Oleh
Sani Tryana Septian
NIM : J1614901070
A.
Definisi
Pneumonia
merupakan
penyakit
peradangan
akut
pada
paru
yang
B.
Penyebab
Berdasarkan etiologinya pneumonia dapat disebabkan oleh :
1.
Bakteri
2.
Virus
3.
Jamur
4.
Aspirasi makanan
5.
Pneumonia hipostatik
6.
Patofisiologi
Jalan nafas secara normal steril dari benda asing dari area sublaringeal
sampai unit paru paling ujung. Paru dilindungi dari infeksi bakteri dengan
beberapa mekanisme:
1. filtrasi partikel dari hidung.
2. pencegahan aspirasi oleh reflek epiglottal.
3. Penyingkiran material yang teraspirasi dengan reflek bersin.
4. Penyergapan dan penyingkiran organisme oleh sekresi mukus dan sel
siliaris.
5. Pencernaan dan pembunuhan bakteri oleh makrofag.
6. Netralisasi bakteri oleh substansi imunitas lokal.
7. Pengangkutan partikel dari paru oleh drainage limpatik.
Infeksi
pulmonal
bisa
terjadi
karena
terganggunya
salah
satu
Hiperemia
ini
terjadi
akibat
pelepasan
mediator-mediator
peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera
jaringan.
Mediator-mediator
tersebut
mencakup
histamin
dan
4.
D.
Manifestasi klinis
Pasien dengan bronkopneumoni dapat mengalami demam tinggi
dengan peningkata suhu secara mendadak sampai 40. Anak sangat gelisah,
sesak nafas dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernafasan cuping
hidung merupakan trias gejala yang patognomotik. Kadang-kadang disertai
muntah dan diare, batuk mula-mula kering kemudian menjadi produktif.
Manifestasi yang lain yang sering adalah nyeri dada saat batuk
ataupun bernafas, batuk produktif disertai dahak purulen, sesak nafas, dyspnea
sampai terjadi sianosis, penurunan kesadaran pada keadaan yang buruk atau
parah, perubahan suara nafas ralews, ronchi, wezhing, hipotensi apabila
disertai dengan bakterimia atau hipoksia berat, tachipnea serta nadi cepat.
Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh
infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik
secara mendadak sampai 39-400C dan mungkin disertai kejang karena demam
yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal
disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut.
Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,anak akan mendapat batuk
setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk kering kemudian
menjadi produktif (Bennete, 2013).
Dalam
pemeriksaan
fisik
penderita pneumonia
khususnya
3.
4.
Pathway
Infeksi kuman patogen
( bakteri / virus )
brochiolitis
gangguan interstisiil
PK : Infeksi
kerusakan epitel
pembentukan mukus
muntah
penyumbatan bronkhus
kerusakan alveolus
Gangguan pertukaran gas
2.
3.
F.
Klasifikasi
Menurut Zul Dahlan (2007), pneumonia dapat terjadi baik sebagai
penyakit primer maupun sebagai komplikasi dari beberapa penyakit lain.
Secara morfologis pneumonia dikenal sebagai berikut:
1.
Pneumonia lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau ganda.
2.
3.
2.
3.
Pneumonia
bakterial,
meliputi
pneumokokus,
stafilokokus,
dan
1.
b.
c.
2.
Usia 0 2 bulan
a.
Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah
atau nafas cepat yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih.
b.
Bukan pneumonia, bila tidak ada tarikan kuat dinding dada bagian
bawah dan tidak ada nafas cepat.
G.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengkakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan
dan menyusu pada bayi.
8.
9.
10.
11.
H.
2.
Status ASI buruk, anak yang tidak mendapat ASI yang cukup sejak lahir (
kurang 4 bulan) mempunyai risiko lebih besar terkena pneumonia. ASI
merupakan makanan paling penting bagi bayi karena ASI mengandung
protein, kalori, dan vitamin untuk pertumbuhan bayi. ASI mengandung
kekebalan penyakit infeksi terutama pneumonia.
3.
imun
dengan
cara
meningkatkan
imunitas
nonspesifik,
6.
7.
8.
I.
Pemeriksaan penunjang
1.
Pemeriksaan laboratorium
a.
b.
