjalanan waktu
semakin bertambah jumlah investor yang memiliki posisi sejak periode awal tadi yang
menjual sahamnya. Mereka yang masuk belakangan menjadi tertekan secara psikologis,
lalu ikut melepas pula sahamnya, maka semakin banyak supply di market dan harga
semakin turun, kemudian pada kondisi demikian masih ada buyer yang mencoba ambil
posisi, namun karena tekanan jual yg kuat, mereka menjadi loss, lalu volume kembali
menurun karena yang masuk pasar kembali berkurang.
Setelah para pembeli di periode awal (periode akumulasi dan partisipasi) selesai taking
profit, berikutnya secara perlahan tapi pasti mereka mulai mengakumulasi kembali Euro,
karena mereka tahu ke depan akan ada penimngkatan permintaan (demand). Yang
demikian itulah yang terjadi pada Euro tsb
Gambar 19

Gambar Chart EU, dimana peta HH - HL sangat clear tergambarkan

Gambar 20

Pada posting #42 saya sudah sampaikan contoh pembalikan arah pada real market,
berikut ini contoh validasi harga break out dari area konsolidasi (area
keseimbangan/equilibrium)
Gambar 21

Penjelasan Gambar:
- Selama lebih dari satu bulan sebelumnya harga bergerak konsolidasi dalam kisaran
harga atau side ways pada TF daily (area antara garis horizontal warna hijau dan merah)
- Setelah itu harga mencoba break ke bawah. Saat harga baru break tersebut, kondisi
tersebut baru sebagai sinyal.
- Break out tersebut gagal, harga kemabli masuk ke dalam area konsolidasi.
- Gagal break ke bawah, berikutnya harga mencoba break ke atas. Jika diamati saat
harga berada di batas atas dari area konsolidasi tersebut, harga sempat bergerak
melewati batas, namun akhirnya bouncing dan membentuk candle shooting star yg
berekor panjang bagian atas, besoknya harga kemabli tertekan dan bergerak turun.
Kalau tidak hati2 kondisi tsb bisa menjebak, kita mungkin akan beranggapan konsolidasi

masih akan berlanjut, tetapi harga hanya berlanjut turun 1 candle, setelah itu kembali
naik. Mengatasinya, memang perlu sabar dengan tidak usah masuk pasar sampai ada
kejelasan pergerakan harga.
- Berikutnya, harga kemudian benar-benar break keatas. Sekali lagi, ini baru sebatas
sinyal, walau harga berlanjut naik.
- Selanjut setelah harga berlanjut naik meninggalkan area konsolidasi cukup jauh,
keudian harga pullback ke area konsolidasi tersebut. Tetapi harga bouncing di area ini,
demikian sinyal break out menjadi valid.
- Harga kemabli melanjutkan trending up-nya dengan gerkan sesuai kriteria Dow
tentang trend, yaitu, harga selalu mampu break HH diikuti dengan HL yang lebih tinggi.
Support - Resisten
Ada beberapa cara untuk menentukan level support dan resisten. Dalam teori Dow levellevel HH dan LL juga menjadi level support dan resisten.
- Level Higher High sebagai Support dan Resisten
Pada saat harga koreksi turun (pada up trend) setelah sebelumnya telah membentuk
level Higher High (HH) yang baru, maka setelah koreksi selesai, harga akan kembali
bergerak naik. Pada saat harga kembali naik dari koreksi inilah akan mengahadapi
resisten, dimana resisten tersebut adalah level HH yang baru terbentuk tersebut.
Ketika level HH yang juga berfungsi sebagai resisten di atas dapat ditembus, maka harga
akan kembali membetntuk level HH yang baru lagi, setelah itu, secara patron, harga
akan kembali koreksi. Ketika koreksi ini, maka level HH yang telah dibreak sebelumnya,
akan menjadi level support.
Untuk lebih jelas, perhatikan contoh pada gambar chart di bawah ini.
Gambar 22

