PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nyeri punggung umum terjadi, di Inggris sekitar 60-80% orang pernah mengalami
nyeri punggung. Nyeri punggung merupakan salah satu alasan utama untuk tidak bekerja, dan
setiap tahunnya jutaan hari kerja hilang akibat nyeri punggung. Di Inggris dan Amerika
Serikat kejadian nyeri punggung terutama nyeri bagian bawah telah mencapai proporsi
endemik. Survei yang telah dilakukan melaporkan bahwa 17,3 juta orang di Inggris pernah
mengalami nyeri punggung. Dari jumlah ini 1,1 juta orang mengalami kelumpuhan akibat
nyeri punggung.
Nyeri Punggung Bawah adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada
regio punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Gangguan ini
paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama pada mereka yang beraktivitas dengan
posisi tubuh yang salah. Saat ini, 90% kasus nyeri punggung bawah bukan disebabkan oleh
kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Berdasarkan
perjalanan penyakitnya, nyeri punggung bawah terbagi menjadi akut, sub-akut, dan kronis.
Nyeri punggung bawah akut merupakan bentuk yang paling sering ditemui, 9 dari 10
penderita NPB akut akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 8-12 minggu.
Namun, tidak sedikit yang kemudian akan menjadi kronis dan menimbulkan disabilitas
(cacat).2
LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara industri.
Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya.
Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45%, dengan point prevalence rata-rata 30%. Data
epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk
pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri pinggang, prevalensi pada
1
laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa
rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17%. Nyeri punggung bawah (NPB) adalah nyeri
yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat berupa nyeri lokal ataupun disertai nyeri
radikuler atau keduanya yang disebabkan oleh iritasi atau kompresi radiks pada satu atau
beberapa radiks lumbosakral yang dapat disertai dengan kelemahan motorik, gangguan
sensorik dan menurunnya refleks fisiologik.3 Penyebab nyeri punggung bawah yang paling
umum adalah keregangan otot atau postur tubuh yang tidak tepat. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi timbulnya nyeri punggung bawah adalah kebiasaan duduk, bekerja
membungkuk dalam waktu yang relatif lama, mengangkat dan mengangkut beban dengan
sikap yang tidak ergonomis, tulang belakang yang tidak normal, atau akibat penyakit tertentu
seperti penyakit degenerative. Aktivitas sehari-hari yang menuntut banyak gerak ke depan
maupun membungkuk di banding ke belakang, duduk, berdiri terlalu lama atau postur batang
tubuh lainnya yang janggal akan mengakibatkan nyeri pinggang non spesifik. Puncak
insidensi nyeri punggung bawah adalah usia 45-60 tahun (Bratton,1999). Pada penderita
dewasa tua, nyeri punggung bawah dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pada 40%
penderita, dan gangguan tidur pada 20% penderita. Sebagian besar (75%) penderita akan
mencari pertolongan medis dan 25 % diantaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih
lanjut. 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta
(tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke
daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha. LBP atau nyeri punggung
bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas
tubuh yang kurang baik. Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah
punggung bawah, dapat berupa nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri
ini terasa di antara tepi iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau
lumbosakral dan sering disertai dengan perjalanan nyeri ke arah tungkai dan kaki.5
rusak, sebagian diganti jaringan ikat. Proses ini akan berlangsung secara kontinu
hingga dalam anulus terbentuk rongga-rongga.6 (lihat gambar 1).
C. Epidemiologi
Di Inggris dilaporkan prevalensi nyeri punggung bawah (NPB) pada populasi lebih
kurang 16.500.000 per tahun, yang melakukan konsultasi ke dokter umum lebih kurang
antara 3-7 juta orang. Penderita nyeri punggung bawah yang berobat jalan berkisar
1.600.000 orang dan yang dirawat di Rumah Sakit lebih kurang 100.000 orang.Dari
keseluruhan nyeri punggung bawah, yang mendapat tindakan operasi berjumlah 24.000
orang pertahunnya. Di Amerika Serikat dilaporkan 60-80% orang dewasa pernah
mengalami nyeri punggung bawah, keadaan ini menimbulkan kerugian yang cukup
banyak untuk biaya pengobatan dan kehilangan jam kerja. Sebuah studi cross sectional di
Denmark dilakukan dengan subjek berusia 12-41 tahun didapatkan bahwa angka
kejadian nyeri punggung bawah meningkat tajam pada usia remaja (lebih awal terjadi
pada anak perempuan daripada anak laki-laki). Sedangkan di Australia angka kejadian
nyeri punggung bawah lebih sering terjadi pada usia dewasa. Dimana 20,7% dari
populasi perempuan dan 21% dari populasi di Australia mengalami nyeri punggung
bawah. Data epidemiologi mengenai nyeri punggung bawah di Indonesia belum ada,
5
namun diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah
menderita nyeri punggung, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%.
Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar
antara 3-17%.7
D. Etiologi
Dalam klinik LBP dibagi dalam 4 kelompok :8
1. LBP oleh faktor mekanik
a. LBP oleh mekanik akut
Biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan secara mendadak melampaui
batas kemampuan sendi dan otot atau melakukan sesuatu untuk jangka waktu
terlampau lama.
b. LBP oleh mekanik kronik (menahun)
Paling sering disebabkan oleh sikap tubuh yang jelek, yaitu sikap tubuh yang
membungkuk ke depan, kepala menunduk, perut membuncit dan dada kempes
mendatar. Sikap tubuh yang demikian mendorong Titik Berat Badan (TBB)
tergeser ke arah depan sebagai kompensasi agar keseimbangan tubuh tetap
terjaga. Disamping akibat sikap tubuh yang jelek, pergeseran TBB ke arah depan
terlihat juga pada wanita-wanita yang gemar memakai sepatu dengan tumit
tinggi.
2. LBP oleh faktor organik
a. LBP osteogenik
1) Radang
2) Trauma
3) Keganasan
4) Kongenital
b. LBP diskogenik
Dalam hal ini proses primer terletak pada diskus intervertebralis. Bentuk dan
gangguan yang sering dijumpai ialah :
1) Spondilosis: suatu proses degenerasi progresif diskus intervertebralis.
Keadaan ini menimbulkan nyeri yang berasal dari dua macam sumber:
a) Osteoartritis
lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses
menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan
hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.
3. Status Antropometri
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri pinggang
lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga
dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.
4. Pekerjaan
Faktor risiko di tempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot rangka
terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang, gerakan
berulang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja statis.
5. Aktivitas atau olahraga
Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi
yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran yang
terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau seorang
mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu menulis.
Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka.
Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang tulang belakang.
Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian
tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung membungkuk
mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut diangkat
setelah jongkok terlebih dahulu. Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali
menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi
berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang
monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak
tangga dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan
resiko timbulnya nyeri pinggang.
6. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok, diduga karena perokok memiliki kecenderungan untuk
mengalami gangguan pada peredaran darahnya, termasuk ke tulang belakang.
7. Abnormalitas struktur
Ketidaknormalan struktur tulang belakang seperti pada skoliosis, lorodosis, maupun
kifosis, merupakan faktor risiko untuk terjadinya LBP.9
F. Gambaran Klinik
Pada umumnya para penderita berusia dekade kedua. Keluhan nyeri dapat menjalar
dan tidak menjalar. Pada tahap yang lebih ringan, nyeri biasanya hanya di sekitar daerah
pinggang dan tidak menjalar, bisa juga dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau
hanya pegal pada otot pinggang. Pada tahap yang lain, nyeri dirasakan dari daerah
pinggang dapat menjalar ke arah leher atau pun ke arah bokong, paha, belakang tumit
dan telapak kaki. Jika nyeri menjalar ke arah daerah leher dapat dipikirkan adanya
spondilitis ankilosa, terlebih jika nyeri terutama dirasakan pada waktu bangun pagi dan
menghilang saat melakukan pergerakan. Jika nyeri menjalar ke arah bokong, paha,
belakang tumit hingga telapak kaki, maka dapat dipikirkan adanya gejala iskias yang
khas pada penderita HNP.10
G. Diagnosis
Diagnosis klinis LBP meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis serta
pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Dalam anamnesis perlu diketahui:11
1. Awitan
Penyebab mekanis LBP menyebabkan nyeri mendadak yang timbul setelah posisi
mekanis yang salah. Mungkin terjadi robekan otot, peregangan fasia atau iritasi
permukaan sendi. Keluhan karena penyebab lain timbul bertahap.
