FAKTOR PROFIT
Suatu hari saya mendapati banyak sekali pertanyaan mengenai forex yang
masuk ke email. Waktu itu jumlahnya mencapai 400 pertanyaan dalam waktu 1
minggu. Dan terus terang saya tidak sempat untuk membalas semuanya.
Dari sekian banyak pertanyaan itu, jika ditarik kesimpulan seolah membentuk
sebuah pertanyaan inti seperti ini : " bagaimana caranya agar bisa profit dalam
trading forex karena selama ini seolah sangat sulit sekali untuk bisa
menghasilkan profit ?"
Saya tahu bahwa ketika saya bertanya berarti saya sedang mencari solusi. Dan
dibalik solusi yang dicari itu pasti ada masalah yang harus diatasi. Dari sanalah
saya berpikir bagaimana caranya mengatasi masalah itu. Untuk melihat
masalahnya secara lebih jelas agar solusinya tepat, saya ajukan
beberapa pertanyaan balik pada beberapa trader. Ternyata inti jawaban yang
saya dengar dari mereka adalah "Saya sulit meraih profit dalam trading forex
karena prediksi saya sering salah. Saya tidak tahu kemana arah market
selanjutnya".
So, jika masalah utama untuk meraih profit adalah membaca arah market, dan
jika anda pun mengalami masalah yang sama seperti itu, maka cara terbaik
untuk membantu anda agar berhasil dalam trading adalah membuat anda bisa
membaca arah market.Oleh karena itu saya, persembahkan sebuah solusi yaitu :
Cara Membaca Arah Market
Semoga dengan menguasai cara membaca arah market anda menjadi trader
hebat yang tidak bergantung pada saran dari orang lain atau bergantung pada
robot forex. Anda bisa menciptakan profit secara mandiri dari kemampuan
anda sendiri.
**Selamat membaca**
Siapa yang sangka jika trend pergerakan nilai tukar mata uang yang pertama
kali terbentuk adalah trend mendatar. Hal ini merujuk pada sejarah
pemberlakuan nilai tukar mata uang yang diatur oleh perjanjian Bretton Woods
pada tahun 1944 yang di hadiri oleh 92 negara atas prakarsa Inggris dan
Amerika.
Pada intinya perjanjian Bretton Woods mengenalkan sistem nilai tukar tetap
dan pembentukan lembaga keuangan yang mengatur stabilitas ekonomi dunia,
salah satunya IMF. Dimana salah satu ketentuan pokonya mengatur bahwa
setiap anggota IMF harus mematuhi mengenai :
- Hard currency atau mata uang kuat harus dikaitkan dengan seberat tertentu
emas. Dengan kata lain penerbitan hard currency harus dijamin dengan
cadangan emas. Misalnya adalah US dollar, untuk mencipta uang senilai $35
Federal Reserve Bank (Bank Central Amerika) harus memback-up dengan
emas senilai 1 ounce atau 28,3496 gram.
Mata uang yang termasuk hard currency yaitu US dollar, Euro, Poundsterling,
Swis franc dan Japanese yen.
- Soft currency atau mata uang lemah harus dikaitkan dengan hard currency.
Dengan kata lain penerbitan soft currency harus berdasarkan nilai kekayaan
negara yang dinilai dengan hard currency.
- Fluktuasi nilai tukar diharapkan hanya sebatas 1%-2.5% diatas atau dibawah
kurs yang berlaku.
Melihat sejarah seperti itu dengan berlakunya sistem nilai tukar tetap, maka
sejak pemberlakuan perjanjian Bretton Woods seandainya nilai tukar mata uang
itu digambarkan dalam bentuk grafik maka akan membentuk trend yang relatif
mendatar karena setiap mata uang pada dasarnya bernilai seberat tertentu emas.
