PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Antraks, adalah penyakit hewan yang menular yang umumnya
bersifat akut atau perakut, penyakit ini juga dapat menyerang dan dapat
menimbulkan kematian dengan angka yang tinggi.Penyakit Antraks
merupakan penyakit zoonosis yaitu penyakit menular pada hewan yang
dapat ditularkan pada manusia, penyakit ini disebabkan oleh Bacillus
anthracis yaitu bakteri berbentuk batang.Bakteri ini merupakan bakteri
pertama yang mampu menyebabkan penyakit.Pada kondisi lingkungan
tertentu Bacillus anthracis sanggup bertahan bertahun-tahun bahkan
puluhan tahun karena dapat membentuk spora didalam tanah. Antraks pada
manusia dibedakan menjadi tipe kulit, tipe pencernaan, tipe pulmona dan
tipe meningitis. Penyakit ini ditularkan kepada manusia biasanya oleh
karena masuknya spora atau basil antraks ke dalam tubuh melalui berbagai
cara, yaitu melalui kulit yang lecet atau luka yang menyebabkan antraks
kulit, melalui mulut karena makan bahan makanan yang tercemar tipe
meningitis. Jaringan/organ yang terinfeksi sangat tergantung pada jalur
TUJUAN UMUM
Untuk Mengetahui KLBpenyakit antraks di Provinsi Nusa Tenggara
Timur
3.
TUJUAN KHUSUS
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kondisi geografi
Secara astronomi Provinsi NTT terletak antara 8 derajat sampai 11
derajat lintang selatan dan 119 derajat sampai 125 derajat bujur timur.
secara geografis NTT teretak di sebelah barat berbatasan dengan provinsi
Nusa Tenggara Baratsebelah timur berbatasan dengan negara Timor
Lestesebelah utara berbatasan dengan Laut Flores dan sebelah selatan
berbatasan dengan Samudera Hindia/Lautan Indonesia.Letak Geologis
Nusa Tenggara Timur termasuk ke dalam sirkum pegunungan Mediterania
dimana terdapat gunung api aktif diantaranya: gunung Ineria (2.245 m),
gunung Lewotobi (1.704 m), dan gunung Kalimutu (1.690 m). Sedangkan
Pulau Sumba, Pulau Rote, Pulau Timor, dan Pulau Sawu termasuk ke
dalam busur luar sirkum Mediterania yang tidak memiliki gunung aktif.
Bentuk Fisiografi Provinsi Nusa Tenggara Timur, terbagi kedalam 2
bentuk fisiografi, yaitu Daerah Vulkanik : Seluruh Flores, Kepulauan
Solor dan alor dan Daerah Non Vulkanik : Pulau Komodo, Pulau Rnca,
Pulau Sumba dan Pulau Timor, Pulau Sawu dan Pulau Rote.
2
Kondisi Demografis
Jumlah penduduk di provinsi ini adalah 4.683.827 jiwa dengan laju
Kualitas pelayanan menjadi kendala karena tenaga medis sangat terbatas dan
peralatan kurang memadaiDari sisi jumlah, rasio tenaga kesehatan terhadap
jumlah penduduk yang harus dilayani masih rendah. Keterjangkauan pelayanan
terkait erat dengan jumlah dan pemerataan fasilitas kesehatan. untuk setiap
100.000 penduduk hanya tersedia 3,5 Puskesmas. Itu pun sebagian penduduk,
terutama yang tinggal daerah terpencil, tidak memanfaatkan Puskesmas karena
keterbatasan sarana transportasi dan kendala geografis.
4
Pengertian Antraks
Penyakit Antraks merupakan penyakit zoonosis yaitu penyakit
menular pada hewan yang dapat ditularkan pada manusia, penyakit ini
disebabkan oleh Bacillus anthracis yaitu bakteri berbentuk batang.Bakteri
ini pertama kali ditemukan oleh Davaine dan Bayer tahun 1849.Pada
tahun 1877 Robert Koch dapat membuat biakan murni dari Bacillus
anthracis (B.anhracis).Bakteri ini merupakan bakteri pertama yang
mampu menyebabkan penyakit.Pada kondisi lingkungan tertentu Bacillus
umumnya
berakhir
dengan
kematian
gejala
awal
sempoyongan
Muntah
Konstipasi
Diagnosis :
1
riwayat pemaparan dengan hewan/ bahan asal hewan dan lingkungan yang
tercemar oleh spora / basil antraks serta ditemukan kelainan pada kulit
berupa tukak dengan jaringan mati berbentuk keropeng berwarna hitam
ditengahnya ( eskar ), di sekita tukak kemerahan, sembab, pada perabaan
daerah yang sembab tersebut tidak lunak dan tidak lekuk dan biasanya
tidak didapatkan pus kecuali diikuti oleh infeksi sekunder.
Penderita antraks kulit ( Diagnosis pasti )apabila pada tersangka antraks
kulit sudah dipastikan diagnosisnya melalui pemeriksaan bakteriologis.