Cairan
pleura,
eksudat
dengan
sel
polimorfonuklear
300-
100.000/mm. Protein di atas 2,5 g/dl dan glukosa relatif lebih rendah
dari glukosa darah.
c.
d.
2.
Pemeriksaan mikrobiologik
a.
b.
3.
Pemeriksaan imunologis
a.
b.
c.
d.
4.
ringan
sampai
bercak-bercak
konsolidasi
merata
Pneumonia
streptokokus,
gambagan
radiologik
menunjukkan
memadat
dan
mengenai
keseluruhan
lobus
atau
Terapi
1.
Perhatikan hidrasi.
2.
3.
Perhatikan volume cairan agar tidak ada kelebihan cairan karena seleksi
ADH juga akan berlebihan.
4.
5.
6.
Pengobatan antibiotik:
a.
c.
d.
Kloramfenikol
atau
sefalosporin.
H.
Influensa,
Klebsiella,
P.
f.
K. Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3.
No
Dx
1
Tujuan
Klien
Intervensi
menunjukkan Beri
fungsi
pernafasan
normal.
posisi
Rasional
yang
nyaman
Posisikan
Mengurangi
stres
dapat beristirahat
yang
Untuk
Kriteria
hasil:
ventilasi
pernafasan
tetap
maksimum
mempertahankan
(pertahankan
peninggian
anak
sedikitnya 30 derajat)
penekanan
diafragma.
istirahat
dan
Perpiratory:
patency,
status:
Mechanical
ventilatory weaning.
kepala
Untuk
menghindari
Pakaian
memastikan
menghambat
bahwa
dan
tidur
penjadualan
meningkatkan
Relaksasi
istirahat
mengurangi
dengan
kecemasan.
yang
tepat.
Dorong
Untuk
keadekuatan oksigen.
Tingkatkan
dapat
Pendidikan kesehatan
dapat
teknik
ketat
perkembangan nafas.
yang
meningkatkan
pengetahuan tentang
relaksasi.
teknik
kepatenan
jalan
nafas.
meningkatkan
yang
mempermudah
upaya
pernafasan
(misal:
pemberian
Klien
mempertahankan
kesejajaran
yang tepat.
Kriteria
tubuh
Memungkinkan
ekspansi
lebih
hasil:
paru
baik
yang
dan
perbaikan
mudah,
Untuk
membersihkan
jalan
nafas
NIC:
suctioning
airways
ekspektoran
Beri
hipersekresi.
fisioterapi
dada.
akibat
sesuai ketentuan.
Lakukan
pertukaran
Ekspektoran
obat
Puasakan anak.
untuk
mengencerkan
Berikan
dahak
sehingga
sputum
penatalaksanaan
dikeluarkan.
anak
menahan
dalam
Fisioterapi
dada
membantu
atau
mengeluarkan sputum
dapat
Untuk
mencegah
takipnea
hebat).
Pengurangan
nyeri
mengurangi
kebutuhan oksigen.
Untuk memaksimalkan
efek
3
Klien
mempertahankan
tingkat
energi
anak.
yang Bantu
adekuat.
Kriteria
hasil:
anak
aktivitas
hidup
kemampuannya.
sehari-hari
yang
Agar
toleransi.
melebihi
energi
yang
pengalihan
untuk
kondisi, kemampuan,
tumbuh kembang.
stimulasi
Untuk
menjaga
keseimbangan
oksigenasi
dengan
mengurangi konsumsi
usia
dan
kondisi.
dan
oksigen
Instruksikan
yang
berlebihan.
anak
penggunaan
Klien
terjadi
aktivitas
tidak
yang berlebihan.
Berikan
energi.
agar
dengan
peningkatan aktivitas.
Menejemen
fisioterapi dada.
Tujuannya
dalam
anak
mungkin
NIC:
dan
mentoleransi
NOC: endurance
batuk
Untuk
mencegah
penggunaan
Pertahankan
oksigen
yang berlebihan.
Mencegah
terjadi
menunjukkan
tanda-
lingkungan aseptik,
potensial
tanda
infeksi
dengan
infeksi nosokomial.
sekunder.
Kriteria
hasil:
menunjukkan
penurunan
menggunakan
anak
kateter
bukti
steril
gejala
penghisap
dan
mencuci
komplikasi
Untuk
mencegah
penyebaran
teknik
nosokomial.
tangan
infeksi.
yang baik.