Yang jelas saat berakhirnya masa sistem nilai tukar tetap itu. Kronologinya
dimulai dengan melemahnya kepercayaan terhadap US dollar sebagai akibat :
Melihat kondisi langkanya dollar, Amerika mencipta dollar yang jumlah nilai
totalnya melebihi nilai total cadangan emas yang dimiliki. Padahal menurut
perjanjian Bretton Woods seharusnya jumlah uang yang diterbitkan nilainya
harus sesuai dengan cadangan emas yang dimiliki. Tentu saja hal ini
menurunkan kepercayaan pada Amerika.
Selain itu, sebagai polisi dunia Amerika pada waktu itu memberikan bantuan
pembangunan ke negara-negara Eropa korban perang dunia II. Akibatnya
terlalu banyak dollar yang keluar dari amerika. Hal itu secara tidak langsung
membuat kelebihan peredaran dollar diluar Amerika. Dengan jumlah uang yang
beredar terlalu banyak itu maka inflasi tidak dapat lagi dihindari .Efek inflasi
ini tentu saja membuat US Dollar menjadi kurang bernilai.
Dari 2 hal itu timbulah penurunan kepercayaan pada dollar AS sebagai standar
moneter internasional. Tindakan nyata dari penurunan kepercayaan itu
tercermin dalam peristiwa penukaran dollar secara besar-besaran oleh negaranegara
Eropa.
Francis adalah negara yang pertama kali melakukan hal itu dengan menukarkan
sejumlah 150 juta dollar AS dengan emas. Tindakan Perancis ini kemudian
diikuti oleh Spanyol yang menukarkan sejumlah 60 juta dollar AS dengan emas
yang kemudian diikuti oleh negara lainnya. Praktis saja jumlah cadangan emas
di Fort Knox ( Amerika ) berkurang secara drastis.
Bisa anda bayangkan Amerika kala itu telah menerbitkan banyak dollar namun
cadangan emas yang menjaminnya berkurang drastis atau tinggal sedikit.
Padahal sekali lagi menurut perjanjian bretton woods, jumlah US dollar yang
beredar nilainya harus sama dengan cadangan emas yang dimiliki Amerika.
Ujungnya secara sepihak Amerika membatalkan perjanjian Bretton Woods
melalui Dekrit Presiden Nixon pada tanggal 15 Agustus 1971, yang isinya
antara lain bahwa USD tidak lagi dijamin dengan emas. Namun US dollar tetap
menjadi mata uang internasional untuk menilai cadangan devisa negara-negara
di dunia. Sejak saat itu, berlakulah sistem baru yang disebut dengan floating
exchange rate.
Floating exchange rate atau sistem kurs mengambang adalah sistem yang
ditetapkan melaui mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran di bursa
valas yang sama sekali tidak dijamin oleh logam mulia.
Maka sejak saat itulah market forex mulai bergerak naik dan turun membentuk
trend sesuai dengan permintaan dan penawaran pasar. Apapun yang terjadi
selanjutnya dengan market forex ditentukan oleh besarnya permintaan dan
penawaran pasar.
PENGGERAK MARKET
Jika apapun yang terjadi selanjutnya dengan market forex ditentukan oleh
besarnya permintaan dan penawaran pasar, maka artinya faktor penentu
pergerakan market forex adalah permintaan dan penawaran pada mata uang.
Lalu apa yang memunculkan permintaan dan penawaran?
Permintaan muncul dari minat untuk mendapatkan, memegang ataupun untuk
memiliki sesuatu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan ataupun untuk
mendapatkan keuntungan. Sedangkan Penawaran muncul dari minat untuk
melepas sesuatu karena sudah tidak menarik lagi ataupun bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan.
Dengan begitu permintaan pada mata uang itu muncul karena minat trader,
serta penawaran terhadap mata uang pun muncul karena minat trader.
Minat untuk apa ?
Dilihat dari motif ekonomi, tentu minat trader untuk memenuhi kebutuhan
ataupun untuk mendapatkan keuntungan.
