KATA PENGANTAR
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem
Kardiovaskuler tentang Asuhan Keperawatan pada Penyakit Gagal Jantung yang
diberikan oleh Ibu Yuyun Solihatin, S.Kep.Ners. Disamping itu makalah ini dapat
memperluas pengetahuan para pembaca khususnya bagi mahasiswa kesehatan.
Ucapan terima kasih penyusun haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan :
1. Allah SWT.
2. Kep. STIKES Muhammadiyah Tasikmalaya.
3. Dosen mata kuliah Sistem Kardiovaskuler.
4. Rekan-rekan kelas 1A S1-keperawatan.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penyusun. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
, 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
: PENDAHULUAN .........................................................................................
, 2013
, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam
mediastinum di antara kedua paru-paru. Jantung memiliki fungsi utama sebagai pemompa darah.
Jantung merupakan salah satu organ yang tidak pernah beristirahat. Dalam keadaan fisiologis,
pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus SA) dan
menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika rangsang irama ini
mengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya, maka dapat terjadi gangguan
pada kinerja jantung.
Gangguan pada sistem kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan utama yang dialami
masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, jantung mempunyai suatu sistem pembentukan
rangsang tersendiri. Pada zaman modern ini. Angka kejadian penyakit jantung semakin meningkat.
Baik di Negara maju maupun berkembang, penyebab yang sering ditemukan adalah gaya hidup
misalnya, diet yang salah, stress, kondisi lingkungan yang buruk, kurang olahraga, kurang istirahat
dan lain-lain. Diet yang salah, seperti terlalu banyak mengkonsumsi junk food yang notabene
banyak mengandung kolesterol jahat, yang berujung pada kegagalan jantung. Apalagi ditambah
dengan lingkungan yang memiliki tingkat stressor tinggi, kurang olahraga, dan istirahat, maka
resiko untuk terkena penyakit jantung akan semakin tinggi.
Berbagai macam penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infark miokard akut,
hipertensi yang semuanya berujung pada gagal jantung. Hal ini sangat membahayakan bagi
kehidupan seseorang, sehingga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut harus segera mendapat
perawatan medis di rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang tercantum dalam pengkajian klien dengan gagal jantung?
2. Apa saja macam pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan gagal jantung?
, 2013
3. Bagaimanakah diagnosa dan intervensi keperawatan kepada klien dengan gagal jantung?
C. Tujuan
1. Mengetahui hal-hal yang terkaji dalam pengkajian klien dengan gagal jantung.
2. Mengetahui macam-macam pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan gagal
jantung.
3. Mengetahui diagnosa dan intervensi keperawatan kepada klien dengan gagal jantung.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Penyakit
, 2013
A.1. Definisi
Gagal Jatung adalah suatu keadaan patolofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga
jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.
Kelainan jantung pada gagal jantung adalah berkurang atau hilangnya fungsi miokardium
yang menyebabkan penurunan curah jantung.
Ada beberapa definisi gagal jantung, namun tidak ada satupun yang benar-benar dapat
memuaskan semua pakar atau klinis yang menangani masalah gagal jantung.
Saat ini dikenal beberapa istilah gagal jantung, yaitu :
Gagal jantung kiri : terdapat bendungan paru, hipotensi, dan vasokontriksi perifer dengan
DEFINISI
ISTILAH
S
I
II
III
IV
tanpa Disfungsi
ventrikel
kiri
, 2013
akhir diastolik dalam ventrikel kiri dan volume akhir diastolik dalam ventrikel kiri meningkat,
dengan tanda dan gejala :
1. Perasaan badan lemah
2. Cepat lelah
3. Berdebar-debar
4. Sesak nafas
5. Batuk anoreksi
6. Keringat dingin
7. Takhicardia
8. Dispnea
9. Paroxysmal nocturnal dyspnea
10. Ronki basah paru dibagian basal
11. Bunyi jantung tiga
Gagal jantung kanan karena ganguan atau hambatan pada daya pompa ventrikel kanan.
Sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun tanpa didahului adanya gagal jantung kiri, dengan
tanda dan gejala :
1. Edema tumit dan tungkai bawah
2. Hati membesar , lunak dan nyeri tekan
3. Bendungan pada vena perifer (jugularis)
4. Ganguan gastrointestinal (perut kembung, anoreksia, dan nausea) dan asites
5. Berat badan bertambah
6. Penambahan cairan tubuh
7. Perut membucit
, 2013
A.3. Etiologi
Gagal jantung dapat disebabkan oleh :
1. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya
kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup
ateriosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit degeneratif atau inflamasi.
2. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpuikan asam laktat). Infark
miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan
dan penyakit miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang
secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitaas menurun.
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal ( peningkatan afterload ) meningkatkan beban kerja jantung
dan pada gilirannya mngakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
4. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena
kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
5. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara
langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah
yang masuk jantung (stenosis katup semiluner), ketidak mampuan jantung untuk mengisi darah
(tamponade, perikardium, perikarditif konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan mendadak after
load.
6. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung.
Meningkatnya laju metabolisme (mis : demam, tirotoksikosis), hipoksia dan anemia memerlukan
peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia
, 2013
juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan
abnormalita elekttronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
A.4. Patofisiologi
Sindrom gagal jantung disebabkan oleh beberapa komponen :
1. Ketidak mampuan miokard untuk berkontraksi dengan sempurna mengakibatkan stroke volum
dan cardiac output menurun.
2. Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel(systolic overload) menyebabkan
hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.
3. Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel(diastolic overload) akan
menyebabkan volume dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi.
4. Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung dimana
jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah
jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mamu untuk memenuhi kebuthuna sirkulasi tubuh.
5. Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk kedalam ventrikel atau
pada aliran balik venous return akan menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang
dan curah jantung menurun.
Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja(tekanan atau volume)
yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung itu sendiri. Beban volume atau preload disebabkan
karena kelainan ventrikel memompa darah lebih banyak semenit sedangkan beban tekanan atau
afterload disebabkan oleh kealinan yang meningkatkan tahanan terhadap pengaliran darah ke luar
jantung. Kelainan atau gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas
dan oleh hilangnya jaringan kontraktil ( infark miokard ).Dalam menghadapi beban lebih, jantung
menjawab ( berkompensasi ) seperti bila jantung menghadapi latihan fisik. Akan tetapi bila beban
lebih yang dihadapi berkelanjutan maka mekanisme kompensasi akan melampaui batas dan ini
menimbulkan keadaan yang merugikan. Manifestasi klinis gagal jantung adalah manifestasi
mekanisme kompensasi.
, 2013
1. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia kerusakan pola
mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6
minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.
2. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur
katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.
3. Skan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.
4. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan
gagal jantung sisi kanan dan sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi. Juga mengkaji potensi
arteri koroner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi
fraksi/perubahan kontrktilitas.
5. Rontgen dada : Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi
atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
6. Oksimetri nadi : Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut
menjadi kronis.
7. Analisa gas darah (AGD) : Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan
(dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
8. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi
ginjal. Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
9. Pemeriksaan tiroid : Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai
prepencetus gagal jantung kongesti
A.6. Penatalaksanaan
1. Panduan praktik terbaik yang dikeluarkan oleh America association telah mengidentifikasi
penggunaan penyekat
sebagai terpai yang paling efektif untuk gagal jantung kecuali ada kontraindikasi khusus. Inhibitor
ACE menurunkan afterload (TPR) dan volume plasma (preload). Penyekat reseptor angiostensin
dapat digunakan sebagai inhibitor ACE.
, 2013
2. Diberikan diuretik untuk menurunkan volume plasma sehingga aliran balik vena dan
peregangan serabut otot jantung berkurang.
3. Terapi oksigen mungkin digunakan untuk mengurangi kebutuhan jantung.
4. Nitrat mungkin diberikan untuk mengurangi afterload dan reload.
5. Uji coba nitric oxide boosting drug (BiDil) untuk beberapa pasien penderita gagal jantung,
terutama Afro-Amerika, menunjukan bahwa obat ini memperbaiki kualitas hidup pasien dan
angka keselamatan hidup yang lebih lama.
6. Penyekat adosteron (epleronon) telah terbukti mengobati gagal jantung kongestip setelah
gagal jantung.
7. Digoksin (digitalis) mungkin diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas. Digoksin bekerja
secara langsung pada serabut otot jantung untuk meningkatkan kekuatan setiap konstruksi tanpa
bergantung pada panjang serabut otot. Hal ini akan menyebabkan peningkatan curah jantung
sehingga volume dan peregangan ruang ventrikel berkurang. Saat ini digitalis lebih jarang
diguanakan untuk mengatasi gagal jantung dibandingkan dengan masa sebelumnya.