Untuk Down Tren, prinsipnya sama dengan identifikasi support - resisten pada up trend
di atas, bedanya kalau pada up trend yang jadi level support - resisten adalah level HH,
maka untuk down trend adalah level LL.
Selain itu, bisa juga menggunakan trend line, channel, area keseimbangan supply demand dll.
Entry Buy dan Sell
Ada 2 tipe trader dalam pengambilan keputusan entry, agresif dan moderat. Tipe agresif
lebih berani mengambil resiko, tetapi dengan besarnya resiko yang dihadapi akan
mendapat peluang gain atau peluang reward lebih besar. Sementara tipe moderat
biasanya lebih sabar dan sangat berhati-hati, sangat memperhitungkan resiko agar bisa
ditekan sekecil mungkin, karena sangat mempertimbangkan resiko, maka peluang untuk
mendapat gain atau peluang untuk mendapat reward lebih kecil dibanding tipe agresif.
Gambar ilsutrasi titik entry
Gambar 23

Gambar titik entry pada real market


Gambar 24

Target loss : sekitar 20 pips di bawah support untuk buy posisi pada up trend dan 20
pips di atas resisten untuk sell posisi pada down trend
Target TP : sekitar 20 pips di bawah resisten untuk buy posisi atau 20 pips di atas
support untuk sell posisi.
Acuan TP dan SL di atas tidak kaku, bisa pula dengan menggunakan persentase
terhadap target TP, atau persentase dari rata-rata pergerakan harga (range pergerakan
harga, daily/weekly/monthly). disesuaikan dengan style trading. Sekitar 20 s/d 30 %
dari range pergerakan rata-rata monthly utk long term, 20 s/d 30% dari pergerakan
rata-rata weekly utk swing dan 20 s/d 30% dari rata-rata pergerakan daily. Sedangkan
TP bisa di set dengan 80% dari rata-rata pergerakan monthly, weekly atau daily utk long
term, swing dan intraday.
Sedikit Tentang Formasi Candle Vs Peak and Through Pada Dow Teory
Flag formation candle
Gambar 25

Pada gambar di atas dapat di lihat, terbentuknya formasi candle bendera (flag formation
candle) karena harga telah membentuk Peak atau Higher High dan Through atau Higher
Low pada up trend dalam Dow Teori, dengan demikian dapat dipahami bahwa peluang
untuk break ke atas menembus resisten line di flag formation tersebut, memiliki peluang
lebih besar karena pergerakan harga sednag up trend. Demikian pula utk inverted flag
formation, peluang untuk dapat menembus support line pada inverted flag formation
memilki peluang lebih besar, karena harga sedang bergerak dalam down trend
Inverted Head and Sholder
Gambar 26

Dari gambar di atas dapat dilihat, head and sholder terbentuk, karena awal terjadinya
perubahan trend dari down berubah menjadi up trend. Pada saat akan terjadi perubahan
dari down menjadi up tersebut, harga tidak mampu break lower low terkahir, kondisi
tersebut menjadikan terbentuknya head pada inverted head and sholder. Semenatar
sebelum itu pada gerakan down trend sebelumnya, telah lebih dulu membentuk left
sholder, kemudian ketika harga tidak mampu break lower low terakhir tersebut dan
berlanjut break lower high, kondisi ini membentuk right sholder.
Lebih lanjut karena telah terindikasikan akan ada perubahan trend, maka nickline
berpeluang besar akan tertembus, begitu pula ketika telah tertembus, maka saat harga
pullback ke arah nickline tersebut, besar peluang untuk bounching karena saat
bersamaan juga menghadapi lower high yang sebelumnya telah di break.
Kesimpulan
1. Siklus sebuah trend melalui masing-masing 3 fase up trend dan 3 fase down trend,
fase-fase tersebut adalah:
- Up Trend: Akumulasi - Partisipasi - Distribusi
- Down Trend: Distribusi - Partisipasi - Akumulasi
Setelah trend menyelesaikan siklusnya, lazimnya akan dilanjutkan dengan siklus
berikutnya.