Minat untuk memenuhi kebutuhan ini dilakukan oleh lembaga atau perusahaan
yang melakukan perdagangan internasional untuk kebutuhan likuidasi
transaksi. Dan minat untuk mendapatkan keuntungan dilakukan oleh spekulan
yang ingin mendapatkan keuntungan dari selisih kurs. Walaupun beda
tujuannya, namun apa yang dilakukan oleh keduanya itu prosesnya sama, yaitu
dengan menukarkan mata uang yang satu dengan yang lain.
Penukaran ini dalam praktek trading forex dikenal dengan istilah Buy dan Sell.
Kejadian sebenarnya dari BUY yaitu melepas counter currency untuk
memegang base currency. Dengan kata lain aktivitas BUY itu karena tertarik
pada base currency. Sedangkan SELL yaitu melepas base currency untuk
memegang counter currency, dengan kata lain aktivitas SELL itu karena
tertarik pada counter currency.
Kita tahu bahwa Nilai Tukar ( Harga) yang tergambarkan dalam grafik forex itu
adalah nilai Base currency dibagi dengan Counter currency. Sehingga :
Ketika trader tertarik pada base currency, ia berminat melakukan buy. Akhirnya
terjadilah permintaan pada base currency. Minat buy yang meningkat ini, sesuai
hukum ekonomi akan membuat nilai base currency semakin tinggi. Sehingga
nilai tukar base currency terhadap counter currency menjadi NAIK.
Dengan kata lain Buy mendorong harga jadi Naik
Begitupula ketika trader tertarik pada counter currency, ia berminat melakukan
sell. Minat pada counter currency ini, sesuai hukum ekonomi membuat nilai
counter currency semakin tinggi, sehingga nilai bagi antara base currency
dengan counter currency menjadi turun .
Dengan kata lain Sell menekan harga jadi Turun
Dari kedua hal itu kesimpulannya adalah bahwa yang menyebabkan nilai tukar
jadi naik adalah Minat Buy, dan yang menyebabkan harga menjadi turun adalah
Minat Sell.
Jadi penggerak market forex sebenarnya itu adalah MINAT para trader pada
mata uang tertentu.
Oleh karenanya dalam memperkirakan nilai tukar (harga) apakah mau naik atau
mau turun itu seharusnya dengan cara mengukur besarnya minat trader sebagai
penggerak market forex.
MENGUKUR MINAT
Jika cara membaca arah market itu seharusnya dengan mengukur besarnya
minat, lalu bagaimana caranya kita tahu minat para trader padahal minat itu
adanya didalam hati dan pikiran trader ?
Benar sekali bahwa minat bukanlah benda berwujud sehingga tidak bisa dilihat
secara langsung. Tapi bukankah setelah timbul minat itu akan timbul tindakan?
Dampak dari tindakan trader itulah yang bisa kita gunakan untuk mengukur
besarnya minat trader.
Tindakan apapun yang dilakukan trader dengan dasar minat apapun pada
faktanya bisa merubah nilai tukar mata uang. Perubahan nilai mata uang ini
tidak bisa kita bantahkan telah tergambarkan dalam bentuk grafik. Oleh karena
itu dengan melihat grafik yang terbentuk kita bisa mengukur besarnya minat
yang ada didalamnya.
Caranya yaitu dengan membandingkan bentuk grafik yang tergambar akibat
minat yang besar dengan bentuk grafik yang tergambar akibat minat yang kecil.
Coba perhatikan bahwa alur minat atau alur ketertarikan manusia pada sesuatu
itu normalnya seperti ini :
Karena trader juga manusia, maka ketika trader berminat pada mata uang,
misalnya berminat pada base currency, alurnya pun akan sama seperti itu. Jika
yang memiliki minat pada base currency itu banyak, maka akan membuat nilai
base currency semakin tinggi sehingga nilai tukarnya menjadi naik dalam
waktu panjang. Inilah yang kemudian disebut trend naik.