2
Tersangka antraks intestinal
Apabila adanya kasus atau " ledakan " antraks pada hewan atau
riwayat
pemaparan
dengan
produk
hewan
atau
makanan
serta
spora
esensialnya
adalah
fase
eksklusif
di
sangat
fatal
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
(100%).
3.1Pemastian Diagnosa
Data kasus Dinas Kesehatan peroleh dari hasil pemeriksaan
laboratorium pada sampel darah penderita, Pemeriksaan laboratorium
dilakukan di Balai veteriner Makasar dan selanjutnya hasil pemeriksaan
dikirim kembali ke dinas Kesehatan Provinsi
banyak jika dibandingkan dengan Kabupaten Sikka dan Ende, hal ini
terkait
dengan
lambatnya
penanganan
terhadap
penderita.
Perlu
3.3Kriteria KLB
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak
ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga)
kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut
jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau
minggu menurut jenis penyakitnya
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu)
tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun
sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1
(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima
puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada
satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding
satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
3.3Deskripsi KLB
I.
PENDAHULUAN
Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbilli atau measles, merupakan
penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan karena virus, 90%
anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak. Manusia diperkirakan
merupakan satu-satunya reservoir, sehingga sangat dimungkinkan penyakit ini
dapat dimusnahkan dari bumi ini.
Penyebab
penyakit
campak
adalah
paramyxoviridae
(RNA)
jenis
bercak
kemerahan
makulo
popular
berubah
menjadi
kehitaman
Pelaksana Investigasi
A. Pelaksana dari propinsi Sulawesi Tengah 3 orang adalah :
1. Dr. I Made Suardiyasa (surveilans)
2.
2.
2.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui besarnya dan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
Kejadian Luar Biasa Campak, sehingga dapat dirumuskan saran untuk
menghindari kejadian serupa.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan konfirmasi KLB Campak
b Memperoleh gambaran besaran masalah KLB Campak
c. Mengetahui faktor lingkungan baik fisik maupun sosial yang berhubungan
dengan KLB Campak
d. Menetapkan saran untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa dikemudian hari.
Wilayah penyelidikan
Sasaran Penyelidikan
Sasaran penyidikan adalah penduduk yang ada di desa tersebut..
3.
Jenis Penyelidikan
a. Deskriptif
Untuk menggambarkan karakteristik epidemiologi KLB.
b. Kohort
Untuk memperkirakan faktor risiko KLB Campak
B. Pemastian diagnosis
Diagnosis klinis
Pemastian diagnosis kasus Campak didasarkan atas gejala klinis penderita
berupa gejala demam biasanya 38 derajat Celsius selama 3 hari atau lebih,
disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair.
Khas ditemukan kopliks spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di
pipi bagian dalam (mukosa bucal). Bercak kemerahan/rash yang dimulai dari
belakang telinga pada tubuh berbentuk makulo popular selama tiga hari atau
lebih, beberapa hari keseluruhan tubuh. Setelah 1 minggu sampai 1 bulan bercak
kemerahan makulo popular berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi)
disertai kulit bersisik.
Diagnosis Laboratorium
Untuk memastikan diagnosis perlu pemeriksaan laboratorium. Jenis pemeriksaan
:
1.
Pemeriksaan serologis
Bertujuan untuk membantu menegakkan diagnosa dengan mendeteksi adanya
antibody spesifik dari virus campak. Antibody tersebut akan terbentuk optimal
dalam waktu 4-28 hari timbulnya rash.
2.
Pemeriksaan isolasi
Bertujuan untuk identifikasi virus campak dan pemeriksaan genotype ataupun
epidemiologi meleculer (tetapi bukan untuk diagnose), jumlah virus campak
optimal dalam urin penderita pada hari 1-5 hari timbulnya rash.
C. Cara penyelidikan
1. Pengumpulan data
a. Data primer, diperoleh dari observasi dan melakukan wawancara terhadap
penduduk..
b. Data sekunder, diperoleh berdasarkan laporan/rekam medis terhadap korban
yang rawat inap maupun rawat jalan di puskesmas dan Fasilitas kesehatan
lainnya.
2. Pengambilan sample /spesimen
Sampel diambil berupa serum darah.
3 .Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer, untuk analsis deskriptif
disajikan dalam bentuk narasi, table dan grafik
D. Definisi operasional
1. Kelompok terpapar
Adalah orang orang yang mengalami kontak dengan faktor risiko yang dicurigai
2. Kelompok tidak terpapar.
Adalah orang orang yang tidak mengalami kontak dengan faktor risiko yang
dicurigai
3. Waktu sakit
Adalah waktu pertama kali munculnya tanda dan gejala yang dirasakan oleh
penderita.
4. Campak klinis
Adalah penderita yang mengalami demam, bercak merah yang berbentuk
makulopapular, batuk/pilek dan mata merah.