2. Lama dan frekuensi serangan
LPB akibat sebab mekanik berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan.
Herniasi diskus bisa membutuhkan waktu 8 hari sampai resolusinya. Degenerasi
diskus dapat menyebabkan rasa tidak nyaman kronik dengan eksaserbasi selama 2-4
minggu.
3. Lokasi dan penyebaran
Kebanyakan LBP akibat gangguan mekanis atau medis terutama terjadi di daerah
lumbosakral. Nyeri yang menyebar ke tungkai bawah atau hanya di tungkai bawah
mengarah ke iritasi akar saraf. Nyeri yang menyebar ke tungkai juga dapat
disebabkan peradangan sendi sakroiliaka. Nyeri psikogenik tidak mempunya pola
penyebaran yang tetap.
4. Faktor yang memperberat atau memperingan
Pada lesi mekanis keluhan berkurang saat istirahat dan bertambah saat aktivitas.
Pada penderita HNP duduk agak bungkuk memperberat nyeri. Batuk, bersin atau
manuver valsava akan memperberat nyeri. Pada penderita tumor, nyeri lebih berat
atau menetap jika berbaring.
5. Kualitas atau intensitas
Penderita perlu menggambarkan intensitas nyeri serta dapat membandingkannya
dengan berjalannya waktu. Harus dibedakan antara LBP dengan nyeri tungkai, mana
yang lebih dominan dan intensitas dari masing-masing nyerinya, yang biasanya
merupakan nyeri radikuler. Nyeri pada tungkai yang lebih banyak dari pada LBP
10
11
Pemeriksaan Neurologi
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri punggung
bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena sebab yang lain.
1. Pemeriksaan motorik
Periksa apakah ada kelumpuhan, atrofi, fasikulasi. Bila ada kelumpuhan, segmen
mana yang terganggu.
2. Pemeriksaan sensorik
Pemeriksaan refleks, percobaan Lasegue atau SLR, percobaan Braggard, percobaan
Sicard, percobaan Naffziger, Valsalva, Patrick atau Fabere, kontra Patrick.
-
Tes lasegue (straight leg raising). Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan
sendi lutut tetap lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri pinggang
dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang
perjalanan saraf ini, mulai drai pantat sampai ujung kaki.
Crossed lasegue. Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit menyebabkan rasa
nyeri pada tungkai yang sakit maka dikatakan crossed lasegue positif.
Tes kernig. Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi, setelah
sendi coxae 90 dicoba untuk meluruskan sendi lutut.
Patrick sign (FABERE sign). FABARE merupakan singkatan dari fleksi, abduksi,
external, rotasi, ekstensi. Pada tes ini penderita berbaring, tumit dari kaki yang
satu diletakkan pada sendi lutut pada tungaki yang lain. Setelah ini dilakukan
penekanan pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri
maka hal ini berarti ada suatu yang non neurologik misalnya coxitis
12
Kontra patrick sign. Cara melakukan tes ini yaitu tungkai dalam posisi fleksi sendi
lutut dan sendi panggul, kemudian lutut didorong ke medial, bila di sendi
sakroiliaka ada kelainan, maka disitu akan terasa nyeri.
Bragards sign. Bragards sign merupakan tes alnjutan dari tes lasegue. Jika positif
(nyeri), turunkan kaki sedikit dibawah titik ketika dirasakan rasa nyeri dan secaraa
cepat dorsofleksikan pada pergelangan kaki. Jika nteri (+) atau bertambah maka
Bragards sign (+)
Sicards sign. Sicards sign merupakan tes lanjutan dari tes lasegue. Jika positif
(nyeri), turunkan kaki sedikit dibawah titik ketika dirasakan rasa nyeri dan secara
cepat dorsofleksikan ibu jari kaki tersebut. Jika nyeri (+) atau bertambah maka
sicards sign (+)
Tes naffziger. Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS akan
meningkat, hal ini menyebabkan tekanan pada radiks bertambah, sehingga timbul
rasa nyeri.