Dengan alur minat seperti diatas maka yang terjadi pada nilai tukar (harga)
ketika trend naik :
Mulai naik Semakin naik Naik dengan stabil Naik dengan lambat Mulai
mendatar
Begitu juga yang terjadi pada nilai tukar ketika trend turun :
** Kata Nilai Tukar untuk kedepannya kiga ganti dengan kata Harga ( price),
agar lebih mudah memahaminya.
Untuk menggambarkan alur minat diatas dalam bentuk grafik secara benar
sebelumnya kita harus memahami arti dari kata mulai tumbuh, semakin
meningkat, stabil,semakin melemah dan mulai habis.
Karena semua itu adalah sebuah proses, sedangkan proses itu berkaitan dengan
dimensi waktu. Maka arti dari :
Mulai tumbuh = Adanya penambahan kondisi dibandingkan waktu sebelumnya
Semakin meningkat = Adanya penambahan yang jumlahnya membesar dari
waktu ke waktu
Stabil = Adanya penambahan yang besarnya tetap dari waktu ke waktu
Semakin melemah = Adanya penambahan yang besarnya menurun dari waktu
kewaktu
Mulai habis = Adanya penambahan yang besar semakin mendekati nol hingga
penambahan sendiri jadi hilang dari waktu ke waktu.
Untuk lebih jelasnya agar proses itu bisa digambarkan, coba perhatikan baris
angka berikut :
Pada deret penambahan meningkat diatas jumlah yang ditambahkan pada angka
sebelumnya semakin membesar, pada deret penambahan tetap jumlah
penambahannya tetap, sedangkan pada deret penambahan menurun jumlah
yang ditambahkan pada angka sebelumnya semakin mengecil.
Jika hasil penambahan diatas digambarkan dalam bentuk tumpukan batang dan
kurva maka hasilnya seperti ini :
Jumlah penambahan yang membesar akan membentuk kurva Melengkung
- Yang terjadi pada harga saat minat beli mulai tumbuh dan semakin meningkat
akan tergambar seperti ini :
- Yang terjadi pada harga saat minat beli mulai melemah akan seperti ini :
- Yang terjadi pada harga saat minat jual mulai tumbuh dan semakin meningkat
akan seperti ini :
- Yang terjadi pada harga saat minat jual mulai melemah akan seperti ini :
Jika apa yang terjadi pada harga diatas digambarkan dalam bentuk grafik
candlestick maka :
- Bentuk grafik candlestick saat minat beli mulai tumbuh dan semakin
meningkat telihat seperti ini :
- Bentuk grafik candlestick saat minat buy semakin melemah dan mulai habis
telihat seperti ini :
- Bentuk grafik candlestick saat minat sell mulai tumbuh dan semakin
meningkat telihat seperti ini :
- Bentuk grafik candlestick saat minat sell semakin melemah dan mulai habis
telihat seperti ini :
Seadainya bentuk grafik candlestick ini kita gabungkan sesuai dengan alur
minatnya, maka :
- Alur minat beli memiliki bentuk pola trend normal seperti ini :
Minat yang besar ditunjukan dengan bentuk grafik melengkung yang berisi
candlestick dengan badan panjang. Minat yang kecil ditunjukan dengan bentuk
grafik candlestick melandai yang berisi candle dengan badan pendek.
Jika dalam rentang waktu tertentu alur minat berjalan secara utuh, normal dan
tidak ada gangguan dari luar, maka pola grafik trend naik dan pola grafik trend
turun secara normal memiliki bentuk seperti pada gambar diatas.
Lalu bagaimana kelanjutannya setelah aliran minat itu sampai pada kondisi
habis ?
Dari pemahaman sebelumnya kita tahu bahwa minat adalah penggerak market,
sehingga yang akan terjadi saat minat itu habis atau hanya tinggal sedikit
adalah market tidak bergerak atau bergerak sedikit sekali dalam setiap
periodenya sehingga grafik harga yang terbentuk cenderung mendatar.