2. Harga dikatakan bergerak dalam:


- Up trend jika, harga tersebut selalu mampu break higher high dan membentuk higher
high yang baru, yang diikuti oleh Low yang lebih tinggi dari Low sebelumnya (Higher
Low/HL)
- Down Trend jika, harga selalu mampu break lower low dan membentuk lower low yang
baru, yang diikuti oleh high yang lebih rendah dari high sebelumnya (Lower High/LH)
3. Reversal
- Pada up trend: Jika harga tidak mampu break higher high dan justru break ke bawah
higer low setelah itu diikuti oleh gerak pullback/retest ke higher low yang dibreak
tersebut dan kemudian mantul.
- Pada down trend: Jika harga tidak mampu break lower low dan justru break ke atas
lower high setelah itu diikuti oleh gerak pullback/retest ke lower high yang dibreak
tersebut dan kemudian mantul.
4. Keberlangsungan trend harus dikonfirmasi oleh volume. Tetapi trend tidak ditentukan
oleh volume.
5. Pada pasar saham, volume bisa bekerja effektif, karena pasar saham 100%
sentralised. Berbeda dengan pasar forex yang tidak 100% tersentralisasi. Dengan
demikian volume perdagangan mata uang tidak sepenuhnya tercatat, kecuali pada pasar
forex future. Namun demikian karena yang bertransaksi di pasar forex future merupakan
perusahaan-perusahaan multinasional, lembaga perbankan dan large trader, maka
transaksi yang terjadi di pasar forex future tersebut sangat berpengaruh pada
pergerakan harga mata uang secara keseluruhan, karena itu meskipun terkadang sedikit
bias tetapi tetap bisa digunakan sebagai alat analisa.
6. Entry mengikuti trend yang sedang berlangsung paling rendah pada TF daily dengan
aturan sebagai berikut.
- Pada kondisi market bergerak up trend: Untuk yang bertipe Agresif, ketika harga break
higher high dan clossing di atas higher high tersebut, maka entry dilakukan pada saat
open candle hari berikutnya. Untuk yang bertipe moderat, entry dilakukan ketika harga
pullback ke higher high yang di break tersebut.
- Pada kondisi market down trend: Untuk yang bertipe Agresif, ketika harga break lower
low dan clossing di bawah lower low tersebut, maka entry dilakukan pada saat open
candle hari berikutnya. Untuk yang bertipe moderat, entry dilakukan ketika harga
pullback ke lower low yang di break tersebut.
Dengan posting kesimpulan ini, maka materi Analisa Teknikal Klasik Menggunakan Teori
Dow ini sudah selesai. Berikutnya kita lanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan
terhadap materi yang sudah diposting tersebut. Saya mohon sebelum bertanya, baca
dulu dengan sabar semua materi yang sudah disampaikan. Ajukan pertanyaan yang
terkait dengan materi, dan jika sudah pernah ditanyakan mohon untuk tidak ditanyakan
kembali.