Tes valsava. Penderita disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup
sekuat-kuatnya. 8,12
Pemeriksaan Penunjang
Beberapa macam metode diagnostik yang dapat dipakai untuk memastikan penyebab
LBP :13
1. Foto polos tulang belakang khususnya daerah lumbosakral yang bermanfaat untuk
diagnostik faktor mekanik, osteogenik, dan sebagian diskogenik.
2. Pemeriksaan Elektromiografi, merupakan diagnosis pasti untuk membuktikan adanya
keterlibatan radiks pada kasus-kasus tertentu.
3. Pemeriksaan mieolografi (untuk indikasi tertentu)
H. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penanganan LBP terdiri dari:8
13
1. Obat-obatan
Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan untuk mengurangi nyeri tanpa
menghiraukan penyebab dasar LBP. Obat yang diberikan berupa golongan analgetik,
dimana golongan ini terdiri dari analgetika antipiretik dan analgetika narkotik. Yang
umum digunakan analgetika antipiretik yang bekerja menghambat sintesa dan
pelepasan endogenous pain substance sehingga mencegah sensitisasi reseptor nyeri.
Disamping itu dikenal pula obat yang mempunyai potensi anti inflamasi disamping
analgetik misalnya pirasolon dan derivat derivat asam organik lainya, dikenal
sebagai Non steroidal Anti-inflamatory Drugs (NSAID). Selain itu juga dapat
digunakan Tranquilizer minor yang bekerja sentral menurunkan respon terhadap
rangsangan nyeri. Disamping itu untuk mengurangi kegelisahan dan untuk relaksasi
otot.
2. Program Rehabilitasi Medik
a. LBP oleh faktor mekanik akut
Tirah baring total disertai pemanasan setempat seperti infra merah, kompres air
hangat, bantal panas. Biasanya kesembuhan 4-5 hari.
b. LBP oleh faktor mekanik kronis
Pada keadaan ini hiperlordosis mendasari patofisiologis nyeri. Karena itu
tatalaksana ditujukan pada latihan-latihan untuk menghilangkan hiperlordosis
tersebut.
Tujuan pemberian latihan:
1) Mengurangi hiperlordosis atau memperbaiki postur tubuh
2) Membiasakan diri untuk melakukan gerakan gerakan yang sesuai dengan
biomekanik tulang punggung.
Prinsip pemberian latihan:
1) Latihan penguatan dinding perut, otot gluteus maksimus
2) Latihan peregangan otot yang memendek, terutama otot punggung dan
hamstring
14
Teknik latihan:
1) Penderita berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan fleksi. Dengan
kekuatan otot perut, tekan pinggang hingga menempel dasar. Kemudian angkat
pinggul keatas sementara posisi pinggang tetap dipertahankan melekat pada dasar. Hal
ini dimungkinkan oleh kontraksi otot gluteus maksimus.
2) Penderita berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan fleksi. Dengan
kedua belah tangan di dada, angkatlah kepala dan bahu hingga dagu menempel di
dada.
3) Penderita berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan fleksi. Tarik
salah satu lutut kearah perut sambil mengangkat kepala dan bahu seolaholah hendak
mencium lutut. Lakukan bergantian dengan tungkai satunya.
4) Sama seperti latihan sebelumnya tetapi dilakukan pada dua lutut sekaligus.
5) Berdiri membelakangi dinding dengan jarak kurang lebih 15 cm dari dinding. Tekan
pinggang kearah dinding hingga tidak lagi ada celah antara pinggang dan dinding.
3. Tindakan operatif :
a. Kegagalan konservatif (kekambuhan sering terjadi).
b. Adanya gangguan neurologis yang progresif (kelemahan otot).
BAB III
LAPORAN KASUS
I.
Identitas Pasien
15
Nama
: Ny. C.O
Umur
: 82 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
Pekerjaan
: Petani
Pendidikan
: SMP
Agama
: Kristen Protestan
Tanggal MRS
II.
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri punggung bawah.