Jadi kalau begitu apakah setelah trend naik ataupun trend turun akan terjadi
trend mendatar ?
Ya. Selama belum ada minat baru yang muncul yang akan kembali
menggerakan market.
Barulah setelah muncul minat yang baru, market bergerak membentuk trend
kembali yang arahnya sesuai dengan jenis minat yang muncul itu.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa secara normal :
Setelah trend naik maupun trend turun akan terjadi trend mendatar
Setelah trend mendatar akan terjadi trend naik ataupun trend turun
Dengan kata lain secara normal sebelum terjadi trend naik maupun trend turun
akan terjadi trend mendatar terlebih dulu.
Seandainya alur minat mengalir secara utuh dan normal, maka baik itu trend naik maupun trend
turun akan membentuk pola trend normal seperti pada bab sebelumnya.
Lalu bagaimana seandainya minat itu tidak mengalir secara utuh dari awal
sampai akhir? Seperti apa bentuk pola trend nya?
Saat minat mengalir secara normal dan membentuk sebuah pola trend, didalam
pola trend itu terdapat pola grafik yang lebih pendek yang memiliki bentuk
berbeda akibat perubahan besarnya minat. Artinya dari awal sampai
berakhirnya trend itu memang membentuk sebuah pola grafik trend, namun
pola grafik trend itu tersusun dari beberapa pola grafik yang berbeda akibat
perubahan minat / fase minat. Sehingga bisa dikatakan bahwa trend sebenarnya
adalah sebuah rangkaian pola grafik yang memiliki kecenderungan arah yang
sama.
Sebaliknya ketika minat tidak mengalir secara normal maka tentu saja pola
grafik trend yang terbentuk memiliki bentuk yang berbeda dari pola normalnya,
dengan pola grafik penyusunnya yang berbeda pula dari pola grafik penyusun
bentukan aliran minat yang normal.
Jadi kalau begitu ternyata ada berbagai bentuk pola grafik ?
Benar. Baik itu karena perubahan minat maupun karena faktor lain. Apa saja
faktor itu ? perhatikan gambaran berikut :
Pada awalnya sejak dimulainya pemberlakuan sistem kurs mengambang, yang
membentuk pola grafik itu murni dari besarnya permintaan dan penawaran
Begitu pula sebaliknya jika kurs berubah dari $1= Rp 10.000,- menjadi $1 = Rp
5000,-
Nilai dolar yang terlalu rendah ini menguntungkan importir yang hanya perlu
menyediakan sedikit rupiah ( Rp 5 milyar) untuk membayar senilai $1 juta
dollar, tapi nilai dollar yang terlalu rendah itu merugikan eksportir yang hanya
menerima sedikit rupiah ( hanya Rp 5 milyar) jika $1 juta yang diterimanya itu
ditukarkan menjadi rupiah. Jika transaksi tetap dilakukan tentu akan
menimbulkan kerugian bagi eksportir.
Kejadian transaksi ekspor impor seperti itu terjadi juga di negera lain, jadi bisa
dibayangkan ada bayak sekali perusahaan didunia ini yang melakukan
pembayaran seperti itu sehingga masing-masing pihak akan berusaha menjaga
agar nilai mata uang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, termasuk oleh
pemerintah untuk melindungi kepentingan warganya.
Penjagaan itu dilakukan agar nilai tukar mata uang berada pada rentang harga
yang disepakati dan bisa diterima sebagai harga wajar oleh masing-masing
pihak agar sama-sama saling menguntungkan atau sama sama tidak dirugikan.
Nilai sisi atas dan sisi bawah dari rentang harga yang disepakati inilah yang
kemudian menjadi batas wajar harga yang bisa ditoleransi yang kemudian
membatasi gerakan market sehingga membentuk pola grafik yang lain. Dengan
dijaganya harga untuk tetap berada pada rentang tertentu maka setiap kali harga
mencoba keluar dari batas tersebut, harga akan dikembalikan ke dalam rentang
wajarnya.