NIC:
pertahanan
Beri
alami.
Kontrol
dan
infeksi.
infeksi
perlindungan
infeksi
mengatasi infeksi.
antibiotik
sesuai ketentuan.
Untuk
mendukung
tubuh
Membantu
mengurangi
sesuai
kesukaan
dada.
sputum
untuk
mengkonsumsi
nutrisi.
Ajarkan
fisioterapi
Teknik-teknik
nonfarmakologis
relaksasi,
nyeri/ketidaknyamana
untuk
membantu
anak
mengatasi
dapat
nyeri.
diterima
oleh
anak.
hasil:
anak
untuk
memberikan
analgesik
atau
ditentukan sebelum
Untuk
prosedur.
nyeri
tingkat
nyeri
Level
analgesik
dengan
rute
traumatik
NIC:
paling
sedation.
yang
Berikan
kenyamanan.
Conscious
yang
kecil
jika
mungkin.
strategi
Untuk memudahkan
pembelajaran
adalah
biarkan
memilih
penggunaan
paling
orang
orang
tua
yang
mengetahui
anak
anaknya.
salah
satunya.
anak
atau
strategi
tambahan.
i.sc.
Karena
beberapa
menghindari
tepat
dan
Gunakan
dan
nafas
Rencanakan
Kriteria
seperti
pemilihan
strategi.
Ajarkan anak untuk
pelatihan
mungkin
diperlukan
menggunakan
berfokus
pada
strategi
tindakan
yang
nonfarmakologis
diperlukan.
khusus
terjadi
sebelum
sebelum
nyeri
atau
nyeri
atau
minta
orangtua membantu
anak
dengan
menggunakan
stratei selama nyeri
6
Klien
mengalami
penurunan
aktual.
Jelaskan
prosedur
Dengan
pendidikan
rasa
berkurang kecemasan
Anak
tidak
dan
tanda-
tahap
meningkatkan
perkembangan.
kemampuan koping.
menunjukkan
tanda
disstres
pernafasan
atau
ketidaknyamanan
Ciptakan hubungan
fisik.
NOC:
Kontrol
kecemasan
dan
koping.
NIC:
Penurunan
yang
anak.
kecemasan.
anak
dan
dikenal
mendukung
komunikasi.
Beri
tindakan
untuk
anak
kenyamanan
yang
menurunkan
diinginkan
anak
kecemasan.
(misal:
mengayun,
membelai, musik).
Berikan
kedekatan
mainan
dapat
membantu
anak
mengurangi
(misak:
kecemasan.
selimut, boneka).
Anjurkan perawatan
dan
Dukungan
objek
keluarga,
oleh
meyakinkan.
akut penyakit.
karena
selama prosedur.
tenang
disstres
Dapat
meningkatkan
kenyamanan anak.
Objek
kedekatan
memberikan
keluarga
dengan
rasa
peningkatan
Klien
(keluarga)
memberikan
keterlibatan
dapat
orangtua
Kenali kekuatiran
dan
pengurangan
orangtua
untuk
informasi
dan
dan
peningkatan
kemampuan
kebutuhan
Gali
perasaan
melakukan koping.
orangtua
Kriteria
masalah
hasil:
dan
sekitar
kecemasan anak.
Untuk
membuat
rencana
pendidikan
kecemasan orangtua.
Untuk
mengurangi
kecemasan
orangtua
Orangtua mengajukan
hospitalisasi
pertanyaan
penyakit anak.
kemampuan
Jelaskan
orangtua.
yang
tepat, mendiskusikan
dan
tentang
anak.
dalam
perawatan
anak.
NOC:
Family
functioning.
NIC: family support,
teaching:
process
disease
Beri
dan
meningkatkan
dukungan
Dukungan
dapat
pembentukan
koping
yang positif.
Memberi rasa aman
Anjurkan
perawatan
yang
pada
berpusat
pada
membantu
keluarga
dan
membuat
anjurkan
anggota
keluarga
agar
terlibat
koping
mendorong
sesuai kebutuhan.
rasa
menurunkan
Untuk
dukungan.
untuk
orangtua
kehadiran orangtua
mengalami
kecemasan
Khadiran
dalam
perawatan anak.
DAFTAR PUSTAKA
orangtua
tentang
anaknya.
dan
orangtua
keputusan
terapi