5. Tersangka KLB campak
Adalah adanya 5 atau lebih kasus campak klinis dalam waktu 4 minggu berturutturut yang terjadi mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan epidemiologi.
6. Pasti KLB campak
Adalah apabila minimum 2 spesimen positif IgM campak dari hasil pemeriksaan
kasus pada tersangka KLB campak.
Outbreak
investigation
dan
HASIL PENYELIDIKAN
A. Distribusi Gejala dan tanda kasus Campak di Desa Kuala Besar Kecamatan
Palele Kabupaten Buol
Dari penderita campak mempunyai gejala yang pada umumnya hampir sama
yaitu Demam, sakit kepala, rash , mata merah, batuk dan pilek seperti pada tabel
dibawah ini :
Gejala Klinis
Jumlah Penderita
Demam
38
100
Rash
38
100
Batuk
37
97,37
Pilek
35
92,11
Mata merah
38
100
B. Gambaran Epidemiologi
1. Gambaran epidemiologi berdasarkan waktu
Berdasarkan hasil Investigasi di Desa Kuala Besar wilayah kerja puskesmas
Palele Kabupaten Buol di mulai pada tanggal 23 Maret 2011 dengan jumlah
kasus sebanyak 3 orang, kasus berlanjut hingga saat penyelidikan epidemiologi
dilakukan yaitu tanggal 21 - 27 April tahun 2011. Untuk jumlah keseluruhan
penderita Campak (measles) di lokasi KLB adalah sebanyak sebanyak 38
kasus, diantaranya 1 penderita
No
Kelompok
Umur
Jlh
Penduduk
Jumlah
Kasus
AR (%)
CFR
(%)
< 1Thn
64
1-4 Thn
81
12
14,81
2.63
5-9 Thn
165
20
212,12
10-14 Thn
127
4,72
>15 Thn
563
1000
38
3.8
2,63
Jumlah
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dari kelompok yang sakit lebih
banyak laki-laki (58 %) dibanding perempuan (42 %)
3. Gambaran Epidemiologi menurut Tempat
Dari hasil penyelidikan epidemiologi dilokasi KLB campak kasus pertama dari
dusun 4 kemudian menyebar ke tetangga, kasus terbanyak berasal dari dusun 4
yaitu sebanyak 28 kasus. Ada dalam satu rumah tangga terdapat 2 - 3 kasus.
Bilamana tidak segera dilakukan penanggulangan kasus ini akan menyebar ke
dusun sekitarnya seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
F.
anggota
keluarga yang lainnya. Ini terkait dengan cara penularan dari penyakit campak
yaitu penularan melalui droplet/ percikan lender saat batuk, bersin atau kontak
langsung, namun penyebab pasti dari kasus ini masih menunggu hasil
pemeriksaan laboratorium serologis(Ig M + Kenaikan titer antibody 4 kali)
G. Upaya yang telah dilakukan :
1. Melakukan penyelidikan epidemiologi di wilayah kejadian.
2.
5. Melakukan imunisasi massal hal ini dilakukan karena cakupan imunisasi campak
dua tahun berterut-turut sangat rendah yaitu 58% dan 47 %.
PEMBAHASAN
Berdasarkan kumpulan gejala klinis yang dirasakan oleh tersangka
kasus penyakit dengan gejala demam, rash, mata merah, Hiperpigmentasi dan
batuk berigus.
penderita, lingkungan rumah yang kumuh, dan hasil cakupan imunisasi campak
sangat rendah, tidak mencapai target Uci.
Gambaran kurva epidemik terlihat pola Kejadian Luar Biasa diperkirakan
berasal dari satu penderita dan menyebar ke penderita lain melalui satu sumber
perantara/waktu paparan bersamaan. Hal ini didasarkan pada ciri khas kurva
epidemik. Dengan mengacu kepada pembuatan kurva epidemik berdasar interval
waktu harian (1/8 masa inkubasi rata-rata) sehingga terdapat 1 kurva adalah
yang menunjukkan kurva type propogate
puncak tanggal 11apri 2011, 13 April 2011,15 April 2011 ,21 April 2011, 22 April
2011 dan 23 April 2011. merupakan gambaran ciri penularan dari orang ke
orang. Yang berlangsung kurang lebih dari tanggal 23 Maret 2011
sampai
hal
kapan
tersebut
terjadinya
maka
dilakukan
interpolasi
paparan
secara
bersama-sama
untuk
dan
A. Kesimpulan
1. Telah terjadi KLB campak di Desa Kuala Besar Kecamatan Palele Kasbupaten
Buol dengan jumlah penderita 38 orang dengan atack rate sebesar 3,8 % dan
CFR sebesar 2,63%.
2.
karena adanya
sumber penularan yaitu penularan dari orang keorang di dalam rumah penderita
yang terkait dengan perilaku penduduk yang kontak serumah atau dengan
tetangga penderita di desa Kuala Besar.
B. Saran
Untuk puskesmas :
1.