Kejadian harga yang terus kembali ke rentang wajarnya ini akan terus terjadi
sampai ada kejadian yang benar-benar memaksa level batas itu boleh ditembus.
Misalnya karena tanggal jatuh tempo pembayaran sudah tiba yang jika tidak
dibayar justru akan menimbulkan kerugian yang lebih besar akibat dikenakan
denda atau bunga yang nilainya lebih besar dari pada kerugian yang harus
ditanggung akibat selisih kurs .
Pada saat seperti itu walaupun harga sudah berada diluar batas, harga akan
terus bergerak menjauhi batas karena kekuatan minat yang terlalu besar akibat
keterpaksaan itu. Dari hal ini kita bisa melihat lagi bahwa minat lah yang
kembali berperan menggerakan grafik dan membentuk pola grafik yang lain.
Dari gambaran diatas kita bisa melihat bahwa yang membuat grafik memiliki
bentuk pola itu bukan hanya permintaan dan penawaran saja, melainkan juga
rasa takut, rasa tamak serta batas harga yang dijaga.
Sehingga pada intinya grafik memiliki bentuk pola yang berbeda itu disebabkan
oleh :
Jika 3 jenis pembentuk pola grafik ini kita golongkan menjadi pembentuk dari
dalam dan pembentuk dari luar. Maka yang menjadi pembentuk dari dalam itu
adalah minat, ketakutan dan ketamakan. Sedangkan yang dari luar adalah
pembatas harga.
Pembentuk dari dalam ini pada dasarnya akan membuat harga bergerak lurus,
sedangkan pembentuk dari luar akan membelokkan gerakan harga. Jadi kemana
arah harga selanjutnya ditentukan oleh kekuatan dari dalam serta kuat tidaknya
pembatas harga itu.
Oleh karenanya dalam menentukan arah harga selanjutnya kita lihat kekuatan
yang ada didalam pola grafik itu sendiri, lalu perhitungkan pembatas yang ada
didepannya.
Pada bab selanjutnya kita akan mengenali pola grafik akibat besar kecilnya
kekuatan dari dalam serta pola grafik akibat kuat lemahnya pembatas harga.
Pola ini pola ini ditunjukan dengan badan candlestick yang panjang dan
semakin panjang pada candle berikutnya seolah market bergerak cepat.
Sehingga jika titik- titik candlesticknya disambungkan akan membentuk
lengkungan keatas. Jarak tempuh pola ini jauh karena biasanya pola ini terjadi
setelah berhasil menembus pembatas. Kita tahu bahwa secara logika yang bisa
menembus batas itu hanyalah pola grafik yang memiliki kekuatan besar
didalamnya.
Pola ini ditunjukkan dengan panjang badan candlestick yang semakin jadi lebih
pendek dari candlestick sebelumnya sehingga jika unsur candlesticknya
dihubungkan akan membentuk kurva melandai ( mendekati mendatar). Gerakan
harga pada pola mulai melambat sehingga jarak tempuh selanjutnya dari pola
ini pendek karena secara alami pemendekan badan candle ini adalah akibat
minat yang mulai habis. Sehingga jika diteruskan maka minat itu habis dan
berakhir dengan pola yang mendatar.
5. Pola grafik mendatar
Pola ini ditunjukan dengan bentuk candlestick yang pendek serta arahnya
sering bolak balik, sehingga jika unsur candlesticknya dihubungkan
membentuk kurva yang relatif datar. Pada kondisi ini gerakan market sangat
lambat bahkan cenderung tidak bergerak. Jarak tempuh selanjutnya dari pola
ini ditentukan oleh kemunculan minat yang baru yang akan membuat market
kembali bergerak.