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri punggung bagian bawah dialami penderita sejak 10 tahun yang lalu hilang
timbul. Namun sekitar 1 minggu yang lalu, nyeri dirasakan menghebat. Nyeri
dirasakan menjalar hingga ke kaki kiri, seperti ditusuk-tusuk, dirasakan 2-3 menit
sekali nyeri. Nyeri dirasakan pada saat sedang berjalan dan melakukan aktivitas seharihari. Nyeri dirasakan berkurang ketika penderita beristirahat dan minum obat anti nyeri.
Sebelumnya penderita pernah melakukan aktivitas berkebun, dan menimbah air disumur,
sekitar sebulan yang lalu. Saat batuk dan bersin nyeri tidak dirasakan. Demam tidak ada,
batuk lama tidak ada, BAB dan BAK tidak ada gangguan.
Riwayat Penyakit Dahulu
-
Hipertensi (+) sejak 2 tahun yang lalu, terkontrol dengan obat amlodipin 10 mg 00-1
16
Kolesterol dan Asam urat (+) sejak 1 tahun yang lalu, tidak terkontrol
Riwayat Kebiasaan
Penderita bekerja sebagai petani. Penderita sering melakukan aktivitas-aktivitas berat
seperti memikul hasil-hasil kebun yang berat. Penderita juga seorang ibu rumah tangga
(IRT), yang melakukan kegiatan-kegiatan rumah tangga seperti memcunci pakaian dan
mengepel lantai. Penderita juga sering menimba air disumur. Merokok (-), minum
alkohol (-). Selama dirawat bpenderita hanya berbaring dan duduk.
Riwayat Psikologi
Pasien merasa cemas akan kondisinya saat ini
17
III.
PemeriksaanFisik
Status generalis
Kesadaran
:
GCS
:
TB
:
BB
:
IMT
:
Tanda vital
:
Compos Mentis
E4V5M6
165 cm
60 kg
22,0 (Normal)
Tekanan Darah = 130/80 mmHg; Nadi = 80 x/menit, Respirasi =
20x/menit, Suhu = 36,0o C
Visual Analogue Scale (VAS):
18/3/2014
0
Kepala
10
Leher
Thoraks
Cor
Pulmo
Abdomen
Hepar/Lien
: Tidak teraba
Renal
Ekstremitas
Status lokalis
Regio Lumbosakral
a. Inspeksi
b. Palpasi
18
ROM Trunkus :
LGS Trunkus
Dekstra
Sinistra
Normal
20o
50o
0-90o
0-45o
0-45o
0-60o
Fleksi
45
20o
Ekstensi
20o
50o
Laterofleksi D/S
Rotasi D/S
ROM HIP :
LGS Hip
Fleksi Ekstensi
Dextra
o
120 - 0 - 30
40o - 0 - 45o
40o - 0 - 35o
Sinistra
o
120o - 0 - 30o
40o - 0 - 45o
40o - 0 - 35o
Tes Provokasi :
Tes
Laseque / SLR
Braggard
Sicard
Patrick
Kontra Patrick
Valsava
Dekstra
(-) / 80o
(-)
(-)
(-)
(-)
Sinistra
(-) / 80o
(-)
(-)
(+)
(+)
(-)
Gerakan
Kekuatan otot
Tonus otot
Atrofi
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Sensibilitas
Ekstremitas superior
Dekstra
Sinistra
(+) normal
5/5/5/5
5/5/5/5
Normal
Normal
++
++
Ekstremitas inferior
Dekstra
Sinistra
(+) normal
5/5/5/5
5/5/5/5
Normal
Normal
++
++
19
Protopatik
Proprioseptif
IV.
N
N
N
N
N
N
N
N
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah (12 Maret 2014)
No.