Ulasan1
Secara teori, volume digunakan untuk mengkonfirmasi trend. Aturannya menurut Dow
adalah: Pada pergerakan naik, harus didukung oleh kenaikan volume. Demikian
pula pada pergerakan turun, harus dikonfirmasi oleh penurunan volume.
Persoalannya, pada kenyatannya tidak selamanya teori itu langsung bersesuaian dengan
fakta di market, pada saat harga bergerak naik secara linear, pergerakan volume sering
kali bergerak fluktuatif, bukan teori Dow nya yang salah, tetapi Dow melakukan
penelitian itu di pasar index saham yang bersifat tersentralisasi, dan setiap transaksi
yang terjadi semuanya tercatat, sehingga data volume menjadi valid dan itupun
dialkukan pada lebih dari satu abad yang lalu, yang bisa saja belum tentu cocok lagi
100% dengan kondisi saat ini.
Sementara karakter di pasar forex berbeda dengan pasar saham. Sifat perdagangan
mata uang yang tidak tersentralisasi membuat transaksinya menyebar di banyak tempat
di seluruh dunia, mulai dari transaksi yang terjadi di bank-bank sampai dengan money
changer, bahkan terjadi pula di web money semacam LR dll. Transaksi mata uang secara
spot di seluruh belahan dunia itu, tidak ada catatan volumenya, oleh karena itu jika kita
menggunakan data volume pada pasar forex spot akan ada perbedaan validitasnya
dengan volume di pasar saham.
Namun demikian sebagaimana posting-posting sebelumnya, saya banyak merefer data
volume ini pada pasar komoditi berjangka di Chicago Mercentile Exchange. Komoditi
yang diperdagangkan di bursa tersebut salah satunya adalah currency (mata uang).
Diperdagangkannya currency pada bursa berjangka antara lain untuk mengakomodasi
kebutuhan sektor komersial melakukan lindung nilai. Umumnya perdagangan produk,
baik produk hasil industri manufaktur maupun produk olahan hasil bumi dilakukan
secara forward, kontrak yang dilakukan hari ini baru akan dilakukan pengiriman di waktu
mendatang dalam periode waktu tertentu, dengan harga yang sudah ditentukan sesuai
kesepakatan. Jarak waktu saat terjadi deal kontrak dengan waktu penyerahan produk
tersebut, membuka peluang ketidakpastian terhadap perubahan, baik perubahan nilai
atau harga produk itu sendiri maupun nilai mata uang. Dengan demikian ada potensi
resiko terhadap kemungkinan perubahan harga produk dan nilai mata uang tersebut di
masa yang akan datang. Jika perubahan yang terjadi adalah penurunan nilai baik harga
produk maupun nilai mata uang, maka supplier atau produsen akan mengalami kerugian
atas terjadinya penurunan harga dan nilai tersebut, sebaliknya jika terjadi kenaikan,
maka buyer atau konsumer yang akan mengalami kerugian. Kondisi inilah yang
mendorong sektor komersial masuk ke pasar cash/currency future tersebut untuk
lindung nilai terhadap resiko atas ketidakpastian di masa yang akan datang. Termasuk
pula sektor perbankan yang ikut bertransaksi di pasar currency future ini dalam rangka
transaksi keuangan (transaksi kredit dll) antar bank secara global.
Nilai uang yang ditransaksikan di pasar currency future tersebut tentulah sangat besar,
karena dilakukan oleh perusahaan-perusahaan baik perusahaan keciil maupun
perusahaan besar kelas raksasa seluruh dunia ditambah seluruh bank-bank komersial.
Lalu selain sektor komersial yang bertujuan lindung nilai, yang ikut bertransaksi di pasar
currency future tersebut juga para large trader yang bertujuan spekulasi (ambil untung)
memanfaatkan penawaran dan permintaan yang terjadi karena adanya kebutuhan dari
sektor komersial tersebut. Besarnya nilai transaksi yang terjadi di pasar currency future
ini, akan mempengaruhi pergerakan nilai mata uang, secara keseluruhan, dengan
demikian volume yang tercatat dapat menjadi bahan analisa untuk mengukur kekuatan
supply dan demand terhadap mata uang di pasar currency future, dimana
ketidakseimbangan supply - demand tersebut akan berpengaruh pada pergerakan nilai
mata uang.