Untuk pola grafik pada trend turun, bentuknya hampir sama dengan ke -5 pola
trend naik diatas namun arahnya saja yang berbeda yaitu turun. Yang menjadi
dasar penggolongan pola grafik turun adalah pola grafik trend normal dibawah
ini:
Kelima pola grafik diatas dibentuk oleh kekuatan dari dalam yang
mengarahkan market bergerak secara normal sesuai dengan alur minat.
Dengan demikian jika saat ini muncul salah satu bentuk pola grafik diatas, bentuk pola
grafik selanjutnya akan mengikuti alur kekuatan minat yang ada didalamnya.
Selain kekuatan dari dalam diatas, ada juga kekuatan dari dalam yang bisa
membuat market bergerak secara tidak normal sehingga membentuk pola
penyimpangan. Kekuatan itu adalah kekuatan ketamakan.
Yang dimaksud grafik terjal disini adalah grafik yang seolah berdiri tegak
lurus. Padahal untuk mencapai level harga tertentu itu seharusnya pola grafik
yang terbentuk adalah miring karena ada batasan periode .
Coba perhatikan , misalnya panjang candle daily kemarian adalah 120 pips.
Dalam 1 hari ada 24 jam sehingga jarak tempuh rata-rata dalam 1 jam itu 5
pips. Jadi kita bisa anggap bahwa kondisi normalnya dalam 1 jam itu harga
hanya bergerak sekitar 5 pips saja. Oleh karena itu jika kemudian harga
bergerak 100 pips dalam 1 jam maka itu berarti tidak normal.
Pola grafik terjal seperti ini terjadi akibat ketamakan yang berlebihan. Yang
biasa dilakukan trader tamak hingga menyebabkan grafik terjal itu adalah :
- Melakukan buy terus menerus atau melakukan buy dengan ukuran lot besar
ketika posisi buy sebelumnya sedang profit serta pada saat trend naik terlihat
jelas sehingga harga bergerak naik dalam waktu cepat membentuk pola terjal
naik.
- Melakukan sell terus menerus atau melakukan sell dalam jumlah lot banyak
ketika posisi sell sebelumnya sedang profit pada saat trend turun terlihat jelas
sehingga harga bergerak turun dalam waktu cepat membentuk pola terjal turun.
Setelah terbentuknya pola grafik terjal ini secara psikologi akan menimbulkan
ketakutan bagi yang telah mendapatkan profit banyak, yaitu takut profit yang
telah didapat menjadi hilang jika kemudian harga balik arah. Selain itu
mnculnya pola terjal juga menyadarkan sebagian trader bahwa harga telah
bergerak secara tidak normal sehingga harga akan segera kembali ke jalur
normalnya.
Ketakutan dan kesadaran inilah yang kemudian membuat trader menutup
posisinya untuk mengamankan profit yang telah didapat, ataupun membuka
posisi baru yang berlawanan arah dengan trend yang terjadi ( counter trend).
Tapi jika ketakutan itu berlebihan atau terlalu banyak trader yang
merasakannya maka akan ada terlalu banyak penutupan posisi yang bisa
membalik arahkan market secara cepat sehingga membentuk pola pemantulan.
Begitu pula ketika banyak trader yang sadar market telah keluar jalur
normalnya, akan ada banyak pembukaan posisi counter trend sehingga harga
memantul.
Wujud lain dari pola terjal adalah formasi gap. Gap atau celah antara satu
candlestick dengan candlestick berikutnya yang menunjukan minat besar yang
muncul secara seketika sehingga harga langsung loncat, ataupun minat besar
yang tersumbat sehingga begitu sumbatan itu terbuka harga langsung meloncat
jauh.
Arah selanjutnya setelah terjadi gap tergantung dari posisi gap serta panjang
gap itu sendiri.
Pada dasarnya gap ini menunjukan penambahan minat, sehingga selanjutnya
harga akan bergerak lurus sesuai gap yang terjadi. Namun jika gap yang
terbentuk itu terlalu jauh atau terlalu panjang maka selain membuat banyak
trader mendapatkan keuntungan, juga akan membuat grafik bergerak secara
tidak wajar sehingga pada akhirnya akan banyak trader yang menutup posisi
atau membuka posisi baru yang berlawanan. Tentu saja hal ini membuat harga
balik arah.