, 2013
- Apakah kelemahan fisik bersifat local atau keseluruhan system otot rangka dan apakah
disertai ketidakmampuan dalam melakukan pergerakan.
- Bagaimana nilai rentang kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
- Kapan timbulnya keluhan kelemahan beraktifitas, seberapa lamanya kelemahan beraktifitas,
apakah setiap waktu, saat istirahat ataupun saat beraktifitas.
4. Riwayat Penyakit dahulu :
- Apakah sebelumnya pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM, hiperlipidemia.
- Obat apa saja yang pernah diminum yang berhubungan dengan obat diuretic, nitrat,
penghambat beta serta antihipertensi. Apakah ada efek samping dan alergi obat.
5. Riwayat penyakit keluarga : Penyakit apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota
keluarga yang meninggal, apa penyebab kematiannya.
6. Riwayat pekerjaan/ kebiasaan :
- Situasi tempat kerja dan lingkungannya
- Kebiasaan dalam pola hidup pasien.
- Kebiasaan merokok
B.1.2. Pengkajian
1. BREATHING
- Terlihat sesak
- Frekuensi nafas melebihi normal
2. BLEEDING
- Inspeksi : adanya parut, keluhan kelemahan fisik, edema ekstrimitas.
- Palpasi : denyut nadi perifer melemah, thrill
- Perkusi : Pergeseran batas jantung
, 2013
5. BOWEL
- Mual
- Muntah
- Penurunan nafsu makan
- Penurunan berat badan
6. BONE
- Kelemahan
- Kelelahan
- Tidak dapat tidur
- Pola hidup menetap
- Jadwal olahraga tak teratur
7. PSIKOSOSIAL
- Integritas ego : menyangkal, takut mati, marah, kuatir.
, 2013
- Interaksi social : stress karena keluarga, pekerjaan, kesulitan biaya ekonomi, kesulitan
koping.
B.3. Intervensi
a) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya
penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya penuruna tekanan dan cara berelaksasi.
Rencana:
1. Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
2. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran).
3. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
4. Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman.
5. Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi.
6. Kolaborasi dalam:
, 2013
- Pemberian oksigen.
- Obat-obatan (beta blocker, anti angina, analgesic)
7. Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan dengan narkosa.
b) Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
Tujuan: setelah di lakukan tindakan perawatan klien menunnjukan peningkatan kemampuan
dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina
Rencana:
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan
aktivitas.
2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
3. Anjurkan pada pasien agar tidak ngeden pada saat buang air besar.
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisiki bahwa aktivitas melebihi batas.
c) Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama,
konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.
Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan keperawatan.
Rencana:
1. Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi berdiri, duduk dan
tiduran jika memungkinkan).
2. Kaji kualitas nadi.
3. Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4.
4. Auskultasi suara nafas.
5. Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas.
, 2013
, 2013
B.4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada proses perawatan klien dengan gagal jantung.
1. Bebas dari nyeri.
2. Terpenuhinya aktivitas sehari-hari.
3. Menunjukan peningkatan curah jantung.
- Tanda-tanda vital kembali normal.
- Terhindar dari risiko penurunan perfusi periver.
- Tidak terjadi kelebihan volume cairan.
- Tidak sesak.
- Edema ekstremitas tidak terjadi.
4. Menunjukan penurunan kecemasan.
5. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
- Mematuhi semua aturan medis.
- Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah.
- Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukan tanda-tanda bebas dari komplikasi.
- Menjelaskan proses terjadinya gagal jantung.
- Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi.
- Mematuhi program perawatan diri.
- Menunjukan pemahaman mengenai terapi farmakologi.
- Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian gaya hidup.
, 2013
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai dan
menjadi penyebab mortalitas utama baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang.
Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan kegagalan dari ventrikel
jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole. Akibat kekurangan penyediaan oksigen
ke otak , menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba.
Terdapat tiga aspek penting dalam menanggulangi gagal jantung yaitu pengobatan terhadap
penyakit yang mendasari dan pengobatan terhadap faktor pencetus . Termasuk dalam pengobatan
medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkan kontraktilitas dan
mengurangi beban jantung. Sekaligus pengobatan umum meliputi istirahat, pengaturan suhu,
kelembapan, oksigen, pemberian cairan dan diet.
, 2013
2. Saran
Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagal jantung diperlukan
pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.
Informasi atau pendidikan kesehatan berguna untuk klien dengan gagal jantung selain itu
pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap
penyebabnya.
DAFTAR PUSTAKA