Persoalannya, fluktuasi pergerakan volume tidak paralel dengan fluktuasi pergerakan


harga, namun demikian dia tetap berguna sebagai alat konfirmasi pergerakan harga,
guna mereduksi keslahan analisa ini maka metode yang dilakukan dengan melihat
divergence dan convergence pergerakan antara harga dan volume tersebut. Pada saat
secara umum antara pergerakan harga dan pergerakan volume masih convergence,
maka belum akan terjadi perubahan arah pergerakan harga tersebut, ketika telah terjadi
divergence, maka arah pergerakan harga akan mengalami perubahan.
Tetapi perlu diingat betul, bahwa volume ini harus ditempatkan sebagai alat
konfirmasi, yang utama adalah pola pergerakan harga pada chart itu sendiri,
selama pergerakan harga masih memenuhi kriteria HH - HL utk up trend dan LL
- LH untuk down trend, maka kita harus gunakan ini sebagai rujukan utama
dalam pengambilan keputusan trading, jangan dibalik-balik agar tidak bias. Ketika
harga sudah mulai bergerak tidak sesuai dengan kriteria tersebut, pada perubahan yang
terjadi di candle pertama itulah kita konfirmasikan dengan volume, jika ternyata volume
menunjukkan divergence maka indikasi akan terjadi perubahan arah pergerakan harga
menjadi lebih jelas dan peluang utk terjadi perubahan tersebut menjadi besar. Namun
demikian jangan buru-buru ambil posisi, lewatkan dulu satu candle lagi utk memastikan.
Selain itu kendati rule sudah diikuti jangan pernah beranggapan bahwa 100% pasti akan
untung, walaupun peluangnya masih lebih besar. Karena itulah diperlukan target loss
untuk meminimalisir terhadap kemungkinan kerugian.
Aplikasi Analisa Teknikal Kalisk Menggunakan Teori Dow
1. Analisa GBPUSD
Sebagai bahan pembelajaran mengaplikasin Teknik ini, saya akan mulai dengan
membuat analisa mulai dari Major Trend TF Monthly.
Gambar 27

Pada gambar GU di atas, setelah siklus Ekses selesai, harga terdistribusi dalam satu fase
hingga menyentuh level terendah di sekitar 1.42xx tanpa melalui fase partisipasi dan
ekses.
Kini pada major trend, GU mulai memperlihatkan upaya untuk pulih dan saat ini sedang
dalam fase akumulasi. Dalam fase akumulasi ini terlihat GU setelah mencoba bangkit
dan membetuk LH lalu kembali pullback retest Lower Low (LL) tetapi banyaknya demand
telah membuat GU kembali terdorong naik sebelum mencapai Lower Low (LL) tersebut
dan kemudian terbentuk Low yang lebih tinggi (Higher Low/HL). Formasi yang demikian
ini, menurut kaidah Dow, harga akan mencoba break Lower High (LH). Jika mampu
dilewati maka akan membentuk High yang lebih tinggi dari high (LH) sebelumnya dan
major trend akan berlanjut berhgerak bullish memasuki fase partisipasi.
Untuk melihat kemungkinan selanjutnya kita coba mengamati pergerakan di TF weekly
dan daily sebagai Midle Trend sbb:
TF Weekly
Gambar 28

Pada TF weekly terlihat sebelumnay telah terbentuk formasi up trend dengan adanya
sederet HH - HL, namun sedikit tertahan saat akan menembus higher high dan harga
bergerak dalam kisaran atau flat selama beberapa minggu hingga akhirnya kemarin
mampu keluar dari kisaran tersebut bahkan mampu ditutup di atas higher high, dengan
demikian sangat besar peluang GU pada major trend ini utk berlanjut naik untuk
menciptakan hihger high baru yang lebih tinggi. Namun demikian karena ini pada TF
weekly maka untuk menyelesaikan 1 candle di TF ini, akan ada lima candle pada TF
daily, dan bisa saja di 5 candle tersebut akan ada pergerakan naik-turun. Untuk untuk
untuk mencari peluang terbaik saya akan masuk ke TF daily sbb:

TF Daily
Gambar 29

Pada TF daily di atas, GU telah bergerak konsolidasi cukup lama dalam garis chanel yang
cenderung ke atas. Dan kemarin harga sempat menembus high level sebelum akhirnya
ditutup di bawah high level tersebut dan berada di sisi atas dari garis channel. Karena
pada major trend TF monthly GU sedang dalam fase akumulasi dari up trend, dan pada
middle trend TF weekly harga mampu menembus dan ditutup di atas higher high, maka
peluang untuk berlanjut naik pada TF weekly sangat besar. Apabila GU hari Senin besok
berlanjut naik dan ditutup di atas higher high, maka bagi yang bertipe agresif pada hari
Selasa bisa masuk dengan mengambil posisi buy. Bagi yang moderat perlu bersabar
menunggu harga pullback ke area Higher High saat ini.
Atau kalau mau lebih agresif lagi bisa masuk mengambil momentum setelah harga break
level Higher High 1.6430 di TF H4, dan pasang stop loss sekitar 20 - 30 pips di bawah
level higher high tersebut. Namun jika harga belum mapu break level HH, tunda dulu
ambil posisinya, sampai harga mampu break dengan candle clossing di atasnya. Lihat
gambar GU TF H4 di bawah ini
Gambar 30

Untuk intraday, saya anjurkan menggunakan TF H4 untuk analisa pergerakan, TF H1


digunakan untuk mencari titik entry terbaik. Pada TF H4 formasi trend dalam kondisi up,
dengan support terdekat di 1.6327 dan resisten di 1.6430. Selama trend di TF H4 masih
dalam formasi bullish maka pilihan masih tetap buy, dengan mengambil titik entry
sedekat mungkin dari support level, dan pasang stop loss, 10 - 15 pips di bawah support
tsb. Tetapi saya pribadi, lebih suka trading swing dengan lot tentu saja disesuaikan,
menjadi lebih kecil.
Open posisi di bawah ini sebagai bahan pembelajaran, tidak digunakan sebagai sinyal
trading.
Sebagimana hasil analisis pada pair GU yang menyimpulkan bahwa opsi buy menjadi
pilihan dimana langkah-langkah analisanya pada posting #72. Saya entry buy ketika
harga menyentuh level Higher High sebelumnya. Entry yang saya lakukan ini tergolong
sangat agresif, tetapi tentu saja saya lakukan ini juga dengan memperhitungkan resiko
yang secara psikologis dapat saya terima, yaitu sebesar 50 pips. Persisnya berada 10
pips di bawah support level pada TF H4. Bagaimanapun selain peluang profit yang
diharapkan, tentu ada resiko yang mengiringi, yang penting bagaimana kita dapat
meminimalisir resiko tersebut dengan membatasi loss yang mungkin akan terjadi.
Gambar 31

Setelah pada hari Jum'at kemarin EU mencapai harga tertinggi sejak 2010 di 1.4487,
pada hari Senin kemarin EU kehilangan momentum untuk bergerak lebih tinggi lagi,
kemudian harga terkoreksi. Melihat lemahnya momentum yang dikonfirmasi oleh
turunnya volume pada EU Globex (currency future), boleh jadi level 1.4487 tersebut
merupakan level higher high untuk selanjutnya EU berpeluang bergerak koreksi lebih
lanjut untuk membentuk higher low (HL). Opsi yang aman adalah entry pada saat harga
sudah menyelesaikan koreksinya, dan masuk pasar sesuai dengan arah trend.
Kalau pada GU kemarin saya menggunakan account demo sebagai pembelajaran untuk
trading intraday. Maka posisi yang terlihat pada chart MT4 di bawah ini merupakan posisi
pada real account, dan 2 posisi buy sebelumnya telah saya hedge (lock) dengan 1 posisi
sell dan akan saya buka saat koreksi selesai. Level-level support yang akan menjadi
perhatian untuk melihat kemungkinan terjadi pembalikan sebagai indikasi selesainya
koreksi adalah 1.4350 (HH di TF H4) dan 1.4240 (HH di TF daily) dan dikonfirmasi
dengan pergerakan volume pada Euro Globex pada bursa komoditi CME.