Jika gap terjadi setelah minat tumbuh, maka penambahan minat bisa dianggap
sebagai sebuah hal yang wajar (asal tidak terlalu mendadak ), oleh karenanya
setelah terjadi gap diawal minat tumbuh harga akan terus bergerak sesuai arah
gap.
Yang menjadi tiak wajar adalah jika muncul gap setelah terjadi pelemahan.
Sehingga gap ini bisa dianggap sebagai pemaksaan. Setelah terjadi gap seperti
ini, harga akan balik arah.
kita lebih waspada. Karena pada faktanya pola tipuan ini memang sering
terjadi.
Yang menarik dari pola tipuan ini adalah bahwa sebelum muncul pola tipuan
akan didahului oleh tanda pergerakan awal. Misalnya pada sebelum terjadi
kenaikan panjang, sebelum pola tipuan turun muncul, ada titik lembah yang
lebih tinggi dari sebelumnya. Ini menunjukan tekanan jual sudah kalah oleh
dorongan beli karena tidak mampu membawa harga lebih rendah. Dengan
begitu selanjutnya dorongan beli akan mendominasi pasar dan akan mendorong
harga naik.
Selain itu pola tipuan ini mudah dikenali dengan ciri setelah muncul candle
tipuan, candle berikutnya akan membuat bollingerband tidak melebar. Atau
dengan kata lain pola tipuan tidak membuat bollingerband melebar.
Jika pola tipuan biasanya terjadi saat trend sedang mendatar, maka pola
konvergen divergen terjadi setelah market menemukan kondisi jenuh.
Modus pola konvergen divergen ini sama dengan pola tipuan yaitu membuat
harga lebih rendah dulu baru kemudian membalik arahkannya, atau membuat
harga lebih tinggi dulu baru kemudian membalikannya.
Baik konvergen ataupun divergen, pada intinya adalah kejadian dimana bentuk
grafik tidak selaras dengan bentuk indikator. Padahal nilai indikator itu
dihitung dari nilai-nilai yang ada dalam grafik. Sehingga arah atau bentuk
grafik seharusnya sama dengan arah indikator.
Lebih detailnya Konvergen adalah adanya close candle bearish yang lebih
rendah dari close candle bearish lembah sebelumnya, namun nilai indikatornya
lebih tinggi dari nilai indikator lembah sebelumnya. Jika kedua close candle itu
dihubungkan, serta indikator kedua close itu dihubungkan maka akan membentuk 2 garis yang
mengerucut.
Arah grafik selanjutnya setelah terjadi konvergen adalah NAIK .
Divergen adalah adanya close candle bullish yang lebih tinggi dari puncak
sebelumnya namun nilai indikatornya lebih rendah dari nilai indicator puncak
sebelumnya. Sehingga ketika kedua titik close candle bullish itu dihubungkan,
temasuk menghubungkan nilai indikator kedua close itu, maka akan terbentuk 2
garis yang melebar.
Ada persamaan yang mencolok dari ketiga jenis pola penyimpangan yaitu :
- Candlestick terakhir saat terjadi penyimpangan memiliki badan yang panjang
atau lebih panjang dari candle sebelumnya.
- Arah selanjutnya berlawanan dari arah penyimpangan karena market akan
kembali ke jalur normalnya.
Sehingga pada saat menganalisa, jika kita menemukan pola normal, maka kita
tahu arah harga selanjutnya sesuai alur minat, tapi jika kita melihat pola
penyimpangan, kita juga tahu bahwa harga akan segera balik arah.
Dengan begitu titik ujung penyimpangan kita bisa jadikan sebagai titik masuk
pasar.
POLA BATASAN HARGA