Parameter
Hasil
Satuan
Normal
Leukosit
6.800
/uL
4.000-10.000
Eritrosit
3,73
106/uL
4,25-5,40
Hemoglobin
10,6
g/dL
12,0-16,0
Hematokrit
37,0
37,0-47,0
Trombosit
249
103/uL
150-450
Natrium
136
mmol/L
135-153
Kalium
3,2
mmol/L
3-5
Chlorida
99,6
mmol/L
98-109
GDP
73
mg/dL
70-125
10
Ureum
37
mg/dL
20-40
11
Creatinin
1,6
mg/dL
1,6-1,1
12
Kolesterol Tot
202
mg/dL
160-200
13
HDL/LDL
58/308
mg/dL
0-40/0-150
14
Trigliserida
78
mg/dL
30-190
15
Asam urat
8,0
mg/dl
Hasil foto rontgen tgl. 12 Maret 2014, kesan : osteoporosis & spondylosis lumbalis e.c.
pars lumbal muscle spasme
20
Resume
Perempuan 82 tahun dengan keluhan utama nyeri punggung bagian bawah dialami sejak
10 tahun yang lalu hilang timbul. Namun sekitar 1 minggu yang lalu, nyeri dirasakan
menghebat. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke kaki kiri, seperti ditusuk-tusuk, selama
2-3 menit sekali nyeri. Nyeri dirasakan pada saat sedang berjalan dan melakukan
aktivitas sehari-hari. Nyeri dirasakan berkurang ketika penderita beristirahat dan minum
obat anti nyeri. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda vital TD: 130/80 mmHg;
Nadi: 80 x/menit; Respirasi: 20 x/menit; Suhu: 36,0 oC. Terdapat keterbatasan lingkup
gerak sendi (LGS) trunkus. Visual Analogue Scale (VAS): 4.
VI.
Diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis Etiologi
Diagnosis Topis
Diagnosis Fungsional
:
:
:
:
VII.
VIII.
Problem Rehabilitasi
- Nyeri pada punggung bagian bawah (VAS = 4)
- Keterbatasan LGS trunkus
- Gangguan disabilitas AKS.
- Gangguan kecemasan
Penatalaksanaan
Terapi Medikamentosa (dari bagian Neurologi)
- IVFD RL 14 gtt/m
- Ketorolac 3x1 amp (IV)
- Kapsul campur (paracetamol 300 mg, ibuprofen 200 mg, diazepam 1 mg, amitriptilin
-
Terapi Okupasi
Evaluasi
-
Program
-
Ortotik prostetik
Evaluasi
-
Program
-
Psikologi
Evaluasi
-
Program
-
Dukungan mental untuk penderita dan keluarga agar tidak cemas dengan sakitnya
Edukasi penderita agar menjalani terapi secara teratur
Sosial medik
Evaluasi
-
Penderita tinggal di rumah permanen 1 lantai. Toilet berada di dalam rumah (WC
jongkok). Tempat tidur dari busa (agak lembek). Sumber air dari sumur. Biaya
pengobatan ditanggung oleh anak.
Program
-
medis.
Edukasi untuk modifikasi WC jongkok menjadi WC duduk
Mempertimbangkan penggunaan mesin pompa air sumur.
Penggunaan tempat tidur dari bahan yang tidak lembek (busa padat)
Bila berdiri dalam waktu lama, selingi dengan periode jongkok sebentar.
Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk tapi tekuklah pada lutut.
Waktu berjalan :
-
Waktu tidur :
-
Waktu tidur punggung dalam keadaan mendatar, alas tidur sebaiknya yang
lembek.
24
25
26
Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad sanationam
Quo ad functionam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
27
8. Sengkey L, Angliadi LS, Mogi TI, Gessal J. Low Back Pain. Bahan Kuliah Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK
UNSRAT. Manado. 2006. P: 79-90.
9. Latif A R. Nyeri punggung bawah. 2011 (diakses 03 Maret 2014). Available from:
http://www.krakataumedika.com/nyeri-punggung-bawah/
10. Priguna S. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian
Rakyat. 2006.
P: 34-41.
11. Tunjung R. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah di Puskesmas.
Mei
2009
(Diakses
03
Maret
2014).
Available
from:
http://dokterblog.wordpress.com/2009/05/17/diagnosis-dan-penatalaksanaan-nyeripunggung-bawah-di-puskesmas/
12. Negrini N, Zaina F, Somano H, Atanasio T, Fusco C, Trevisan C. Rehabilitation of
Lumbar Spine disorders. In: Frontera WR, Delisa JA, Grans BM, Etau, editors.
Physical Medicine Rehabilitation.5th. Philadelpia: Lippincolt; 2010; 33:861
13. Harsono. 2007. Kapita Selekta Neurologi, Edisi Kedua.Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
28