Gambar 32

EURO Globex TF Daily


Gambar 33

Sinergisitas Indikator RSI dan Peak and Through


Penggunan indikator RSI akan sangat membantu jika digunakan secara tepat. Dalam
analisis Peak and Through, RSI akan sangat membantu untuk melihat kemungkinan
berakhirnya pergerakan koreksi baik pada up maupun down trend. Cara
menggunakannya adalah sbb:
1. Pada Up Trend.
- Konfigurasikan HH dan HL pada TF H4
- Ketika harga sedang dalam pergerakan koreksi ke bawah untuk membentuk Higher
Low (HL) lalu pindah dan amati pergerakan di TF H1 dengan memasang indikator RSI
standard setting
- Entry ketika RSI sudah berada di sekitar level over shold (level 30, bisa sedikit di atas
atau di bawahnya)
- Pasang stop loss sedikit di bawah (+/- 10 pips) level HL di TF H4, atau 30 s/d 50 pips
dari posisi entry
- Target TP setelah harga membentuk Higher High pada TF H4 atau 60 s/d 100 pips. Jika
akan di hold sampai beerapa hari, perhatikan dulu kondisi perjalan trend pada TF daily
2. Pada Down Trend.
- Konfigurasikan LL dan LH pada TF H4
- Ketika harga sedang dalam pergerakan koreksi ke atas untuk membentuk Low High
(HL) lalu pindah dan amati pergerakan di TF H1 dengan memasang indikator RSI
standard setting
- Entry ketika RSI sudah berada di sekitar level over bought (level 70, bisa sedikit di atas
atau di bawahnya)
- Pasang stop loss sedikit di atas (+/- 10 pips) level LH di TF H4 atau 30 s/d 50 pips dari
posisi entry
- Target TP setelah harga membentuk Lower Low pada TF H4 atau 60 s/d 100 pips. Jika
akan di hold sampai beerapa hari, perhatikan dulu kondisi perjalan trend pada TF daily
Contoh penggunaan RSI dan Peak and Through pada up trend.
Identifikasi dan konfigurasi trend TF H4 (HH - HL)
Gambar 34

Pnggunaan RSI TF H1
Gambar 35

Dari fakta historis, pergerakan koreksi biasanya terbatas, tetapi kita tidak pernah tahu
kapan dan pada level harga berapa koreksi akan berakhir, karena itu RSI digunakan
sebagai alat bantu untuk memperkirakan akhir dari gerakan koreksi tersebut. Jadi tidak
masalah apapun kondisi RSI di TF H4.
Ketika misalnya harga sedang bergerak dalam up trend pada TF daily dan H4, dan
kemudian harga koreksi turun setelah terbentuk Higher High (HH) yang baru, lalu
meskipun RSI belum oversold pada TF H4 atau TF daily tersebut tetapi pada TF H1
sudah oversold, maka harga akan segera kembali berbalik bergerak sesuai arah trend.
Sekali lagi dasarnya adalah karena sesuai dengan fakta yang sudah-sudah, pergerakan
koreksi biasanya terbatas, karena itu cukup di ukur pada TF H1. Gambar chart pada
posting #103 di atas sudah cukup memberikan gambaran yang jelas, pada saat RSI di
TF H1 sudah oversold, maka harga langsung berbalik. Saya pikir rulenya juga cukup
jelas.
Sebagai contoh terbaru, silahkan lihat fakta yang baru saja terjadi pada EU di TF H1 hari
ini, setelah harga kembali terkoreksi dengan kuat hingga break Low pada awal sesi
Eropa tadi sore, lalu pada saat RSI di TF H1 telah oversold, harga langsung kembali
berbalik ke arah trendnya dan terus naik hingga saat saya posting ini. Tetapi perlu
diingat, gunakan ini hanya utk mengukur berakhirnya gerak koreksi dari suatu trend.

Pembicara Diskusi akun Wong Kito


Link Sumber :
http://www.indo.mt5.com/

Anda mungkin juga menyukai